212 research outputs found
Characteristics Among Injecting Drug User Accessing and Not Accessing Needle and Syringe Program
Background : HIV/AIDS has become one of International public health problem. One effective method to spread HIV/AIDS is through shared needle and syiringe among Injecting Drug Users (IDUs). Needle and Syringe Program has been run in Palembang since 2009. Previos research was limitted towards description of IDUs in Palembang city without differentiating both IDUs accessing and not accessing Needle and Syringe Program (NSP). Objectives to identify the differences characteristcis between characteristics of IDUs accessing and not accessing NSP Methods : This was a case control study with respondents recruited using snowball technique. Simple and multiple logistic regression tests were performed using statistics program (Stata version 10) to identify association between NSP access status and characterisctics of IDUs. Odds ratio, 95 % Confidence interval and P value were reported. Results : Fourty six IDUs from NSPS group and 75 IDUs from non-NSPS group were recruited. Mostly, respondents were male with senior high school education level and single status. There is difference of attitude and length of use of Drugs among IDUs accessing and not accessing NSP. The bivariate analysis indicates that IDUs who have positive attitude towards Harm reduction and needle and syringe program tend to 2.76 times to access NSP compared to those who have negative attitute (OR 2.76(1,30-5.89), p.0.008). Then, IDUs who inject drugs tend to access 1.09 times for each increase of year using drugs with moderate significancy to reject the null hypothesis (OR 1.09(95 % CI 1.003-1.19), p. 0.04). however, variables of education, age, income and knowledge about HIV/AIDS and Harm reduction do not differ between IDUs accessing and not accessing Needle and Syringe Programs. After possible confounders adjustment, association between length of use injected drugs and IDU's attitude towards harm reduction and NSP are still found. Conclusion : IDUs who have positive attitude towards harm reduction concept on NSP and longer use of injected drugs will more likely access NSPs. Enhancement peer educators from ex-IDUs is important to increase positive attitude towards harm reduction among IDUs. Moreover, further research with big sample size and qualitative approach are urgently needed
Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi behavior untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak keluarga TKI di Desa Lomaer Blega Bangkalan
Fokus Penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses bimbingan dan konseling islam dengan terapi behavior untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak TKI di desa lomaer blega bangkalan? (2) Bagaimana hasil bimbingan dan konseling islam dengan terapi behavior untuk meningkatkan motivasi belajar seorang anak TKI di desa lomaer blega bangkalan? Dalam membahas permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis Deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara observasi, dan dokemenasi yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisis data. Permasalahan konseli yakni memiliki motivasi belajar rendah yaitu malas belajar, waktu digunakan untuk bermain dan menonton telivisi saja, jarang mengerjakan tugas, jarang mengerjakan pr, jarang mencatat pelajaran, dan tidak bertanggung jawab sebagai pelajar karena kurang kasih sayang, kurang kontrol dan dorongan langsung dari orang tua. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa proses konseling menggunakan terapi behavior, dengan pendekatan ini konseli diharapkan dapat bangkit dari rasa malasnya, mempunyai motivasi untuk terus menjadi orang sukses. hasil dari penerapan konseling dalam penelitian ini cukup berhasil, yakni konseli bisa dilihat dari adanya perubahan dari sikap dan perilaku konseli yang sebelumnya tidak ada motivasi, malas belajar, selalu menggunakan waktu hanya untuk bermain dan menonton telivisi saja, tidak mengerjakan tugas sekolah. Dan sekarang konseli menjadi mulai bertanggung jawab sebagai pelajar seperti mengerjakan tugas, belajar, mengurangi bermain dan menonton telivisi
Dusun Sarae Naru Desa Bajo Pulau (1987-2015).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan nelayan, perkembangan dari segi alat tangkap dan perkembangan armada perahu yang digunakan serta dampak yang timbul dalam bidang sosial ekonomi pada masyarakat Dusun Sarae Naru.
Prosedur penelitian ini mengacu pada beberapa tahapan dalam metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik (pengumpulan data dengan wawancara serta sumber tertulis), kritik, interpretasi (penafsiran) dan terakhir adalah historiografi (penulisan sejarah).
