5 research outputs found
The Role of Resilience in Coping with Academic Stress (A Meta-analysis Study)
In the academic world, students who have a high level of resilience, are mentally healthier, optimistic, dynamic, enthusiastic about various things in life, and more resistant to various things including stress conditions. Many studies show that high resilience will have a positive effect on student achievement. To prove these studies, we conducted a meta-analysis of a number of articles discussing the correlation between resilience and academic stress. This article presents a metaanalysis of the correlation studies that have examined the correlation between resilience on academic stress. The result of a meta-analysis on 17 studies from 4194 subjects shows that resilience is negatively correlated to academic stress (r = -.503). The difference in the variance of correlation can, among others, be caused by sampling error (6.122%) and error in measurement of independent and dependent variables (1.449%). The results indicated that resilience negatively influences academic stress.
Keywords: meta-analysis, resilience, academic stres
Pelatihan Kebersyukuran untuk Meningkatkan Resiliensi pada Perempuan
Berbagai tantangan dihadapi oleh perempuan dalam menjalani perannya. Ketika perempuan kurang mampu menghadapi tantangan dapat menimbulkan permasalahan psikologis. Untuk menghadapi tantangan dan kesulitan yang dihadapi perempuan membutuhkan resiliensi. Salah satu cara untuk meningkatkan resiliensi perempuan adalah melalui pelatihan kebersyukuran. Tujuan program pengabdian ini adalah meningkatkan resiliensi perempuan melalui pelatihan kebersyukuran. Pelatihan kebersyukuran dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2022 dan diikuti oleh 35 orang perempuan yang berusia 27 – 51 tahun. Materi pelatihan berdasarkan pada modul pelatihan kebersyukuran dan diberikan melalui metode ceramah, diskusi, sharing dan latihan. Alat ukur untuk mengukur tingkat resiliensi peserta adalah The Cornnor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji beda t-test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan resiliensi yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pelatihan kebersyukuran. Dengan demikian pemberian pelatihan kebersyukuran mampu meningkatkan resiliensi perempuan
Peningkatan Pengetahuan Remaja dalam Memilih Obat Swamedikasi Nyeri Haid dan Nyeri Gigi di Desa Ngalas, Klaten Selatan
Swamedikasi adalah Tindakan pengobatan sendiri yang dilakukan oleh seluruh Masyarakat, termasuk pengobatan untuk nyeri. Tujuan pengobatan adalah untuk mendapatkan kesembuhan, maka diperlukan pengetahuan yang cukup. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan Masyarakat terkait penggunaan obat untuk swamedikasi nyeri haid dan nyeri gigi. Kegiatan dilaksanakan dengan ceramahdan dialog 2 arah dengan Masyarakat remaja. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan kuesioneryang dibuat dalam g-form kepada28 responden. Pengetahuan yang diukur adalah tindakan mengatasi nyeri dan jenis obat yang digunakan untuk swamedikasi. Hasil menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dengan kategori cukup dan baik, dan pada saat pengukuran postes, tidak ada responden dengan kategori kurang
Pengaruh pemberian larutan biji pepaya (Carica papaya L) terhadap struktur histologis uterus mencit(Mus Musculus)
RINGKASAN
Siff Khotimah. 32B 098 101. Produksi Nata pada Medium campuran 50% air Kelapa dan 50% air Belimbing Manis (Averrhoa carambola) dengan Kadar Sukrosa yang Berbeda. Di bawah bimbingan Sriani Hendarko dan Endang Kusdiyantini.
Nata merupakan pelikel tebal yang terdiri dari selulosa dan dibentuk oleh bakteri asam asetat (Acetobacter xylinzon) pada medium cair yang mengandung gula. data dapat dimanfaatkan sebagai makanan rendah kalori untuk keperluan diet, di samping itu juga dapat digunakan sebagai sumber selulosa altematif untuk keperluan industri. Nata umumnya dibuat pada medium air kelapa (nata de coco), namun nata juga dapat dibuat pada berbagai medium cair, termasuk dan air perasan buah-buahan. Buah belimbing manis (Averrhoa carambola) mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap dengan kandungan gala yang lebih tinggi dan air kelapa, sehingga memungkinkan untuk dijadikan sebagai medium pembuatan nata.
