41 research outputs found
Studi Potensi Limbah Biomassa Kelapa Sawit sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di PT. Pekerbunan Nusantara XIII PKS Parindu
Sebagai negara agraris, ketersediaan biomassa sangat melimpah di Indonesia. Salah satu ketersediaan biomassa tersebut terdapat pada perkebunan kelapa sawit. Dimulai dari tahun 1968 yang mana perkebunan kelapa sawit memiliki luas 119.600 ha dengan hasil produksi 181,444 ton. Perkebunan sawit terus berkembang. Pada tahun 2015 diketahui total luasan perkebunan sawit mencapai 11.312.640 ha dengan produksi 30.948.931 ton. Terdapat kaitan yang sangat erat antara hasil produksi dan limbah produksi. Dimana setiap hasil produksi akan menghasilkan limbah produksi yang jika tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, pengolahan dan pemanfaatan limbah produksi kelapa sawit sangat dibutuhkan.Melihat keterbatasan energi listrik di Kalimanatan Barat yang terjadi akibat terbatasnya pembangkit dan semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil, menjadikan limbah kelapa sawit memiliki prioritas utama untuk dimanfaatkan menjadi sember energi. PT Perkebunan Nusantara XIII PKS Parindu merupakan Perusahaan kelapa sawit milik negara yang bergerak dalam bidang agroindustri dengan memiliki kapasitas pengolahan 60 ton/jam. Limbah dari pengolahan kelapa sawit ini dapat dimanfaatkan untuk di jadikan bahan bakar pembangkit energi listrik yang dapat menambah ketersedian energi listrik di daerah Kalimantan Barat. Pada tahun 2016 dengan pasokan buah dengan massa 175.219 ton dan dengan lama waktu produksi 308 hari dapat menghasilkan limbah biomassa TKKS sebanyak 5,45 ton, cangkang 1,54 ton dan fiber 3,79 ton.Potensi limbah biomassa kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara PKS Parindu ini jika digunakan sebagai bahan bakar Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) dapat membangkitkan daya listrik pada TKKS sebesar 5,9 MW, fiber 4,2 MW dan cangkang 1,8 MW dengan total pembangkitan sebesar 12 MW. Sementara itu, beban pengolahan kelapa sawit PKS Parindu sebesar 4 MW. Dari hasil perhitungan faktor kapasitas pembangkitan tersebut didapatkan nilai 300%
Perancangan Iklan Motion Graphic Jasa Percetakan Alief Production untuk Meningkatkan Penjualan
Current printing business is growing and alot of options , even every consumer can choose to use the printing services. Printing so that each agency is incentive to introduce their services through advertisements that exist today . Increasing number of choices are influenced also because of the growing needs of consumers .Competition in the field of printing services make many entrepreneurs have to think how to keep people interested in printing services which they provide , one way to make the ad to make it look more creative in marketing and more easily recognized by the public .Issues that will be discussed in this regard is how to design a marketing advertising printing services that can attract people to use the printing services . The data collection method with the method of observation and interviews , to design their own ads through several stages including a feasibility study , preliminary planning , analysis, design and implementation of systems advertising advertising system . The software used to create this application is after effects , adobe audition , adobe premiere pro , photoshop and corel draw
Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
The research was conducted at the offices of the Bureau of Economics Faculty, University of Riau, Pekanbaru. The study took place from December 2012. The purpose of this study is to analyze the effect of labor discipline and leadership to employee performance Administration Faculty of Economics, University of Riau. In collecting the data, the population in this study were all employees of Administration Faculty of Economics, University of Riau are working actively in 2012 which amounted to 65 people, in this study the sampling method using sensus. The statistical data analysis using SPSS (statistical program for social) is multiple linear regression. The results showed that labor discipline, and leadership either simultaneously or partial effect on employee performance. The most dominant variable in affecting the performance of the employee is working discipline, and leadership.Keywords : Job Discipline, Leadership, and Performance
