50 research outputs found
Implementasi Dan Pengukuran Kinerja Operasi Aritmatika Finite Field Berbasis Polinomial Biner
Cryptography is one of the security techniques that secure information confidentiality and information integrity while electronic transaction processing. There are three kinds of cryptograpy protocols, Symmetric Algorithms, Asymmetric (Public Key) Algorithms, and Cryptographic Protocols. Elliptic Curve Cryptography (ECC) is one of the public key encryption. ECC requires high computation for solving arithmetic operations.Finite field has important role in ECC implementation, which curve operations requires finite field. Finite field has several arithmetic operations, add, multiplication, squaring, and invers. There are many method or algorithm for each arithmetic operation. Finite field can be representation in prime field GF(p) and binary field GF(2m). There are two representation in binary field, polynomial basis and normal basis. This research presents implementation of arithmetic operation algorithms for adding, multiplication, squaring, and invers on polynomial basis with maximum key 299 bits. Besides that, this research presents the measurement of algorithm performance based on processing time and memory USAge. Keywords — cryptography, elliptic curve, finite field, polynomial basis, binary fiel
Difusivitas Air pada Wortel Selama Penggorengan Hampa Udara
Pengetahuan mengenai difusivitas air sangat penting untuk pemodelan kehilangan air selama penggorengan hampa udara. Kesesuaian model tergantung atas akurasi nilai difusivitas air. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung difusivitas air sebagai fungsi tekanan absolut, suhu dan kadar air awal bahan selama penggorengan hampa udara. Difusivitas air diperoleh dari laju kehilangan air dikalikan L2/π2. Laju kehilangan air ditentukan dari persamaan di- fusi tak mantap. Kemiringan dari kurva lama penggorengan terhadap rasio konsentrasi merupakan laju kehilangan air. Penilitian ini menggunakan wortel sebagai sampel. Laju kehilangan air ditentukan selama penggorengan hampa udara dengan variasi tekanan absolut, suhu dan kadar air awal bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa difusivi- tas air tergantung atas tekanan absolut, suhu dan kadar air awal. Peningkatan suhu dan kadar air awal menyebabkan peningkatan difusivitas air. Sedangkan peningkatan tekanan absolut menyebabkan penurunan nilai difusivitas air. Difusivitas air diprediksikan secara tepat pada range tekanan absolut 20 - 40 kPa, suhu 80 - 110 oC dan kadar air awal 198 - 940 % (bk)
Pemodelan pada Pengeringan Pneumatik Mekanis Tepung Kasava: Hubungan Koefisien Pindah Panas dengan Variabel Pengeringan
Pada proses pengeringan tepung kasava secara pneumatik, perpindahan panas terjadi terutama secara konveksi. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kinerja proses pengeringan tersebut adalah koefisien perpindahan panas (h) yang terjadi selama pengeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghubungkan secara matematis antara nilai h dengan beberapa variabel proses pengeringan pneumatik tepung kasava dengan menggunakan metode analisis dimensi. Pada penelitian ini telah dikonstruksi suatu mesin pengering pneumatik yang dirancang untuk dapat dilakukan pengaturan-pengaturan sesuai dengan kebutuhan data penelitian yang akan dikumpulkan. Beberapa parameter yang terkait dengan sifat fisik dan sifat thermis bahan serta operasional mesin pengering diukur dan digunakan sebagai variabel-variabel analisis yang diselesaikan dengan metode analisis dimensi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hubungan antara nilai h dengan variabel-variabel proses pengeringan sebagai berikut Persamaan tersebut mempunyai nilai koefisien determinasi yang cukup besar, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi koefisien perpindahan panas pada pengeringan pneumatic. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa dimensionless product yang paling berpengaruh terhadap nilai h adalah
Pemodelan pada Proses Pengeringan Mekanis Tepung Kasava dengan Menggunakan Pneumatic Dryer: Hubungan Fineness Modulus dengan Variabel Proses Pengeringan
