21 research outputs found
PENGARUH SUPLEMENTASI ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP WANITA PENDERITA AKNE VULGARIS : Kajian Jumlah Lesi, Dihydrotestosterone, Toll-Like Receptor-2, dan Interleukin-8
Latar belakang : Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit inflamasi kulit yang paling sering dijumpai. Isoflavon kedelai telah terbukti sebagai antiandrogen dan antiinflamasi. Tujuan penelitian ini membuktikan pengaruh isoflavon kedelai terhadap lesi AV akibat penurunan kadar dihydrotestosterone (DHT), Toll-like receptor-2 (TLR-2), Interleukin-8 (IL-8) pada wanita penderita AV.
Metoda : Randomized pre and post test control design. Penelitian pendahuluan dengan besar sampel 25 orang, dirandomisasi dalam kelompok plasebo, isoflavon 40 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg, lama penelitian 4 minggu. Penelitian lanjutan dengan 40 sampel, dirandomisasi dalam kelompok kontrol dan perlakuan, lama penelitian 12 minggu. Variabel bebas isoflavon kedelai, varibel terikat lesi AV dan variabel antara adalah DHT, TLR-2, dan IL-8.
Hasil : Lesi AV pada awal penelitian pendahuluan 100,178,92 dan akhir penelitian 78,945,85 terdapat penurunan bermakna (t:2,525)(p:0,019). Delta kelompok isoflavon 160 mg lebih besar dari plasebo, isoflavon 40 mg, 80 mg, dan 120 mg (Z:-2,611)(p: 0,009). Lesi AV pada awal penelitian lanjutan 97,8547,614 dan akhir penelitian 59,3845,549, terdapat penurunan yang bermakna (Z:-4,300)(p:0,000). DHT awal penelitian 307,6150,38 pg/ml dan akhir penelitian 283,5253,13 pg/ml, terdapat penurunan yang bermakna (Z:-2,204)(p:0,027). TLR-2 awal penelitian 4539,82862 pg/ml dan akhir penelitian 3944,63592,42 pg/ml terdapat penurunan bermakna (Z:-3,624)(p:0,000). IL-8 awal penelitian 411,3167,137 pg/ml dan akhir penelitian 311,09103,917 pg/ml, terdapat penurunan bermakna (Z:-4,557) (p:0,000).
Simpulan : Pemberian suplementasi isoflavon kedelai dengan variasi dosis selama 4 minggu, dapat menurunkan lesi AV dan diperoleh dosis yang paling baik yaitu dosis 160 mg serta pemberian selama 12 minggu menyebabkan penurunan bermakna terhadap lesi AV, DHT, TLR-2, dan IL-8 dibandingkan terapi standar.
Kata kunci : Akne vulgaris, isoflavon kedelai, lesi AV, DHT, TLR-2, IL-8.
Background. Acne vulgaris (AV) is the most common feature of skin inflammatory diseases. Soy isoflavone has proven as an anti-androgen and an anti-inflammation. The purpose of this research was to prove the effect of soy isoflavone in AV lesion that caused by the decreased level of dihydrotestoreone (DHT), Toll-like receptor-2 (TLR-2), Interleukin-8 (IL-8) in women with AV.
Methods. This research used randomized pre and post test control design. The first research had 25 samples, randomized in 5 groups: placebo, isoflavone 40 mg, 80 mg, 120 mg, 160 mg group in 4 weeks length of research. The last research had 40 samples, randomized in controled and threated group in 12 weeks length of research. The independent variables was soy isoflavone, the dependent variables was AV, the confounding variables were DHT, TLR-2, and IL-8.
Results. There was a significant degradation (t=2.525; p=0.019) of AV lesion in the early (100.1+78.92) and in the end of the first research (78.9+45.85). Delta of isoflavone 160 mg group more than other groups (Z=-2.61; p=0.009). There was a significant degradation (Z=-4.300; p=0.000) of AV lesion in the early (97.85+47.614) and in the end of the last research (59.38+45.5). DHT level had a signficant decrease (Z=-2.204; p=0.027) from the first research (307.6+150.38 pg/ml) to the last research (283.5+253.13 pg/ml). TLR-2 level had a signficant decrease (Z=-3.624; p=0.000) from the first research (4539.8+2862 pg/ml) to the last research (3944.6+3592.42 pg/ml). IL-8 level had a signficant decrease (Z=-4.557; p=0.000) from the first research (411.31+67.137 pg/ml) to the last research (311.09+103.917 pg/ml).
