8 research outputs found
PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH BUAH CABE MELALUI PENGOLAHANNYA MENJADI ABON CABE
Cabai sebagai salah satu komuditi yang penggunaannya sudah cukup luas. Cabai digunakan sebagai pelengkap makanan, memberikan rasa pedas yang meningkatkan selera makan dan digunakan sebagai bumbu masakan. Rasa pedas yang dihasilkan oleh cabai karena adanya senyawa capcaisin yang terkandung secara alami di dalam buah cabai. Pemannfaatan cabai di kalangan masyarakat atau rumah tangga hanya terbatas pada pengolahan cabai segar menjadi bumbu atau sambal. Sehingga meskipun produktivitas cabai cukup tinggi akan tetapi tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah, menyebabkan banyak hasil panen cabai yang tidak laku terjual. Olehnya itu untuk meningkatkan konsumsi cabai dan mengurangi kerugian yang diderita di tingkat petani, perlu dilakukan pengolahan cabai menjadi produk dengan bentuk yang berbeda dari sambal, mempunyai cita rasa dan memiliki masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan buah segarnya dalam bentuk Abon Cabe. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui model transfer ilmu dan teknologi diversifikasi pengolahan abon cabe. Dalam kegiatan pengabdian ini menghasilkan produk abon cabe yang telah dikemas dilengkapi dengan label kemasan yang inovatif dan informatif.
Kata kunci: Cabai, produk olahan, abon cabe.
ABSTRACT
chili is one of the commodities that are quitely used in food industry and daily life. Chili is used as a food complement, provides a spicy taste that enhances appetite and is used as a seasoning. The spicy taste produced by chilies is due to the capsaicin compound that is naturally founded in chilies. In household, chili is only limited to processing fresh chilies into spices or sauce. Even though the chili productivity is quite high, the level of public consumption is still low, causing many chili crops to be unsold. Therefore, to increase chili consumption and reduce losses that suffered at the farmer level, it is necessary to process chilies into a product that is different from sauce, has a taste and has a longer shelf life compared to fresh fruit in the form of Chili Floss. This activity is carried out using a model of knowledge transfer and technology diversification in the processing of chili floss. This activity involves the production of chili floss products that have been packaged with innovative and informative packaging labels.
Keywords: Chili, processed products, chili floss
PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA TERHADAP MUTU KURMA TOMAT: (The effect of different sugar type on the quality of tomato date)
Pengolahan tomat segar menjadi suatu produk selain mampu mempertahankan daya simpannya juga mampu meningkatkan nilai jual dari tomat segar. Penggunaan jenis gula yang berbeda pada pengolahan tomat memberikan hasil yang berbeda pula terhadap karakteristik dan penerimaan panelis dari kurma tomat. Hasil analisa kadar air menunjukkan bahwa penggunaan gula pasir memiliki nila kadar air terendah yaitu 13,8%, tingkat keasaman 5,31 dan mampu mempertahankan tingkat vitamin C setelah pengolahan sebesar 60,25%. Sedangkan penggunaan gula merah pada kurma tomat menghasilkan nilai kadar air sebesar 14,8%, tingkat keasaman 5,84 dan hanya mampu mempertahankan kadar vitamin C setelah pengolahan sebesar 37,82%. Hasil analisa terhadap tingkat penerimaan dari kurma tomat menunjukkan bahwa kurma tomat dengan penggunaan gula pasir lebih disukai dibandingkan dengan penggunaan gula merah.Pengolahan tomat segar menjadi suatu produk selain mampu mempertahankan daya simpannya juga mampu meningkatkan nilai jual dari tomat segar. Penggunaan jenis gula yang berbeda pada pengolahan tomat memberikan hasil yang berbeda pula terhadap karakteristik dan penerimaan panelis dari kurma tomat. Hasil analisa kadar air menunjukkan bahwa penggunaan gula pasir memiliki nila kadar air terendah yaitu 13,8%, tingkat keasaman 5,31 dan mampu mempertahankan tingkat vitamin C setelah pengolahan sebesar 60,25%. Sedangkan penggunaan gula merah pada kurma tomat menghasilkan nilai kadar air sebesar 14,8%, tingkat keasaman 5,84 dan hanya mampu mempertahankan kadar vitamin C setelah pengolahan sebesar 37,82%. Hasil analisa terhadap tingkat penerimaan dari kurma tomat menunjukkan bahwa kurma tomat dengan penggunaan gula pasir lebih disukai dibandingkan dengan penggunaan gula merah
Produksi Enzim Pektinase Dengan Fermentasi Media Padat Kulit Buah Kakao oleh Kapang Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae Pectinase Enzyme Production by Solid State Fermentation Cocoa Shell by Aspergillus niger and Aspergillus oryzae
