3 research outputs found

    PERILAKU CHAOS ALIRAN FLUIDA BERDENYUT DALAM SALURAN BERPENAMPANG SEGIEMPAT

    Get PDF
    The pulsatile fluid flow in a transverse grooved channel would become chaotic flows in low Reynold numbers. The Reynold number where flows become chaos depends on grooves distances. The objective of this research is to analyze the effect of grooves distances on the behavior of chaos. This research was done by implementing a closed square cross-section channel, where the bottom surface of the channel was semicircle grooved. The frequency of flow oscillation measurement was done by setting up a resistance sensor that is Wheatstone bridge where the resistance sensor was located in a U manometer. Measurement was done at several Reynold number. From the research result, it is seen that the periodic fluid flows in the transverse grooved channel had become chaos at Reynold number Re 950 in the channel without grooved and at Reynold number Re 700 in the grooved channel. Chaos took placed since a vortex appeared at every treatment

    TINJAUAN DAYA MOTOR INDUK MITSUBISHI S6R2-MPTK AKIBAT PERUBAHAN BAHAN BAKAR HSD KE BAHAN BAKAR B30 PADA KAPAL TUG BOAT MANUNGGAL 01

    Get PDF
    Kebijakan pemerintah tentang pemberlakukan kebijakan perubahan penggunaan bahan bakar High Speed Diesel (HSD) ke bahan bakar Biodiesel (B30) bagi industri perkapalan telah membuat industri - industri perkapalan kembali berpikir untuk mengatur berbagai kebijakan secara internal menyangkut dengan berbagai pengelolaaan pengoperasian kapal. Oleh sebab itu, berbagai pengaruh yang berkaitan dengan perubahan konsumsi bahan bakar High Speed Diesel (HSD) ke bahan bakar Biodiesel (B30) perlu dikaji ulang sehingga tidak merugikan pihak kapal. Salah satu kajian yang perlu dilakukan adalah meninjau seberapa besar pengaruh perubahan bahar bakar HSD ke bahan bakar biodiesel terhadap daya motor induk. Objek penelitian yang digunakan pada peneilitan ini adalah motor induk Mitsubishi S6R2-MPTK pada Kapal Tug Boat Manunggal 01. Secara teoritis, besar daya motor induk didapatkan dari perhitungan thermodinamika akibat perubahan penggunaan bahan bakar. Perhitungan thermodinamika yang dibagi atas 2 bagian yaitu perhitungan akibat penggunaan bahan bakar HSD dan perhitungan akibat penggunaan bahan bakar B30 terhadap daya motor induk, setelah itu, membandingkan daya motor induk yang dihasilkan HSD dan B30. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terjadi perubahan daya motor induk akibat perbedaan nilai Carbon 86%, Hidrogen 13,5%, Oksigen 1.0% untuk bahan bakar solar (HSD) dan untuk bahan bakar biodisel B30 nilai Carbon sebesar 83,5%, Hidrogen 13,5%, dan Oksigen 3%. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah daya efektif yang dihasilkan oleh bahan bakar solar (HSD) sebesar 610.00 Hp, sedangkan B30 sebesar 629.596 Hp. Maka dapat disimpulkan bahwa daya motor yang dihasilkan saat kapal menggunakan bahan bakar B30 lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar HSD. Namun terdapat kekurangan pada pemakaian bahan bakar B30 yaitu pemakaian bahan bakarnya lebih boros jika dibandingkan dengan bahan bakar HSD

    DESAIN EVAPORATOR SISTEM REFRIGERASI MEKANIK UNTUK KAPAL IKAN 3 GT

    Get PDF
    Es balok sebagai salah satu media pendingin ikan sering digunakan oleh nelayan tradisional untuk menyimpan ikan di dalam palka, akan tetapi penggunaannya dinilai kurang efektif karena dapat menyebabkan kerugian bagi nelayan. Sehingga, harus dibuat sistem pendingin aktif sebagai pengganti es balok, salah satu bagian dari sistem pendingin aktif adalah evaporator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban panas yang harus dienyahkan oleh evaporator serta mendesain evaporator untuk kapal ikan 3 GT. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi lapangan, wawancara, dan studi literature kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis data. Dari hasil perhitungan  panas yang harus dienyahkan oleh evaporator sebesar 6,410270319 kJ/hr, serta desain evaporator adalah sebagai berikut, diameter pipa evaporator sebesar 9,53mm, jenis pipa yaitu pipa tembaga jenis K, panjang keseluruhan pipa sebesar 21,70667314 m, tipe evaporator bare, serta sistim refrigrasi yang digunakan adalah sistim refrigerasi kering. COP yang didapat sebesar 90 %
    corecore