118 research outputs found
MEKANISME AKTIVITAS ANTI PROLIFERASI, APOPTOSIS, DAN SIKLUS PENGHAMBATAN CELL LINES KANKER DARI BEBERAPA SENYAWA OLIGORESVERATROL HASIL ISOLASI KULIT BATANG HOPEA ODORATA
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman struktur dan bioaktivitas senyawa oligoresveratrol dari kulit batang tumbuhan Hopea odorata, serta dapat mengembangkan potensi senyawa kimia tersebut sebagai obat antikanker. Target khusus yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan data mekanisme aktivitas dari beberapa senyawa oligoresveratrol yang telah ditemukan dari kulit batang tumbuhan Hopea odorata, sebagai antiproliferasi, apoptosis, dan siklus penghambatan terhadap cell lines raji dan Hela-S3. Beberapa senyawa yang akan diuji mekanisme aktivitasnya adalah balanokarpol (1), ampelopsin H (2), hopeafenol (3), dan hemlesyanol C (4) yang memiliki struktur yang bervariasi. Data mekanisme aktivitas tersebut sangat bermanfaat sebagai landasan untuk mengembangkan senyawa tersebut sebagai obat antikanker baru.
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan melakukan eksperimen di laboratorium menggunakan kultur cell lines raji dan Hela S3 yang dikembangkan di laboratorium Kedokteran UGM. Hela-S3 cell lines merupakan culture continous turunan dari Hela cell lines dan tumbuh sebagai sel yang semi melekat (semi adherent), sedangkan cell lines raji merupakan culture continous dan bersifat melayang dalam media (ATCC). Aktivitas antiproliferasi dilakukan dengan MTT Cell Proferation Kit menggunakan metode kolorimetri yang diukur berdasarkan pembentukan warna pada λ 570 nm dari cell kontrol dan akibat perlakuan penambahan sampel pada berbagai variasi konsentrasi. Uji apoptosis dilakukan dengan menggunakan pengecatan DNA seluler dan immunohistochemical analysis. Uji aktivitas siklus penghambatan sel dilakukan dengan uji doubling time. Penelitian ini secara bertahap akan dilaksanakan dalam waktu 2 tahun.
Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan adanya beberapa senyawa yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel Hela S3 yaitu ampelopsin H (2), sedangkan yang menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel Raji adalah ampelopsin H (2), dan beberapa fraksi, yaitu fraksi total, fraksi relatif non polar, dan fraksi relatif polar. Uji antiproliferatif menggunakan ampelopsin H (2) pada berbagai konsentrasi menunjukkan makin besar konsentrasinya makin banyak sel Hela S3 yang mati, demikian juga uji siklus penghambatan sel menunjukkan bahwa ampelopsin H (2) dapat menyebabkan terjadinya penundaan waktu doubling time. Ampelopsin H (2) juga menunjukkan mekanisme apoptosis dengan menekan protein-protein yang mendegradasi protein p53 yang merupakan suppressor kematian sel. Masing-masing jenis sel kanker memiliki karakteristik mekanisme aktivitas yang berbeda, oleh karena itu penelitian tahun 2 akan dilakukan uji aktivitas untuk mengetahui mekanisme molekuler sebagai antiproliferasi, apoptosis, dan siklus penghambatan senyawa ampelopsin H (2) dan beberapa fraksi yang menunjukkan sitotoksisitas tinggi terhadap sel Raji. Disamping itu juga akan dilakukan uji aktivitas ampelopsin H (2) terhadap sel Vero (sel normal) untuk mengkaji keamanan senyawa tersebut apabila digunakan untuk pengobatan kanker
Kata Kunci: Oligoresveratrol; Hopea odorata; antiproliferative; apoptosis
FMIPA, 2008 (PEND. KIMIA
The Effectiveness of Science Learning Media Using Focusky Software on Junior High School Students’ Higher Order Thinking Skills
This research aimed to identify the effectiveness of science learning media using focusky software on junior high school students’ High Order Thinking Skill (HOTS). Quasi-experiment is applied in pre-test – post-test non-equivalent control group design. The sampling technique applied wass cluster random sampling. Meanwhile, the instrument used was HOTS pre-test – post-test question. Data analysis techniques used were normality test, homogeneity test, Paired Sample T-test, Independent Sample T-test, and effect size. The result of this study indicates that the increase in HOTS of students in the experimental class was 50. It is higher than in the control class, which was only 30. The average post-test of the experimental class was 75.90, with 87% of students achieving the minimum criterion, while the average post-test of the control class was 60.25, with 75 % of students reach the minimum criterion. Based on the result of the Independent Sample T-test, it was shown that there were differences in HOTS abilities between the experimental class students and the control class students, and the effectiveness of the medium-sized learning media assisted by science learning media with an effect size of 0.7
Argumentation Practices to Increase Knowledge and Competence of Acid-Base Materials for Prospective Chemistry Teacher Students