Conclusion. The administration of soy isoflavone with variances of doses in 4 weeks can decrease AV lesion and the best dose was 160 mg, and the administration in 12 weeks can make significant degradation of AV lesion and significant decreased level of DHT, TLR-2, and IL-8 compared by standard therapy.
Keywords: Acne vulgaris, soy isoflavone, AV lesion, DHT, TLR-2, IL-
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS : Studi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Angkatan 2012-2015
Latar Belakang: Kelainan kulit yang sering terjadi pada remaja dan dewasa muda adalah akne vulgaris (AV). Penyebab AV adalah multifaktorial, salah satunya yaitu faktor stres. Stres merupakan suatu reaksi terhadap sebuah “perceived stimulus” (rangsangan yang dirasakan) dan reaksi ini berkemampuan untuk mengganggu keadaan homeostasis dari suatu makhluk hidup.
Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan derajat keparahan AV dan perbedaan tingkat tingkat stres antara penderita AV dengan bukan penderita AV pada mahasiswi Fakultas Kedokteran.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan observasional cross-sectional pada bulan April-Mei 2016 di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang. Sampel diambil secara simple random sampling menghasilkan 43 mahasiswi pada kelompok non AV dan 43 mahasiswi pada kelompok AV yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak memenuhi kriteria eksklusi. Tingkat stres mahasiswi diukur dengan menggunakan skor BDI. Analisis data menggunakan uji Spearman sebagai uji korelasi dan uji Mann-Whitney sebagai uji beda.
Hasil: Tingkat stres dengan derajat keparahan AV memiliki hubungan yang bermakna p=0,009 (p<0,05) dan tingkat stres antara kelompok AV dengan kelompok non AV memiliki perbedaan yang bermakna p=0,040 (p<0,05) dengan subjek penelitian mahasiswi Fakultas Kedokteran.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan derajat keparahan AV dan terdapat perbedaan tingkat tingkat stres antara penderita AV dengan bukan penderita AV pada mahasiswi Fakultas Kedokteran secara bermakna.
Kata Kunci: Tingkat stres, derajat keparahan AV, mahasisw
PENGARUH PENAMBAHAN BEDAK PADAT TERHADAP JUMLAH LESI AKNE VULGARIS(Penelitian Klinis pada Mahasiswi Penderita Akne Vulgaris yang Diberi Terapi Standar Tretinoin 0,025% + TSF 15)
Background: Acne vulgaris ( AV ) is a multifactorial disease affecting the pilosebaceous follicles with characteristic comedones , papules, pustules , nodules , and cysts . This disease affects almost 80 % of teens and young adults . The high incidence of acne vulgaris can’t be separated from cosmetic use in everyday life , especially the compact powder . Sometimes compact powder contain comedogenic ingredients . However this is not in accordance with previous studies that stated the use of powder has no effect on AV . Therefore , it is necessary to do research on the influence of adding the compact powder to the number of Acne vulgaris lesions.
Aim: Prove the influence of adding the compact powder to the number of Acne vulgaris lesions
Methods: This research is an experimental research which use Randomized Controlled Trial design. There are 40 subjects, divided into two groups: the treatment group and the control group . Each group consisted of 20 female students . The treatment group were given a compact powder and Tretinoin 0.025 % + Sunscreen SPF 15 while the control group were given Tretinoin 0.025 % + Sunscreen SPF 15. The number of AV lesions will be calculated in the beginning of study, then after being treated for 4 weeks in accordance groups , recalculation of AV lesions will be performed. Statistical test using Paired T test and Independent T test .
Results: The average age of subjects in the treatment and control groups is 21 years. There is no significant age difference between the treatment group and the control group (P = 0.767). With Independent t test and Mann Whitney test, there is no significant different (P>0,05) of the average of comedones, papules, pustules, and total lesion counts between the treatment and control groups at baseline and end of the study. With paired T test, there is a significant difference in the average of comedones (P = 0.000) and the number of AV lesions (P = 0.001) ,in the form of reduction in lesion, between the beginning and end of the study in the treatment group. Therefore, there is no significant differences in papules (P = 0.975) and pustules (P = 0.233). In the control group, no significant difference of comedones (P = 0.118), papules (P = 0.701), pustules (P = 0.382), and the number of lesions (P = 0.056) between the beginning and end of the study. There is no significant difference of the difference of comedones, papules, pustules, nodules, and the total number of lesions overall between treatment and control groups (P> 0.05).
Conclusion: There is influence of the compact powder addition to the number of Acne vulgaris lesions.
