590 research outputs found
A study of Reading Teaching Technique Used by The Teacher for the first Year Student at SMANegeri 1 Babat
This study was aimed to describe and to explore the techniques in teaching reading used in SMAN 1 Babat. Besides, it is expected that the study will inform about
the usage of the Teaching Techniques in reading used by the teacher for the first year students at SMAN 1 Babat. It is very important to know and to understand that a certain
school has some different teaching learning techniques.
A descriptive qualitative was used during this study, meaning that the writer only investigated and described the techniques used in SMAN 1 Babat. The subject of this
study was the first year English teacher at SMAN 1 Babat. To investigate and to explore the techniques used, the writer used observation and interview as a research instrument.
There were two steps used by the writer to obtain the data. First, the writer observed the techniques in classroom activity twice for each week (2 week observation) by using
observational checklist. Second the writer conducted interview with the teacher in order to cross check and clarify what had been observed.
In this study the writer found that teacher in SMAN 1 Babat was using lecturing, discussion and games. The advantages of these techniques were: the students were easily handled, more active in a class, and more enthusiastic to take a part in class. The difficulties were the different achievement from one student to another, sometimes the
overlapping information, and drifted off the topic. The ways how to cope with the difficulties were: for those who were inactive, the teacher asked them to formulate some
written questions to be submitted to the teacherÍŸ the teacher monitored them and gave them little explanation toward the topic when they found misunderstanding between the presenter and the audiences.
It can be concluded from the main problems during the implementation of the technique, that the teacher should change a model of the technique which means not only
using discussion, lecturing etc. The teacher should try to find other techniques which are appropriate for a certain subject. Rolling the techniques from one meeting to another
meeting is necessary, so that the students will not get bored in a class activity
The Social Construction of the Scavenger about Healthy Behavior in Bengkulu
The title of this study is âThe Social Construction of The Scavenger about Healthy Behavior in Bengkuluâ. The purpose of this research are to analyze: how the scavenger in Bengkulu construct the health behavior?, and is there any differences between the social construct of scavenger who lived in Final Disposal Site (FDS) with the scavenger who lived in slum? To analyze the social construction of scavenger about health behavior will elaborate by using Peter L. Bergerâs Social Construction and Thomas Luckmann. According to Berger and Luckmann, in the process of social contract will be take place externalisation, objectification, and internalisation. Through these process will be obtained the description and comprehension about the health behavior of scavengers in Bengkulu city. In social construction, each individual tend to understand the world that they lived, worked, and socialized to develop the meaning of subjective world for their experienced. Their occupation have high risk on safety work and potentially caused injure, during do their job, they often have very low consciousness and careless about their health, so make the scavenger looklike do not have a good health behavior or opposite with the norms and health value. This condition forced them to do so, because socially they are ussually poor, homeless (mostly they live in rent house), less educated and less knowledgeable. From the environment side, how are the scavenger adapt in unhealthy environment? And in terms of health, what will they do to make them healthy? And when they are sick, what will they do? Based on the description above, it must be very important to deeply examine about the phenomenon of health behavior through the study of social construction of the scavengerâs health behavior: a) behavioral health care has not been done in a healthy manner, b) treatment seeking behavior and health service; think economically, practically, and ignore the principles of health service, c) and on the environmental health behavior aspect, behave contradictory with health principles. The scavengerâs knowledge about health, have not been become guidance for the health behavior of the scavenger. There is no differences social construct about health behavior between the scavenger who lived in FDS with the scavenger who lived in slum. Keywords: Social Construct, knowledge, Scavenger Community, Health Behavio
Kewenangan peradilan agama dalam penyelesaian sengketa perbankan syariâah (study analisis putusan PA Purbalingga no.1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg.)
Dengan lahirnya UU No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, salah satu yang diatur adalah tentang perubahan atau perluasan kewenangan lembaga Peradilan Agama, pada pasal 49 yang sekarang juga meliputi perkara-perkara bidang Ekonomi Syariâah.
Perbankan syariâah merupakan akad yang berkaitan dengan prinsip hukum islam, yang dilakukan oleh orang muslim atau non muslim yang dengan sendirinya menundukkan diri dalam hukum Islam. Oleh karena itu ketika terjadi sengketa diantara mereka Peradilan Agama yang berwenang untuk menyelesaikannya sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam. Sebagaimana pasal 49 UU No.3 Tahun 2006 serta diperkuat dengan lahirnya UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariâah, khsusunya pasal 55 terkait penyelesaian sengketa Perbankan Syariâah.
Namun dari fakta tersebut, muncul permasalahan kewenangan peradilan agama secara absolut terkait penyelesaian sengketa Perbankan Syariâah, dimana dengan lahirnya UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariâah masih membuka kesempatan bagi peradilan umum untuk menyelesaiakan sengketa perbankan syariâah.