This study aims to determine the practice of argumentation to increase the knowledge and competence of acid-base material for prospective chemistry teacher students. This study uses a quantitative approach with a quasi-experimental method. The design of this research is the pretest posttest group. The sample in this study were 54 students of chemistry education at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta who were taking basic chemistry courses. Meanwhile, the knowledge instrument is in the form of a multiple-choice test, while the competency instrument is a test in the form of a description. The data analysis technique in this study was carried out statistically inferential (analysis of independent sample t-test). The results of the study show thaththere is a significant difference between the pretest and posttest values ​​in the knowledge domain with t value is -5.508 and probability value paired t test is 0.00 (p value < 0.05). In addition, the mean is -4.167 (negative value) indicates that there is a tendency to increase knowledge significantly. There is also a significant difference between the pretest and posttest values ​​of the competency domain with t value is -8.686 and probability value paired t test is 0.00 (p value < 0.05). In addition, the mean is -3,796 (negative value) indicates that there is a tendency to significantly increase the value of the competency dimension.Penelitian ini bertujuan mengetahui praktik argumentasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi materi asam basa pada mahasiswa calon guru kimia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Adapun desain penelitian ini ialah pre-test post-test control group. Sampel dalam penelitian ini adalah 54 mahasiswa pendidikan kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang menempuh kuliah kimia dasar. Sementara itu, instrumen pengetahuan berupa tes dengan bentuk pilihan ganda, sedangkan instrumen kompetensi berupa tes dengan bentuk uraian. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik inverensial (analisis independent sample t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test pada domain pengetahuan dengan nilai t = -5.508 dan nilai probabilitas/p value uji t paired = 0.00 (nilai p value < 0.05). Selain itu, nilai mean (rerata) = -4.167 (bernilai negatif) menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan pengetahuan secara signifikan. Ada pula perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test domain kompetensi dengan nilai t = -8.686 dan nilai probabilitas/p value uji t paired = 0.00 (nilai p value < 0.05). Selain itu, nilai mean (rerata) = -3.796 (bernilai negatif) menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan nilai dimensi kompetensi secara signifikan
Menstruasi dan Kunyit
Hampir f:emua or-ang Indonesia mengenal dan per-nahmakan kunyit (Curcuma longa L). Para remaja putr-i yangsedang menstruasi sering dianjurkan untuk minum kunyit olehibl,1 .ataupun neneknya. Tetapi, .~.khir-akhir ini kebiasaan baiktersebut jarang dilakukan lagi.Kunyit mengandung kurkumin, demetoksikurkumin danbisdemetoksikurkumin. Kurkumin dan bisdemetoksikur-kuminterbukti mempllnyai aktivitas sebagai anti-inflamasi, yaitudengan menghambat oedema pada telapak jari kaki tikus yangdisuntik karagenin dan me.nghambat enzim siklooksigenase.?rostaglandin merllpakan senyawa yang dihasilkan dari asamarakidonat dengan adanya enzim siklooksigenase. Prostaglandinmerupakan salah satu penyebab timbulnya rasa nyeri padawaktu menstruasi. Senyawa yang dapat menghambat aktivitassiklooksigenase berar-ti dapat menghambat terbentuknyaprostaglandin yang berarti juga menghambat timbulnya rasanyeri. Deogan demikian, kebiasaan minum kunyit pada waktumenstruasi perlu diteruskan karena dapat untuk menghilangkanrasa nyed pada waktu menstruasi
Application of Problem-Based Learning and Scientific Approach to Self-Efficacy and Problem-Solving Ability in Reaction Rate Material
The purpose of this study was to determine differences in self-efficacy and problem-solving abilities of students in problem-based learning and scientific approach learning. This study uses a quasi-experimental research design with a pretest-posttest group research design. The sample used in this study consisted of two classes, namely class XI Mathematics and Natural Sciences 4 as the experimental class and class XI Mathematics and Natural Sciences 2 as the control class. A total of 70 class XI students were randomly selected as the research sample using random sampling technique. The instrument used was a test in the form of a description of the ability to solve problems and a non-test, namely a self-efficacy questionnaire. The analysis technique in this study used the Manova test and the Paired Sample T-Test. The results of this study indicate that there are significant differences in the self-efficacy and problem-solving abilities of students who take problem-based learning with students who take scientific approach learning. The contribution given by the problem-based learning model to self-efficacy