9 research outputs found

    Keanekaragaman capung di Sungai Rayow, Desa Kembes, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa

    Get PDF
    Capung merupakan kelompok serangga yang termasuk dalam filum arthropoda dan tergolong dalam ordo odonata. Keanekaragaman capung dalam ekosistem memiliki peranan yang besar seperti: sebagai salah satu komponen keanekaragaman hayati yang memegang peranan penting dalam rantai makanan, sebagai musuh alami, dan sebagai indikator kualitas lingkungan perairan. Sungai Rayow merupakan salah satu habitat capung. Sungai ini terletak di desa Kembes, Kabupaten minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman jenis capung di sungai Rayow, Kembes, Minahasa. Prosedur penelitian yang digunakan meliputi survey lokasi penelitian, menentukan titik pengambilan sampel, pengambilan sampel, dan identifikasi di laboratorium dengan menggunakan buku identifikasi. Penelitian dilapangan menggunakan metode purposive random sampling. Analisis data meliputi kelimpahan (N), indeks kekayaan jenis (R), indeks Keanekaragaman jenis (H’), dan indeks kemerataan (E). indeks keanekaragaman jenis menggunakan indeks Shanon-wienner. Hasil penelitian ditemukan kelimpahan capung yang ditemukan di sungai Rayow sebanyak 1002 individu, yang terdiri dari 2 sub ordo, 6 familli, 13 genus, dan 21 jenis capung. Indeks keanekaragaman jenis capung tertinggi ditemukan di sungai Kawasan hutan sekunder sebesar 2,67 selanjutnya diikuti sungai area perkebunan 2,57, dan indeks keanekaragaman terendah ditemukan disungai Kawasan pemukiman 2,28. Kesimpulan berdasarkan penelitian capung yang ditemukan di sungai Rayow, Kembes, Minahasa terdiri dari 21 jenis capung. Indeks keanekaragaman capung tertinggi ditemukan pada stasiun 1 yaitu di sungai ekosistem hutan sekunder 2,67 kemudian diikuti oleh sungai Kawasan perkebunan 2,57 dan yang terendah ditemukan di sungai area pemukiman 2,28. Indeks keanekaragaman jenis capung di sungai Rayow, Kembes, Minahasa dikategorikan keanekaragaman sedang.Kata kunci: Capung, Indeks keanekaragaman, Sungai Rayo

    Tingkah laku grooming kelelawar Pteropus alecto di penangkaran ex-situ

    Get PDF
    Grooming merupakan salah satu tingkah laku pada hewan untuk merawat dirinya dari ektoparasit yang melekat pada rambut di permukaan tubuhnya. Grooming yang dilakukan hewan pada dirinya sendiri disebut autogrooming, dan grooming yang dilakukan secara perpasangan disebut allogrooming.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi, frekuensi, dan lama autogrooming dan allogrooming. Materi penelitian ini menggunakan tujuh ekor kelelawar, diantaranya ada dua ekor kelelawar yang difokuskan, terdiri dari satu ekor jantan dan satu ekor betina. Teknik pengambilan data yaitu melihat, mengawasi dan mencatat. Metode yang digunakan yaitu observasi. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas deskripsi tingkah laku autogrooming dan allogrooming berdasarkan frekuensi dan lama. Data yang diperoleh dianalisis dan dibahas secara deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu frekuensi dan lama autogrooming dilakukan oleh betina sebanyak 10,72 kali selama 407,76 detik, jantan 9,84 kali selama 397,32 detik. Sedangkan frekuensi allogrooming yang dilakukan oleh betina ke betina sebanyak 0,58 kali selama 4,86 detik, jantan ke betina sebanyak 0,29 kali selama 12,29 detik. Interval waktu grooming paling tinggi dilakukan pada pukul 22.00-24.00.Kata kunci: Grooming, Ex Situ, Pteropus alect

    Tingkah laku agonistik kelelawar Pteropus alecto di penangkaran/ex situ

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi, frekuensi dan lama serta interval tingkah laku agonistik kelelawar Pteropus alecto di penangkaran/Ex Situ. Materi penelitian  menggunakan satu ekor kelelawar jantan dan satu ekor kelelawar betina yang dipelihara dalam satu kelompok yang terdiri dari tujuh ekor kelelawar. Teknik pengambilan data yaitu mengamati dan mencatat tingkah laku agonistik pada lembar kerja yang disajikan dalam ethogram.  Metode yang digunakan observasi. Variabel yang diukur yaitu deskripsi, frekuensi, lama dan interval waktu tingkah laku agonistik kelelawar Pteropus alecto. Data yang diperoleh dianalisis dan dibahas secara deskriptif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkah laku agonistik yang terjadi pada kelelawar Pteropus alecto yaitu mendekati, menyerang, melawan, dan menghindar. Rataan frekuensi dan lama tingkah laku agonistik yang dilakukan oleh jantan kepada betina sebesar 2,52 kali selama 19,51 detik. Interval waktu kelelawar jantan aktif melakukan agonistik kepada betina pada pukul 22.00-24.00