Key Words Compact powder, Acne vulgaris, A
BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN HIV/AIDS PADA POPULASI KUNCI DI KABUPATEN PATI
Latar Belakang : Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit berbahaya di dunia yang salah satu metode penularannya adalah melalui hubungan seksual. Populasi kunci (WPS, pelanggan pekerja seks, LSL, waria dan pengguna narkoba suntik) merupakan populasi yang rentan menularkan dan terinfeksi virus HIV. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian HIV/AIDS pada populasi kunci.
Metode Penelitian : Penelitian analitik observasional dengan rancangan kasus kontrol pada populasi kunci di Kabupaten Pati. Kasus adalah pasien positif HIV/AIDS sedangkan kontrol adalah pasien negatif HIV/AIDS, sebanyak 53 kasus dan 53 kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling. Data diperoleh dari catatan medis dan wawancara kuesioner. Uji chi-square pada analisis bivariat dan regresi logistik ganda pada analisis multivariat.
Hasil Penelitian Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian HIV/AIDS pada populasi kunci dalam penelitian ini adalah perilaku pemakaian kondom tidak konsisten (OR=5,3; 95% CI: 1,19 – 23,82; p=0,028), riwayat menderita IMS (OR=2,9; 95% CI: 1,13 - 7,57 ; p=0,027), dan bentuk aktifitas seks kombinasi (OR=4,3 95% CI: 1,74 – 10,75; p=0,002). Faktor yang tidak berpengaruh adalah : perilaku multi patner seks, perilaku penggunaan aksesoris seks, perilaku penggunaan jarum tato, perilaku penggunaan Narkoba suntik, jumlah mitra seks pasangan, riwayat IMS pasangan, riwayat HIV/AIDS pasangan.
Simpulan : Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian HIV/AIDS pada populasi kunci dalam penelitian ini adalah perilaku penggunaan kondom tidak konsisten, riwayat menderita IMS dan bentuk aktifitas seks kombinasi.
Rekomendasi : Bagi masyarakat agar konsiten dan benar dalam menggunakan kondom, segera berobat apabila menemukan gejala awal IMS dan menghindari aktifitas seks kombinasi pada populasi kunci. Bagi Institusi terkait agar meningkatkan penyuluhan mengenai HIV/AIDS, membuat kebijakan terkait lokalisasi dan melakukan skrining IMS/HIV secara rutin dan menyeluruh.
Kata kunci : HIV/AIDS, Populasi Kunci, faktor risiko
Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) and Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) are a serious disease in the world which one method of transmission through sexual intercourse. Key populations (Women sexs workers, Sexs workers customers, MSM, transgender and injecting drug users) are vulnerable populations who transmit and infected of HIV virus. The aims of this study were to explain the influencing factors of HIV / AIDS in key populations
Methods: An observational analytic studies with case-control design in key populations at Pati district. Cases were HIV / AIDS positive patients, while controls were HIV / AIDS negative patients, 53 cases and 53 controls with Consecutive Sampling. Data were obtained from medical records and questioner interviews. Chi-square test in bivariate analysis and multiple logistic regression in the multivariate analysis.
Results: The affecting effects of HIV / AIDS occurrence among key populations in this study are the condom use behavior not consist (OR = 5.3; 95% CI: 1.19 to 23.82; p = 0.028), history of suffering from STIs (OR = 2,9 ; 95% CI: 1.13 to 7.57; p = 0.027), and combinated sexual activity form (OR = 4,3 95% CI: 1.74 to 10.75; p = 0.002). Not affecting factors: the behavior of multi-partner sex, the behavior of the use of sex accessories, the behavior of the use of tattoo needles, the usage behavior of injecting drug, the number of sexual partners a couple, : history STIs partner and history of HIV / AIDS couples.
Conclusions: The affecting effects of HIV / AIDS occurrence among key populations in this study were unconsistent condom using behavior, STIs history and combinated sexual activities form.
Recommendation: For communities, to consistently and correctly use condom, seek screenning test immediately if discover early simptoms of STIs, and avoid combination sexual activity of key populations. For institute, to concern of increasing HIV/AIDS education, make policy related to localization and screenning of STIs/HIV regularly and thoroughly
Keywords: HIV/AIDS, keys population, risk factor
PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI LIKOPEN TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS(Studi Klinis pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang diberi Obat Standar Krim Tretinoin 0,025% dan Tabir Surya SPF 15)
Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit inflamasi kronis unit pilosebaseous di kulit yang ditimbulkan oleh androgen yang terjadi di usia remaja dan mempengaruhi kualitas hidup. Likopen merupakan karotenoid alami yang memberi warna merah pada sayur dan buah, terutama pada tomat. Likopen telah terbukti sebagai antiinflamasi serta antiandrogen.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian suplementasi likopen terhadap derajat keparahan Akne Vulgaris.
