33 research outputs found
ANALISIS ASPEK OSEANOGRAFI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI DI MUARA SUNGAI JENGGALU KOTA BENGKULU
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan aspek oseanografi pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Muara Sungai Jenggalu, Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan Aprtil 2018. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei.  Data primer dikumpulkan dengan metode observasi dan pengukuran langsung di lokasi penelitian. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan metode skoring. Nilai parameter oseanografi yang diukur dan dianalisis yaitu kecepatan arus sungai, rata-rata yaitu 0,28 m/detik, kecepatan arus laut 0,33m/detik, pasang surut 0,44 meter, tinggi gelombang 1,29 meter dan kedalaman 25–500 cm. Berdasarkan nilai skoring semua parameter oseanografi, yaitu 82,2% yang berarti mendukung kelayakan untuk pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Muara Sungai Jenggalu Kota Bengkulu.This study aims to analyze the feasibility of oceanography aspect of the Coastal Fishing Port development in the Jenggalu River Mouth, Bengkulu City. This research was conducted from December 2017 to Aprtil 2018. This research was conducted using a survey method. Primary data were collected by direct observation and measurement methods at the research location. The data of research result were analyzed using the scoring method. Oceanographic parameter values measured and analyzed were river flow velocity, average 0.28 m / sec, ocean current velocity 0.33 m / s, tides 0.44 m, wave height 1.29 m and depth 25–500 cm. Based on the scoring value of all oceanographic parameters, namely 82.2%, which means that it supports the feasibility of developing a coastal fishing port in the Jenggalu River Mouth, Bengkulu City
PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) NELAYAN KOTA BENGKULU, PROVINSI BENGKULU
Sebagian besar kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di Kota Bengkulu masih menggunakan armada dan alat tangkap sederhana. Teknologi sederhana berdampak pada daerah penangkapan ikan yang dapat dijangkau sebagai lokasi penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuat peta lokasi daerah penangkapan ikan nelayan di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan di Pangkalan Ikan di Wilayah Pulau Baai, Pantai Malabero, Pondok Besi, dan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu. Responden ditetapkan secara acak. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur serta menggunakan kuesioner. Data sekunder untuk mendukung pembahasan hasil penelitian dikumpulkan dari berbagai referensi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sedangkan analisis spasial menggunakan Aplikasi SIG. Penelitian ini juga memanfaatkan kecanggihan data digital SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dengan aplikasi Global Mapper untuk mendapatkan data atribut batimetri Perairan Kota Bengkulu. Data atribut diimpor ke dalam aplikasi Surfer 12 sebagai dasar analisis spasial sebagai peta dasar. Peta daerah penangkapan ikan dibuat dengan analisis overlay. Daerah penangkapan ikan di Wilayah Pulau Baai lebih jauh dan luas dibandingkan dengan daerah penangkapan nelayan di daerah penangkapan ikan lainnya. Nelayan Wilayah Pulau Baai melakukan penangkapan ikan ke perairan Pulau Mentawai, Sumatera Barat, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Pulau Enggano dan Pulau Mega di Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi penangkapan nelayan Pantai Jakat-Pasar Bengkulu, Pondok Besi dan Pantai Malabero hanya berada di sekitar perairan pantai dan perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu.MAPPING OF FISHING GROUND OF FISHERMAN IN BENGKULU CITY, BENGKULU PROVINCE. Most of the fishing activities by fishermen in Bengkulu City still use simple fleets and fishing gears. The simple technology affects on fishing areas that can be reached as fishing locations. The purpose of this research was to analyze and make a map the location of fishing ground of fishermen in Bengkulu City. The study was conducted by survey method. Data was collected at the fishing base of the Pulau Baai Region, Malabero Beach, Pondok Besi, and Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Bengkulu City. Respondents were randomly assigned. Primary data were collected by structured and unstructured interview methods and using questionnaires. Secondary data to support the discussion of research results was collected from various references. Data analysis was performed by descriptive method, while spatial analysis used GIS Application. This study also utilizes the sophistication of SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) digital data with the Global Mapper application to obtain bathymetry attribute data of Bengkulu City Waters. The attribute data was imported into the Surfer 12 application as a basis for spatial analysis as a basic map. Map of fishing ground was made by overlay analysis. The fishing ground of the Baai Island Region was further and wider than the fishing ground of fishermen in other fishing base. Fishermen of Baai Island Region catching fish to the waters of Mentawai Island, West Sumatra, Lampung Province, West Java Province, Enggano Island and Mega Island in North Bengkulu Regency. The fishing ground of Jakat Beach-Pasar Bengkulu, Pondok Besi and Malabero Beach fishermen were only around the coastal waters and Pulau Tikus waters, Bengkulu City
ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN EKOWISATA PANTAI DI PANTAI PANJANG PROVINSI BENGKULU
Pantai Panjang Kota Bengkulu merupakan pantai yang terdapat di bagian barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pantai Panjang yang membentang sepanjang 7 km dengan luas 84.09 ha. Pantai panjang telah ditetapkan menjadi salah satu objek ekowisata pantai unggulan pada kawasan wisata alam di Kota Bengkulu. Ekowisata pantai merupakan kegiatan ekowisata yang dilakukan di daerah pantai pada umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai dan permukaan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesesuaian ekowisata pantai untuk kategori rekreasi adalah sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai, sedangkan kesesuaian kawasan ekowisata pantai kategori olahraga dan berjemur terdiri dari sesuai bersyarat dan tidak sesuai.Panjang beach is located in the western part of the island of Sumatra and directly borders with the Indian Ocean. Panjang beach which stretches along 7 km with an area of 84.09 ha. Panjang beach has been designated as one of the leading beach ecotourism objects in the natural tourism area in the city of Bengkulu. Coastal ecotourism is an ecotourism activity carried out in coastal areas in general utilizing coastal and water surface resources. This study aims to analyze the suitability and carrying capacity of coastal ecotourism in the Long Beach of Bengkulu City. The method used in this research was the survey method. Based on the results of the study, the suitability of the beach ecotourism for the recreation category was very appropriate, appropriate and not appropriate, while the suitability of the beach ecotourism area for the sports and sun categories consists of conditional and unsuitable
TELAAH ALAT PENANGKAPAN IKAN PILIHAN DI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU
Alat penangkapan ikan yang layak tidak hanya mementingkan segi produktivitas dan ekonomi, namun juga harus mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya ikan yang ada. Optimalisasi dan keberlanjutan usaha penangkapan ikan harus memperhatikan beberapa aspek, seperti hal nya aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomis.  Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020 di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkuluyang meliputi Kelurahan Malabero, Kelurahan Pondok Besi dan Kelurahan Bajak. Tujuan penelitian untukmenganalisis dan menentukan jenis alat  penangkapan ikan pilihan di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Data primer yang dikumpulkan meliputi data aspek biologi, aspek teknis, aspek sosial dan aspek ekonomi dari setiap alat penangkapan ikan yang dioeprasikan oleh nelayan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Untuk menentukan jenis alat penangkapan ikan pilihan dilakukan dengan  analisi metode skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat penangkapan ikan utama di Kecamatan Teluk Segara adalah jaring insang, pukat payang, pukat lirik, pukat lore, pancing ulurdan pancing gurita. Berdasarkan analisis aspek teknis, biologi, sosial, dan ekonomi, alat penangkapan ikan  pilihan adalah pukat payang.
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA IKAN EKONOMIS DI TELUK SEGARA KOTA BENGKULU
Mikroplastik merupakan sampah plastik kecil yang berukuran <5 mm, sebagian besar berasal dari penguraian plastik-plastik berukuran besar yang dikelompokkan dalam 2 jenis mikroplastik yaitu sekunder dan primer. Sampah plastik adalah sampah yang berbahaya baik lingkungan, biota dan maanusia serta salah satu permasalahan belum dapat diselesaikan sampai saat ini. Salah satu bagian dari sampah plastik yaitu mikroplastik. Mikroplastik merupakan pencemaran yang begitu sulit dikendalikan di wilayah pesisir, salah satunya di Teluk Segara Kota Bengkulu. Teluk Segara merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil di Kota Bengkulu. Ibukota Kecamatan Teluk Segara terletak di Kelurahan Jitra. Teluk Segara juga memiliki tempat menjual ikan hasil nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mikroplastik pada ikan ekonomis di Teluk Segara Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei  dengan mengambil ikan ekonomis yang ada di Teluk Segara dan analisis kandungan mikroplastik di laboratorium. Mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan memiliki tipe dan warna yang bervariasi. Tipe mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan yaitu tipe fiber, film, dan fragmen. Warna mikrplastik yang ditemukan adalah warna transparan, hitam, kuning dan merah. Total kandungan mikroplastik adalah yaitu 16 - 41 partikel/ind.
STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG DI PULAU DUA KECAMATAN ENGGANO KABUPATEN BENGKULU UTARA
Pulau Dua merupakan gugusan kepulauan Enggano yang terletak sekitar 0,5 mil dari Pelabuhan Kahyapu. Secara geografis pulau ini terletak pada 5o44’ – 5o 45’ LS dan 102o39 -102o 40’ BT. Luas Pulau dua adalah sekitar 44,32 hektar. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September-November 2013, Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah Perahu motor, Hand Global Positioning System (GPS), Thermometer, Hand-refractometer, Flow meter, stop watch, alat selam Self Contained Underwater Buoyancy Apparatus (SCUBA), Secchi disc, Sabak/pensil, Camera Underwater, Rol 50 Meter,  peta dasar (basemap) yang sudah digitasi dan Buku identifikasi karang. Metode penentuan lokasi penelitian berdasarkan survey sebelumnya dan dilihat ada komunitas karang kemudian jumlah stasiun pengamatan dibagi menjadi 3 titik stasiun. Masing pada kedalaman 3 meter dan 7 meter. Dalam penelitian ini yang dilihat antara lain data terumbu karang dan parameter kualitas air dan menggunakan beberapa analisis seperti identifikasi jenis, persentase tutupan karang, indeks keanekaragaman hayati, indeks keseragaman dan indeks dominansi.Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Persentase tutupan karang rata-rata pada kedalaman 3 meter adalah sebesar 32,22% dengan kategori tutupan karang sedang. Persentase tutupan karang rata-rata pada kedalaman 7 meter adalah sebesar 18,31% dengan kategori tutupan karang buruk. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di daerah penelitian termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai indeks keseragaman (E) termasuk pada kategori rendah dan nilai indeks dominansi (C) tergolong pada kategori rendah yang berarti tidak ada spesies yang mendominasi pada daerah pengamatan. Dari keseluruhan data yang ada, dapat disimpulkan berdasarkan KepMen LH No 04 Tahun 2001 bahwa kondisi terumbu karang yang ada di Perairan Dua termasuk dalam kategori rusak
ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS USAHA PERIKANAN TANGKAP JARING INSANG DI DESA BANJARSARI, KECAMATAN ENGGANO, KABUPATEN BENGKULU UTARA
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan ekonomis usaha perikanan tangkap jaring insang di Desa Banjarsari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi informasi untuk pengembangan usaha perikanan tangkap dengan jaring insang di Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020. Metode penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara. Dari analisis aspek teknis dilakukan pada 13 responden dan diperoleh hasil ukuran perahu jaring insang ialah 2.75 GT, mesin perahu yang digunakan ialah Honda GX-200 dengan kekuatan daya mesin 5.5 PK -6.5 PK, Ukuran jaring insang memiliki panjang total 1.327 meter dengan kedalaman 1-2 meter. Daerah penangkapan berada di perairan Kahabi, Berhau, hingga ke balik Pulau Enggano. ABK yang bekerja sebanyak 2-3 orang dalam satu kapal. Hasil tanggapan berupa ikan Ketambak (Lutjanus mahogoni), Gebur (Caranx sp), Belanak (Crenimugil crenilabis), Merang (Siganus verniculatus), Cabe-cabe (Siganus canaliculatus), Nawi (Lujanus argentimaculatus), Bayam (Scarus taeniopterus). Analisa usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang dinyatakan layak dengan hasil NPV