11 research outputs found
Efektivitas antibakteri fraksi ekstrak etanol daun bintaro (cerbera odollam) terhadap bakteri staphylococcus aureus
Infeksi adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat
diobati dengan menggunakan antibiotik. Dewasa ini resistensi terhadap
antibiotik semakin meningkat dan penelitian untuk mencari antibakteri dari
bahan alam semakin diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas antibakteri fraksi ekstrak etanol daun bintaro (Cerbera odollam)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Simplisia daun Bintaro (Cerbera
odollam) dimaserasi dengan etanol 96%, kemudian difraksinasi secara
berkesinambungan dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Hasil
fraksinasi masing β masing dibuat menjadi tiga konsentrasi yaitu 10%, 20%,
dan 30% kemudian diuji daya antibakteri dengan metode difusi sumuran,
dilusi, dan bioautografi. Pembanding antibiotik yang digunakan adalah
Tetrasiklin HCl dengan konsentrasi 0,4%. Dari hasil uji difusi diperoleh
Daerah Hambat Pertumbuhan (DHP) fraksi n-heksan dengan konsentrasi
10%, 20%, dan 30% berturut β turut adalah 9,22 mm; 9,81 mm; dan 10,17
mm. Fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% berturut β
turut adalah 26,09 mm; 30,73 mm; dan 31,61 mm. Fraksi air dengan
konsentrasi 10%, 20%, dan 30% berturut β turut adalah 25,02 mm; 28,79
mm; dan 29,70 mm. Kadar Hambat Minimun (KHM) fraksi etil asetat yang
mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi adalah 3,18% dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) adalah 11,63%. Hasil bioautografi dari fraksi etil asetat,
menunjukkan golongan senyawa yang memiliki daya antibakteri adalah
tanin
Efektivitas antibakteri fraksi ekstrak etanol daun bintaro (cerbera odollam) terhadap bakteri staphylococcus aureus
Infeksi adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat
diobati dengan menggunakan antibiotik. Dewasa ini resistensi terhadap
antibiotik semakin meningkat dan penelitian untuk mencari antibakteri dari
bahan alam semakin diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas antibakteri fraksi ekstrak etanol daun bintaro (Cerbera odollam)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Simplisia daun Bintaro (Cerbera
odollam) dimaserasi dengan etanol 96%, kemudian difraksinasi secara
berkesinambungan dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Hasil
fraksinasi masing β masing dibuat menjadi tiga konsentrasi yaitu 10%, 20%,
dan 30% kemudian diuji daya antibakteri dengan metode difusi sumuran,
dilusi, dan bioautografi. Pembanding antibiotik yang digunakan adalah
Tetrasiklin HCl dengan konsentrasi 0,4%. Dari hasil uji difusi diperoleh
Daerah Hambat Pertumbuhan (DHP) fraksi n-heksan dengan konsentrasi
10%, 20%, dan 30% berturut β turut adalah 9,22 mm; 9,81 mm; dan 10,17
mm. Fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% berturut β
turut adalah 26,09 mm; 30,73 mm; dan 31,61 mm. Fraksi air dengan
konsentrasi 10%, 20%, dan 30% berturut β turut adalah 25,02 mm; 28,79
mm; dan 29,70 mm. Kadar Hambat Minimun (KHM) fraksi etil asetat yang
mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi adalah 3,18% dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) adalah 11,63%. Hasil bioautografi dari fraksi etil asetat,
menunjukkan golongan senyawa yang memiliki daya antibakteri adalah
tanin