Skripsi ini merupakan penelitian dokumen, yaitu dilakukan untuk menelaah bahan-bahan dari buku utama yang berkaitan dengan masalah, dan buku penunjang berupa sumber lainnya yang relevan dengan topik yang dikaji. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan data kualitatif. Dalam hal ini data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode deskriptif analisis dan konten analisis yaitu menggambarkan secara sistematik dan akurat atau mengenai bidang tertentu sebagai metode analisis data.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kewenangan Peradilan Agama terkait penyelesaian sengketa Perbankan Syariâah belum dapat dilaksanakan secara sepenuhnya. Padahal kewenangan dalam bidang sengketa ekonomi syariâah merupakan kewenangan secara absolut bagi Peradilan Agama. Dalam kesempatan ini saya mengambil sampel terkait penyelesaian sengketa Perbankan Syariâah yang dilaksanakan Pengadilan Agama Purbalingga dalam putusan No.1047/Pdt.G/2006/PA Pbg. Hal ini sebagai wujud bahwa dalam prakteknya belum sepenuhnya Peradilan Agama sebagai lembaga yang menyelesaikan sengketa perbankan syariâah.
Melihat pada kenyataan tersebut, aturan yang ada mengenai payung hukum bagi Peradilan Agama tentang kewenangan dalam penyelesaian sengketa Perbankan Syariâah masih terdapat permaslahan, yang berpengaruh pada keagamaan umat Islam
Pembelajaran Inkuiri untuk Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Literasi Sains dan Keaktifan Siswa
This study aims to determine the effect of the inquiry learning model on higher-order thinking skills, scientific literacy and activeness of class XI students at SMAN 09 Bengkulu City. The method used is a quasi-experimental (quasi-experimental) with a true experimental design pretest-posttest control group design. The results showed that the significance value of the Inquiry learning model on higher-order thinking skills was 0.002, scientific literacy was 0.000 and activeness was 0.000. There is no relationship between the inquiry learning model and higher-order thinking, scientific literacy and student activity. In conclusion, the inquiry learning model affects higher-order thinking skills, scientific literacy and student activity and produces better biology learning outcomes than conventional learning.
Keywords: Higher Order Thinking, Student Activity, Inquiry Learning Mode
Pengelolaan Kelas Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat mendidik para siswa dalam
bidang agama dan ilmu pengetahuan umum. Pengelolaan sekolah yang baik, diharapkan
dapat menjadikan lembaga pendidikan mampu mencetak generasi Islam yang sempurna,
mempunyai bekal iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
mampu menghadapi tantangan yang muncul dalam kondisi masyarakat yang selalu
mengalami perubahan dan perkembangan.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur
siswa dan sarana pengajaran, serta mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.pengelolaan kelas yang efektif
merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan
pengelolaan kelas, faktor-faktor pendukung dan penghambat pengelolaan kelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mamahami pengepolaan kelas di MAN 2
Surakarta, serta memahami faktor pendukung dan penghambat yang menjadi kendala
dalam pelaksanaan pengelolaan kelas di MAN 2 Surakarta tahun ajaran 2008/2009.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan
pemikiran sebagai bahan pertimbangan tentang pengelolaan kelas di MAN 2 Surakarta,
memberikan sumbangan praktis bagi penulis untuk dapat menambah wawasan atau
pengalaman tentang pengelolaan kelas, dan juga bagi MAN 2 Surakarta sebagai tolak
ukur pengelolaan kelas yang telah dilakukan, berhasil atau tidak sebagai masukan untuk
upaya perbaikan jika terjadi kekurangan dan upaya peningkatan jika sudah berjalan
dengan baik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi, interview
dan dokumentasi. Adapun penelitian ini dianalisis dengan deskriptif kualitatif (berupa
kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diamati untuk menggambarkan keadaan
suatu fenomena dari data yang diperoleh di obyek penelitian). Untuk menganalisis
faktor pendukung dan penghambat digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat).