and the ability to solve problems simultaneously is 71.5%, students' self-efficacy is 61.8%, and problem-solving skills is 43.3%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efikasi diri dan kemampuan memecahkan masalah peserta didik pada pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran pendekatan saintifik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experiment dengan desain penelitian pretest posttest group. Sampel pada penelitian ini terdiri dari atas dua kelas, yaitu kelas XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Sejumlah 70 peserta didik kelas XI ditentukan sebagai sampel penelitian dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes berupa soal uraian kemampuan memecahkan masalah dan non tes yaitu angket efikasi diri. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Manova dan Paired Sample T-Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam efikasi diri dan kemampuan memecahkan masalah peserta didik yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik. Sumbangan yang diberikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap efikasi diri dan kemampuan memecahkan masalah secara simultan sebesar 71,5%, efikasi diri peserta didik sebesar 61,8%, dan kemampuan memecahkan masalah sebesar 43,3%
The Effect of The Science Web Module Integrated on Batik’s Local Potential Towards Students’ Critical Thinking and Problem Solving (Thinking Skill)
The 21st-century learning paradigm requires teachers to provide teaching materials that can develop students' thinking skills. This research aims to determine the effect of the web module science integrated local batik potential toward the thinking ability of seventh-grade students of junior high school. The research method used was quasi-experimental design with a posttest-only design. The instrument used is about thinking skill. The data analysis technique is a Kruskal Wallis test and Effect Size. The results of the research showed that there were differences in students' thinking skill between the experimental class and the control class, as indicated by the Kruskal Wallis test, gives significant results. Web science module integrated with local batik potential has a significant influence on students' thinking skill as indicated by Cohen's effect size score of 0.8. The results of this research can be used to provide insights to science teachers create innovative learning materials to make students more interested in learning science and practicing thinking skills of students
WEB MODUL IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN THINKING SKILL
SCIENCE WEB MODULE BASED ON GUIDED INQUIRY TO IMPROVE THINKING SKILLAbstractThe science web module is a systematically structured teaching material to achieve electronic learning objectives using website applications in which writing, animation, video, and navigation are exciting, interactive, active, and motivating learning that can facilitate students' thinking skills. Guided inquiry is a model that trains students to be actively involved in investigations with questions raised by teachers to direct students to find concepts. Guided inquiry-based web modules are used to improve students' thinking skills measured through written tests. This study uses a pretest-posttest control group design. Based on the results of the analysis using the Kruskal Wallis test, there are differences in the experimental class using the science web module based on guided inquiry and the control class using the science teaching materials commonly used by teachers. The results showed an increase in higher thinking skills in the experimental class than in the control class, resulting in the high effect size category so that the experimental class increased the thinking skills more effectively than the control class. AbstrakWeb modul IPA merupakan bahan ajar yang disusun sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran berbentuk elektronik menggunakan aplikasi website yang didalamnya terdapat tulisan, animasi, video, serta navigasi yang menjadi pembelajaran yang menarik, interaktif, aktif, dan memotivasi belajar yang dapat memfasilitasi thinking skill peserta didik. Inkuiri terbimbing merupakan model yang melatih peserta didik terlibat aktif dalam penyelidikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep. Web modul berbasos inkuiri terbimbing digunakan untuk meningkatkan thinking skill peserta didik. Penelitian ini menggunakan pretest posttest control group design. Thinking skill diukur melalui tes tertulis. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan kelas eksperimen yang menggunakan web modul IPA berbasis inkuiri terbimbing dengan kelas kontrol yang menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan thinking skill yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol, dengan hasil effect size kategori tinggi, sehingga kelas eksperimen meningkatkan thinking skill yang lebih efektif daripada kelas kontrol.
UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR ANTIHIPERGLIKEMIC EFFECT ETHANOLIC EXTRACT OF KACAPIRING (Gardenia augusta, Merr) LEAF AT WHITE RATS MALE STRAIN OF WISTAR
Abstrak
Daun kacapiring (Gardenia augusta, Merr) sering digunakan secara tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun kacapiring dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur Wistar dan seberapa besar efek antihiperglikemiknya jika dibandingkan dengan obat antidiabetes glibenklamid.
Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa oral dengan pembebanan glukosa dosis 4,5 g/kgBB. Hewan uji yang digunakan tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan, berat badan 180-250 gram, sebanyak 24 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Kelompok I sebagai kelompok kontrol negatif diberi CMC-Na 1%, kelompok II sebagai kelompok kontrol positif diberi glibenklamid dosis 1,35 mg/kgBB, kelompok III dan kelompok IV diberi ekstrak etanol daun kacapiring masing-masing dosis 500 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB. Glibenklamid dan ekstrak diberikan secara peroral 60 menit sebelum pemberian glukosa. Pengambilan darah melalui sinus orbitalis secara keseluruhan dilakukan pada menit ke-(-90), (-60), 0, 30, 60, 120, 180, 240, dan 300. Kadar glukosa darah diukur dengan metode enzimatik dengan pereaksi GOD PAP (Glucose Oxidase Phenol 4-Aminoantipirin) yang menghasilkan larutan merah dan absorbansi dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB dapat berefek menurunkan kadar glukosa darah. Ekstrak etanol daun kacapiring dosis 500 mg/kgBB dan 250 mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 58,97% dan 80,60% dibanding glibenklamid dosis 1,35 mg/kgBB yang dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 73,93%.
Kata kunci : diabetes mellitus, antihiperglikemik, kacapiring
Abstract
Kacapiring leaf (Gardenia augusta, Merr) was often used in traditional drugs for treatment diabetes mellitus. This research aim to know the antihiperglycemic effect ethanolic extract of kacapiring leaf on white rats male strain of Wistar and how much antihiperglycemic effect compared with glibenklamid.
This study used oral glucose tolerance test method with loading glucose 4,5 g/kgW. Tested animal where 24 white male rats strain of Wistar age 2-3 months with weight 180-250 gram, devided into 4 groups, each groups consist of 6 rats. Group I was as negative control group given CMC-Na 1%, group II was as positive control group given glibenklamid dose 1,35 mg/kgBB, group III and IV where given ethanolic extract of kacapiring leaf dose 500 mg/kgBB and 250 mg/kgBB. Glibenklamid and exstract are given orally 60 minutes before glucose. Blood was taken from orbitalis sinus at minute (-90), (-60), 0, 30, 60, 120, 180, 240, and 300. Blood glucose level was determined with GOD PAP enzymatic method, absorbance was observed using spectrophotometer at 500 nm.
The result of the study was performed by giving ethanolic extract of kacapiring leaf dose 500 mg/kgW and 250 mg/kgW had antihiperglycemic effect. Ethanolic extract of kacapiring leaf dose 500 mg/kgW and 250 mg/kgW could reduce blood glucoce level 58,97% and 80,60% compared with glibenklamid dose 1,35 mg/kgW could reduce blood glucoce level 73,93%.
