157 research outputs found
Contextualization of Hadical Understanding about Corruption
Corruption is a major issue and become a barrier against advancement of a country including its inhabitants because it is very detrimental to the economy and finances of the State. This paper tried to do the understanding the Hadith are contextually corruption by using descriptive method-analytical. Findings from this research yielded some important things to talk about corruption, namely: first, the forms of corruption among other ghulul (embezzlement), treasonous, risywah, sariqah and gifts. Second, all the scholars of hadith scholars including agreed five forms of corruption are part of their religious offense finally perpetrators punished corruption according to weight and ringannya corruption. Third, the Hadith-Hadith corruption kontektual, understood that corruption does not occur only at the time of the Prophet, but continues to present an extraordinary influence against the injustice in life, aspects of the implementation of the bureaucracy and others. Fourth, aspects of Islamic trends in corruption were forbidden to keep treasures (hifzh al-Mal), both in the aspect of dharuriyah, tahsiniyah and hajiyah her.[Korupsi merupakan masalah besar dan menjadi penghalang terhadap kemajuan suatu negara termasuk penduduknya karena sangat merugikan perekonomian dan keuangan negara. Tulisan ini mencoba melakukan pemahaman hadis korupsi secara kontekstual dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Hasil temuan dari penelitian ini menghasilkan beberapa hal penting yang berbicara tentang korupsi, yaitu: Pertama, bentuk-bentuk korupsi antara lain ghulul (penggelapan), khianat, risywah, sariqah dan hadiah. Kedua, semua para ulama termasuk ulama hadis sepakat lima bentuk korupsi tersebut merupakan bagian dari perbuatan pelanggaran agama yang akhirnya pelaku korupsi mendapatkan hukuman sesuai berat dan ringannya korupsi. Ketiga, hadis-hadis korupsi dipahami secara kontektual, bahwa kasus korupsi tidak hanya terjadi pada masa Nabi, namun terus terjadi sampai masa sekarang yang pengaruhnya sangat luar biasa terhadap aspek ketidakadilan dalam kehidupan, pelaksanaan birokrasi dan lain-lain. Keempat, dari aspek maqashid syariah korupsi dilarang untuk memelihara harta (hifzh al-Māl) baik dalam aspek dharuriyah, hajiyah dan tahsiniyah.
Pengembangan Keterampilan Guru melalui Pelatihan Khutbah Jumat di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta
Problem yang dihadapi masyarakat dewasa ini adalah semakin kurangnya minat dan bakat umat Islam terhadap penguasaan ilmu agama apalagi pada era digital dan global seperti sekarang ini. Hal ini berimplikasi kepada sebagian masyarakat yang kurang percaya diri dalam menyampaikan dakwah Islam baik dalam bentuk ceramah pengajian maupun khutbah jumat. Karena itu pengetahuan dan wawasan keilmuan umat Islam terutama dalam berkhutbah perlu dilatih. Pelatihan khutbah jumat ini dilatikan kepada para guru SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Pengabdian ini bertujuan agar para guru bisa menjadi khatib jumat yang ada di sekitar sekolahnya. Pengabdian ini menggunakan metode ceramah, diskusi dan praktik khutbah jumat. Ceramah berisi penjelasan tentang tata cara khutbah berdasarkan tuntunan syariat, kemudian praktik khutbah yang nanti bisa ditiru oleh para guru laki-laki untuk praktik di depan dengan teks khutbah. Hasil dari pengabdian ini tentunya memberikan kontribusi positif bagi para guru SMP Muhammadiyah 9, yaitu: Pertama, para guru dapat memahami khutbah jumat yang baik berdasarkan Alquran dan hadis. Kedua, para guru mengetahui tata cara dan langkah yang dilakukan dalam melakukan khutbah jumat yang sesuai dengan tuntunan. Ketiga, para guru dapat mempraktekkan khtbah jumat dengan baik. Keempat, para guru dapat mengetahui setelah langsung dengan mempraktekkan khutbah jumat di hadapan semua orang. Kelima, sebagian dari mereka menjadi terbiasa melaksanakan khutbah jumat yang sesuai dengan tuntunan. Kelima, para guru antusias dan menjadi khazanah pengetahuan yang selama ini hanya berkhutbah tanpa didasari dengan ilmunya
Hadith Hermeneutic of Ali Mustafa Yaqub