Rp 85.161.412, Net B/C Ratio 1.2, IRR 76% menggunakan tingkat suku bunga deposito Bank 7% dan PP 1.25 (1 tahun 2 Bulan 5 Hari) cepat kembali dari umur teknis 5-6 tahun.Kata kunci : Analisi kelayakan usaha, Jaring insang, Desa Banjarsari, Kecamatan Enggano ABSTRACTThe goals of this research were to analyze technical aspect and gillnet fisheries business in Banjarsari Village, Enggano sub-district, North Bengkulu district. The result can be information to fisheries development with gillnet in Enggano sub-district, North Bengkulu district. This result held on May to June 2020. The method used observation method and interview. Analyze technical aspect did to 13 respondents, it showed the size of gillnet boat was 2.75 GT, boat machine was Honda GX-200 with 5.5 – 6.5 PK Engine power. The size of gillnet was 1.327 meter of length with 1-2 meter of depth. Fishing area was in Kahabi waters, Berhau to the back of the island. The crew was 2-3 people in every boat. The fish catches were Lutjanusmahogoni, Caranxsp, Crenimugilcrenilabis, Siganusverniculatus, Siganuscanaliculatus, Lujanusargentimaculatus,Scarustaeniopterus. The business analysis by using gillnet is feasible with NPV was Rp 85.161.412, Net B/C Ratio was 1.2, IRR was 76% using 7% of bank deposit rates and PP was 1.25(1 year, 2 months, 5 days) fast back from 5-6 years technical age.Keywords: business feasibility analysis, gillnet, Banjarsari village, enggano sub-distric
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN TEKNIS PENANGKAPAN RAWAI DASAR DI DESA KOTA BANI KECAMATAN PUTRI HIJAU KABUPATEN BENGKULU UTARA
Pancing rawai dasar merupakan alat tangkap dominan yang digunakan oleh nelayan di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perikanan tangkap pancing rawai dasar di sentra perikanan Desa Kota Bani, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini menggunakan metode Survei dengan teknik observasi dan wawacara. Analisis data dilakukan dengan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai produktivitas perikanan rawai dasar di desa kota bani diperoleh nilai produktivitas per trip sebesar 3 kg dan produktivitas pertahun sebesar 6000 kg. Ukuran alat tangkap pancing rawai di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara dengan panjang tali utama rata-rata 1.000 meter, panjang tali cabang 1 depa atau 1,5 meter, mata pancing rata-rata 100 - 200 mata pancing, tanda atau bendera 2 buah, pelampung berjumlah rata-rata 5 buah, pemberat rata-rata berjumlah 5. Ukuran kapal rata-rata panjang 10 meter, tinggi 1 meter, lebar 1,5 meter, dengan ukuran rata-rata adalah 3 GT. Mesin penggerak yang digunakan adalah mesin tempel 15 PK dengan jenis BBM yang digunakan yaitu pertalite yang dicampurkan dengan oli merek Castrol 2T. Jumlah anak buah kapal (ABK) perahu/kapal nelayan penangkapan ikan berjumlah 2 orang dalam satu perahu/kapal. Metode pengoperasiaan Pancing Rawai Dasar dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: Persiapan, Setting, Drafting dan Haulling. Kedalaman daerah penangkapan ikan nelayan berkisar antara 10 – 20 meter dengan ikan hasil tangkapan Pancing Rawai Dasar terdiri dari 5 jenis, yaitu ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), ikan manyung (Arius thalassinus), ikan kerapu (Epinephelus sp.), ikan hiu putih (Selachimorpha) dan ikan pari (Dasyatis sp.).