Kampanye Pr Radio Ssfm âAssik Ala Ssfmâ
JUDUL : Kampanye PR Radio SSFM âAssik Ala SSFMâNAMA : Jeffry Septian PutraNIM : D2C607024ABSTRAKSIPersaingan radio saat ini semakin ketat, industri media siaran perlu memahamidan mengenali ekspektasi atau apa yang diinginkan para pendengar. Pengelola radioperlu strategi untuk mendapatkan perhatian dari para pendengarnya terlebih dari sisipemasaran yang akan memberikan dampak bagi kelancaran merebut perhatianpendengar. Untuk menciptakan strategi yang tepat dalam membuat mengelola radioagar tetap disukai dan didengarkan oleh audience adalah dengan memperhatikan danmemahami perilaku pendengar mereka. Radio SSFM adalah radio anak muda yanginspiring, dynamic, dan entertaining. Dengan basic itulah Radio SSFM melakukanvisi misinya. Menjadi radio yang menginspirasi anak muda, menjadi radio yangdinamis dan dapat berubah mengikuti perkembangan jaman, serta radio yang syaratakan hiburan.Tujuan dari kampanye PR âAssik Ala SSFMâ ini adalah memperkenalkan SSfmsebagai radio anak muda di Semarang dan meningkatkan awareness anak muda diSemarang terhadap radio SSFM melalui event roadshow yang diselenggarakan di 3Sekolah Menengah Atas di Semarang dengan mengedukasi target audiens bagaimanacara berkendara dengan baik dan benar (Safety Riding). Mengacu pada analisiskhalayak yang dituju, target audiens diberikan pengalaman secara langsung untukberpartisipasi didalam program acara melalui permainan-permainan dan informasimengenai Radio SSFM.Persiapan event dimulai dengan riset, konsep acara, penyusunan anggaran,pencarian sponsor, penentuan vendor untuk produksi acara, pembagian kerja untukanggota, dan perijinan tempat.Event dilaksanakan dengan mengambil jam pelajaran sekolah, dengan programdidalamnya berupa edukasi dalam ruangan mengenai safety riding dari pihak AstraHonda Semarang didalam aula sekolah masing-masing, selanjutnya praktek safetyriding dan 3 permainan mengenai safety riding dengan konten berisi informasimengenai Radio SSFM. Tidak lupa juga hiburan berupa pertunjukan music dari siswasekolah itu sendiri dan hadiah-hadiah yang menarik. Event ini adalah cara untukmemperkenalkan Radio SSFM dengan menampilkan para penyiar dari radio tersebutsecara langsung berinteraksi dengan audiens, mascot radio, informasi program radio,frekuensi radio, dan semua informasi mengenai radio tersebut.Kata kunci : Kampanye Humas, Radio SSFM2TITLE : Radio PR campaign SSFM "Ala Assik SSFM"NAME : Jeffry Septian PutraNIM : D2C607024ABSTRACTCompetition of radio industry is getting tougher, the broadcast media industryneeds to understand and recognize the expectations or what the audience want. Radioneeds a strategy business to get the attention of the audience especially from themarketing side that will give effect to grab the attention of listeners. To create theright strategies in order to make managing radio remains popular and is heard by theaudience to pay attention and understand the behavior of their audience. Radio SSFMis inspiring young, dynamic, and entertaining. With that basic vision Radio SSFMperform its mission. Being a radio that inspires young people, into a dynamic radioand can evolve with changing times, as well as the requirement of radioentertainment.The goal of the PR campaign "AlaAssik SSFM" This is introduced SSFM as ayouth radio in Semarang and increase the awareness of young people in Semarangagainst SSFM through radio roadshow event held at 3 high schools in Semarang toeducate the target audience how to drive properly and right (Safety Riding). Referringto the analysis of the target audience, they directly given experience to participate inthe program through games and information about Radio SSFM.Event begins with