90 research outputs found
Survei Demografi dan Kondisi Lingkungan Rumah di Daerah Kasus Leptospirosis di Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman D.i. YOGYAKARTA Tahun 2010
Leptospirosis is a zoonotic disease, caused by the leptospira bacteria. Leptospirosis atSumbersari Village Moyudan, Subdistrict Sleman District was the highest case in the D.I.Yogyakarta Province with CFR = 16.6% in 2009. The purpose study is to describe an individualcharacteristic and condition of urban environmental leptospirosis case area. It was explorativedescriptive research with cross sectional approach. Population of this study is houses in theleptospirosis case area. Ninety houses were chosen, using simple random sampling. This studyshowed the proportion of leptospirosis in farmer was 4.4 %, proportion on sex male was 6,6 %,proportion on group 40 - 59 years old was 6.6 %, basic education level was 4.4 %. There was astatistically significant correlation between the water storage with the incidence of leptospirosis (p=0.034); the environtmental conditions around of the leptospirosis case with water temperature werebetween 20 - 25 °C, pH range 6.4 - 7.4, soil pH range 6.8 - 7.2; The conclusion of this study are:Farmer and the house with no water storage is at risk for leptospirosis,Key words: leptospirosis, zoonosis, prevalensi. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis, yang diakibatkan oleh bakteri leptospiraKejadian leptospirosis di Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan merupakan yang tertinggi diProvinsi D.I. Yogyakarta dengan CFR= 16,6% pada tahun 2009. Tujuan Penelitian ini adalah untukmendeskripsikan karakteristik individu dan kondisi lingkungan rumah di daerah kasus leptospirosis.Metode penelitian menggunakan jenis ekspoloratif deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian adalah rumah tangga di daerah kasus leptospirosis. Jumlah sampelsebanyak 90 kepala keluarga ,ditentukan dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitianmenunjukkan proporsi kasus leptospirosis pada kelompok pekerjaan (petani) 4,4%. Pada kelompokdengan jenis kelamin laki-laki 6,6%. Pada kelompok golongan umur 40 - 59 tahun 6,6% dan padatingkat pendidikan dasar 4,4 %. Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara rumah yangtidak memiliki tempat menyimpan sarana air bersih dengan kejadian leptospirosis (p= 0,034).Kondisi pH air 6,4 - 7,4 dan suhu air 20 - 25 °C dengan pH tanah 6,8 - 7,2. Kesimpulan penelitian:Pekerjaan sebagai petani dan kondisi rumah yang tidak memiliki tempat menyimpan sarana airbersih berisiko tertular leptospirosis
Morfologi Bunga Yang Sesuai Bagi Kultur Mikrospora Pada Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.)
An experiment aimed in gaining information on morphological characteristics of Jatropha curcas (L.) containing high frequency of uninucleate microspores has been done. This was important due to the successful application of experiment in haploid technique through anther or microspore culture is strongly determined by the availability of information from basic research such as appropriate morphology of the flowers. This scientific article, in our knowledge, was an early explanation of the initial steps of whole procedures in the microspore culture of Jatropha curcas (L.). Results of the research showed that the morphological features of flower that contained high frequency of mid- and late uninucleate microspores was that the flowers must be in the range of 2 to 3 mm in length. Such flowers contained yellowish anthers
Impact of Snorkeling and Diving to Coral Reef Ecosystem
Panggang Island is one of the snorkeling and diving area in the Seribu Islands. Number of tourists increase every year in line with the improving of tourism infrastructure such as tourist boat and dive shops. Tourism activities not only provide economic benefits but also give negative impact on coral reef ecosystem. The results of direct observations showed that there was destructive impact from snorkeling and diving. The most destructive behavior done by snorkeling and diver who has license was stepping on the coral reef. While the most destructive behavior by diver who has no license was holding the coral reef. The continued effect of tourist destructive behaviour grouped into three categories such as rubble, scratches on top of coral colony, and crushed coral colony. Based on the tourism impact analysis showed that diverwho has not been licensed gived the greatest damage impact,it was 13.55% per year of the ecological potential. While the impact of snorkeling touristwas 5.05% and diver who has license gived the smallest effect, it was 2.36%. Comparison of coral reef data between 2010 and 2016 showed no significant changes to the coral reef, it means that until now coral reefs of Panggang Island still tolerate any disturbances including impact