Produksi nata yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama kadar gula dalam medium. Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun oleh D-Glukosa dan D¬Fruktosa. Acetobacter xylinum memanfaatkan gula tersebut sebagai sumber energi dan unit penyusun selulosa (nata).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar sukrosa yang tepat untuk menghasilkan nata terbalk pada medium campuran 50% air kelapa dan 50% air belimbing manis (A. carambola). Parameter yang diamati meliputi ketebalan, berat basah, berat kering, kadar air dan rendemen nata. Konsistensi dan derajat keputihan diamati sebagai parameter pendukung.
Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan perlakuan kadar sukrosa yaitu 5%, 7.5%, 10%, 12.5% dan 15%, masing-masing dengan 4 ulangan. Data basil penelitian kemudian dianalisis dengan "Analisa of Varians" (ANOVA) pada taraf signifikasi 5% dan jika ada perbedaan diuji lanjut dengan Uji Duncan pada taraf signifikasi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar sukrosa yang berbeda berpengaruh terhadap nata yang cthasilkan. Nato yang baik dihasilkan pada medium dengan kadar sukrosa 5%, 7.5% dan 10%, dengan rata-rata ketebalan 0.93 cm, berat basah 34.94 g, berat kering 2.71 g, kadar air 92.19% dan rendemen 34.94%. Penambahan sukrosa di atas 10% menunjukkan basil yang kurang baik
Pengaruh pemberian larutan biji pepaya (Carica papaya L) terhadap struktur histologis uterus mencit(Mus Musculus)
RINGKASAN
YENI MULATI. J2B097112. Pengarub Pemberian Larutan Biji Papaya (Carica papaya L) terhadap Struktur Histologis Uterus Mencit (Mus musculus) (di bawah bimbingan Koen Praseno dan Tyas Rini Saraswati)
Biji pepaya mengandung karpain, sebuah senyawa alkaloid yang menyebabkan efek anti ovulatoiy (penghambat ovulasi), abortifacient (pengguguran kandungan), emmenagogue (peluruh haid) serta menekan sistem saraf pusat. Pemberian larutan biji pepaya kepada mencit betina diperkirakan dapat menyebabkan perubahan struktur histologis uterus berupa ketebalan endometrium, bobot organ reproduksi dan deskripsi lapisan endometrium. Perubahan tersebut disebabkan karena efek anti estrogenik pada larutan tersebut. Larutan biji pepaya masuk ke aliran darah dan menyebabkan efek anti LH yang menyebabkan progesteron tidak disekresi dan anti FSH yang menyebabkan proliferasi sel-sel endometrium terhambat.
Analisa data dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan a =5 % menyebutkan bahwa ketebalan endometrium dan bobot organ reproduksi pada perlakuan kontrol (P0), 50% (P1) dan 100% (P2) menunjukkan perbedaan tidak nyata, namun secara histologis permukaan lapisan endometrium menunjukkan perbedaan nyata. Ketebalan endometrium dan bobot organ reproduksi yang berbeda tidak nyata tersebut disebabkan karena keberadaan FSH dalam darah belum terpengaruh oleh adanya larutan biji pepaya. Perbedaan nyata pada histologis permukaan lapisan endometrium disebabkan karena larutan biji pepaya tersebut mengikat protein reseptor yang terlibat dalam biosintesis estrogen sehingga biosintesis estrogen oleh folikel ovarium terhambat. Turunnya kadar estrogen menghambat terbentuknya reseptor LH, sehingga progesteron disekresi dalam jumlah yang tidak memadai untuk membuat pelipatan pada lapisan endometrium uterus