5 research outputs found
Hubungan Komitmen Organisasi Dengan Perilaku Pencegahan KTD Pada Masa Pandemi Covid 19
Masa pandemi covid 19 cukup panjang di Indonesia, saat ini kasus positif covid 19 di RS Bagas Waras semakin meningkat tiap harinya, namun upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan menjadi fokus utama, khususnya keselamatan pasien. Diperlukan upaya yang optimal dari rumah sakit untuk menekan angka kejadian tidak diharapkan (KTD). Membutuhkan kerjasama antara top manajer, middle manajer dan juga tenaga kesehatan. Perawat merupakan back bone dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, mereka memiliki kesempatan lebih banyak bertemu dengan pasien. Kepercayaan yang tinggi serta keyakinan terhadap rumah sakit diperlukan oleh seorang perawat untuk dapat menjalankan pekerjaan dengan baik, sebaliknya rumah sakit sebaiknya memperhatikan kebutuhan tenaga kesehatan dalam hal kesejahteraan dan dalam pemberian kesempatan untuk dapat mengembangkan diri. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasi, dengan design cross sectional, pengambilan data dengan kuesioner dan lembar observasi perilaku. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 31 perawat yang bekerja di ruang IGD dan Isolasi Covid 19 dengan tehnik total sampling. Hasil penelitian dengan uji pearson menunjukkan adanya hubungan antara komitmen organisasi dengan perilaku pencegahan KTD dalam masa pandemi covid 19 di RSD Bagas Waras, p value 0,007 (p<0,05) dan nilai korelasi r = 0,596. Komitmen afektif paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan KTD, dengan nilai beta sebesar 0,428. Sebesar 35,5% perilaku pencegahan KTD disumbangkan oleh komitmen organisasi.
GAMBARAN POLA ASUH SKIZOFRENIA KATATONIK (STUDI RETROSPEKTIF) DI WILAYAH KARISIDENAN SURAKARTA
Abstrak
Pola asuh dalam keluarga yang penuh perhatian dalam proses
pembelajaran dan pengembangan tentang nilai-nilai kehidupan, baik kesehatan
sosial, kesehatan mental, ataupun spiritual merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi yang baik dan anggota masyarakat yang
sehat. Peran dan fungsi keluarga skizofrenia katatonik menjadi penting karena
keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan sangat berpengaruh bagi seorang
anak. Sehinnga, peran serta keluarga sangatlah menentukan proses pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian anak yang meliputi nilai, sikap, dan perilaku
skizofrenia katatonik dalam berinteraksi dengan lingkungan dan menjalankan
hubungan intrapersonal dan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pola asuh keluarga skizofrenia katatonik (studi
Retrospektif) di Wilayah Karisidenan Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif desain deskriptif. Teknik penelitian dilakukan dengan wawancara
mendalam (WM) pada keluarga skizofrenia katatonik yang dilakukan selama dua
bulan. Analisis data menggunakan content analysis dengan mengkategorikan
data verbal untuk tujuan klasifikasi, validasi data dan verifikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pola asuh keluarga yang diterapkan oleh keluarga pada
penderita skizofrenia katatonik di Wilayah Karisidenan Surakarta berbeda-beda.
Penerapan pola asuh yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarganya yang
terkena gangguan skizofrenia katatonik, tidak mengacu pada pola asuh tertentu
sebagaimana teori pola asuh yang ada, seperti pola asuh otoriter, demokratis, dan
permisif. Beberapa pola asuh yang diterapkan oleh keluarga penderita skizofrenia
katatonik diantaranya adalah otoriter, demokratis, dan permisif. Kebanyakan
orang tua pasien skizofrenia katatonik menerapkan pola asuh permisif. Pola asuh
permisif yang diterapkan diantaranya orang tua lebih memberikan kebebasan
penuh kepada anak karena mempercayakan semuanya pada anak, anak tidak
banyak dikontrol orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak, anak kurang
disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku, orang tua terlalu memanjakan
anak sehingga anak tidak tahu yang mana yang baik dan yang mana yang tidak
baik. Pada penelitian di Wilayah Karisidenan Surakarta menggambarkan pola
asuh keluarga yang permisif menunjukkan angka paling dominan terhadap
terjadinya skizofrenia katatonik dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan pola
asuh demokratis.