Metode: Penelitian ini merupakan studi klinis dengan desain randomized pre and post test control group. Subjek penelitian adalah 40 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek penelitian diacak kedalam kelompok kontrol dan perlakuan masingmasing kelompok 20 subyek, lama penelitian 4 minggu. Data yang diperoleh merupakan data primer dengan mengisi kuisioner, menghitung jumlah lesi AV
dan menentukan derajat keparahan AV. Analisis derajat keparahan AV akhir penelitian dilakukan dengan uji fisher’s exact.
Hasil: Lesi Total AV awal penelitian kedua kelompok tidak berbeda bermakna(p=0,363), begitu pula dengan lesi total AV akhir penelitian (p=0,124). Perbedaan total lesi AV awal (64,80±29,84) dan akhir (55,35±20,55) kelompok kontrol tidak
berbeda bermakna (p=0,060). Tidak terdapat penurunan bermakna (p=0,420) dari lesi AV awal (74,90±38,90) dan akhir (69,85±35,44) kelompok perlakuan. Delta lesi kelompok kontrol dan perlakuan juga tidak berbeda bermakna (p=0,818).
Pada akhir penelitian, derajat keparahan AV antara kedua kelompok didapatkan hasil tidak berbeda bermakna (p=0,605).
Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan bermakna antara pemberian suplementasi likopen dengan derajat keparahan AV selama 4 minggu.
Kata kunci : Akne vulgaris, likope
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
Penyakit infeksi virus merupakan satu kumpulan jenis-jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus yang mudah menyerang anak-anak. Oleh sebab itu, para
petugas kesehatan rumah sakit (paramedis) perlu mengetahui gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit infeksi virus. Penyakit infeksi virus pada anak dan
gejala-gejala yang ditimbulkan sangat banyak. Dengan metode konvensional
(mendeteksi gejala secara manual tentang apa yang dirasakan pasien) akan
memakan waktu yang sangat lama dan masalahnya sekarang bukan hanya perlu
mengetahui penyebab penyakit tetapi yang penting adalah mengetahui dengan
cepat penyakit yang diderita serta penanggulangannya, agar penyakit yang
diderita oleh anak tidak berdampak dan dapat segera diobati. Demikian juga
seorang dokter ahli sebagai manusia memiliki keterbatasan seperti sering lupa,
lelah, stress dan kadang kurang cepat dalam mengambil keputusan, disamping
juga usia dokter terbatas dan meninggalnya dokter maka hilanglah
pengetahuannya. Dalam hal ini sistem pakar yang merupakan salah satu teknik
kecerdasan buatan yang dapat menirukan proses penalaran manusia menawarkan
hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan, karena sistem pakar berfungsi
secara konsisten seperti seorang pakar manusia yang menawarkan nasihat kepada
pemakai dan menemukan solusi terhadap berbagai macam permasalahan yang
spesifik, termasuk juga dalam pemecahan masalah penyakit infeksi virus pada
anak. Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukan untuk
menggantikan peran manusia tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan manusia
ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh petugas kesehatan rumah
sakit agar tidak merasa kesulitan untuk mencari solusi dan cara mengobati
penyakit infeksi pada anak tersebut. Dengan menggunakan sistem pakar
diharapkan dapat mempercepat dalam mendiagnosa suatu jenis penyakit infeksi
virus pada anak, sehingga dapat dengan mudah diketahui jenis penyakit yang
sedang menjangkit tersebut
Kata Kunci : Sistem Pakar, Penyakit Virus pada Anak, Forward Chaini
ANALISIS KERUSAKAN GEAR PADA PENGGERAK MOTOR TURNING GEAR MESIN INDUK DI MV. ARMADA SEGARA
ABSTRAKSI
Puguh April Riyanto, NIT : 52155780.T, 2019, “Analisis kerusakan gear pada penggerak
motor turning gear mesin induk di Mv. Armada Segara”, skripsi Program Studi
Teknika, Program Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang,
Pembimbing I: Agus Hendro Waskito.,M.M., M.Mar. E, Pembimbing II: Capt.
H. Agus Subardi, M.Mar
Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kerusakan gear pada Turning gear di MV. Armada Segara. Turning gear diatas
kapal merupakan salah satu mesin bantu yang memiliki peranan sangat penting pada mesin
induk untuk melakukan pelumasan pertama sebelum melaksanakan star mesin. Turning
gear memiliki funsi yang sangat penting untuk melakukan manual memutar poros engkol
mesin dengan menggunakan tenaga putar electromotor yang dihubungkan dengan roda gigi
pada roda gila (fly wheel).