of tourism activities.Keywords : coral reef, diving, snorkeling, tourism, Panggang IslandPanggang Island is one of the snorkeling and diving area in the Seribu Islands. Number of tourists increase every year in line with the improving of tourism infrastructure such as tourist boat and dive shops. Tourism activities not only provide economic benefits but also give negative impact on coral reef ecosystem. The results of direct observations showed that there was destructive impact from snorkeling and diving. The most destructive behavior done by snorkeling and diver who has license was stepping on the coral reef. While the most destructive behavior by diver who has no license was holding the coral reef. The continued effect of tourist destructive behaviour grouped into three categories such as rubble, scratches on top of coral colony, and crushed coral colony. Based on the tourism impact analysis showed that diverwho has not been licensed gived the greatest damage impact,it was 13.55% per year of the ecological potential. While the impact of snorkeling touristwas 5.05% and diver who has license gived the smallest effect, it was 2.36%. Comparison of coral reef data between 2010 and 2016 showed no significant changes to the coral reef, it means that until now coral reefs of Panggang Island still tolerate any disturbances including impact of tourism activities
Stimulasi Thermochemical dan Electrical Downhole Heating sebagai Solusi Alternatif Penanganan Wax Problem pada Sumur High Pour Point Oil: Studi Kasus Lapangan "X"
Minyak mentah yang memiliki titik tuang tinggi (HPPO) disebabkan oleh adanya komponen berat seperti asphaltenes. Pada beberapa kasus, komponen asphaltenes dapat menyebabkan permasalahan seperti pengendapan wax pada tubing produksi. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa instrumen, bahan kimia, dan teknik telah diusulkan dan digunakan. Sampai saat ini belum ada metode yang ekonomis untuk mencegah pengendapan asphaltenes. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan asphaltene treatment program yang baru. Penulisan paper ini bertujuan memberikan perbandingan strategi alternatif dalam mengatasi masalah pengendapan wax pada interval kedalaman tubing tertentu dengan penggunaan Stimulasi Thermochemical maupun Electrical Downhole Heating. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus penerapan Stimulasi Thermochemical pada sumur X-1 dan Electric Downhole Heating pada sumur X-2 dengan mengevaluasi dan menganalisis laju produksi, temperatur kepala sumur, dan efektivitas biaya kedua metode tersebut. Stimulasi Thermochemical adalah metode injeksi bahan kimia pada sumur produksi untuk menghasilkan panas atau reaksi eksotermik, dengan perendaman selama 12 hingga 24 jam. Sedangkan metode Electrical Downhole Heating digunakan untuk memanaskan minyak mentah pada tubing secara berkala dengan prinsip kerja berupa adanya sistem kontrol yang akan mempertimbangkan panas minimum untuk melelehkan wax dan secara bersamaan menjamin bahwa temperaturnya tidak akan melebihi temperatur operasi maksimum dari isolasi kabel. Berdasarkan hasil studi kasus, Electric Downhole Heating (EDH) mengungguli Stimulasi Thermochemical dalam hal kinerja dan efektivitas biaya. EDH meningkatkan profit sebesar 27% sekaligus mengurangi payout time (POT) sebesar 25% dibandingkan dengan Stimulasi Thermochemical.Kata Kunci: thermochemical, Electric Downhole Heating, HPPO, asphaltenes, wax treatmen
Indeks Keragaman Ektoparasit pada Tikus Rumah Rattus Tanezumi Temminck, 1844 dan Tikus Polinesia R. Exulans (Peal, 1848) di Daerah Enzootik Pes Lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah
ENGLISHStudy of index diversity of ectoparasite species in the body of rat R. tanezumi and Polynesian rat R. exulans was conducted on the slopes of Mt. Merapi, Sukabumi village, Cepogo Sub District, Boyolali District, Central Java from May up to December 2008. The purpose of this study was to accounter index diversity of ectoparasite species in roof rat R. tanezumi and Polynesia rat R. exulans. This study was descriptive research. The method of study was by wire trap and ectoparasite processing by combing the hair. Five main groups of ectoparasites were found on the bodies of roof rat R. tanezumi and Polynesian rat R. exulans i.e mites, chiggers, ticks, lice and fleas. It had been found 10 species of ectoparasites on the body of R. tanezumi. It was 2 species of fleas, Xenopsylla cheopis and Stivalius cognatus, 2 species of lice Polyplax spinulosa and Hoplopleura pasifica, 5 species of chiggers Leptotrombidium deliensis, L. lacunosa,and Gahrliepia disparunguis, 2 species of mites larvae Laelap echidninus and L. nuttalli and 1 species of tick Ixodes sp., whereas in the bodies of polynesian rat R. exulans were found all of species ectoparasites, exceptly chigger L. lacunosa and ticks Ixodes sp. Species