Kesimpulan Pengelolaan kelas di MAN 2 Surakarta belum berjalan secara
maksimal, tetapi untuk pengelolaan kelas secara fisik, MAN 2 Surakarta telah berusaha
mengelola kelas dengan baik yaitu dengan pengaturan tempat duduk, ukuran kelas,
ventilasi, alat-alat dan media belajar serta kenyamanan siswa di dalam kelas telah
tercipta. Yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pengelolaan kelas di MAN
2 Surakarta adalah adanya keseimbangan antara tenaga pendidik dengan siswa, dan
sarana prasarana serta fasilitas yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya adalah
adanya perbedaan motivasi guru terhadap siswa, kesejahteraan guru yang belum
maksimal
Penggantian nadzir yang meninggal dunia dalam pengelolaan harta wakaf (studi kasus di KUA kecamatan Tugu kota Semarang)
Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, nadzir diberhentikan dan diganti dengan nadzir lain apabila yang bersangkutan meninggal dunia, atau atas permohonan sendiri, atau tidak dapat melakukan kewajibannya lagi sebagai nadzir, dan atau melakukan suatu kejahatan sehingga dipidana. Namun kenyataan yang terjadi di wilayah KUA Kecamatan Tugu Kota Semarang semua nadzir yang meninggal dunia tidak diganti. Dari data yang peneliti peroleh semua nadzir yang ada di kecamatan Tugu mulai kelurahan Jrakah, Tugurejo, karanganyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangun Harjo, Mangkang Kulon penggantian nadzir yang meninggal dunia tidak dilaksanakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik penggantian nadzir yang meninggal dunia di KUA Kecamatan Tugu Kota Semarang, serta mengetahui implikasi tidak digantinya nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf di KUA Kec. Tugu Kota Semarang.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisisnya menggunakan metode analisis deskriptif yaitu proses analisis data dengan menggambarkan analisis secara keseluruhan bersifat faktual, sistematis dan akurat. Sedangkan pendekatan dalam proses analisisnya menggunakan pendekatan normatif sosiologis.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada penggantian nadzir yang meninggal dunia. Implikasi dari tidak digantinya nadzir tersebut mengakibatkan terbengkalainya fungsi tanah wakaf (mushalla), adanya sengketa antara ahli waqif dengan taâmir mushalla, belum adanya ganti rugi tanah wakaf yang digunakan untuk proyek PT. KAI. karena tidak ada nadzir yang memberi kuasa atas pembebasan tanah tersebut, tertundanya sertifikat tanah wakaf di BPN karena tidak adanya nadzir sebab sudah meninggal, peralihan pengelolaan harta wakaf ke waqifnya sendiri dikarenakan nadzir yang sudah meninggal, namun tidak ada penggantian, penarikan kembali sebagian harta wakaf oleh ahli waqif karena ahli menilai tidak terlaksana kinerja nadzir dalam pemeliharaan, akhirnya ahli waqif meng-klaim itu masih tanah warisan dari waqifnya selain itu kurang perhatiannya KUA kecamatan Tugu selaku PPAIW yang menaungi nadzir-nadzir, akhirnya ketika nadzir meninggal dunia tidak tahu. Tingkat pengetahuan serta pemahaman masyarakat di wilayah KUA kecamatan Tugu dalam peran fungsi nadzir yang menjadikan wewenang dan tugas nadzir di pandang sebelah mata oleh masyarakat di wilayah KUA kecamatan Tugu, anggapan masyarakat tentang lebih pentingnya taâmir sebagai pengelola harta wakaf akibatnya terbengkalainya tugas-tugas nadzir dalam pemanfaatan dan pemeliharaan harta wakaf, padahal antara taâmir dan nadzir mempunyai peran dan fungsi yang berbeda
Peranan Pemberian Insentif dalam Meningkatkan Semangat Kerja Guru dan Karyawan di Sekolah Menengah Pertama Bilingual Terpadu Krian Sidoarjo
Semangat kerja yang ada didalam diri seseorang terkadang menurun dan terkadang meningkat, karena semangat kerja seseorang itu dipengaruhi oleh motivasi yang mendasari pekerjaan yang dilakukan, jika motivasi yang dimiliki oleh seseorang itu sesuai dengan keinginan seseorang maka semangat kerja akan meningkat, tapi jika motivasi yang dimiliki oleh seseorang itu kurang sesuai dengan harapan yang diinginkan maka semangat kerja seseorang akan menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan semangat kerja yang dimiliki oleh seorang pekerja adalah dengan memberikan insentif, karena insetif adalah pemberian sesuatu kepada karyawan atau pekerja berupa uang atau seuatu yang tujuannya adalah untuk meningkatkan semangat kerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pemberian insentif dalam meningkatkan semangat kerja guru dan karyawan di Sekolah Menengah Pertama Bilingual Terpadu Krian Sidoarjo. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dan menggunakan pengumpulandata melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sehingga hasil data dianalisis dengan menggunakan observasi langsung.Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti bahwa peranan pemberian insentif dalam meningkatkan semangat kerja guru dan karyawan ini dinyatakan membuahkan hasil karena pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan hasil dari pemberian insentif dapat meningkatkan semangat kerja guru dan karyawan
HENRY JAMESâ VIEW ABOUT AMERICAN CULTURE AS REPRESENTED BY DAISY MILLER IN DAISY MILLER (GENETIC STRUCTURALISM APPROACH)
ABSTRACT
Daisy Miller is one of Jamesâ novels that talks about cultural gap. There
are many cultural conflicts between American and European. The researcher had
formulated three problem statements as follows: (1) How are the cultural
differences in Daisy Miller? (2) How does the society in Daisy Miller view
Daisy Miller? (3) How does Henry James view American culture as
represented by Daisy Miller in Daisy Miller?