the preparation of research, concept of the show, budgeting,sponsorship, determination of vendors for event production, division of labor for themembers,and permitting place.Event held during the school hours, with the form of educational programs inthe indoor from Astra Honda Semarang professionals in each school hall, the nextprogram is practice and 3 safety riding games contains information about RadioSSFM, and also entertainment in the form of music performances from students theschool itself and attractive prizes. This event is a way to introduce radio SSFM withthe radio broadcasters from directly interacting with the audience, radio mascot,information radio program, radio frequency, and all the information about the radio.Keywords: Public Relations Campaign, Radio SSFM3Kampanye PR Radio SSFM âAssik Ala SSFMâJurnal Laporan Project OfficerPenyusunNama : Jeffry Septian PutraNIM : D2C607024JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGORO20134PENDAHULUANSekarang ini, radio masih mempunyai tempat dalam dunia komunikasi sebagaisalah satu media komunikasi yang mempunyai keunggulan tersendiri dibanding mediakomunikasi lainnya. Radio sebagai media komunikasi dengan suara dan membuatpendengarnya berimajinasi atau membuat gambar di benak pendengar. Radiomerupakan media tercepat karena tidak membutuhkan proses produksi yang rumit,percetakan, atau perekaman. Dari segi pendengar radio dapat merasakan kedekatansecara personal dengan penyiarnya dan bersifat fleksibel karena tidak menggangguaktifitas lainnya. Semakin berkembangnya jaman, radio juga dapat digunakan secaramobile dengan menggunakan gadget atau alat elektronik yang memadai. Semua halini adalah karakteristik radio yang dijelaskan oleh Asep Syamsul M. Romli dalambukunya Broadcast Jurnalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter, danScripwrite.Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkangagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa programyang teratur dan berkesinambungan. (Asti Musman dan Sugeng WA, 2011)Persaingan dalam pengelolaan radio saat ini semakin ketat, perlu adanya strategikhusus untuk merebut perhatian pendengar, pengelola media siaran harus benar-benarmemahami dan mengenali ekspektasi atau apa yang diinginkan para pendengar.Strategi yang tepat adalah memperhatikan dan memahami perilaku pendengaryang dapat ditemukan dari ketertarikan mereka pada isi radio tersebut. Program radio,penyiar radio, feature radio, dan lagu-lagu yang disajikan adalah beberapa contoh darikonten radio yang menjadi kesukaan dari pendengar. Pada umumnya perilakupendengar yang memiliki kegemaran mendengarkan radio, akan lebih prefer untukmemilih radio dari kesukaannya pada kategori tersebut, mereka suka pada programradio yang ada didalamnya contohnya program cerita misteri, program musik indie,program masalah rumah tangga, dan lainnya. Dari konsep program musik yangdirancang itulah tim produksi menjadi tahu apa saja yang menjadi tolak ukur suatuprogram musik radio terus bertahan lama dan tetap dicintai oleh pendengarnya, danjuga daya tarik apa yang menjadikan program musik begitu digemari dan terus diikutioleh pendengar. Dalam konsep radio anak muda, di Semarang sendiri terdapatbeberapa radio diantaranya Prambors, trax, RCT, SSfm dan lainnya. Masing-masingdari radio tersebut mempunyai ciri khas yang masih berbeda, mulai dari pemilihanmusik, program acara di dalamnya, gaya berbicara penyiarnya, dan juga kontenkontendi dalamnya.SSFM adalah sebuah brand yang baru walaupun sebenarnya radio ini sudahlama berdiri. Dulu SSFM bernama âSuara Saktiâ dengan konsep konten-konten lagujazz, lalu berubah menjadi radio keluarga, radio untuk profesional muda, dankemudian barulah merubah namanya menjadi SSFM (tanpa singkatan) yangbersegmentasi anak muda, dengan range usia 15 â 34 tahun. Target audienceprimernya adalah usia 15 â 25 tahun, target bisa sampai dengan 34 tahun. Targetaudience yang diutamakan adalah usia SMA, kuliah, dan professional muda. Darisangat luasnya target audience yang dimiliki oleh SSFM, sangat