    INFESTASI CAPLAK PADA SAPI DI DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    INFESTATION OF TICKS ON CATTLE IN TOLOK VILLAGE TOMPASO DISTRICT, MINAHASA. The tick is one of the most commonly encountered ectoparasites on livestock and can degrade its quality and quantity significantly. Risks caused by tick infestation include local skin damage, anemia, paralysis due to toxins, and disease transmission. A research project on tick infestation was conducted for 1 (one) month in Tolok Village of the Minahasa District due to counted the prevalence of tick infestation on cattle, the preference of tick infestation based on body parts, sex and age. The research used the survey method, in which tick samples were collected during the day, preserved in a 70% alcohol solution, and then counted in the laboratory of Faculty of Animal Science, Sam Ratulangi University of Manado. The results showed that tick infestation on cattle in Tolok Village yielded  100% prevalence  (all the cattle observed (n=53) were infested by ticks). Infestation preference based on body parts showed the highest on the crotch region (average 6,70 ticks) compared on  the head  ( average 1,75 ticks ),  the neck (average 5,55 ticks), the back ( average 3,4 ticks), 4,44 ticks on the abdomen ( average 4,44 ticks), and the legs (1,11 ticks). Infestation preference based on sex showed the highest on female (32,05 ticks) compared   on male (20,65 ticks). Finally, based on the cattles’ age, the infestation preference were a average of 27 ticks on calfs and 26,15 ticks on adult cattles. Higher infestation preference was found in calfs rather than adult cattle.Keywords: Infestation, Tic

    Preferensi pakan kelelawar Pteropus alecto di penangkaran/ex situ

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serta mengetahui preferensi  pakan yang dikonsumsi Pteropus alecto di penangkaran/ex-situ. Pakan yang diberikan selama penelitian adalah buah pepaya, pisang dan mangga yang sudah matang,  Materi penelitian yang digunakan yaitu sembilan ekor kelelawar Pteropus alecto yang terdiri dari empat ekor jantan dan lima ekor  betina yang dipelihara dalam kandang dengan menggunakan metode observasi. Hasil penelitian diperoleh: a. total konsumsi pakan sebanyak 7530 g/hari, b. persentase konsumsi buah pisang (26,07 %), buah pepaya (22,36 %) dan buah mangga  (18,47%), c. preferensi buah pisang (0.782), buah pepaya (0.670) dan buah mangga (0.554), d. buah yang pertama kali dipilih kelelawar Pteropus alecto untuk di konsumsi pada minggu pertama yaitu buah pepaya, minggu kedua sampai ke empat terjadi perubahan dimana kelelawar Pteropus alecto lebih memilih buah pisang untuk dikonsumsi pertama kali. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa preferensi pakan kelelawar pemakan buah (Pteropus alecto) di penangkaran/ex-situ secara berurutan adalah buah pisang, pepaya dan mangga.Kata kunci : Preferensi pakan, Pteropus alecto, Penangkaran/ex-sit

    Karakterisasi tingkah laku induk dan anak kelelawar kalong hitam (Pteropus alecto) dalam kandang

    Get PDF
    Induk yang tidak mampu merawat anaknya akan berakibat pada pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian anaknya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik tingkah laku induk kelelawar merawat anaknya dalam kandang. Materi penelitian ini menggunakan dua ekor induk kelelawar (Pteropus alecto) menyusui yang dipelihara dalam satu kelompok. Metode penelitian ini menggunakan metode observasi dan alat bantu camera, video, serta stopwacth. Teknik pengambilan data yaitu pencatatan tingkah laku induk dan anak kelelawar pada lembar ethogram, selanjutnya dihitung frekuensi dan lama waktu menyusui, grooming, makan, terbang, dan bermain. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel kemudian dibahas secara deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu induk menyusui anaknya pada posisi bertengger sambil menutupi anak yang sedang menyusui dengan sayapnya. Induk memberikan makan kepada anaknya dengan cara menempelkan mulut keanaknya.  Induk dan anak saling melakukan grooming dengan cara saling menjilat. Anak mulai terbang ketika induk menyentuh berulang-ulang sayap anaknya yang bertengger dekat induknya. Induk dan anak bermain dengan cara saling kejar-kejaran sesekali saling menggigit dan kembali kejar-kejaran. Rataan frekuensi dan lama tingkah laku menyusu, memberi makan, grooming, belajar tebang dan bermain induk satu dan anaknya dalam periode waktu pukul 18.00-24.00 perhari secara berturut-turut yaitu 3,82 kali selama 815,58 detik, 5,68 kali selama 244,51 detik, 2,28 kali selama 206,30 detik, 10,17 kali selama 52,80 detik , 0,70 kali selama 45,15 detik. Induk dua dan anaknya secara berturut-turut yaitu 1,86 kali 254,33 detik, 5,25 kali selama 13,13 detik, 2,11 kali selama 70,17 detik, 5,26 kali selama 10,63 detik, 0,62 kali selama 4,61 detik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu kedua induk dan anak kelelawar melakukan deskripsi aktifitas tingkah laku yang sama. Frekuensi dan lama aktifititas tingkah laku menyusui dan grooming banyak dilakukan pada pukul 22.00-24.00,  Frekuensi dan lama aktifitas terbang dan bermain pada pukul 20.01-22.00, serta frekuensi dan lama aktifitas makan pada pukul 18.00-20.00. Kata Kunci : Induk dan anak kelelawar, kalong hitam, Pteropus alecto, tingkah lak