of chiggers L. fletcheri and Celadonta were found too in the bodies of Polynesian rats R. exulans. Poly-ectoparasitism and indexs diversity of ectoparasites species on the bodies roof rats R. tanezumi and R. exulans (male and female) in domestic and peridomestic habitat in slope of Merapi Mountain, Central Java were not different significantlyINDONESIAStudi indeks keanekaragaman jenis ektoparasit pada tubuh tikus rumah Rattus tanezumi dan tikus Polinesia R. exulans telah dilakukan daerah di lereng Gunung Merapi, Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dilakukan pada bulan Mei-Desember 2008. Tujuan penelitian adalah mengetahui indeks keragaman ektoparasit pada tikus rumah Rattus tanezumi dan tikus polinesia R. exulans. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei rodent dengan perangkap kawat, serta pemrosesan ektoparasit dengan penyisiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima kelompok ektoparasit telah ditemukan pada tubuh tikus rumah R. tanezumi dan tikus polinesia R. exulans.. Di tubuh tikus rumah R. tanezumi telah ditemukan 10 jenis ektoparasit yaitu 2 jenis kelompok pinjal, Xenopsylla cheopis dan Stivalius cognatus, 2 jenis kelompok kutu Polyplax spinulosa dan Hoplopleura Pasifica, 5 jenis kelompok larva tungau Leptotrombidium deliensis, L. lacunosa, dan Gahrliepia disparunguis, 2 jenis kelompok tungau Laelap echidninus dan L. nuttalli dan 1 jenis kelompok caplak Ixodes sp.,sedangkan pada tubuh tikus polynesia R. exulans telah ditemukan semua dari jenis ectoparasit tersebut di atas L. lacunose. Jenis larva tungau L. fletcheri dan Celadonta telah ditemukan di tubuh tikus polinesia R. exulans. Indeks keragaman ektoparasit pada tubuh tikus R. tanezumi dan tikus polinesia R. exulans, baik jantan maupun betina tidak ada perbedaan yang bermakn
Curriculum design of joint madrasah system in Islamic education in Singapore
To accept the increasing modernization and globalization wave, Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) which is responsible for Islamic education in Singapore, introduced the Joint Madrasah System (JMS) to assist madrasahs in improving teachers' skills, enhancing the curriculum, and optimizing the strengths of each madrasah holistically. The JMS system was implemented in three full-time madrasahs, namely Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah, Madrasah Aljunied Al-Islamiah, and Madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah. This article aims to describe the curriculum design implemented in the Joint Madrasah Singapore. The research method used in this article is a qualitative method with a combined qualitative approach between library research and field research. Data and information were collected from one of the madrasahs appointed by MUIS as part of JMS, namely Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah, in the form of documents, archives, observations, and interviews. The type of research is descriptive qualitative, a form of research that aims to collect and compile data and try to analyze with interpretation or interpretation of these data. Furthermore, in analyzing the data, the author uses two methods, namely the content analysis method and the descriptive analysis method, especially educational analysis. The results show that the curriculum design applied in JMS is an integrative curriculum that eliminates the boundaries between various religious and scientific materials, and presents various subject matter in the form of units or wholes. This was a response from MUIS to improve the quality of the madrasa curriculum to be on par with the national curriculum.
Abstrak        Â
Untuk mengikuti arus modernisasi dan globalisasi yang begitu cepat, Majelis Ugama Islam Singapore sebagai penanggung jawab pendidikan Islam di Singapura memperkenalkan Joint Madrasah System (JMS) untuk membantu madrasah dalam meningkatkan kemampuan guru, meningkatkan kurikulum, dan mengoptimalkan kekuatan yang ada di setiap madrasah secara holistik. Sistem JMS ini diimplementasikan pada tiga madrasah sepenuh masa, yaitu Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah, Madrasah Aljunied Al-Islamiah dan Madrasah Al-Arabiah Al-Islamiah. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan desain kurikulum yang diterapkan dalam Joint Madrasah Singapore. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif gabungan antara library research dan field research. Data dan informasi dikumpulkan dari salah satu madrasah yang ditunjuk oleh MUIS sebagai bagian dari JMS, yaitu Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah, berupa dokumen, arsip, observasi, dan wawancara. Jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif, yaitu bentuk penelitian yang bertujuan mengumpulkan dan menyusun data serta mengusahakan dengan analisis secara interpretasi atau penafsiran terhadap data-data tersebut. Selanjutnya dalam menganalisa data, penulis menggunakan dua metode, yaitu metode analisis isi (content analisys) dan metode deskriptif analisis, khususnya analisis kependidikan. Hasilnya didapat bahwa desain kurikulum yang diterapkan dalam JMS adalah kurikulum integratif yang meniadakan batas-batas antara berbagai materi keilmuan agama dan sains, serta menyajikan berbagai bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Hal ini dilakukan sebagai respon MUIS untuk meningkatkan kualitas kurikulum madrasah agar setara dengan kurikulum nasional