sulit pula untukmengelola program sesuai dengan masing-masing karakteristik usia tersebut.Brand atau merek didefinisikan oleh American Marketing Association sebagainama, istilah, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang5dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari penjual atausekelompok penjual agar dapat dibedakan dari kompetitornya. Seperti yang sudahdijelaskan di atas, SSFM sudah mempunyai sesuatu yang berbeda dibanding radiobersegmen anak muda di Semarang, hanya saja kurangnya promosi menjadikanSSFM kurang dikenal.Dari aspek psikografisnya, anak muda di Semarang dapat dibilang mengikutitren-tren yang ada baik itu positif maupun negatif. Tren yang positif diantaranyatermasuk dalam bidang olahraga, musik, seni, komunitas dan lainnya, sedangkan trennegatif nya adalah alcohol, pergaulan bebas, balapan liar, dan lainnya. Dalamkegiatan kampanye PR yang akan kami lakukan, kami mengambil isu kecelakaanyang diakibatkan lalainya pengendara motor khususnya pelajar di Semarang.Menurut Kepala Cabang PT Jasa Raharja (Persero) Jateng, Sukonomenjelaskan, data kendaraan yang terlibat kecelakaan selama Januari hingga Maret2012, didominasi oleh sepeda motor. Diikuti mobil pribadi dan truk.. Berdasarkanusia korban paling besar untuk rentang usia 15-29 tahun (39,22%), diikuti usia 30-49tahun (30.65%). Sedangkan jika berdasar profesi, sebagian besar adalah karyawan(28,33%) diikuti pelajar/mahasiswa (23.67%) dan wiraswasta (22,90%).Strategi yang akan digunakan untuk memperkenalkan SSFM sebagai radio lokalpendatang baru mengacu pada bentuk kegiatan dengan kemasan yang menarik danmenyasar langsung kepada audiens dan bersifat mendidik atau mengedukasi. RadioSSFM sabagai radio baru sudah melakukan berbagai kegiatan promosi beberapa tahunkebelakang ternyata belum mampu menyasar pada target audiencenya. Bahkan bagimasyarakat muda kota semarang yang merupakan target utama dari radio ini, namaSSFM itu sendiri pun belum terlalu dikenal. Melihat kondisi tersebut, sebuah kegiatanberupa event roadshow yang menjurus langsung kepada target primer yaitu siswaSMA merupakan cara yang efektif untuk membangun awareness terhadap SSFMkarena salah satu filosofi dari SSFM adalah radio yang berorientasi padapendengarnya.Dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan siswa SMA sebagai target audiens,strategi yang mengacu pada experience target audiens dianggap efektif untukmencapai tujuan karena memungkinkannya terjadi interaksi dengan target audiencedalam kondisi yang nyaman dan menyenangkan. Dengan taktik seperti ini mampumemberikan pengalaman menarik dan kesan baik terhadap Radio SSFM, sesuaidengan karakter psikografis target audiens yang suka tantangan dan suka hal baruakan memungkinkan informasi diserap secara maksimal. Strategi experience ini jugamemberikan pengalaman langsung kepada target audiens mengenai program SSFM.Dengan keterlibatan audiens diharapkan mampu menciptakan kesan menyenangkansehingga akhirnya mereka merasa penasaran dan mencoba untuk mendengarkanSSFM. Kegiatan utama yang dilakukan adalah Assik ala SSFM (Aman SelamatSaat Naik Kendaraan ala SSFM).Assik ala SSFM sebagai proses untuk memasukan input berupa informasi ataupengetahuan mengenai radio SSFM dan juga edukasi mengenai cara berkendara yangbaik dan benar, input ini diproses secara menarik dengan permainan-permainan seruyang diikuti siswa-siswa tersebut sehingga menciptakan mood yang menyenangkandan dapat dengan mudah untuk menerima informasi mengenai SSFM. Didalampermainan tersebut dimasukan features dari SSFM baik dari tagline, frekuensi, dan6informasi lainnya, dalam edukasi mengenai safety riding akan dikemas secaramenarik dan interaktif. Untuk memperkuat ingatan mereka mengenai informasi ini,kami juga menambahkan gimmick yang akan diberikan kepada siswa berupa helmSNI, masker motor, sarung tangan berkendara, stiker, gantungan kunci sepeda motor,dan hadiah uang tunai, dengan tujuan siswa yang berkendara yang baik akan dianggapsebagai anak Assik SSFM. Output yang diharapkan adalah berupa awareness