Hermeneutic hadith is disputed by academics; some refuse, others develop the theory (as long as it does not conflict with the source of Islamic teachings when the theory is used in the text of the hadith). The hermeneutics of hadith are from the West used in the Bible. The research method used is the library research with hermeneutical interpretation approach and produce several things, such as: First, in terminology, hadith according to Ali Mustafa Yaqub is a source of Islamic teachings both derived from the words, deeds and the characteristics of the Prophet Muhammad. The characteristics of the Prophet Muhammad are part of the sunnah. Secondly, in understanding the text of the traditions of the Prophet Muhammad is not only taken from the literary meaning, but must look for other meanings so that the text of hadith can be fully understood. Comprehensive understanding of hadith can be done by looking at the background of the emergence of Hadith (asbâb al-Wurûd), local and temporal (zamāni wa makâni), sentence causality ('illat al-kalam) and socio-cultural (taqâlid). Hermeneutic Gadamer states that the application of the hadith understanding can be understood as part of the hermeneutical process of hadith, although Ali Mustafa Yaqub does not explicitly explain the hermeneutic theory used in the understanding of a hadith text
EFFORTS TO PREVENT THE SPREAD OF COVID-19 ACCORDING TO THE DOCTRINE OF MUHAMMADIYAH IN INDONESIA: HADITH STUDIES
COVID-19 has emerged as the global challenge confronting the community. The Indonesian government and Muhammadiyah have been engaged in efforts to mitigate the ongoing transmission of COVID-19. Diverse strategies have been employed to combat this disease and prevent its spread and fatalities. This study aims to examine and explain Muhammadiyah’s preventive efforts in Indonesia to combat COVID-19, drawing upon an interpretation of hadiths from the Prophet. A qualitative method was employed to address this issue with a historical, sociological approach to investigate the social conditions during the time of the Prophet and their prevention in relation to contemporary times performed by Muhammadiyah. The study revealed that Muhammadiyah has addressed community and humanitarian issues by implementing efforts to prevent the spread of COVID-19. One such effort was restricting worship activities in mosques and encouraging people to perform them at home until the situation returned to normal. However, in areas deemed safe from COVID-19, worship could still be conducted in mosques while adhering to health protocols such as maintaining social distance, wearing masks, and practicing proper hand hygiene. Furthermore, learning in large group settings has been limited, leading to a shift toward remote online learning from home. Engaging in outdoor muamalah activities, such as working, meetings, religious studies, shopping, and other activities that attract and result in big gatherings, has also been restricted. These efforts aim to disrupt the transmission of COVID-19 as a manifestation of societal care, guided by the teachings of the Prophet as recorded in the hadiths
Hadith Hermeneutic of Ali Mustafa Yaqub
Hermeneutic hadith is disputed by academics; some refuse, others develop the theory (as long as it does not conflict with the source of Islamic teachings when the theory is used in the text of the hadith). The hermeneutics of hadith are from the West used in the Bible. The research method used is the library research with hermeneutical interpretation approach and produce several things, such as: First, in terminology, hadith according to Ali Mustafa Yaqub is a source of Islamic teachings both derived from the words, deeds and the characteristics of the Prophet Muhammad. The characteristics of the Prophet Muhammad are part of the sunnah. Secondly, in understanding the text of the traditions of the Prophet Muhammad is not only taken from the literary meaning, but must look for other meanings so that the text of hadith can be fully understood. Comprehensive understanding of hadith can be done by looking at the background of the emergence of Hadith (asbâb al-Wurûd), local and temporal (zamāni wa makâni), sentence causality ('illat al-kalam) and socio-cultural (taqâlid). Hermeneutic Gadamer states that the application of the hadith understanding can be understood as part of the hermeneutical process of hadith, although Ali Mustafa Yaqub does not explicitly explain the hermeneutic theory used in the understanding of a hadith text
Covid 19: Adaptasi Perawatan Jenazah dalam Tinjauan Syariat Islam dan Medis pada Jemaah Masjid Al-Ikhlas Yogyakarta
Salah satu problem yang tampaknya masih berlaku sampai hari adalah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang bercampur dengan agama, seperti pelaksanaan perawatan jenazah yang masih menggunakan tradisi dan adat kebiasaan setempat tanpa didasarkan pada syariat dan pertimbangan medis terutama pada masa pandemic covid-19. Karena itu solusi yang tepat dilakukan pemahaman agama yang mendalam dan pelatihan praktik perawatan jenazah. Tulisan ini bertujuan untuk menjawab problem tersebut dengan melakukan metode penelitian adalah melakukan field research dan metode pelaksanaan dalam bentuk ceramah dan praktik. Hasil dari kegiatan pengabdian dapat disimpulkan menjadi beberapa point penting, yaitu: Pertama, pelatihan perawatan jenazah dilakukan dengan bentuk penyampaian