2013Enzim memiliki peran yang sangat penting dalam industri khususnya industri pangan. Salah satu jenis enzime yang berperan penting yaitu enzim pektinase. Enzim ektinase dapat diproduksi dengan system fermentasi media kulit buah kakao. . Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memproduksi enzim pektinase dengan sistem fermentasi media padat dan mengkaji pengaruh suhu dan waktu pemanasan media (121oC selama 30 menit, 100oC selama 60 menit dan 100oC selama 90 menit) serta waktu inkubasi kultur (24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam) terhadap aktivitas enzim yang dihasilkan dari kapang aspergillus niger dan Aspergillus oryzae. Analisa aktivitas enzim dilihat dengan pengukuran absorbansi metode DNS, analisa aktivitas enzim endopoligalakturonase dilihat melalui pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 235 nm dan aktivitas enzim endopoligakturonase dilakukan dengan pengukuran tingkat penurunan absorbansi pada panjang gelombang 520 nm. Parameter pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas enzim dan perubahan berat substrat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu aktivitas enzim eksoopoligalakturonase, endopoligalakturonase serta pektat dan pektin liase tertinggi terhadap perlakuan suhu dan waktu pemasan substrat yaitu pada suhu 1210C selama 30 menit dari enzim yang diproduksi oleh Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae. Waktu inkubasi 96 jam memberikan hasil aktivitas enzim tertinggi dari eksoopoligalakturonase, endopoligalakturonase dan pektat liase yang diproduksi oleh Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae.\ud
Kata Kunci : enzim pektinase, fermentasi media padat, kulit kakao, Aspergillus niger, Aspergillus oryza
PENGEMBANGAN OLAHAN TOMAT ENREKANG DALAM BENTUK KURMA TOMAT (KARAKTERISTIK KURMA TOMAT)
Tomatoes are one of the common fruit that is known to public. It has high availability and easy to be found in the market. Fresh tomatoes processing is still limited in some product meanwhile tomatoes are easily damaged and have a short-lived due to its high water content and presence of physical damages. The processing of tomatoes into the product with lower water content such as dates (candied) is one of the methods to prolong shelf life and prevent it from the damage. The purpose of this paper is to increase the economic value of tomatoes through the processing into the tomatoes dates. This research is expected to provide benefits for farmers and processing industries, primarily engaged in the processing of vegetables and fruits, to support the development of agro-industries in rural areas. Making tomatoes dates begins with the sorting process, adding sugar to the ratio of tomatoes and sugar 2:1, then cooking on low heat and drying for 12 hours with observations every 3 hours. Tomato dates are divided into blanching and non-blanching tomatoes. It was concluded that blanching tomatoes is the best treatment with, water content of 13.8%, pH 5.32 and can maintaned total vitamin C of 60.25% during drying process. Organoleptic test showed that the panelists preferred the blanching tomatoes based on color, aroma, texture and taste.Keywords: Tomatoes, Tomato Dates, Blanching, Non-blanchin
PENGARUH PENAMBAHAN ASAM ASKORBAT TERHADAP SIFAT FUNGSIONAL PATI UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.): (The Effect of Ascorbic Acid Addition on Functional Characteristic of Purple Sweet Potato (Ipomea batatas L.) Starch)
Purple sweet potato starch is known for its anthocyanin content and has a high carbohydrate content, especially starch. Starch extraction in purple sweet potato can cause browning due to the presence of PPO enzymes which results in decreased anthocyanin content in the resulting starch. Ascorbic acid can be used as an anti-browning agent. The analysis results obtained are the drying of purple sweet potato starch can be done for 4 hours because at that time the water content has been constant for a long time of further drying. The anthocyanin content of purple sweet potato starch decreases with increasing concentration of the addition of ascorbic acid, but the addition of ascorbic acid causes an increase in antioxidants of purple sweet potato starch because ascorbic acid is one type of antioxidantPati ubi jalar ungu dikenal dengan kandungan antosianin serta memiliki kandungan karbohidrat terutama pati yang tinggi. Ekstraksi pati pada ubi jalar ungu dapat menyebabkan terjadinya browningkarena adanya enzim PPO yang mengakibatkan menurunnya kandungan antosianin dalam pati yang dihasilkan. Asam askorbat dapat digunakan sebagai salah satu agen anti browning. Hasil analisa yang diperoleh yaitu pengeringan pati ubi jalar ungu dapat dilakukan selama 4 jam karena pada lama waktu tersebut kadar air telah konstan untuk lama pengeringan selanjutnya. Kandungan antosianin pati ubi jalar ungu menurun dengan bertambahnya konsentrasi penambahan asam askorbat, namun penambahan asam askorbat menyebabkan peningkatan antioksidan pati ubi jalar ungu karena asam askorbat merupakan salah satu jenis antioksida
Efektivitas Lama dan Metode Blansir terhadap Kadar Antosianin dan Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas l.)
