20 research outputs found
Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Identifikasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) di Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat kerapatan vegetasi (NDVI) menggunakan citra Landsat-8 dan, 2) luas tingkat kerapatan vegetasi (NDVI) di daerah peneltian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kerapatan vegetasi dan luas wilayah yang disadap dari citra landsat 8 tahun 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi citra Landsat 8 dengan menghitung indeks kerapatan vegetasi atau NormalizedDiffrerence VegetationIndex(NDVI) yang diperoleh dengan perhitungan near infrared dengan red yang dipantulkan oleh tumbuhan. Nilai NDVI diperoleh dengan membandingkan data near-infrared (NIR) dan Red. NDVI adalah nilai Normalized Diffrerence Vegetation Index, NIR adalah band 5 citra Landasat 8 dan Red adalah band 4 dari citra Landsat 8. Teknik analisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), dengan menentukan nilai kerapatan tajuk vegetasi menggunakan hasil dari perhitungan NDVI,kemudian nilai kelas NDVI tersebut diklasifikasi ulang (reclass) menjadi tiga kelas, yaitu kerapatan jarang, sedang dan rapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat kerapatan vegetasi di daerah penelitian adalah jarang dengan nilai 0,022 - 0,188, tingkat kerapatan sedang dengan nilai 0,188 – 0,398 dan rapat dengan nilai 0,398 – 0,593, 2) tingkat kerapatan vegetasi jarang mempunyai luas 815.49 ha (1,32%), vegetasi yang mempunyai tingkat kerapatan sedang mempuyai luas 10.286.19 (16,68 %), dan untuk tingkat kerapatan rapat mempunyai luas 49.689.09 ha (80,57%), sisanya tubuh perairan dan awan mempunyai luas 881.01 ha (1,43%)
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pariwisata Pantai Kura-Kura di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat
Penelitian ini dilakukan di Pantai Kura-kura dengan judul: Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pariwisata Pantai Kura-Kura di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, bertujuan: 1) Mengidentifikasi karakteristik lahan untuk pariwisata yang ada di daerah penelitian, 2) Mengevaluasi kesesuaian lahan untuk pariwisata di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder. Data primer antara lain; kemiringan lereng, bahaya banjir, permeabilitas tanah, tekstur tanah, drainase tanah, prosentase krikil dan krakal, singkapan batuan, prosentase singkapan batuan dan kedalaman batuan induk. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan stratified sampling dengan strata satuan lahan. Metode analisis data dengan matching antara karakteristik lahan dengan persyaratan untuk tempat wisata piknik Hasil penelitian menunjukkan 1) Karakteristik satuan lahan untuk pariwisata di daerah penelitian antara lain adalah: kemiringan lereng berkisar dari 2 – 8 %, tidak pernah terjadi banjir dalam kurun aktu satu tahun, permeabilitas tanah agak lambat, tekstur tanah lempung berdebu, drainase tanah agak cepat hingga lambat, kandungan krikil dan krakal di permukaan lahan 15 – 30 %, Singkapan batua sebagian besar lebih dari 30 % dari luas wilayah, batuan permukaan lebih dari 0.1 % dan kedalaman batuan kurang dari 50 cm, 2) Kelas kesesuaian lahan pariwisata untuk pariwisata adalah buruk, namun mempunyai tingkat penghambat yang tidak berat. Artinya kesesuaian yang buruk bukan berarti lokasi penelitian tidak cocok untuk tempat pariwisata, tetapi untuk menjadi tempat pariwisata yang ideal perlu adanya usaha-usaha yang serius untuk menghilangkan atau meminimalisir faktor penghambat tersebut. Berdasarkan analisis faktor penghambat yang paling serius adalah banyaknya singkapan batuan yang ada di permukaan lahan, sebaran krakal dan krikil yang juga besar yang bisa membahayakan keselamatan para pengunjung.
Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Pemantauan Perubahan Penggunaan Lahan di Lingkungan Kampus 2 STKIP-PGRI Pontianak Tahun 2003 - 2011
Penelitian ini dilakukan di lingkungan STKIP-PGRI Pontianak dan sekitarnyadengan judul: Pemanfaatan Pengideraan Jauh dan Sistem Informasi Geografi Untuk Pemantauan Perubahan Penggunaan Lahan di Lingkungan Kampus 2 STKIP-PGRI Pontianak Tahun 2003-2011, bertujuan: 1) Mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi di lingkungan kampus 2 STKIP PGRI Pontianak,2) Mengetahui kecenderungan arah perubahan penggunaan lahan di lingkungan kampus 2 STKIP PGRI Pontianak, 3) Memetakan luas perubahan penggunaan lahan di lingkungan kampus 2 STKIP PGRI Pontianak dari tahun 2003-2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi citra Ikonos multi tahun, yang tersedia dari tahun 2003, 2008 dan 2011 dan cek lapangan lapangan. Data yang dapat di sadap dari citra antara lain; jenis penggunaan lahan, luas perubahan penggunaan lahan dan arah perubahan penggunaan lahan. Analisis data yang digunakan adalah tumpang susun (overlay). Hasil penelitian menunjukkan 1) Perubahan penggunaan lahan sebagian besar dari penggunan lahan hutan dan sawah menjadi permukiman, 2) Kecenderungan arah perubahan penggunaan lahan adalah mendekati kampus baik pada sisi Utara, Timur, Selatan maupun Barat, 3) Luas perubahan penggunaan lahan dari tahun 2003-2011 adalah: untuk permukiman mengalami pertambahan seluar 66.110 m2, bidang jasa (rumah makan) bertambah 10.254 m2, ladang mengalami pertambahan 17.097m2, sawah mengalami pengurangan sebesar 25.211 m2, hutan mengalami pengurangan seluas 104.327 m2 dan sarana pendidikan mengalami penambahan seluas 35.427 m2 dan polsek seluas 650 m2
Height Above Nearest Drainage (HAND) as a Model for Rapid Flood Inundation Mapping Based on Remote Sensing and Geographic Information Systems in the Kapuas Sintang Sub Watershed
This study aims to map the flood inundation and the extent of the inundation in the study area using the HAND model. The data used in this study is DEM. The DEM is used to generate a hydrologic framework, including flow accumulation, drainage network, flow direction, elevation, and flow distance. The method used in this study is the HAND descriptor. The analysis in this study used spatial hydrological analysis and hypsometric analysis using zonal statistical tables in ArcGIS. Based on the results of the analysis of height above the nearest drainage it is known that the Kapuas Sintang sub-watershed has five classes of inundation, namely very high inundation, high inundation, moderate inundation, low inundation, and no inundation. Very high, high, and moderate inundation classes are spread over three sub-districts, namely Sintang, Dedai, and Tempunak sections. Sintang District has the widest distribution, followed by Dedai District and Tempunak District is the narrowest. Prediction of inundation area and flood area with HAND can be used to improve the new mapping model without involving additional data sources. The HAND model is a nice and simple tool that is useful for inundation studies as well as in inundation area prediction
Utilization of Deep Learning for Mapping Land Use Change Base on Geographic Information System: A Case Study of Liquefaction
This study aims to extract buildings and roads and determine the extent of changes before and after the liquefaction disaster. The research method used is automatic extraction. The data used are Google Earth images for 2017 and 2018. The data analysis technique uses the Deep Learning Geography Information System. The results showed that the extraction results of the built-up area were 23.61 ha and the undeveloped area was 147.53 ha. The total length of the road before the liquefaction disaster occurred was 35.50 km. The extraction result after the liquefaction disaster was that the area built up was 1.20 ha, while the buildings lost due to the disaster were 22.41 ha. The total road length prior to the liquefaction disaster was 35.50 km, only 11.20 km of roads were lost, 24.30 km. Deep Learning in Geographic Information Systems (GIS) is proliferating and has many advantages in all aspects of life, including technology, geography, health, education, social life, and disasters
Pemanfaatan Saluran Thermal Infrared Sensor (TIRS) Landsat 8 untuk Estimasi Temperatur Permukaan Lahan
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Silat Hilir dan sekitarnya, bertujuan untuk mengetahui temperatur permukaan lahan dengan memanfaatkan saluran thermal citra Landsat 8. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: data indeks kerapatan vegetasi atau Normalized Diffrerence VegetationIndex (NDVI) yang diperoleh dengan perhitungan near infrared dengan red yang dipantulkan oleh tumbuhan. NDVI adalah nilai Normalized Diffrerence Vegetation Index, Near Infrared (NIR) dari band 5 dan Red dari band 4 citra Landsat 8, sedangkan untuk mendapatkan temperatur menggunakan saluran termal, yaitu saluran 10 dan 11. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 8 dan Arcgis 10.2.2. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografi. Hasil analisis citra Landsat menggunakan Arcgis 10.2.2 pada saluran termal diketahui bahwa temperatur permukaan lahan berdasarkan hasil klasifikasi berkisar dari 21 -35 oC
Inventarisasi Karakteristik Lahan Lokasi Sumber Air Panas untuk Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau
Penelitian ini bertujuan: 1) mengetahui karakteristik lahan untuk untuk pengembangan pariwisata air panas di daerah penelitian, 2) melakukan upaya pengembangan pariwisata air panas di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder. Data primer antara lain; topografi, tanah, batuan, hidrologi dan aksesibilitas data sekunder terdiri dari data monografi, curah hujan, peta geologi, peta tanah, penggunaan lahan dan jaring-jaring jalan. Metode analisis Data yang digunakan adalah anaisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Karakteristik lahan untuk untuk pengembangan pariwisata air panas di daerah penelitian adalah: mempunyai kemiringan lereng 3 - 7 %, ketinggian tempat berkisar dari 25 – 400 meter di atas permukaan air laut, bentuklahan yang menyusun adalah dataran aluvial dan perbukitan denudasional, tanah bertekstur lempung dan tersusun dari batuan sedimen, menuju lokasi air panas tersebut dengan jarak tempuh kurang lebih 70 km dari kota Sanggau. 2) Upaya yang dapat ditempuh untuk pengembangan pariwisata sumber air panas adalah peningkatan anggaran APBD khususnya untuk pengembangan dan pengelolaan pariwisata, pemasaran yang lebih intensif, peningkatan industri-industri pariwisata di lokasi penelitian dan peningkatan tingkat kesadaran wisata
Flood Risk Spatial Modeling Based on Geographical Information Systems and Remote Sensing in the Pemangkat Regensi
Flood is a disaster that occurs every year in Indonesia with various risks. This study aims to create a spatial model of flood risk and determine the distribution of flood risk in Pemangkat, Sambas Regency. The method used is surveying and interpreting secondary data from the Digital Elevation Model, topographic maps, and land cover images. The data collected includes area, elevation, slope, distance from the river, land use, and rainfall. The tool used is a set of Geographic Information System tools, namely Arcgis 10.8. Data analysis using Weighted Sum for generated Flood risk map and Geographically Weighted Regression for flood risk spatial modeling. The results showed that the Pemangkat sub-district had flood risk classes, namely very low, low, moderate, high, and very high classes. Very high to high flood-risk classes are spread in the cities of Pemangkat and Sabatuan. In contrast, medium to deficient classes are spread in Jelutung, Gugah Sejahtera, Penjajap, Harapan, Lonam, and Parapakan. Very low flood risk area is 8.17 ha (8.16%), low 16.97 ha (16.97%, medium 28.17 ha (28.16%), high 32.28 ha (32.28%) and very high 14.41ha (14.39%). The values obtained from the analysis show that GWR modeling is excellent because R2 is relatively tiny, 0.39
Flood Vulnerability Analysis Based on GIS and Remote Sensing at Silat Hulu
A flood is a natural disaster that may happen anywhere and anytime. These disasters have become an annual cycle in Indonesia, and it is important to be swift in their mitigation and control. This study aims to determine the vulnerability of flooding in Silat Hulu and the extent of the area likely to be submerged. The method used was survey and secondary interpretation data. Data was from topographic maps, Sentinel 2A images, and 10 x 10 m resolution DEM images acquired on November 21, 2021, obtained from the ALOS PALSAR imagery. Data analysis using ArcGIS 10.8, using the weighted overlay spatial analysis tool. The results showed that the study location had three flood vulnerability classes: low, medium, and high. The locations with low vulnerability classes have an area of 2,921 ha, moderate have 32,683 ha, and high have 28,208 ha. Low flood vulnerability is spread to a small extent in Nangau Luan, Nangau Lungu, and Landau Badai villages. The level of vulnerability is mostly in Nangau, Nangau Lungu, and Landau Storm. The high level of vulnerability is mainly spread in the villages of Nangau Dangkan, Blimbing, Nangau Ngeri, and Nangau Lungu. GIS and remote sensing approaches are practical tools for flood-prone maps. Furthermore, GIS-based flood vulnerability mapping and remote sensing are valuable tools for estimating flood vulnerability areas
Analisis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi dalam Perspektif Spasial sebagai Upaya Penjaringan Mahasiswa Baru
AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui profil dan menganalisis persebaran spasial mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi angkatan 2016-2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Bentuk penelitian survei dengan responden sebanyak 196. Teknik pengambilan data menggunakan komunikasi tidak langsung, alat yang digunakan adalah angket. Data yang digunakan yaitu nama, asal, agama, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan orang tua. Teknik pengambilan sampel dengan stratified sampling. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi paling banyak beragama Islam 95 orang; berjenis kelamin wanita 144 orang; pendidikan dari SMA Jurusan IPS 166 orang; pekerjaan orang tua petani 96 orang; penghasilan rata-rata orang tua Rp760.000,00/bulan; informasi tentang Program Studi Pendidikan Geografi paling banyak didapatkan dari saudara sebanyak 74 orang; motivasi masuk karena berkeinginan untuk mengetahui seluk beluk bumi sebanyak 64 orang. Persebaran mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi menunjukkan pola distribusi yang menyebar. AbstractThis research aimed to determine the profile and analyze the spatial distribution of students from the 2016-2019 Geography Education Study Program. The research method used descriptive. The form of the survey with 196 respondents. The data collection technique used indirect communication, the tool used is a questionnaire. The data used name, origin, religion, gender, last education, occupation, and parents' income. The sampling technique used stratified sampling. The data analysis technique used descriptive quantitative and percentage. The results showed that the most students of the Geography Education Study Program were 95 Muslims; female sex 144 people; education from SMA majoring in Social Sciences 166 people; the occupation of the farmer's parents were 96 people; the average income of parents was Rp.760,000.00/month; Information about the Geography Education Study Program was mostly obtained from relatives as many as 74 people; The motivation to enter was because they want to know the ins and outs of the earth 64 people. The distribution of students from the Geography Education Study Program showed a distributed distribution pattern