Hasil penelitian ini menunjukkan Pada tahun 1987 Dusun ini mulai terbentuk karna terjadinya pemekaran yang dipemimpin langsung oleh Kepala Desa Bernama H. Muhammad Tayeb, kini Desa initerbagi menjadi tiga Dusun yaitu Dusun Bajo Tengah, Dusun Barat, dan Dusun Sarae Naru. Dusun Bajo Barat dan Bajo Tengah saling berdampingan sedangkan Dusun Sarae Naru harus menyebrang lagi dengan perahu sekitar 15 menit. Setelah terjadinya pemekaran Dudun Sarae Naru kini sudah resmi di huni oleh masyarakat dari Dusun Bajo Tengah dan Dusun Bajo Barat. Setelah mereka menetap beberapa tahun dusun ini mulai berkembangan sedikit demi sedikit penduduknya. Perkembangan didusun Sarae Naru telah mengalami perkembangan baik ekonomi maupun sosial. Perkembangan ekonomi karena sumber daya alamnya dan hutan nya baik yang terkenal dengan Sarang Burung Walet sehingga didusun Sarae Naru cukup banyak memiliki kekayaan alam, dilihat dari segi sosialnya bahwa Dusun Sarae Naru kini mengalami perkembangan baik dari penduduknya maupun sarana- sarana yang ada seperti Posyandu, Sekolah, Dermaga, Penampungan Air dan sebagainya
The depiction of loss in Alice Hoffman's The Wolrd That We Knew
This thesis aims to unveil the concept of loss depicted in Hoffman’s The World That We Knew and unfold the types of coping used by each character in dealing with their loss. There are two main problems proposed: (1) how is the concept of loss portrayed in The World That We Knew?; (2) how does each character deal with their loss in The World That We Knew? The qualitative approach applies in the thesis since the analysis is entirely focusing on data interpretation. The researcher takes the data primarily from dialogues, narratives, and conversations in The World That We Knew by Alice Hoffman. The researcher also uses related studies, journals, books, and articles as supportive data. The data were taken from grouping sentences, conversation, and narrative based on the research questions. Then, the researcher analyzed the grouped data using Wendy B. Faris's characteristics of magic realism to portray the concept of loss and Lazarus & Folkman’s coping model to describe the types of coping methods used by each character. The result found that Alice Hoffman portrayed the concept of loss through magical realism. It is proven in the use of some magical realism elements in narrating each type of loss; they are; losing a mother, losing a partner, and losing a sibling. Each type of loss is told through magical realism elements such as the human’s sixth sense (seeing a ghost and angel) and human’s unlogical ability (talk with birds, predict the future, and make a human). The researcher also found how each character deals with their loss. The researcher categorized it into two types of coping; problem-focused coping and emotion-focused coping. Problem-focused coping includes revenge and problem-solving, while emotion- focused coping contains hallucination, radical action, denial, blaming, help others, and social support. Therefore, the researcher concludes that the author uses magic realism in narrating the traumatic event, and in dealing with it, each character is found to use several coping types
PENGARUH DEMOGRAFI DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN SUKARAMI KOTA PALEMBANG
Latar belakang: Skizofrenia adalah gangguan psikotik dan bersifat kronis yang dapat dikendalikan dengan pemberian obat Antipsikotik seumur hidup. Masa Pandemi COVID-19 ini membuat orang takut untuk ke rumah sakit dan ke pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan takut akan tertular virus mematikan itu, sehingga membuat keluarga enggan mengantarkan keluarganya untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan akhirnya pasien mengalami ketidakpatuhan dalam pengobatan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh demografi dan dukungan sosial keluarga terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia selama Pandemi COVID-19.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 211 sampel yang dipilih dengan metode purposive sampling dengan analisis data menggunakan Chi-Square.Hasil: Hasil Penelitian menunjukan mayoritas responden yang tidak memberikan dukungan pada pasien skizofrenia di Puskesmas Wilayah Kecamatan Sukarami berjumlah (56,3%). Variabel yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kepatuhan minum obat pasien skizofrenia selama Pandemi COVID-19 antara lain dukungan sosial keluarga (P-value= 0,05; QR=1,806; CI=1,013-2,199),dukungan sosial keluarga (P-value=0,039; PR=0,681; CI95%=0,978-3,333), pengetahuan (P=0,048 QR = 1,935 CI 95%= 1,049-3,489), umur (P=0,43 QR=1,955 CI95%=1,065-3,589). Adapun variabel yang jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, status ekonomi, prilaku pengambilan obat, dan akses pelayanan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan pasien skizofrenia.Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ketidakpatuhan minum obat pasien skizofrenia selama pandemi COVID-19 dapat disebabkan oleh umur, dukungan sosial keluarga, dan pengetahuan
