5 research outputs found
CURATION AND MANAGEMENT OF CULTURAL HERITAGE THROUGH LIBRARIES
Libraries, museums and archives hold valuable collections in a variety of media, presenting a vast
body of knowledge rooted in the history of human civilisation. These form the repository of the
wisdom of great works by thinkers of past and the present. The holdings of these institutions are
priceless heritage of the mankind as they preserve documents, ideas, and the oral and written
records. To value the cultural heritage and to care for it as a treasure bequeathed to us by our
ancestors is the major responsibility of libraries. The past records constitute a natural resource
and are indispensable to the present generation as well as to the generations to come. Libraries
preserve the documentary heritage resources for which they are primarily responsible. Any loss of
such materials is simply irreplaceable. Therefore, preserving this intellectual, cultural heritage
becomes not only the academic commitment but also the moral responsibility of the
librarians/information scientists, who are in charge of these repositories.
The high quality of the papers and the discussion represent the thinking and experience of experts
in their particular fields. The contributed papers also relate to the methodology used in libraries
in Asia to provide access to manuscripts and cultural heritage. The volume discusses best practices
in Knowledge preservation and how to collaborate and preserve the culture. The book also deals with
manuscript and archives issues in the digital era.
The approach of this book is concise, comprehensively, covering all major aspects of preservation
and conservation through libraries. The readership of the book is not just limited to library and
information science professionals, but also for those involved in conservation, preservation,
restoration or other related disciplines. The book will be useful for librarians, archivists and
conservators.
We thank the Sunan Kalijaga University, Special Libraries Association- Asian Chapter for their
trust and their constant support, all the contributors for their submissions, the members of the Local
and International Committee for their reviewing effort for making this publication possible
Pengaruh Pemberian Terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (Tens) terhadap Pengurangan Nyeri pada Pasien Lansia dengan Low Back Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa Tangerang Tahun 2020
Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia adalah gangguan sistem muskuloskeletal dengan “Low Back Pain” (LPB). Berfokus pada modalitas elektroterapi yang dapat memproduksi berbagai jenis gelombang elektronik untuk meredakan rasa nyeri, termasuk pada kasus LBP. Beberapa review elektroterapi yang berbasis bukti menemukan bahwa terapi dengan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) bermanfaat pada beberapa pasien dengan LBP. Terlepas dari adanya bukti mengenai manfaat dari terapi TENS untuk kasus LBP, TENS merupakan modalitas yang sering diberikan pada kasus LBP dikarenakan tingginya permintaan terhadap intervensi nonfarmakologis yang non invasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pemberian terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) terhadap pengurangan nyeri pada pasien lansia dengan Low Back Pain di Fiioterapi Rumah Sakit An-Nisa Tangerang Tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi eksperimental design : one group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 responden. Tehnik yang digunakan untuk pengambilan data adalah total sampling . Hasil penelitian : Berdasarkan uji statistik di dapatkan nilai P Value yaitu 0,007 maka dapat disimpulkan ada pengaruh antara pemberian terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) terhadap skala nyeri pada pasien lansia dengan Low Back Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An-Nisa Tangerang. Kesimpulan : ada pengaruh antara pemberian terapi Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) terhadap skala nyeri pada pasien lansia dengan Low Back Pain di Fisioterapi Rumah Sakit An- Nisa Tangeran
Mean Platelet Volume sebagai Faktor Prognostik Sepsis pada Anak
. Sepsis adalah kondisi klinis disfungsi organ yang berpotensi mengancam nyawa. Skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction 2 (PELOD-2) sering digunakan untuk memprediksi kematian pasien sepsis. Sebagian besar penelitian menemukan peningkatan nilai MPV pada pasien sepsis, baik neonatus maupun dewasa. Nilai MPV dapat dijadikan salah satu parameter untuk menilai prognosis pasien sepsis
Hubungan Kecemasan Penularan Penyakit dengan Peran Keluarga dalam Perawatan Penyakit Tb Paru di Puskesmas Pasir Nangka
Tuberkulosis (TBC) menjadi masalah kesehatan global. Sepertiga populasi dunia tertular TBC dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari penyakit menular diseluruh dunia. Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi karena adanya perilaku dan sikap keluarga yang kurang baik. Begitupun dalam hal mempercepat proses penyembuhan pasien TB Paru diperlukan perawatan yang sangat intensif terlebih dari pihak keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecemasan tentang penularan penyakit dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Pasir Nangka Kabupaten Tangerang. Desain penelitian termasuk survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil berdasarkan analisis univariat dari 106 responden mayoritas kecemasan berat sebesar 43,4% dan peran keluarga baik sebesar 60,4%. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat ada hubungan antara kecemasan tentang penularan penyakit (p-value 0,000) dengan peran keluarga dalam perawatan penyakit TB Paru. Kesimpulan adanya hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan peran keluarga. Saran agar responden dapat aktif dan meningkatkan pengetahuannya mengenai penyakit TB Paru dan juga cara pencegahannya, supaya dapat membedakan mana yang perlu dicemaskan dan mana yang tidak perlu dicemaskan, dan agar dapat menumbuhkan kesadaran kepada keluarga juga masyarakat supaya bahu membahu untuk melakukan upaya perawatan penyakit TB Paru
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Perawat di RS Mayapada Tangerang Tahun 2020
Pelayanan instalasi rawat inap merupakan pelayanan yang sangat kompleks dan memberikan kontribusi yang paling besar bagi kesembuhan pasien rawat inap. Peranan seorang perawat saat melayani pasien di rawat inap sangatlah berpengaruh terhadap kesembuhan pasien. Tingkat stres kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan, produktivitas, dan perilaku caring perawat. Upaya pencegahan dan penanggulangan stres kerja perlu dilakukan untuk menghindari perawat dari berbagai dampak yang dapat terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di RS Mayapada Tangerang tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 285 responden. Tehnik yang digunakan untuk pengambilan data adalah random sampling dengan menggunakan rumus slovin sehingga sampel yang didapat sebanyak 166 orang.Hasil penelitian : Berdasarkan uji chi-square bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan stress kerja perawat (p-value = 0,006), ada hubungan antara shift kerja dengan stress kerja perawat (p-value = 0,027), ada hubungan antara tuntunan tugas dengan stress kerja perawat (p-value = 0,014) dan ada hubungan antara kondisi kerja dengan stress kerja perawat (p-value = 0,021).Kesimpulan : terdapat hubungan antaraBeban Kerja, Kondisi Kerja, Tuntutan Tugas dan shift kerja dengan stres kerja pada perawat di RS Mayapada Tangerang tahun 2020