Seleksi Ketahanan Klon-Klon Harapan Gladiol Terhadap Fusarium Oxysporum F. SP. Gladi Oli
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan klon harapan gladiol yang tahan terhadap layu fusarium.Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok pola faktorial. Faktor (1) klon-klon harapan gladiol, terdiri dari96212/168; 96210.2/20; 96215/49; 96203.2/14; 9607.2/129; 96215/202; 96215/122; 96204/69; 96213/109;96210.1/170; hol land merah; dan 621-1. Faktor (2) kerapatan inokulum F. oxysporum, terdiri dari 0 sel konidia/gtanah; 104 sel konidia/g tanah; 108 sel konidia/g tanah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa gladiol dengan nomorklon 96215/49; 623-1 dan 96213/109 merupakan klon harapan gladiol yang pal ing tahan terhadap layu F. oxysporumf. sp. dan klon 9612/168 merupakan klon yang pal ing rentan. Re sponse of glad i o lus prom -is ing clones to Fusarium oxysporum f. sp. glad i oli. The aim of the ex per i ment was to ex am ine the re sis tance of glad i -o lus clones to fusarium wilt. Fac to rial randomized block de sign was used in the ex per i ment. The first fac tor wasglad i o lus prom is ing clones, con sist of 96212/168; 96210.2/20; 96215/49; 96203.2/14; 9607.2/129; 96215/202;96215/122; 96204/69; 96213/109; 96210.1/170; hol land merah; 621-1. The sec ond fac tor was den sity of inoculum F.oxysporum, con sist of nill conidia/g soil; 104 cells conidia/g soil; and 108 cells conidia/g soil. The re sults showed thatthe glad i o lus clone num ber 96215/49; 623-1 and 96213/109 were the most re sis tant to Fusarium oxysporum f. sp.glad i oli and clone num ber 9612/168 was the most susceptible
Distribusi Danf Aktor Resiko Lingkungan Penularan Leptospirosis di Kabupaten Demak, Jawa Tengah
The studyofdistribution and risk factorsofleptospirosis was conductedin Bonang Sub district,Demak Regency in May - July 2006. This study aimed to discover the distribution and risk factorsofleptospirosis incidence using cross sectional approach. The leptospirosis cases were determinedbyperipherbloodtest using leptotek lateral flow, while leptotek dri-dotwasusedto test rodent blood.Thedistributionsofcases andleptospires reservoirwereanalyzedby amappingprogramGISand thecharacteristic ofleptospirosis cases were identified using questionnaire. The result showed thatleptospirosis cases spread randomly along Tuntang Lama River and cored in Bonang sub district(Tridonorejo and Gebang villages). The distance betweenleptospires buffer zone and river was about< 50 meters (21 cases), 50 - 100 meters (8cases) and 100 meters(4 cases). The leptospirosisincidence more prevalent in man (74,8%) than woman (25,2%>). The leptospirosis cases were 15 yearsold or more (87,4%), their occupationwere farmer orfisherman (52,6%), housewife(36,2%) andseller (20%). Their house were easy enteredby rats 74,6% (RR; 23,6-33,2).Thepeoplewho gotleptospires common using water from the river for their daily activities 83,2% (RR; 15,4-17,6) andthey have not any cattle 82,5%)(RR; 1,6-4,7). During the survey was found 57 rats, such asRattustanezumi 36 rats,Norwayrats, R. norvegicus21 rats and theinsectivore Suncusmurinus15 rats. Inaddition,R.tanezumi andR. norvegicuswere foundinfected byleptospires and they wereestimatedasleptospirosisreservoir
Model Nondirective untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Percaya Diri Peserta Didik
Pembelajaran yang masih bersifat pemindahan isi melatarbelakangi rendahnya kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan kesulitan peserta didik dan guru dalam pembelajaran, mengetahui rancangan pembelajaran dan rancangan perbaikan pembelajaran, serta mengetahui hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran berbasis model nondirective untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian kelas IV SDN Rancabolang Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja dan tes otentik berupa lembar kerja siswa. Data hasil penelitian disajikan dari hasil prasiklus, siklus I dan siklus II secara deskriptif. Dari deskripsi tersebut dapat dilihat peningkatan kemampuan dan hasil belajar peserta didik dari mulai prasiklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis data ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik meningkat setelah melakukan pembelajaran berbasis model nondirective
- …