yangdimiliki siswa-siswa sma yang terlibat didalam kegiatan tersebut meningkat, baikdalam pengetahuan mengenai radio SSFM maupun behaviour mereka dalamberkendara. Dalam pemeragaan cara berkendara yang baik dan benar dilakukan olehtim dari SSFM âLaskar Kawiâ, didalamnya juga terdapat komptisi-kompetisimenarik seputar berkendara dan hal-hal ang behubungan dengan SSFM. Tentunyadalam sebuah kompetisi, pemenang akan mendapatkan hadiah. Hadiah yang kamisiapkan dalam satu sekolah berjumlah Rp. 1.052.000,00 yang akan dibagi menjadi 21hadiah. Sistematika pemilihan sekolah dilakukan oleh klien yang menurut merekasekolah tersebut termasuk sasaran utama target dari radio SSFM.Konsep kegiatan berupa serangkaian acara dengan mengangkat isu disekitartarget audiens yaitu anak muda Semarang mengenai masalah berkendara sepedamotor yang dikemas dalam permainan dan kuis interaktif yang memunculkan featuresmengenai radio SSFM. Dalam program Assik ala SSFM dibagi menjadi tiga tahapanyaitu pre-event, event dan post event.Event ASSIK ALA SSFM sebagai kegiatan PR Campaign Radio SSFMmemperoleh hasil berdasarkan tujuan yang akan dicapai yaitu memperkenalkan RadioSSFM sebagai radio anak muda Semarang, hal ini dapat dilihat dari evaluasi kegiatanyang menganalisis hasil akhir apakah event ini berhasil dan dapat dilanjutkan lagikedepannya.Menurut Anne Gregory dalam bukunya Perencanaan dan ManajemenKampanye PR tahun 2004, terdapat 3 point penting dalam evaluasi, yang pertamayaitu input, penjelasan dari produk tersebut, latar belakangnya, kemasan, dan pilihansaluran distribusi. Yang kedua adalah output, bagaimana input digunakan oleh publikyang dihitung dari analisis pembaca atau audiens, penyebutan dalam media, dananalisis isi. Ketiga adalah outcome (hasil akhir) ini melibatkan pengukuran efek akhirdari komunikasi yang diukur dalam 3 cara yaitu kognitif (Perubahan tingkatpemikiran atau kesadaran), afektif (Perubahan sikap atau opini) dan konatif(Perubahan dalam perilaku).Evaluasi kegiatan kampanye PR âAssik Ala SSFMâ tidak terlepas darioperasional pelaksanaan kegiatan yang dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap praproduksi (planning), tahap produksi (acting), dan tahap pasca produksi (reporting).Seluruh tahapan dievaluasi mulai dari perencanaan sampai pelaporan. Tahap planningâAssik Ala SSFMâ diuraikan menjadi beberapa kegiatan diantaranya penjabaran idemenjadi konsep berupa roadshow edukasi safety riding, pembentukan tim danpembagian jobdesk untuk eksekusi event, pengembangan konsep kreatif (rundown,talent, dan dekorasi), penentuan tempat, perlengkapan, akomodasi, dokumentasi),promosi dan publikasi, penyelesaian kontrak, perijinan tempat, dan lainnya. Tahapproduksi (acting) pada event âAssik Ala SSFMâ diantaranya kesiapan pengisi acarayaitu penyiar radio SSFM atau laskar kawi, kesiapan perlengkapan untuk produksievent âAssik Ala SSFMâ berupa tenda (stage), sound system, kesiapan team, danproses event yang diadakan sesuai dengan rundown. Tahap reporting diantaranyaevaluasi event, dan pembuatan laporan.7ASSIK ala SSFM merupakan Event yang berisi kegiatan edukasi mengenai safetyriding sepeda motor dan games-games yang dikemas secara menarik mengenai radio SSFM.Sebagai radio yang inspiring, dynamic, and entertaining, SSFM peduli anak muda Semarangsebagai target market mereka untuk lebih concern mengenai lalu lintas dan berkendara sepedamotor. Kegiatan ini melibatkan langsung target audience untuk berpartisipasi dalam gamesgamesdan konten acara didalamnya. Siswa-siswi di Sekolah yang terpilih dapat secaralangsung terlibat dalam kegiatan Radio 105.2 SSFM, bertemu dengan Laskar Kawi /penyiarRadio 105.2 SSFM secara langsung dan lebih mengenal mereka untuk mengetahui programprogramon air apa saja. Melalui Event ini Radio 105.2 SSFM juga mampu memperkenalkanlebih jauh mengenai radio 105.2 SSFM mengenai frekuensi radio tersebut, berbagai programradio SSFM, keunggulan yang dimiliki oleh Radio 105.2 SSFM, memperkenalkan maskotradio SSFM dan berbagai informasi lainnya.Selain itu melalui Event ini pihak