2 research outputs found

    Promoting Ecotourism Destination at Jungutan Village, Karangasem, Bali

    Get PDF
    Bali is well-known around the world as a popular tourist destination due to its nature beauty and cultural uniqueness. Nowadays, tourism in Bali is move toward sustainable tourism or ecotourism, particularly in the undeveloped areas, such as east part of Bali.  The aim of this research is to explore and promote the potencia of new tourist destinations in Jungutan Village, Karangasem Regency, Bali. Method used was survey, exploration, direct observation, and interview with community leader and local people.  This research was conducted from June – September 2017.  Results shows that there are ten tourism destinations at Jungutan Village that are potential to be promoted, i.e. Bukit Nampo or known also as Bukit Surga, Bukit Cemara, Telaga Tista, Salacca plantation at Yeh Kori Village, Citrus plantation at Untalan Village, sweet potato and cassava field at Batu Ampin Village, and trekking to Mount Agung.  Most of the community does not aware of the ecotourism potential in Jungutan Village.  Therefore, it is very   important to enhance their awareness and education on ecotourism, also to develop infrastructure for easy access to new tourist destination. Keywords: agro-tourism, local tourism, sustainable tourism DOI: 10.7176/JTHS/41-02 Publication date:May 31st 201

    SIKAP AMBIVALEN ORANG TUA TERKAIT PELARANGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKASADA II

    No full text
    Perokok usia dini cenderung akan menjadi perokok reguler dan mengalami adiksi di usia dewasa. Karenanya, pencegahan dan penanganan perokok usia remaja perlu mendapat perhatian dalam program puskesmas dengan memperhatikan peran keluarga yang juga mempengaruhi perkembangan remaja menjadi seorang perokok. Hasil survei awal pada siswa Sekolah Menengah Pertama menunjukkan bahwa 14,3% siswa adalah perokok aktif. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik perokok dan kaitannya dengan sikap orang tua yang tidak konsisten dalam melakukan pelarangan pada siswa laki-laki sekolah menengah pertama. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukasada II, dan merupakan studi deskriptif cross sectional. Data diambil melalui wawancara terhadap 75 siswa SMP yang dipilih secara purposif. Pada penelitian ini didapatkan 28,6% siswa yang merokok mendapat larangan merokok dari orang tuanya. Dari keseluruhan siswa yang merokok, 22,6% diantaranya memiliki orang tua dengan sikap ambivalen terhadap larangan untuk merokok, dan 22,7% lainnya tanpa sikap ambivalen terhadap larangan untuk merokok. Terdapat 77,5% orang tua yang tidak mengizinkan anaknya merokok tetapi ia sendiri merupakan perokok, yang menunjukkan adanya sikap ambivalen. Aturan yang longgar dapat membuat remaja menganggap merokok sebagai hal yang wajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecendrungan siswa berperilaku merokok dapat dicegah dengan mengontrol lingkungan siswa tersebut melalui sosialisasi bahaya merokok, serta membuat aturan yang konsisten dan dimulai dari orang tua siswa.   </p
    corecore