Metode pengeringan yang diterapkan dalam industri pembuatan tepung salah satunya adalah pneumatic drying. Berbagai macam variabel baik dari sifat-sifat bahan yang dikeringkan maupun kondisi proses pengeringan sangat mempengaruhi kualitas hasil pengeringan. Fineness Modulus (FM) dan diameter tepung rata-rata merupakan variabel-variabel yang penting dalam penentuan kualitas dari tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan matematis antara FM dengan variabel-variabel kondisi proses pengeringan pneumatik. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut telah dirancang peralatan pneumatic drying dan dilakukan pengujian dengan berbagai macam variasi perlakuan seperti kapasitas input, kecepatan udara pengering, diameter partikel tepung, dan temperatur udara pengering
Pemodelan Matematis Hubungan Kadar Air Tepung dengan Variabel Proses pada Pengeringan Mekanis Tepung Kasava Menggunakan Pneumatic Dryer
Kadar air bahan (Ka) merupakan variabel yang paling penting dalam mengevaluasi kinerja proses pengeringan bahan, sehingga kemampuan untuk memprediksi Ka dalam proses pengeringan akan menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan hubungan matematis antara berbagai variabel proses pengeringan secara pneumatik dengan Ka akhir tepung ketela pohon dengan menerapkan analisis dimensi. Pada penelitian ini telah dirancang peralatan pneumatic drying dan dilakukan pengujian dengan berbagai macam variasi perlakuan seperti kapasitas input, temperatur udara pengering, dan kecepatan udara pengering. Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh hubungan antara Ka dengan variabel-variabel proses pengeringan sebagai berikut:Persamaan tersebut mempunyai nilai koefisien determinasi 0,722 sehingga besar kemungkinan untuk dapat digunakan sebagai alternatif dalam memprediksi kadar air tepung hasil pengeringan. Hasil uji sensitivitas menunjukkan bahwa dimensionless product yang paling berpengaruh terhadap nilai Ka adalah ்ೠ
Pemodelan Matematik Kinerja Pengering Surya Efek Rumah Kaca (ERK)-Hibrid Menggunakan Rak Berputar secara Vertikal
Makalah ini menyajikan uji unjuk kerja dan pemodelan matematik pengering energi surya (ERK)-Hibrid menggunakan rak berputar secara vertikal. Pengering terdiri dari bangunan rumah kaca berukuran (1100 × 860 × 1300) mm dengan delapan buah rak dan sistim pemanas tambahan yang terdiri dari kolektor plat datar (1,04 m2), tangki penyimpan air panas (197 liter) dan penukar panas. Untuk mengetahuikinerja pengering energi surya, dilakukan lima kali percobaan variasi kecepatan putar rak (1, 4, 7, 10 ) rpm dan tanpa pemutaran rak. Bahan yang dipergunakan pada pengujian adalah kapulaga lokal (Amomum cardamomum Wild). Masing-masing percobaan seberat 9 sampai dengan 10 kg. Rata-rata suhu air tangki penyimpan panas bervariasi dari 50,0 sampai dengan 55,0 °C suhu ruang pengering antara 38,9 sampai dengan 45,9 °C, sedangkan kelembaban relatif (RH) ruang pengering berkisar antara 32,1 sampai dengan 47,4 %. Perlakuan pemutaran rak berpengaruh terhadap keseragaman suhu bahan maupun kadar air pada masing rak pengering. Pada perlakuan pemutaran 1 rpm (percobaan II), didapatkan kondisi terbaik (suhu bahan maupun kadar air yang paling seragam). Dengan kecepatan putar rak yang semakin meningkat menyebabkan nilai ragam suhu bahan maupun kadar air semakin meningkat. Untuk melakukan simulasi unjuk kerja dilakukan pemodelan matematik berdasarkan pindah panas dan massa serta pendekatan pengeringan lapisan tipis. Persamaan diselesaikan secara numerik menggunakan finite difference Euler dengan bantuan bahasa pemrograman Visual Basic Aplication (VBA) Excell. Validasi dilakukan dengan membandingkan antara perhitungan hasil pemodelan (data prediksi) dengan data hasil pengukuran (data observasi). Kriteria kevalidan ditentukan dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2), nilai RMSD maupun nilai MAPD. Pemodelan matematik yang telah dibangun dapat menggambarkan dengan tepat Perubahan suhu air tangki penyimpan panas, suhu ruang pengering, suhu bahan maupun penurunan kadar air
Model Perubahan Warna Keripik Buah Selama Penggorengan Vakum