Dalam hal ini penulis menggunakan metode Fisbhone dan FTA, dimana metode ini
adalah untuk mencari sebab-akibat dari permasalahan dan mengambil beberapa faktor yang
lebih dominan untuk dianalisa menggunakan FTA untuk mencari permasalahan dan
bagaimana mengatasinya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa penyebab terjadinya
kerusakan gear adalah terjadi kebocoran pada mechanical seal, Kebocoran pada bagian
mechanical seal yang mengakibatkan minyak lumas pada Turning gear tersebut bocor dan
terbuangnya minyak lumas dengan sia-sia dan berdampak pada gear Turning gear tersebut.
Dari kebocoran tersebut mengakibatkan gear pada Turning gear tidak adanya pelumasan
pada gear maka mengakibatkan gear aus. Untuk mengatasi permasalahan diatas cara
melakukan harus adanya perawatan sesuai PMS dan lakukan pengecekan minyak lumas
sebelum dijalankan mesin Turning gear tersebut, dan lakukan permintaan spare part pada
mesin Turning gear supaya saat adanya kerusakan bissa langsung di tangani oleh masinis,
apabila terjadi kebocoran lagi pada mechanical seal maka segeralah lakukan penggantian
dengan yang baru sebelum jam kerjanya
ABSTRACT
Puguh April Riyanto, NIT: 52155780.T, 2019, "Analysis of gear damage to the
motordrive Turning Gear of the main Engine in MV. Segara Fleet ", Thesis of the
Technical Study Program, Diploma IV Program, Semarang Shipping Science
Polytechnic, Advisor I: Agus Hendro Waskito.,M.M., M.Mar. E, Advisor II: Capt.
H. Agus Subardi, M.Mar.
The purpose of this study is to discuss the things that cause damage to gear on
Turning gear in the MV .Segara Fleet Rotating the gear on the boat is one of the auxiliary
machines that has a very important role in the main engine to do the first lubrication before
running a star engine. Turning gear has a very important function for manually rotating the
engine crankshaft using electromotor rotary power which is connected to the gear on the fly
wheel ( Fly Wheel )
In this case the author uses the fisbhone and FTA method , where this method is to
look for the causes of problems and take several more dominant factors to overcome them.
The results obtained from this study indicate that the cause of gear damage is a
mechanical seal leak ,leakage on the mechanical seal that cause lubricating oil on the
Turning gear to leak and waste oil wasted in vain and has an impact on the gear turning.
From the leak resulting in gear on Turning gear there is no lubrication in the gear resulting
in wear gear . To overcome the above problems , how to do the maintenance according to
the PMS and check the lubricating oil before the Turning Gear engine so that when there is
damage it can be handled directly by the engineer , if there is a leak on the mechanical seal
then immediately replace it with a new one before working hours
Pengaruh Pemberian Suplementasi Likopen Terhadap Derajat Keparahan Akne Vulgaris
Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit inflamasi kronis unit pilosebaseous di kulit yang ditimbulkan oleh androgen yang terjadi di usia remaja dan mempengaruhi kualitas hidup. Likopen merupakan karotenoid alami yang memberi warna merah pada sayur dan buah, terutama pada tomat. Likopen telah terbukti sebagai antiinflamasi serta antiandrogen.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian suplementasi likopen terhadap derajat keparahan Akne Vulgaris.Metode: Penelitian ini merupakan studi klinis dengan desain randomized pre and post test control group. Subjek penelitian adalah 40 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek penelitian diacak kedalam kelompok kontrol dan perlakuan masing-masing kelompok 20 subyek, lama penelitian 4 minggu. Data yang diperoleh merupakan data primer dengan mengisi kuisioner, menghitung jumlah lesi AV dan menentukan derajat keparahan AV. Analisis derajat keparahan AV akhir penelitian dilakukan dengan uji fisher's exact.Hasil: Lesi Total AV awal penelitian kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p=0,363), begitu pula dengan lesi total AV akhir penelitian (p=0,124). Perbedaan total lesi AV awal (64,80±29,84) dan akhir (55,35±20,55) kelompok kontrol tidak berbeda bermakna (p=0,060). Tidak terdapat penurunan bermakna (p=0,420) dari lesi AV awal (74,90±38,90) dan akhir (69,85±35,44) kelompok perlakuan. Delta lesi kelompok kontrol dan perlakuan juga tidak berbeda bermakna (p=0,818). Pada akhir penelitian, derajat keparahan AV antara kedua kelompok didapatkan hasil tidak berbeda bermakna (p=0,605).Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan bermakna antara pemberian suplementasi likopen dengan derajat keparahan AV selama 4 minggu