16 research outputs found
Standardisasi ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus willd) dari tiga daerah berbeda
Angsana (Pterocarpus indicus Willd) merupakan salah satu famili Leguminosae yang sudah lama digunakan sebagai obat tradisional. Secara empiris masyarakat telah memanfaatkan angsana sebagai obat tradisional untuk disentri, TBC, sakit kepala, luka, sebagai pencahar, luka sifilis, ulkus mulut, penyakit leprosis, diabetes melitus dan flu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan profil mikroskopis dan makroskopis dari daun angsana serta menetapkan standard spesifik dan non spesifik dari ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus Willd). Simplisia daun angsana diperoleh dari tiga daerah berbeda yaitu Bogor, Pasuruan dan Pacet. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan rendemen 9,63% untuk Bogor; 9,66% untuk Pasuruan; 11,97% untuk Pacet. Parameter Spesifik meliputi pengamatan organoleptis ekstrak kental menunjukan, berwarna Coklat kehitaman dan berbau aromatis. Kandungan senyawa pada penetapan kadar sari larut etanol > 61%, kadar sari larut air > 43%. Hasil skrining fitokimia menunjukan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid dan triterpenoid. Hasil analisis dengan spektrofotometer UV menunjukan bahwa mengandung senyawa flavonoid jenis flavanon dan flavanonol. Hasil analisis gugus fungsi dengan metode spektrofotometer infrared (IR) menunjukan adanya gugus -OH (alkohol),C-H alifatik, -C=O (karbonil), N=O,-CH3, -C-N alifatik, -C-O dan –C-H (aromatik dan alkohol sekunder). Pada parameter non spesifik diperoleh kadar susut pengeringan < 18%, kadar abu total < 9%, kadar abu larut air <8%, kadar abu tidak larut asam < 2%, bobot jenisnya 0,808-0,814 g/cm3 dan memilik pH 5,4-5,6 pada pelarut etanol dan pH 4,3-4,5 pada pelarut air
Standardisasi ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus willd) dari tiga daerah berbeda
Angsana (Pterocarpus indicus Willd) merupakan salah satu famili Leguminosae yang sudah lama digunakan sebagai obat tradisional. Secara empiris masyarakat telah memanfaatkan angsana sebagai obat tradisional untuk disentri, TBC, sakit kepala, luka, sebagai pencahar, luka sifilis, ulkus mulut, penyakit leprosis, diabetes melitus dan flu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan profil mikroskopis dan makroskopis dari daun angsana serta menetapkan standard spesifik dan non spesifik dari ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus Willd). Simplisia daun angsana diperoleh dari tiga daerah berbeda yaitu Bogor, Pasuruan dan Pacet. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan rendemen 9,63% untuk Bogor; 9,66% untuk Pasuruan; 11,97% untuk Pacet. Parameter Spesifik meliputi pengamatan organoleptis ekstrak kental menunjukan, berwarna Coklat kehitaman dan berbau aromatis. Kandungan senyawa pada penetapan kadar sari larut etanol > 61%, kadar sari larut air > 43%. Hasil skrining fitokimia menunjukan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid dan triterpenoid. Hasil analisis dengan spektrofotometer UV menunjukan bahwa mengandung senyawa flavonoid jenis flavanon dan flavanonol. Hasil analisis gugus fungsi dengan metode spektrofotometer infrared (IR) menunjukan adanya gugus -OH (alkohol),C-H alifatik, -C=O (karbonil), N=O,-CH3, -C-N alifatik, -C-O dan –C-H (aromatik dan alkohol sekunder). Pada parameter non spesifik diperoleh kadar susut pengeringan < 18%, kadar abu total < 9%, kadar abu larut air <8%, kadar abu tidak larut asam < 2%, bobot jenisnya 0,808-0,814 g/cm3 dan memilik pH 5,4-5,6 pada pelarut etanol dan pH 4,3-4,5 pada pelarut air