Key words : diabetes mellitus, antihiperglycemic, kacapirin
PENGARUH PENGGUNAAN LAHAN KAKAO YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN KELAPA SAWIT TERHADAP KEANEKARAGAMAN SERANGGA PREDATOR DAN PARASITOID
Perubahan penggunaan lahan kakao monokultur menjadi polikultur secara tidak langsung akan mempengaruhi komponen penyusun ekosistem tersebut. Serangga adalah komponen biotik yang respon terhadap perubahan ekosistem, sehingga menarik untuk dikaji khususnya serangga predator dan parasitoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan kakao yang diintegrasikan dengan kelapa sawit terhadap keanekaragaman serangga predator dan parasitoid. Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa tipe penggunaan lahan yakni lahan kakao-kelapa sawit, kakao, kelapa sawit dan hutan di Nagari Sitiung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya. Metode yang digunakan untuk menentukan petak sampel yakni systematic sampling menggunakan pola yang disesuaikan dengan bentuk masing-masing lahan. Serangga predator dan parasitoid dikoleksi dengan metode pitfall trap, yellow pan trap, insect net, dan hand collecting. Total serangga predator dan parasitoid yang dikoleksi terdiri dari 9 ordo, 33 famili, 84 morfospesies dan 2.848 individu. Keanekaragaman serangga predator dan parasitoid dipengaruhi penggunaan lahan (p = 0,0034). Serangga predator yang memiliki kelimpahan tertinggi pada semua lahan yakni Formicidae. Serangga parasitoid yang memiliki kelimpahan individu tertinggi yakni Braconidae pada lahan kakao-kelapa sawit, Tachinidae pada lahan kakao, Tiiphidae pada lahan kelapa sawit dan Ichneumonidae pada hutan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lahan kakao yang diinterasikan dengan kelapa sawit memberikan pengaruh yang besar terhadap keanekaragaman serangga predator dan parasitoid.
Kata kunci: Braconidae, Formicidae, Ichneumonidae, Tachinidae, Tiiphidae
Peningkatan Efisiensi Dan Produktivitas Perusahaan Manufaktur Dengan Sistem Just In Time
Kekuatan perusahaan manufaktur dapat diukur dari efisiensi dan produktivitas pada sistem produksi. Sistem produksi yang efisien dan produktif akan menghasilkan produk yang berkualitas. Perusahaan manufaktur akan berusaha meningkatkan produktivitasnya untuk dapat bersaing dan berkompetisi mendapatkan pasar untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dengan memingkatkan kualitas produk dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan dengan penerapan sistem Just In Time (JIT). Tujuan penerapan Just In Time adalah meningkatkan produktivitas dengan mengurangi berbagai aktivitas yang tidak memberi nilai tambah bagi produk. Just In Time juga mengharuskan perusahaan meningkatkan kualitas barang yang diproduksi, perusahaan juga harus memperhatikan jenis dan mutu dari material yang digunakan pada proses produksi, mutu peralatan, dan mutu karyawan. Dari hasil penelitian terdahulu tentang penerapan sistem Just In Time yang dijelaskan pada Paper ini memberikan pengetahuan bahwa sistem Just In Time dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Agar peenrapan sistem Just In Time berjalan dengan efektif dan efisien, kegiatan yang harus dilakukan perusahaan diantaranya : (1) Mengadakan pelatihan pada semua karyawan yang berada di perusahaan tentang konsep dasar sistem Just In Time; (2) Menjadikan kualitas produk sebagai prioritas, namun tetap mementingkan efisiensi ; (3) Memperhatikan persediaan yang dimiliki perusahaan dengan jumlah sedikit mungkin ; (4) Jumlah pemasok yang dimiliki perusahaan harus sedikit dan memilih pemasok yang lokasinya dekat dengan perusahaan serta mengurangi pemasok yang lokasinya jauh karena adanya permintaan yang berfluktuasi dapat mempengaruhi jalannya proses produksi; (5) Menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok dengan cara mengadakan kontrak jangka panjang ; (6) perusahaan harus mempertahankan kebijakan penerapan sistem Just In Time yang telah dijalankan perusahaan ; (7) Penjadwalan yang baik untuk meningkatkan kemampuan memenuhi pesanan pelanggan, menurunkan persediaan dan mengurangi barang dalam proses; (8) mengatur layout ruang produksi atau pabrik untuk proses produksi yang berurutan dan lebih singkat
- …