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS: STUDY LITERATURE
Setiap orang berhak atas kesehatan yang baik, yang merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia. Meskipun seseorang dapat mencapai banyak hal dalam hidupnya, kesehatan yang baik bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Kesehatan harus menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat karena dibutuhkan berbagai macam upaya untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat.Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi semua orang. Metodologi penelitian tinjauan sistematis. Penelitian tinjauan sistematis adalah metode yang bertujuan untuk menemukan hasil terbaik yang dapat diperoleh dengan mencari literatur secara sistematismenunjukkan bahwa ada 61,2% lebih banyak responden yang merasa membutuhkan dan menggunakan layanan di puskesmas daripada ada responden yang tidak merasa perlu dan tidak menggunakan layanan di puskesmas. Premis dan motivator utama untuk menggunakan perawatan kesehatan adalah faktor kebutuhan,waktu perjalanan. Keterlambatan pasien adalah penghalang karena sulit untuk pergi ke pusat kesehatan, biaya transportasi dan tempat tinggal Akses ke fasilitas medis terhambat, Penggunaan layanan kesehatan sangat berkorelasi dengan bagaimana penduduk memandang Kesehatan
ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN CAMPAK DI INDONESIA: LITERATUR REVIEW
Pendahuluan: Penyakit Campak ialah jenis penyakit demam dan ruam kemerahan yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Penyakit ini juga sebagai penyakit yang mudah sekali menyebarkan kepada orang lain melalui droplet atau benda yang terkontaminasi, adapun penyebabnya adalah virus yang dapat mengakibatkan kematian, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi. Di sebagian besar belahan dunia, terutama di negara miskin dan berkembang, penyakit campak masih menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas terutama kelompok anak-anak yang tidak mempunyai kekebalan. Metode: Mengacu pada pendekatan studi literatur dalam rentang waktu 6 tahun terakhir (2018-2023) penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor risiko yang berkontribusi pada kejadian campak di Indonesia. Penelitian ini dirancang untuk melakukan review literatur dengan menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analysis). Penelitian ini dilakukan melalui pencarian artikel bersumber dari Google scholar dan Pubmed. Artikel penelitian asli yang dipublikasikan selama enam tahun terakhir mulai tahun 2018-2023 adalah kriteria yang dimasukkan dalam penulisan ini. Hasil dan Pembahasan: Dari hasil telaah yang dilakukan secara keseluruhan diperoleh 11 faktor yang berpengaruh terhadap kejadian campak dengan 3 faktor utama yaitu status imunisasi, pengetahuan ibu serta adanya kontak penderita dalam keluarga. Walaupun tidak mengabaikan beberapa faktor lainnya seperti usia yang paling dominan terserang virus campak, pendidikan ibu, riwayat campak ibu, sikap ibu, tindakan ibu, serta status gizi dari kasus campak. Kesimpulan: Dari anlisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian campak di Indonesia dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berdampak terhadap kejadian campak terdapat pada 8 artikel yang ditelaah, dimana status vaksinasi pada anak balita dan usia sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian campak di beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu tingkat pengetahuan ibu yang kurang memadai juga mempengaruhi kejadian campak, karena ibu yang pengetahuannya kurang memadai akan mengakibatkan seorang ibu tidak memahami pentingnya imunisasi campak bagi anaknya. Selain kedua faktor tersebut, status gizi yang buruk serta adanya kontak dengan penderita dalam keluarga juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kejadian campak dalam suatu keluarga yang ditunjang dengan kondisi rumah yang tidak memadai dengan tingkat hunian yang banyak
Predicitive modeling, empowering women, and COVID-19 in South Sumatra, Indonesia
