5 research outputs found
Uji hepatotoksik senyawa O-(2,4-Diklorobenzoil) parasetamol pada tikus (rattus norvegicus)
Telah dilakukan penelitian tentang efek hepatotoksik dari senyawa O-(2,4-
diklorobenzoil)parasetamol pada tikus putih galur Wistar. Parasetamol
merupakan obat analgesik antipiretik yang jika digunakan dalam jangka
waktu lama dan dosis besar dapat menyebabkan hepatotoksik. Maka
diharapkan O-(2,4-diklorobenzoil)parasetamol dapat memberi efek
hepatotoksik yang lebih rendah dari parasetamol. Pada penelitian ini, uji
hepatotoksik dilakukan dengan cara akut dan subakut menggunakan metode
paracetamol induced hepatotoxicity. Perlakuan selama 3 hari dengan dosis
1 g/kg BB yang diberi peroral 1 kali setiap hari. Hewan coba yang
digunakan adalah tikus putih jantan sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 3
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus. kelompok
uji diberi suspensi O-(2,4-diklorobenzoil)parasetamol, kelompok
pembanding diberi suspensi parasetamol dan kelompok kontrol diberi
suspensi CMC-Na 0,5% dengan volume pemberian sesuai berat badan dari
setiap tikus. Kemudian dilakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT sebanyak
3 kali yaitu awal sebelum perlakuan, hari ke-2 dan hari ke-4. Pada hari ke-4
tikus dikorbankan dan diambil hatinya. Hasil yang diperoleh dianalisis
menggunakan one way ANOVA dan HSD 5%. Pada SGOT didapatkan harga
P = 0,265 > α = 0,05, sedangkan pada SGPT didapatkan harga P = 0,001 <
α = 0,05. Berdasarkan uji statistik ada perbedaan bermakna antara kelompok
senyawa O-(2,4-diklorobenzoil)parasetamol dengan kelompok parasetamol.
Dari pengamatan makroskopis dan mikroskopis, kerusakan hati yang terjadi
pada kelompok O-(2,4-diklorobenzoil)parasetamol tidak terlalu parah
dibanding yang terjadi pada kelompok parasetamol. Maka dapat
disimpulkan bahwa efek hepatotoksik O-(2,4-diklorobenzoil)parasetamol
lebih rendah dari parasetamol