The natural colour of fruit flaky product is one of specific property prefered by consumer. To maintain the natural colourof the fruit flaky during frying, it is necessary to pay attention the characteristic changes of raw material and control the process in order not to have much changes to get the intended colour. The objective of this research is to develop empirically mathematical model of fruit flaky colour changes during vacuum frying process by considering the change of water and sucrose contents in the product. Sample of the research were jack fruits fried in the temperature of 70–100OC, frying duration of 15–60 minutes, and vacuum pressure of 13-23 kPa. The observed parameters are colour (L), colour (a), colour (b), water and sukrose contents before and after frying. The result showed that colour changes (L, a and b) were influenced by free water vaporization and sukrose decreasing in product, so empirically, the developed mathematical model of colour changes (L, a and b) can be used to predict fruit flaky colour changes during vacuum frying
Pemodelan Matematik Perubahan Parameter Mutu Selama Penyimpanan dan Sorpsi-Isotermi Kerupuk Goreng Pasir
Umur simpan suatu produk makanan adalah suatu batas waktu kualitas produk yang masih diterima oleh konsumen.Kerupuk goreng adalah produk yang bersifat higroskopis sehingga mudah menyerap uap air dari lingkungan. Sifathigroskopis yang dimiliki kerupuk merupakan fenomena menarik untuk diteliti, khususnya yang berhubungan denganperubahan parameter mutu produk selama penyimpanan. Pada penelitian ini penyimpanan dilakukan pada udaralingkungan (T = 28 oC, RH 80 %). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model matematika tentangperubahan parameter produk meliputi kadar air, tegangan, regangan selama penyimpanan, dan mendapatkan kurvasorpsi-isotermi dari kerupuk goreng pasir. Penelitian dilakukan dengan eksperimen laboratorium menggunakan bahanpasir kali, pasir besi, kerupuk mentah, dan larutan garam jenuh. Kisaran diameter pasir kali yang digunakan adalah0,25 – 2,00 mm, dan pasir besi adalah 0,10 – 0,40 mm. Penggorengan dilakukan pada suhu 180 – 220 oC, denganputaran slinder 5 – 36 rpm. Alat yang digunakan terdiri dari alat untuk mengukur tegangan dan regangan (universaltesting machine), oven, timbangan analitik, mesin penggoreng dengan pasir, tachometer, desicator, hygrometer,thermokopel, data logger, interface, dan komputer. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa, Perubahan parameter mutuproduk selama penyimpanan akan menurunkan mutu kerupuk khususnya yang berkaitan dengan tingkat kerenyahan,karena kadar air, tegangan, dan regangangan selama penyimpanan mengalami kenaikan. Kesalahan nilai prediksi dandeviasi standard pada penggunaan model matematik untuk Perubahan parameter mutu kerupuk lebih kecil dari 10%.Hasil ini mengindikasikan bahwa model matematik yang dikembangkan mempunyai nilai prediksi dengan tingkatketelitian cukup baik
Pengembangan Infrastruktur Jaringan Jalan Rel di Surabaya Metropolitan Area
Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurun waktu akhir-akhir ini di kota Surabaya dan wilayah disekitarnya ( dikenal dengan istilah Surabaya Metropolitan Area) sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal antara lain adalah : banyak pembangunan bangunan hunian yang berorientasi ke arah vertikal berupa apartemen atau rusunawa yang tersebar dibeberapa lokasi, adanya pembangunan pusat-pusat belanja, peningkatan jumlah kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat, dan lain sebagainya. Salah satu dampak yang terasa akibat adanya perubahan-perubahan tersebut ada pada sistem transportasi. Rencana perubahan sistem transportasi di kota Surabaya adalah melakukan perbaikan sistem transportasi publik yang berbasis pada jalan rel. Supaya didapat sistem transportasi publik berbasis jalan rel yang baik maka dilakukanlah suatu kajian dengan tujuan adalah menentukan pengembangan infrastruktur jaringan jalan rel dari yang telah ada di kota Surabaya. Hasil dari pelaksanaan kajian ini adalah tersedianya rencana sistem jaringan jalan rel yang meliputi jaringan jalan rel perkotaan, jaringan jalan rel regional di wilayah kota Surabaya serta jaringan jalan rel nasional untuk transportasi jarak jauh.