The Coronavirus disease (COVID-19) has spread to almost all provinces in Indonesia, including South Sumatra. Epidemiological models are required to provide evidence for public health policymakers to mitigate the virus. The aim of this study is: 1) to create a prediction model for COVID-19 cases in South Sumatra to help inform about public health policy and 2) to reflect on women’s experiences to provide solutions for mitigating the impact of COVID-19. This study uses quantitative and qualitative methods. A quantitative modeling approach called Susceptible–Infected–Recovered (SIR) model is used to predict COVID-19 cases in South Sumatra. The assumption used is that every four days, a doubling of COVID-19 cases is observed, with an average of 15 days for recovery. The sources of data are reports from the South Sumatra Provincial Government and the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (MOH RI). Qualitative data are obtained through a feminist participatory action research project, which is focused on children’s experiences of COVID-19. Reflective analysis is conducted to develop insights into how to empower women with respect to mitigating COVID-19. Results show that COVID-19 cases in South Sumatra are still underreported, with only 5%–10% of the total estimated COVID-19 cases being reported. Modeling indicates that over 1,000 people had COVID-19 by the end of April, reaching over 150,000 by the end of May, and over a third of South Sumatra’s population is likely to be infected by the end of June. Multiple interventions are needed to reduce cases and flatten the curve. Women are key to flattening this curve and must be empowered to undertake actions from a familial base
PELAKSANAAN EKSEKUSI BARANG GADAI YANG TELAH JATUH TEMPO DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG BIREUEN
ABSTRAKNAJMAH MUNIRA, PELAKSANAAN EKSEKUSI BARANG 2017 GADAI YANG TELAH JATUH TEMPO DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG BIREUEN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA (iv,54),pp.,tabl.,bibl.,SAFRINA,S.H.,M.H.,M.EPMBenda gadai harus berada pada pemegang gadai selama pemberi gadai belum mampu melunasi pinjamannya, ketika pemberi gadai tidak mampu melunasinya pihak pemegang gadai akan mengeksekusi barang jaminan gadainya. Eksekusi adalah pelaksanaan dari suatu perikatan dengan langsung tanpa melalui vonis pengadilan. Namun sebelum eksekusi dilakukan pemegang gadai akan mengirimkan surat pernyataan lelang kepada pemberi gadai. Mengenai ketentuan gadai ini diatur dalam KUH Perdata Pasal 1150 sampai Pasal 1160. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan pelaksanaan eksekusi barang gadai yang telah jatuh tempo di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Bireuen, untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh PT. Pegadaian (Persero) dalam melaksanakan eksekusi dan untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap debitur dalam pelaksanaan eksekusi atas barang jaminan gadai di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Bireuen.Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris. Data diperoleh melalui penelitian lapangan dengan menggunakan metode wawancara dan kemudian mengumpulkan data kepustakaan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku, jurnal dan buku-buku.Hasil penelitian menjelaskan bahwa eksekusi barang gadai yang telah jatuh tempo di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Bireuen dilakukan setelah pemberi gadai wanprestasi dan benda gadai tidak ditebus atau diperpanjang sampai batas waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi pihak pegadaian akan terlebih dahulu memberikan pemberitahuan dengan cara memberikan surat pernyataan lelang kepada nasabahnya bahwa barang yang menjadi jaminan gadai akan jatuh tempo. Hambatan yang dihadapi oleh PT. Pegadaian (Persero) dalam melakukan eksekusi ada 2 yaitu hambatan eksternal yaitu hambatan yang timbul dari pemberi gadai dan hambatan internal yaitu hambatan yang timbul dari pemegang gadai. Adapun perlindungan hukum terhadap debitur dalam pelaksanaan eksekusi benda gadai adalah pihak pegadaian akan memberitahukan terlebih dahulu kepada debitur tanggal jatuh tempo benda yang digadaikan dan pihak pegadaian juga akan mengembalikan uang kelebihan dari hasil penjualan benda gadai yang dieksekusi.Disarankan kepada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Bireuen agar tidak lalai dalam memberikan pemberitahuan kepada nasabah dan dalam melaksanakan eksekusi benda gadai dan harus tetap beriktikad baik
- …