Kata kunci : Skizofrenia Katatonik dan Pola Asuh Keluarg
Hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Pencegahan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di RSUD Kabupaten Sukoharjo
Program keselamatan pasien pada pencegahan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
di RSUD Kabupaten Sukoharjo berjalan belum optimal dikarenakan komitmen
organisasi yang kurang. Komitmen organisasi merupakan engagement yang harus
dimiliki untuk melaksanakan program keselamatan pasien. Pengelolaan
keselamatan pasien dalam pelayanan di rumah sakit berguna untuk mengurangi
tingkat kecacatan atau kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
komitmen organisasi dengan pencegahan KTD di RSUD Kabupaten
Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan
terhadap 143 perawat pelaksana di 14 ruang perawatan. Pengambilan data dengan
kuesioner dan lembar observasi pada 1 Agustus sampai dengan 17 September
2016. Proporsionate stratified random sampling digunakan dalam pengambilan
sampel untuk memberikan peluang yang sama bagi anggota populasi. Hasil
analisis dengan uji pearson menunjukkan ada hubungan yang kuat antara
komitmen organisasi dengan pencegahan KTD dengan p value 0,000 (p <
(0,05) dan nilai korelasi r = 0,823. Komitmen berkesinambungan paling dominan
berhubungan dengan pencegahan KTD dengan nilai beta sebesar 0,596. Sebesar
68,3% perilaku pencegahan KTD disumbangkan oleh komitmen organisasi.
Penelitian ini merekomendasikan perlunya perhatian pihak manajerial untuk dapat
memelihara dan meningkatkan komitmen organisasi ke arah komitmen afektif
sehingga meningkatkan perilaku pencegahan KTD
GAMBARAN POLA ASUH SKIZOFRENIA KATATONIK (STUDI RETROSPEKTIF) DI WILAYAH KARISIDENAN SURAKARTA
Pola asuh dalam keluarga yang penuh perhatian dalam proses
pembelajaran dan pengembangan tentang nilai-nilai kehidupan, baik kesehatan sosial, kesehatan mental, ataupun spiritual merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi yang baik dan anggota masyarakat yang sehat. Peran dan fungsi keluarga skizofrenia katatonik menjadi penting karena keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan sangat berpengaruh bagi seorang anak. Sehinnga, peran serta keluarga sangatlah menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak yang meliputi nilai, sikap, dan perilaku skizofrenia katatonik dalam berinteraksi dengan lingkungan dan menjalankan hubungan intrapersonal dan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh keluarga skizofrenia katatonik (studi Retrospektif) di Wilayah Karisidenan Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif desain deskriptif. Teknik penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam (WM) pada keluarga skizofrenia katatonik yang dilakukan selama dua
bulan. Analisis data menggunakan content analysis dengan mengkategorikan data verbal untuk tujuan klasifikasi, validasi data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh keluarga yang diterapkan oleh keluarga pada
penderita skizofrenia katatonik di Wilayah Karisidenan Surakarta berbeda-beda. Penerapan pola asuh yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarganya yang terkena gangguan skizofrenia katatonik, tidak mengacu pada pola asuh tertentu
sebagaimana teori pola asuh yang ada, seperti pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Beberapa pola asuh yang diterapkan oleh keluarga penderita skizofrenia katatonik diantaranya adalah otoriter, demokratis, dan permisif. Kebanyakan orang tua pasien skizofrenia katatonik menerapkan pola asuh permisif. Pola asuh permisif yang diterapkan diantaranya orang tua lebih memberikan kebebasan
penuh kepada anak karena mempercayakan semuanya pada anak, anak tidak banyak dikontrol orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak, anak kurang disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku, orang tua terlalu memanjakan
anak sehingga anak tidak tahu yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik. Pada penelitian di Wilayah Karisidenan Surakarta menggambarkan pola asuh keluarga yang permisif menunjukkan angka paling dominan terhadap
terjadinya skizofrenia katatonik dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan pola asuh demokratis