Purple sweet potato, as one of the tubers with a large area of production and utilization in Indonesia, contains bioactive compounds (including anthocyanin) that are beneficial to health. Anthocyanins give purple pigment, which accumulates with other compounds having antioxidant activity. Heat treatment in purple sweet potato processing at certain times and methods resulted in the degradation of different bioactive compounds. Steamed and boiled blanching methods are common t o prevent this damage. Research on the effect of blanching and drying methods on the content of bioactive compounds of purple sweet potato (Ipomoea batatas l.) was carried out through several stages1) the preparation of purple sweet potato slices using a slicer and 2) directly placing it in a container filled with water to avoid oxidation. Inactivation of the browning-causing polyphenol oxidase enzyme was carried out by steaming and boiling at a boiling temperature (above 100°C) with sampling every 5 minutes for 15 minutes. The best treatment was steamed blanching for 5 minutes with anthocyanin levels of 77.64 mg/kg and antioxidants of 134.54 ppm, categorized as weak activity
TRANSFER TEKNOLOGI PENGOLAHAN TOMAT MENJADI PRODUK YANG MENYERUPAI KURMA UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SIMPAN PRODUK
Tomat merupakan salah satu komoditi holtikultura yang produktivitasnya tinggi. Tomat umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sayuran atau bahan tambahan pada suatu masakan. Selain itu, tomat juga dapat dibuat menjadi produk yang dikomersilkan seperti saus. Meskipun demikian ketika tiba panen raya tomat, masih banyak tomat yang tidak termanfaatkan dan akhirnya membusuk. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya food waste yang dapat mencemari lingkungan. Tingginya produktivitas tomat juga tidak seimbang dengan tingkat konsumsi masyarakat yang hanya menjadi bahan tambahan masakan. Sehingga diperlukan produk inovasi untuk mengurangi jumlah tomat yang tidak termanfaatkan dan meningkatkan konsumsi masyarakat serta mengurangi kerugian yang dialami oleh pelaku budidaya tomat, maka dilakukanlah inovasi olahan tomat kurmato (kurma tomat). Kurmato memiliki bentuk lonjong yang menyerupai tomat dan memiliki cita rasa khas dengan masa simpan yang lebih Panjang dibandingkan tomat segar. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui transfer teknologi meliputi edukasi terkait proses produksi dan teknik pengemasan hingga kegiatan praktik pengolahan dan pendampingan. Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan menghasilkan produk kurma tomat yang siap untuk dipasarkan dengan kemasan reusable serta label kemasan informatif dan menarik.
Kata kunci: Tomat, kurma, gula.
ABSTRACT
Tomatoes are one of the horticultural commodities with high productivity. Tomatoes are generally used by the community as vegetables or additives to a dish. In addition, tomatoes can also be made into commercialized products such as sauces. However, when it comes to the bumper harvest of tomatoes, there are still many tomatoes that are not used and eventually rot. This will have an impact on increasing food waste that can pollute the environment. The high productivity of tomatoes is also not balanced with the level of public consumption which is only an additive to cooking. So that innovation products are needed to reduce the number of unused tomatoes and increase public consumption and reduce losses experienced by tomato cultivators, so an innovation of processed kurmato tomatoes (tomato dates) is carried out. Kurmato has an oval shape that resembles a tomato and has a distinctive taste with a longer shelf life than fresh tomatoes. This service activity is carried out through technology transfer including education related to production processes and packaging techniques to processing practices and mentoring activities. The service activities that have been carried out produce tomato date products that are ready to be marketed with reusable packaging and informative and attractive packaging labels.
Keywords: Tomatoes, dates, sugar