2 research outputs found

    PENGELOLAAN PERIKANAN PERAIRAN DARAT BERBASIS HAK DI SUNGAI SEBANGAU, TAMAN NASIONAL SEBANGAU KALIMANTAN TENGAH

    Get PDF
    Badan Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah, terbagi atas induk sungai sebagai wilayah umum dan anak sungai sebagai wilayah penangkapan ikan terkontrol melalui pengelolaan berbasis hak. Di sisi lain, sebagian lintasan sungai tersebut merupakan batas terluar kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kinerja pengelolaan perikanan berbasis hak di Sungai Sebangau tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2019 dengan lokasi penelitian yang mencakup kawasan induk sungai dan tiga anak sungainya, yaitu Sungai Bakung, Rasau, dan Bangah. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, didukung oleh data primer yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan data sekunder yang diperoleh melalui penelusuran dokumen terkait. Informan utama dalam pengumpulan data primer adalah nelayan sungai. Proses analisis data terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Dari aspek sumber daya, diperoleh bahwa hutan rawa gambut membawa pengaruh langsung pada kondisi sungai, yang ditandai oleh keberadaan delapan famili ikan di sungai tersebut dan warna air sungai yang cenderung kehitaman. Dari aspek sosial kelembagaan diperoleh hasil bahwa: (1) nelayan memanfaatkan keberadaan modal sosial berupa pola kekeluargaan dan kekerabatan yang merupakan pondasi kehidupan bermasyarakat, (2) kegiatan penangkapan menjadi perekonomian utama, namun pendapatan nelayan mempunyai tingkat ketidakpastian tinggi, (3) nelayan didukung oleh damang, tenaga fasilitator dari Balai TNS, dan WWF Kalimantan Tengah sebagai aktor pengelola sungai dan membentuk interaksi asosiatif dan disosiatif. Penelitian memberikan arahan untuk mengukuhkan aturan dalam mempertahankan pengelolaan perikanan perairan darat berbasis hak di Sungai Sebangau.Titlle:  Rights-Based Inland Water Fishery Management In Sebangau River, Sebangau National Park Central KalimantanThe Sebangau River, Central Kalimatan, consists of mainstream as common area and tributaries as controlled area of fishing ground by means of rights-based management. On the other hand, the river constitute outer boundary of the Sebangau National Park (SNP) conservation area in Central Kalimantan. The research objective was to identify the rights-based fisheries management in Sebangau River. This study was conducted in October to December 2019 and was located on the mainstream and three tributaries, they are Bakung, Rasau, and Bangah River. The study used descriptive qualitative method with primary data that were collected from observation, interviews, and documentation, as well as secondary data that were collected from document study. The main informants were fishermen. The process of data analysis involves data reduction, data presentation, and conclusions. The research represented some findings. On resource aspect, it was found that peat swamp forest directly affected the condition of the river. It was indicated by the occurrence of eight fish families and the black colour of river water. On the social institutional aspect, it was found that: (1) Kinship systems were the social capital for the foundation of social life, (2) Fishing is the main economic activity, but it has a high level of income uncertainty for the fishers, (3) The fishers are supported by damang, facilitators from Balai TNS, and WWF Central Kalimantan as river management and building associative and dissociative interactions. This study provides direction for enforcing the rules in maintaining a rights-based inland fisheries management system in Sebangau River

    Status for Capture Fisheries in Sebangau River and Katingan River, Sebangau National Park Central Kalimantan

    No full text
    Sebangau dan Katingan sebagian alirannya menjadi batas terluar dari kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS) Kalimantan Tengah. Kedua sungai mendapat pengaruh langsung dari hutan rawa gambut dan menghasilkan karakteristik perairan hitam. Sungai memiliki sumberdaya ikan yang dimanfaatkan melalui kegiatan perikanan tangkap oleh masyarakat sungai, yakni nelayan. Kegiatan penangkapan berlangsung di wilayah induk dan anak sungai sebagai wilayah komunal dan terkontrol. Wilayah penangkapan mempengaruhi kondisi perikanan tangkap, hal ini menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan pelaku usaha perikanan, identitas penangkapan, hasil tangkapan, dan wilayah penangkapan. Lokasi penelitian bertempat di induk dan anak Sungai Sebangau dan Katingan, berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2019. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, data sekunder melalui studi dokumen dari berbagi sumber. Tahapan analisis data terdiri atas tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dapat adalah usaha perikanan tangkap dilakukan oleh nelayan dengan alat tangkap tradisional. Nelayan memiliki hasil tangkapan berupa ikan konsumsi air tawar yang terdiri dari delapan jenis famili ikan per sungai. Nelayan melakukan penangkapan di bagian induk dan anak sungai. Wilayah penangkapan terdiri atas dua wilayah, yakni wilayah komunal menempati induk Sungai Sebangau dan seluruh wilayah Sungai Katingan dan wilayah terkontrol berlokasi di anak Sungai Sebangau. Wilayah komunal bersifat terbuka sedangkan wilayah terkontrol bersifat tertutup, hal ini mempengaruhi kondisi perikanan yang berlangsung di setiap wilayah.Sebangau and Katingan Rivers flow becomes the outer boudary of the Sebangau National Park (SNP) conservation area in Central Kalimantan. Both of rivers are directly affected by the peat swamp forest and has characteristics as black waters. The river has fish resources that are utilized through capture fisheries by communities as fishermen. Capture fisheries are located in main and tributary areas as common and control areas. The fishing ground influence the capture fisheries condition, this situation becomes the problem in this study. The purpose of this research is to describe the fishery actors, the catching identity, the catch, and the fishing ground. The research location is located in the main and tributary of the Sebangau and Katingan Rivers, from October to December 2019. The research method used a descriptive method through a qualitative approach. Primary data collected by observation, interviews, and documentation, secondary data through document study from various sources. Data analysis: data reduction, data display, and verification. The result of this research are fishery business carried out by fishermen with traditional fishing gear. The catch of fishermen is freshwater consumption fish which consists of eight fish families type per river. Fishermen’s activities located at main and tributary areas. The fishing ground consist of two areas, common area in Sebangau’s main river and all areas on the Katingan River and private area is located at Sebangau’s tributary river. Common area as an open access and control area as a private access, this affects the condition of fisheries that take place in each area
    corecore