manajemen Radio 105.2 SSFM juga dapat melihatkondisi target audiens secara langsung , hal ini menjadi penting karena dari sinilah fungsiPublic relation akan sangat dibutuhkan, agar dapat diselenggarakan sebuah kegiatan yangdapat meningkatkan awareness dan menjalin hubungan antara Radio 105.2 SSFM dengantarget audiens yaitu pelajar SMA/SMK secara langsung. Sudah menjadi tugas public relationsuntuk melakukan kegiatan komunikasi pemasaran yang mengutamakan interaksi,koneksivitas serta hubungan yang akrab dengan target audience untuk menciptakanpencitraan yang baik dan peningkatan awareness dari target audiens.Secara garis besar Event sebagai tools PR dalam IMC pada Event ASSIK ala SSFMterlakasana dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.PENUTUPKesimpulanKegiatan PR Campaign âASSIK ALA SSFM berhasil diselenggarakan dan mencapaitujuan yang diinginkan berdasarkan evaluasi yang dilakukan. Terjalinnya hubungan yang baikdari pihak klien Radio SSFM dan juga sponsor pendukung acara seperti Astra MotorSemarang (Honda), AEOC, INKRAFT, Rinjani View, serta media lainnya.Dengan menganalisis target audiens dengan tepat, event ini telah menjadi tool PRCampaign yang efektif karena dapat menjadi rangsangan bagi siswa-siswi sekolah lainnyauntuk penasaran dan mencari tahu informasi mengenai âASSIK ALA SSFMâ. Dua diantaraketiga sekolah yang terpilih untuk menjadi target audiens dalam acara ini cukup berperanbesar dalam menyebarkan informasi dan menjadi teaser, namun SMK Perintis 29 kurangberperan dalam menjadi buzzer dalam social media dikarenakan siswa-siswinya kurang aktifdalam kegiatan social media.Saran Riset merupakan hal yang penting untuk menganalisis situasi dan target audiens.Untuk target anak muda, khususnya pelajar sebaiknya menggunakan metodewawancara sehingga hasil yang diperoleh benar-benar valid, dan communicationtools yang digunakan untuk menyampaikan pesan dapat efektif menuju targetaudiens, dan event yang diselenggarakan dapat memperoleh hasil maksimal. Penyebaran informasi event atau publikasi harus dilakukan dari jauh hari danmenggunaan media yang bersegmentasi sama dengan target audiens yaitu anakmuda. Publikasi event juga aharus mempunyai jangkauan luas, tidak hanyaditerima oleh target audiens di sekolah yang terpilih saja, social media danwebsite perlu dimaksimalkan penggunaannya untuk publikasi karena efektifmenjadi teaser untuk target audiens yang lain.8 Tujuan komunikasi dan penyampaian pesan dalam event akan efektif apabilamendatangi audiens secara langsung dan dilibatkan didalam acara tersebutsehingga memperoleh experience dan lebih kuat mengingat pesan yangdisampaikan. Intensif menjalin hubungan dengan Perusahaan yang ditargetkan menjadi sponsordan melakukan proses lobby secara santai namun santun. Setelah mendapatkankesepakatan kerjasama, Perusahaan sponsorship selalu diberikan informasiinformasimengenai event dan laporan event.9DAFTAR PUSTAKAAaker, David. 1991. Managing Brand Equity; Capitalizing on the Value of Brand Name. NewYork : Free Press(http://www.scribd.com/doc/76703520/Managing-Brand-Equity)Astute, Santi Indra. 2008. Jurnalisme Radio Teori dan Praktik. Bandung:Simbiosa RekatamaMediaDuncan, Tom. 2005. The Principle of Advertising and IMC. New York : McGraw HillGregory, Anne. 2004. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations.Jakarta : ErlanggaKasali, Rhenald. 2009. Manajemen Public Relation Konsep dan Aplikasinya diIndonesia. Jakarta : GrafitiKottler. 2000. Marketing Management, The Millnium Edition. New Jersey :Prentice Hall International, Inc.Lattimore, Dan., Otis Baskin., Suzette T.Heiman & Elizabeth L.Toth. (2010).Public Relations : Profesi & Praktik. Jakarta : Salemba Humanika.Masterman, Guy & Wood, Emma. 2006. Innovative Marketing Communication, Strategiesfor the Events Industry. United Kingdom : Butterworth HeinemannMusman, Aswi & WA, Sugeng.2011.Marketing Media Penyiaran, BukanSekedar Jual Kecap. Yogyakarta: Cahaya Atma Pusaka.Peter, J Paul dan Olson, Jerry C. 1996. Customer Behaviour and MarketingStrategy. 4th Edition. New York : McGraw Hill Co.Tjiptono, Fandy. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta : Andi Publishe