In order to answer the questions, the researcher used genetic structuralism
approach by Lucien Goldman to analyze Daisy Miller, because genetic
structuralism is used to find the world view of the author toward his novel. There
are three aspects to be correlated in genetic structuralism, i.e. the novel itself,
biography of the author, the social condition when the novel was created. The
researcher also had to find the previous novel and novel after Daisy Miller which
have the same theme and correlated them with Daisy Miller. By the combination
of the aspects above, the researcher could find Henry Jamesâ view about
American culture as represented by Daisy Miller in Daisy Miller.
There were three findings in this research: First, the researcher found that
there are cultural differences between America and Europe. In Daisy Miller Henry
James presents the Americans who had settled in Europe lived in a luxurious life.
It can be seen from their life style. They stayed from one hotel to another and they
liked to hold parties. The Millers family brought a private tutor to teach Randolph,
Daisyâs brother. It was very expensive to bring a private tutor from America to
Europe; but James presents the society to show that it was a rich and high-class
society. Daisy Miller was a visitor in Europe. She brought the pure American
culture. The conflict appeared when she was considered to break the rules in
Europe such as walking in the night with a man.
Second, the researcher identified the view of society to Daisy Miller. The
characters in Daisy Miller were: (1) Frederick Winterbourne. He was a young
American who had lived and schooled in Geneva. He sometimes judged Daisy as
a good girl, but in other time he considered her as a bad girl. (2) Mrs. Costello.
She is American but with European air. She looked down the Millers family
because of their new money, unsophisticated conduct, and intimacy with their
courier. (3) Mrs. Walker. She exemplified the values of the formal American but
with European air similar to Mrs. Costello. (4) He was an Italian man. He
considered Daisy just as natural and innocent girl. (5) Mrs. Miller. She was
Daisyâs mother. She was the opposite of a higher class European mother, because
she allowed her daughter to do as she liked.
Third, the researcher found that Henry James presents Daisy Miller as the
representation of American culture. Daisyâs characteristics are: (1) Freedom. (2)
Naturalness. (3) Innocence. (4) Purity. Henry James takes the American culture a
little higher than European culture. He also considers that two different cultures
can live together in one community comfortably as long as the member of society
respects each other
KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali dengan judul : âKesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolaliâ, bertujuan 1) mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman padi di daerah penelitian, 2) mengetahui penyebaran tingkat
kesesuaian lahan untuk tanaman padi didaerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan analisa laboratorium, dengan teknik pengambilan sampel stratified sampling dengan strata satuan lahan. Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi: kedalaman efektif tanah, permeabilitas tanah, tekstur tanah, batu dan kerikil, kesuburan tanah, pH tanah, relief mukro, penghambat pertumbuhan karena kurangnya air, drainase tanah dan banjir atau genangan. Metode analisa data yang
digunakan adalah dengan menggunakan matching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) daerah penelitian mempunyai dua kelas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (hampir sesuai), 2) kelas kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) ini
tersebar di satuan lahan F11McTg dan F1IMcSw dan F2IIReTg dan F211ReTg. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah skala 1:50.000
IMPROVING STUDENTSâ WRITING SKILL USING PYRAMID STRATEGY (A CLASSROOM ACTION RESEARCH AT THE FIRST YEAR OF MTS MUHAMMADIYAH BLIMBING SUKOHARJO)
This study is aimed to describe the process of improving studentâs writing skill using pyramid strategy in MTs Muhammadiyah Blimbing Sukoharjo and find whether teaching writing using pyramid strategy can improve the studentsâ writing ability. The result of the study is expected to contribute to the teaching learning of writing.
The study was implemented in MTs Muhammadiyah Blimbing Sukoharjo, especially class VIA using action research. The researcher took 25 students as the subject of research. The object of the research was implementation of pyramid strategy in MTs Muhammadiyah Blimbing Sukoharjo. The researcher gets the data of this research from teaching, event, informant, and document. The techniques of collecting data are observation, test, document and interview.
The result of the study shows that pyramid strategy technique is appropiate and quite effective for teaching writing. The studentsâ motivation improves and maintains in teaching learning process of writing. By using this technique, the students are capable of writing a composition easily. They are enthusiasthic, interested, and motivated in the classroom, because the teacher used kinds of interesting material such as story to encourage the students to involve in teaching learning process
- âŠ