BOAT LIFT NET FISHING GEAR WHICH OPERATED AT BANTEN BAY WATERS AND ITS DEVELOPMENT STRATEGY
Bagan congkel is one of fishing gear which mostly used by fishermen in National Fishing Port of Karangantu, Banten. Bagan congkel has various size and specification in Indonesia. Characteristic of fishing ground and fish catch was also different at different area in Indonesia. Therefore, to develop bagan congkel in Teluk Banten waters need a good and systematics strategy. The objective of this experiment was to describe bagan congkel fishing gear and determine business development strategy of bagan congkel. Business development strategy was cariied out using SWOT Analyses (Strengths, Waeknesses, Opportunities, Threats). Result of research indicated that bagan congkel consist of boat which used to find fishing ground, net and lamp. There are 9 strategies to develop boat lift net i.e market enlargement, fishing optimalization, fish bottom price determination, fishing ground zonation each fishing gear, limitation of fishing fleet and fishing effort, selective fishing gear modification, capital loan for fishermen and combination of production factors to reach the efficiency
VALUASI EKONOMI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU ENGGANO, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU
Pulau Enggano dengan luas ± 400,6 km2 (± 40.600 hektar) adalah sebuah pulau kecil terluar di Provinsi Bengkulu yang terletak di Perairan Barat Sumatera, dan termasuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Salah satu sumberdaya alam yang dominan di Pulau Enggano adalah ekosistem terumbu karang yang memberikan manfaat begitu besar bagi kehidupan masyarakat di Pulau Enggano. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung valuasi ekonomi ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano, untuk kepentingan perencanaan pemanfaatan dan pengelolaan secara berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan Metode Survai. Data parameter kualitas air dikumpulkan dengan pengukuran langsung di lokasi penelitian. Data untuk menghitung nilai keberadaan ekosistem terumbu karang dikumpulkan dengan metode wawancara terhadap 180 orang responden yang dipilih secara purposive sampling. Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang dianalisis dan dihitung berdasarkan nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai manfaat pilihan dan nilai manfaat warisan. Nilai rata-rata parameter perairan di perairan Pulau Enggano secara berturut-turut adalah suhu (29,660C), salinitas (35,06 ‰), kuat arus (2,13 m/s), kecerahan 5,33 m), Oksigen Terlarut/DO (7,39 mg/l), dan pH (7,13). Nilai parameter perairan menunjukkan kondisi perairan yang masih baik dan belum tercemar sehingga dapat mendukung keberadaan dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang di Perairan Pulau Enggano. Luas ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano ± 5.097 hektar. Nilai manfaat ekonomi total ekosistem terumbu karang adalah Rp. 176.901.038.387,- per tahun, yang terdiri dari nilai manfaat langsung Rp. 561.327.640,- per tahun; nilai manfaat tidak langsung Rp. 46.342.500.000,- per tahun, nilai manfaat pilihan Rp. 2.516.077.983,- , nilai manfaat keberadaan Rp. 127.425.000.000,- per tahun dan nilai warisan Rp. 56.132.764,- per tahun.ECONOMIC VALUATION OF CORAL REEF IN ENGGANO ISLAND, NORTH BENGKULU REGENCY, BENGKULU PROVINCE. Enggano Island with area of ± 400.6 km2 (± 40,600 hectares) is an the outer small island in Bengkulu Province that located in the West Coast of Sumatra, and include of North Bengkulu Regency. One of the dominant natural resources in Enggano Island is a coral reef ecosystem that provides enormous benefits to people's lives in Enggano Island. This study aims to calculate the economic valuation of coral reef ecosystems in Enggano Island, for stake of planning, utilization and sustainable management. This research is done by Survey Method. The data of water quality parameter was collected by direct measurement at the study location. Data to calculate the existence value of coral reef ecosystem was collected by interview method to 180 respondents that chosen by purposive sampling. The total economic value of coral reef ecosystems is analyzed and calculated based on the direct value, indirect value, option value and bequest value. The average values of water parameters in Enggano Island waters are (29,66 oC), salinity (35.06 ‰), current speed (2.13 m/s), water brightness (5.33 m), Oxygen Dissolved (7.39 mg / l), and pH (7.13). The parameters of waters shows the condition of the waters are still good and not contaminated so it can support the existence and growth of coral reef ecosystems in Enggano Island waters. The wide of coral reef ecosystem in Enggano Island ± 5,097 hectares. The total economic value of coral reef ecosystem is Rp.176,901,038,387,- per year, that consisting of direct value Rp. 561,327,640,- per year; indirect value Rp. 46,342,500,000, - per year, the option value Rp. 2,516,077,983, - per year, the existence value Rp. 127.425.000.000,- and the bequest value Rp. 56,132,764,- per year