Efficacy of trifocal versus bifocal bone transport on large tibial bone defect: a systematic review and meta-analysis
One of the most common long-term complication of chronic osteomyelitis of tibia is segmental bone loss. One of the methods to manage the segmental bone loss in osteomyelitis is bone transport technique, which is able to reconstruct a defect of more than 6 cm. This paper aims to systematically review and analyze the outcome of bifocal and trifocal bone distraction technique on the tibial bony defect. A comprehensive literature search was performed using PubMed, Google Scholar, and Cochrane library. The inclusion criteria were any studies about comparison between bifocal bone transports with trifocal bone transport in management of large tibial bone defect. The outcomes assessed includes external fixation index, duration of regenerate consolidation, lengthening speed, bone transport distance, and operating time. Two studies reported shorter external fixation index in total of 57 fractures in the trifocal group and 61 fractures in the bifocal group. The meta-analysis showed significant difference in external fixation index between the two groups (Figure 1; RR=-44.37; 95% CI 73.73-15.01; p<0.0001) with significant heterogeneity (Chi square=11.38, p=0.0007); I2: 91%. Although only two studies were compared, both studies had almost similar subjects, and shown that trifocal bone transport technique had faster external fixator index compared to the bifocal bone transport group in the setting of severe bone loss in tibial fracture
The Role of Supporting Examinations on the Diagnosis of Chronic Diarrhea in Children
Background: Etiology of chronic diarrhea can be established through non-invasive examination such as stool examination and stool culture. Colonoscopy is an invasive Method, which is occasionally needed to discover the etiology of chronic diarrhea. Objective: To recognize the characteristics of chronic diarrhea based on stool examination and colonoscopy results. Methods: Descriptive study on patients with chronic diarrhea who came to Cipto Mangunkusumo hospital since 1 June to 31 August 2005. Laboratory tests were conducted in accordance with clinical indication. Data was presented in distribution tables. Results: There were 41 patients with chronic diarrhea. Stool examination were performed only in 38 patients with negative-gram infection (86.8%). Stool cultures were performed in 27 patients with positive results of non-pathogenic Escherichia coli (85.2%). Stool parasite examination and concentration tests were performed in 17 patients, with 47.0% positive results as follow: Microsporidia 29.4%, Blastocystis hominis 11.8% and Giardia lamblia 5.9%. Colonoscopy examinations were performed in 6 patients and all patients indicated ulcerative colitis appearance with 50% histopathological impression of infective colitis. Conclusion: Stool examination in chronic diarrhea primarily indicates positive infection. Bacterial stool culture mostly includes non-pathogenic Escherichia coli, while parasite stool examination largely includes Microsporidia. Biopsy examination tends to reveal infective colitis
The effects of ditch dams on waterâlevel dynamics in tropical peatlands
A significant proportion of tropical peatlands has been drained for agricultural purposes, resulting in severe degradation. Hydrological restoration, which usually involves blocking ditches, is therefore a priority. Nevertheless, the influence of ditch blocking on tropical peatland hydrological functioning is still poorly understood. We studied water-level dynamics using a combination of automated and manual dipwells, and also meteorological data during dry and wet seasons over 6 months at three locations in Sebangau National Park, Kalimantan, Indonesia. The locations were a forested peatland (Forested), a drained peatland with ditch dams (Blocked), and a drained peatland without ditch dams (Drained). In the dry season, water tables at all sites were deeper than the Indonesian regulatory requirement of 40âcm from the peat surface. In the dry season, the ditches were dry and water did not flow to them. The dry season water-table drawdown rates â solely due to evapotranspiration â were 9.3âmmâdayâ1 at Forested, 9.6âmmâdayâ1 at Blocked, but 12.7âmmâdayâ1 at Drained. In the wet season, the proportion of time during which water tables in the wells were deeper than the 40âcm limit ranged between 16% and 87% at Forested, 0% at Blocked, and between 0% and 38% at Drained. In the wet season, water flowed from the peatland to ditches at Blocked and Drained. The interquartile range of hydraulic gradients between the lowest ditch outlet and the farthest well from ditches at Blocked was 3.7âĂâ10â4 to 7.8âĂâ10â4 m mâ1, but 1.9âĂâ10â3 to 2.6âĂâ10â3 m mâ1 at Drained. Given the results from Forested, a water-table depth limit policy based on field data may be required, to reflect natural seasonal dynamics in tropical peatlands. Revised spatial designs of dams or bunds are also required, to ensure effective water-table management as part of tropical peatland restoration
Simulasi Batang Penghubung Piston Dengan Variasi Material Al Alloy Dan Ti Alloy Menggunakan Metode Elemen Hingga
Motor bakar adalah motor yang dalam cara kerjanya membutuhkan pembakaran dengan merubah energi kimia menjadi energi mekanik. Pembakaran yang sering terjadi dalam ruang bakar dapat mengakibatkan panas dalam ruang bakar dimana pembakaran tersebut membutuhkan gerak bolak Balik dari piston. Agar piston dapat berporasi normal maka, dibutuhkan komponen yang kuat untuk mendorong dan menopang piston tersebut. Komponen yang mendorong piston dalam dunia otomotif disebut dengan batang piston. Pemilihan material batang piston harus diperhatikan dengan ketelitian yang tinggi. Salah satu bahan penyusun material yang sering digunakan adalah Al Alloy dan Ti Alloy. Penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis batang piston dengan metode elemen hingga. Analisis elemen hingga pada batang piston dilakukan dengan bantuan software ANSYS. Simulasi ANSYS dimaksudkan untuk menguji perbedaan total deformasi, tegangan normal, dan safety factor pada masing-masing material. Hasil analisis menunjukkan bahwa deformasi terbesar dialami pada batang piston dengan material Al Alloy dengan nilai 0,672 mm sedangkan pada material Ti Alloy deformasi yang dialami sebesar 0,496 mm
Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Tinggi Badan dan Antrian Otomatis pada Pintu Masuk Wahana Bermain
Sebuah wahana bermain, memiliki peraturan batas tinggi badan untuk menaiki wahana. Peraturan tersebutdibuat demi keamanan dan keselamatan saat menaiki suatu wahana. Dalam wahana yang berbahaya, peraturan batas tinggibadan dibuat dengan tinggi minimal dengan angka yang cukup tinggi, batas tinggi bisa berupa diatas 130 cm. Batas tersebutmembuat banyak pengunjung wahana tidak bisa menaiki wahana karena memiliki tinggi yang kurang. Walaupun peraturantersebut sudah dibuat, masih banyak pengunjung wahana yang tetap ingin menaiki wahana walaupun tinggi nya kurangmencukupi. Oleh karena itu, akan lebih efektif jika dibuat sebuat pintu otomatis yang dapat mendeteksi tinggi badanpengunjung wahana dan pintu akan terbuka jika pengunjung wahana memiliki tinggi yang cukup. Pintu ini diletakan padaposisi sebelum antrian, maka selain pintu otomatis, juga ada sistem penghitung jumlah pengunjung yang berada didalamantrian. Jumlah antrian akan ditampilkan di layar seven segment dan jika antrian penuh akan diinformasikan pada LCD. Batastinggi badan pada pintu ini dibuat dengan tinggi minimal 130 cm agar pintu terbuka. Sistem pintu pengukur tinggi dan antrianotomatis ini menggunakan mikrokontoler Arduino Mega serta sensor infrared obstacle FC-51 untuk mendeteksi adanyapengunjung. Selain itu pintu ini dilengkapi dengan LED dan loudspeaker sebagai pemberi informasi tentang pengunjungwahana diperbolehkan untuk masuk atau tidak dikarenakan tinggi badan pengunjung wahana