materi tentang perawatan jenazah yang difokuskan pada dua aspek penting yakni memandikan jenazah dan mengkafani jenazah yang didasarkan kepada syariat yang bersumber Alquran dan hadis. Kedua, memandikan dan mengkafani dilakukan dalam bentuk praktik langsung dengan warga masyarakat dan mereka merespon positif terhadap materi dan praktik jenazah, karena selama ini mereka tidak mengetahui tentang pelaksanaan yang benar sesuai syariat Islam dan medis. Ketiga, praktik pelaksanaan perawatan jenazah dalam tinjauan medis harus mengikuti protokol kesehatan dengan memberikan penyemprotan obat terutama terhadap orang-orang sakit karena infeksius (TBC) dan penyakit Covid-19 sebelum dilakukan perawatan khusus. Perawatan khusus bagi orang sakit karena infeksius TBC dan Covid-19 adalah dilap dengan lap khusus, kemudian dilapisi dengan pelastik khusus, kain kafan, dan dilapisi dengan pelastik lagi, kemudian dimasukan ke dalam kantong jenazah dan dimasukan ke dalam peti jenazah. Tindakan ini merupakan tindakan pencegahan untuk mengatasi penyebaran penyakit atau virus kepada orang yang masih hidup yang menyebabkan terjadinya cluster bar
PERBEDAAN POLA ASUH KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA 4 DAN 5 TAHUN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan emosi anak usia 4 dan 5 tahun dari perbedaan pola asuh yang diterapkan oleh keluarga. Pola asuh yang ada dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis pola asuh yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Setiap keluarga pasti memiliki perbedaan pola asuh yang diterapkan kepada anak, tentunya dari setiap pola asuh yang diberikan oleh keluarga akan menentukan perkembangan emosi yang berbeda kepada setiap anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan waktu pelaksanaan selama satu bulan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan wawancara dan observasi. Partisipan penelitian terdiri dari tiga keluarga dimana setiap keluarga menerapkan pola asuh yang berbeda di Kp Cisalak Padalarang. Hasil penelitian dianalisa menggunakan grounded theory kemudian dideskripsikan berupa narasi. Hasil penelitian menunjukan gambaran umum terkait perkembangan emosi anak usia 4 dan 5 tahun, yang diasuh oleh kakek dan neneknya yang merapkan pola asuh berbeda di tiga keluarga. Perkembangan emosi anak dari keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter menyebabkan anak terlihat lebih banyak rasa takut, cemas yang berlebih, tidak terbuka, serta marah yang menggejolak dengan menggigit. Kemudian perkembangan emosi anak dari keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis menyebabkan anak cenderung terlihat senang, bahagia, riang, dan hanya memperlihatkan sedikit rasa cemas apabila melakukan kesalahan. Sementara perkembangan emosi anak dari keluarga yang menerapkan pola asuh permisif menyebabkan anak cenderung terlihat cemas, cepat marah apabila suatu keinginan yang anak inginkan tidak dipenuhi, perkembangan emosi anak tidak stabil, anak lebih sering mengamuk, menangis, menyiksa diri bahkan sampai tantrum.
The study aims to discribe the emotinal development of 4 and 5 years old children from differences in parenting is adopted by the familly. Parenting in the study consists of three types of parenting namely authoritarian parenting, democratic parenting, dan permissive parenting. Every family must have different patterns of care that are applied to children, of each parenting provide by the family will determine the different emotional development to each child. The study used descriptive qualitative approach, with a implementation time of one month. Data collection techniques used are interviews and observation. The study participants consisted of three families where each family adopted different parenting in the Cisalak Padalarang Village. The results of the study were analyzed using grounded theory the discribe in the form of narration. The result showed a general picture related to the emotional development of children aged 4 and 5 years. Who were cared for by grandparents who adopted different parenting patterens in three families. Emotional development of children from families who apply authoritarian parenting causes children to look more fear, excessive anxiety, not open, and anger that flares up by biting. Then emotional development of children from families who apply democratic parenting causes children tend to look happy, happy, carefree, and only shows a little anxiety when making a mistake. While the emotional development of children from families who apply permissive parenting causes chidren tend to look anxious, irritable when a desire that the child wants is not fulfilled, emotional development of children becomes unstable, children are more likely to rampage, cry, toture themselves even to tantrums
- …