3 research outputs found

    The hydrogeological mapping of the southwestern part of Serang Regency, Banten, Indonesia

    No full text
    The development of Serang City as the central government of Banten Province leads to persistently increasing demand for clean water in the area and its surroundings. This study aimed to perform the hydrogeological mapping of the southwestern part of Serang Regency. The study area covered four districts, namely Baros, Padarincang, Paburuan, and Ciomas. These four districts are the clean water source of Serang City that also functions as a buffer zone designed for the development of freshwater fishery and wetland agriculture. Hydrogeological mapping in the study area is expected to be one of the inputs in planning the use of water resources. The method used in this research included analyses of drill data, geophysical measurement results, the findings of previous studies, hydrological map scale 1:250000, and geological map scale 1:100000, as well as geomorphological mapping and field survey. This research produced six classes of hydrogeological units that covered areas with scarce groundwater productivity up to those with high groundwater productivity

    Kondisi hidrologi terkait dengan perubahan penggunaan lahan DAS Bedog Kabupaten Sleman

    No full text
    Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji kondisi Fisik DAS Bedog dalam kaitannya respon DAS terhadap hujan, sebagai dasar untuk restorasi air di DAS Bedog. Tujuan kedua adalah untuk mengkaji jejaring irigasi di DAS Bedog kaitannya dengan adanya rekayasa irigasi. Adapun tujuan ketiga adalah mengkaji seberapa besar kelebihan air di DAS Bedog pada saat musim kemarau. Lokasi penelitian dipusatkan pada DAS Bedog yang berada di Lereng Selatan Gunungapi Merapi yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. DAS ini dipilih karena memiliki fungsi penting sebagai resapan air yang menunjang sumber daya air di daerah bawahannya. Lokasi ini juga dianggap sesuai dengan Rencana Strategis UGM (2012-2017) salah satu prioritas riset menekankan pada masalah Penyelamatan Lingkungan Kritis dan Restorasi Lingkungan Daerah Resapan Air. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji aspek fisik yang ada di DAS Bedog dimana fenomena hidrologi yang ada. parameter fisik lahan dianalisis tumpangsusun dengan Sistem Informasi Geografis untuk mendapatkan besaran-besaran koefisien aliran dan besar debit. Nilai hasil tersebut digunakan untuk analisis jaringan irigasi dan pengarian. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan respon DAS terhadap hujan, data penggunaan lahan 2015 dan 2017 didapatkan nilai koefisien aliran (nilai C) adalah 0,47 dan 0,48. DAS Bedog masih relatif baik untuk menyimpan air yakni mampu menyimpan air hujan sekitar 52% sd 53%. Sistem jejaring irigasi di DAS Bedog, sumber airnya sebagian berasal dari pembendungan Sungai Krasak yang dialirkan ke daerah irigasi DAS Bedog, dan terdapat gabungan pembendungan sungai Krasak dan sungai Bedog yang digunakan untuk air irigasi di DAS Bedog . Terdapat lima Bendung untuk kebutuhan irigasi DAS Bedog. Kelebihan air irigasi di DAS Bedog yang bearsal dari Bendung I, II, Bendung III  dialirkan ke Bendung 4, Bendung V, dan dialirkan ke sungai Bedog bagian setelah digunakan irigasi di wilayah irigasi Pulesari. Bendung IV dialirkan ke DAS Bedog untuk mencukupi air irigasi di wilayah irigasi Blumbang dan kelebihan air irigasi dimasukkan ke Bendung V

    The hydrogeological mapping of the southwestern part of Serang Regency, Banten, Indonesia

    No full text
    The development of Serang City as the central government of Banten Province leads to persistently increasing demand for clean water in the area and its surroundings. This study aimed to perform the hydrogeological mapping of the southwestern part of Serang Regency. The study area covered four districts, namely Baros, Padarincang, Paburuan, and Ciomas. These four districts are the clean water source of Serang City that also functions as a buffer zone designed for the development of freshwater fishery and wetland agriculture. Hydrogeological mapping in the study area is expected to be one of the inputs in planning the use of water resources. The method used in this research included analyses of drill data, geophysical measurement results, the findings of previous studies, hydrological map scale 1:250000, and geological map scale 1:100000, as well as geomorphological mapping and field survey. This research produced six classes of hydrogeological units that covered areas with scarce groundwater productivity up to those with high groundwater productivity
    corecore