    GENERA NYAMUK (CULICIDAE) DALAM KANDANG SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT JAPANESE ENCEPHALITIS PADA TERNAK BABI DI DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    MOSQUITOS GENERA (CULICIDAE) IN CAGE AS A VECTOR OF JAPANESE ENCEPHALITIS IN PIGS IN THE TOLOK VILLAGE, TOMPASO DISTRICT, MINAHASA DISTRICT This study aims to determine the diversity and density of the population and the time of mosquito activity (Culicidae) in the pig pen. This reserch was carried out in the Tolok Village, Tompaso District, Minahasa Regency for 2 (two) months at 2 (two) cage locations namely cage I (distance I cage withe house less than 10 m) and enclosure II (more than 50 m). This research uses the observation method by collecting mosquito samples every 2 (two) hours on the light trap placed in each cage. Samples were collected from 18.00-06.00, at each location replicated 3 (three) times with an invoice of two weeks, the samples collected are identified and counted. The results showed diversity of cage mosquitoes I and II each found 3 genera namely Culex, Anopheles, and Armigeres. Population density of cage I was found 128 individual mosquitoes consisting of Culex 104 tails, Anopheles 20 tails, and Armigeres 4. Cage II found 46 mosquitos individuals consisting of Culex 40, Anopheles 5, Armigeres 1. Hours 22.00-24.00 is the highest time of mosquito activity obtained from the highest number of mosquito catches, which were 48 in cage I and 18 in cage II. Based on the results and discussions, it was concluded that mosquito diversity in the Tolok Village 3 genus Culex, Anopheles, and Armigeres while the highest mosquito population density was at the cage location closest to the breeder house and its activity was highest at 22.00-24.00. Keyword: Mosquito, pig livestock, activity, density, diversityÂ

    TINGKAH LAKU MAKAN, KAWIN, MENYUSUI DAN MENYUSU KELELAWAR PEMAKAN BUAH (Pteropus alecto) DI PENANGKARAN/ EX-SITU

    Get PDF
    EATING, MATING, BREASTFEEDING, SUCKLING BEHAVIOR OF FRUIT EATING BATS IN EX-SITU /CAPTIVITY. The aim of this study was to understanding about behavior of the frugivores Pteropus alecto especially in ex-situ (captivity). Four adult male bats, 5 adult female bats, and 5 young bats were used in this study. The variable in this study is frequency and duration when doing eating behavior, mate behavior, breastfeeding behavior, and suckling behavior. The result of this study as follows; Eating behavior frequency in a hour 4.12 and duration in minute/hour 3.78 ; Mate behavior in a hour 0.57 and duration minute/hour 0.31; Breastfeeding average frequency in a hour 0.84 and duration minute/hour 2.16; Suckling frequency in a hour 0.69 and duration minute/hour 2.20. Based on the result it  can be concluded that the most frequency and  duration  by sequence is eating, mating, breastfeeding and suckling behavior. Keywords: Bats (Pteropus alecto), Ex-situ Captive, Behavior

    Infestasi caplak pada ternak kuda di desa Pinabetengan Raya, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

    Get PDF
    This study aims to identify the types of ticks, calculate the prevalence of tick infestations, preferences for body part infestations and preferences for sex infestations in horses in Pinabetengan Raya Village, West Tompaso District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province. This research was carried out for one month (thirty days) on 50 horses. Ticks are collected manually using tweezers in sequence starting from the head, neck, back, abdomen, groin, tail and legs. The samples were put in bottles containing 70% alcohol. The results of this study found that the type of tick that infested horse livestock was Boophilus microplus. The prevalence of infestation is 60.78%. The preference based on body part was found to be highest in the neck with an average of 2.82 individual ticks / horses. The average head was 1.75, the back was 0.25, the abdomen was 0.72, the groin was 1.27, the legs were 0.25 and the tail was 0.74 of the individual ticks/horse. Infestation preference based on sex was found to be higher for females (average 10.48 individual ticks / horse) when compared to males (mean 2.64 individual ticks/horse). The type identification found was Boophilus microplus with an infestation prevalence of 62%, with the highest preference on the neck with an average of 2.82% and higher mares with an average of 10.48% individual ticks/horse livestock.Keywords : Ticks Infestation, Prevalence, Preference, Hors
    corecore