12 research outputs found

    Studi penggunaan antibiotik pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) eksaserbasi akut di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Sidoarjo

    Get PDF
    Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit pada paru yang ditandai dengan gejala pernapasan persisten dan keterbatasan aliran udara yang disebabkan oleh saluran napas dan atau kelainan alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan signifikan terhadap partikel atau gas yang berbahaya. Eksaserbasi merupakan perburukan gejala pernapasan yang dapat dipicu oleh infeksi virus, infeksi bakteri ataupun faktor lingkungan seperti polusi. Terapi farmakologis untuk PPOK eksaserbasi akut terdiri dari bronkodilator, kortikosteroid dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik dan melakukan evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode gyssens pada pasien PPOK eksaserbasi akut di instalasi rawat inap RSUD Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bersifat observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif dengan menggunakan 36 rekam medis pasien PPOK eksaserbasi akut selama Januari 2019-Desember 2019 dengan penyajian data secara deskriptif. Hasil penelitian, antibiotik yang digunakan antara lain antibiotik tunggal golongan sefalosporin (sefepim, seftazidim, sefoperazon, seftriakson), makrolida (Azitromisin), kuinolon (Levofloksasin, Moksifloksasin) dan kombinasi golongan beta laktam-inhibitor beta laktamase (Ampisilin Sulbaktam), sefalosporin-inhibitor beta laktamase (Sefoperazon Sulbaktam). Penggunaan antibiotik pada pasien PPOK eksaserbasi akut di RSUD Kabupaten Sidoarjo 11,91% kategori IIIA (penggunaan antibiotik tidak tepat karena terlalu lama), 14,29% kategori IIIB (penggunaan antibiotik tidak tepat karena terlalu singkat), 9,52% kategori IVA (terdapat antibiotik yang lebih efektif), 4,76% kategori IVC (terdapat antibiotik yang lebih murah) dan 59,52% kategori V (tidak ada indikasi penggunaan antibiotik)
    corecore