7 research outputs found
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN PENGALAMAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA
Praktik pengalaman lapangan (PPL) Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latiihan yang bersifat intrakulikuler sehingga harus di laksanakan oleh setiap maahasiswa program studi bimbingan dan konseling. Kegiatan ini dalam rangka peningkatan keterampilan dan pemahaman mengenai berbagai aspek kependidikan dan pemberian berbagai bentuk program layanan bimbingan dan konseling yang dapat di berikan oleh guru pembimbing, dalam rangka memenuhi persyaratan pembenrukan tenaga kependidikan yang bertugas memberikan layanan bimbingan di sekolah yang professional.
Pelaksanaan program PPL di mulai dari tanggal di mulai tanggal 10 agustus sampai 12 september 2015. Selama kegiatan, praktikan melaksanakan berbagai program kerja yang bertujuan untuk memfasilitasi proses bimbingan dan pengoptimalan potensi siswa. Pada realisasinya kegiatan berjalan sesuai dengan target yang direncanakan. Kegiatan PPL ini dilaksanakan setiap terdapat jam kosong mata pelajaran guru lain atau setelah KBM di karenakan tidak ada nya jam masuk kelas khusus BK.
Program yang di selenggarakan pada kegiatan PPL, di susun untuk mengoptimalkan perkembangan dan potensi yang di miliki sisiwa. Selain itu juga untuk melatih praktikan sebelum terjun ke lapangan kerja nantinya. Dengan demikian, praktikan memiliki keterampilan dalam menangani berbagai tugas sebagai calon guru pembimbing khususnya dan tenaga kependidikan pada umumnya, mengatur program bimbingan dan konseling, dan memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah sehingga menghasilkan input dan output yang andal
Usulan Perbaikan Lini Produksi Mesin Cuci Di PT. Sharp Electronics Indonesia Menggunakan Metode Line Balancing
PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA merupakan Perusahaan manufaktur yang menghasilkan beberapa macam alat elektronik yang salah satunya adalah mesin cuci. Keterlambatan pasok material di antara lini dan gudang menyebabkan tidak tercapainya target produksi perhari dan harus dilakukan overtime pada setiap akhir bulan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka diusulkan suatu sistem produksi tepat waktu dengan perancangan kartu Kanban untuk penyelesaiannya. Sebelum menerapkan sistem Kanban dilakukan pengujian keseimbangan lini awal sebagai salah satu syarat dalam penerapan sistem Kanban. Penyeimbangan lini dilakukan dengan menggunakan metode MALB, J-Wagon dan LCR. Berdasarkan hasil perhitungan keseimbangan lini dengan menggunakan 3 metode yaitu MALB, J-Wagon dan LCR dapat meningkatkan performance lini khususnya pada cell preparation. Metode MALB dan LCR memiliki efisiensi lini 84 % dan balance delay 16 % yang sama, sedangkan J-Wagon efisiensi lini 83 % dan BD 17 %. Metode MALB memiliki SI yang kecil 2,829611 dibandingkan dengan metode LCR 3,617637. Sehingga metode terbaik adalah metode MALB. Dengan begitu lini baru yang digunakan untuk penerapan perancangan sistem Kanban adalah lini baru dengan metode MALB. Selanjutnya dilakukan perancangan sistem P-Kanban dan C-Kanban pada lini produksi didapatkan hasil bahwa target produksi perhari dapat tercapai tepat waktu dengan rata-rata kebutuhan siklus pertukaran kartu Kanban adalah 10 siklus perhari. Dalam 1 siklus membutuhkan waktu 30 menit, dengan demikian dalam 1 hari membutuhkan waktu 300 menit atau 5 jam. Dari hasil tersebut dapat dilihat jika permintaan per hari sebanyak 740 dapat di selesaikan dalam waktu 5 jam. Dan target perhari akan tercapai bahkan melebihi target dikarenakan jam kerja produksi perhari yaitu 7 jam
Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Proklamasi Padang
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. BNI KCU Padang; (2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. BNI KCU Padang; (3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial Motivasi terhadap Kinerja Karyawan PT. BNI KCU Padang; (4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi dan Motivasi secara simultan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.BNI KCU Padang. Data penelitian merupakan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran angket (kuisioner) kepada responden. Sampel penelitian ini berjumlah 62 responden dengan teknik probability sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis uji t dan uji F. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Lingkungan Kerja berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan pada PT.BNI KCU Padang. (2) Budaya Organisasi berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan pada PT.BNI KCU Padang; (3) Motivasi berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. BNI KCU Padang. (4) Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, dan Motivasi berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT.BNI KCU Padang. Kontribusi Lingkungan kerja, Budaya Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BNI (Persero) KCU Padang sebesar 83,7% sisanya 16,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian
Development and Testing of Intervention Model for Child Sexual Abuse Prevention on Primary School Children in Padang City, 2014
Background: Sexual violence against children increased in many regions in Indonesia, both in cities and in desa. Keadaan is also happening in the city of Padang, where cases of sexual violence against children is increasing from year to year. Therefore, necessary one model to be able to do primary prevention. Aims & Objectives: The aim of this study is to establish a model of promotion and prevention interventions that can be used as primary prevention of sexual violence against primary school children in Padang City. Material & Methods: The method was combining qualitative and quantitative research. The population of this study was the teachers and students within amount of ten elementary schools in the Padang City with 170 sample of people. Result: The model of intervention through Minangkabau language songs can enhance children's knowledge and assertiveness toward primary prevention of sexual violence. Conclusion: "Neherta" Model is a promotion and prevention interventions model of sexual violence against primary school children in Padang City
PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI ROTIFERA (Brachionus plicatilis)
ABSTRACTThis study aims to determine the best tofu dregs dose in rotifer culture. This research was conducted on April 29-may 08 at the University of Mataram Aquaculture Laboratory. This study used a completely randomized design consisting of 5 treatments and repeated 3 times. The treatment A: Nannochloropsis sp. (control), treatment B : 1g/l tofu dregs, treatment C: 2 g/l tofu dregs, treatment D: 3 g/l tofu dregs and treatment E: 4 g/l tofu dregs. Research data (population density, relative growth rate, specific growth rate and time doubling). Analyzed using analysis of variance (ANOVA) at the level of 5%. Based on the result of various analysis of the administration of tofu dregs with different doses, it has a significant effect on population density, relative growth rate, specific growth rate and time doubling of Brachionus plicatilis. Where the density of Brachionus plicatilis population obtained at a dose 0f 2g/l tofu dregs waste that is 54,2 ind/ml, the relative growth rate is 443%, the specific growth rate is 0,1 %/ hours and the self doubling time is 69,55 hours.Key word: tofu dregs, population growth, Brachionus plicatilisABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis ampas tahu yang terbaik dalam kultur Brachionus plicatilis. Penelitian dilaksanakan pada 29 April- 08 Mei 2019 di Laboratorium Budidaya Perairan Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 15 unit percobaan yaitu perlakuan A : Nannochlropsis sp (kontrol), perlakuan B :1 g/l ampas tahu, perlakuan C : 2 g/l ampas tahu, perlakuan D : 3 g/l, ampas tahu dan perlakuan E : 4 g/l ampas tahu. Data hasil penelitian (kepadatan populasi, laju pertumbuhan relatif, laju pertumbuhan spesifik dan lama waktu penggandaan diri) dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pemberian ampas tahu dengan dosis yang berbeda memberi pengaruh yang nyata terhadap kepadatan populasi, laju pertumbuhan relatif, laju pertumbuhan spesifik dan lama waktu penggandaan diri Brachionus plicatilis, dimana kepadatan populasi tertinggi diperoleh pada dosis ragi 2 g/l ampas tahu yaitu sebesar 54,3 ind/ml. Laju pertumbuhan relatif tertinggi terdapat perlakuan C yaitu sebesar 443%, laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,1 %/jam dan lama waktu penggandaan diri tersingkat terdapat pada perlakuan C sebesar 69,55 jam.Kata kunci: ampas tahu, pertumbuhan populasi, Brachionus plicatili
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial melalui metode sosiodrama pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta serta mendeskripsikan proses pelaksanaan sosiodrama.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dan terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.Siklus I dilkasanakan pada tanggal 1 November, sedangkan untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 November 2016.Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII B yang di ambil dari data IKMS, kemudian didapatkan 5 siswa dengan presentasi 17,6% yang masih membutuhkan informasi tentang cara berkomunikasi yang baik .Desain yang digunakan adalah model spiral peneliatan Kemmis dan Mc.Taggart. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan istrumen penelitan berupa skala keterampilan sosial.Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta.Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai di tiap siklusnya. Peningakatan yang terjadi dari tes sebelum tindakan dan tes setelah tindakan siklus I yaitu peningkatan nilai rerata dari pre-test sebesar 5,2 poin dari hasil 96,6 menjadi 101,8 dan termasuk pada kategori sedang. Dari post-test I mengalami peningkatan rerata yaitu sebesar 15,8 poin dari 101,8 menjadi 117,6 dan termasuk pada kategori tinggi. Dalam sosiodrama materi pembelajaran yang diberikan adalah masalah-masalah sosial yang sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian antara keterampilan sosial dengan metode sosiodrama memiliki hubungan yang erat karena dengan penggunaan metode ini, siswa mampu berpendapat, dan mempertahankan pendapatnya, mengerti cara menerima pendapat orang lain serta dapat mencari jalan keluar atau berkompromi dengan orang lain jika terjadi banyak perbedaan pendapat sehingga siswa dapat mengambil kesimpulan atau keputusan dari tiap-tiap persoalan, serta dapat meningkatkan keterampilan sosialnya dengan berani berbaur dan bersosialisasi.
Kata kunci:metode sosiodrama, keterampilan sosial, kelas VIII
The difference in intervention of sexual abuse prevention by two variance professions on primary school children in Padang
Background: The number of primary school children that become victims of sexual abuse are always increasing year by year. Aims & Objectives: This study evaluated the effectiveness of interventions for sexual abuse prevention on knowledge and assertiveness behaviour of primary school age children, which were committed by two different professions, namely nurses and teachers. Material & Methods: The study method was a quantitative with quasi-experimental design types of non-equivalent control group design. The population in this study were all primary school children in the city of Padang, consist of 91,966 children, with total sample of 1,112 children. Measurement of the knowledge and behaviour of children was performed 4 times total, then followed by statistical tests with GLM Repeated Measures. Results: Mean and standard deviation values from knowledge of nurses intervention group: p1(3,37; +1,37), p2(4,62; +1,72), p3(4,97; +1,53), p4(5,52; +1,20). Mean and standard deviation value from the group’s assertiveness: s1(24,44; +4,20), s2(28,66; +2,58), s3(31,38; +1,50), s4(32,80; +2,115) with p value =0,00. While the Mean and standard deviation values from knowledge of teacher’s intervention group: p1(3,21; +1,30), p2 (3,83; +1,14), p3(4,01; +0,99), p4(4,53; +0,875). Mean and standard deviation value from the group’s assertiveness: s1(24,47; +4,38), s2(27,56; +3,65), s3(27,34; +4,40), s4(29,90; +2,87) with p value =0,00. Scores difference between the nurses intervention group with teachers intervention group is 0.73 points for knowledge and 2.00 points for assertiveness behaviour. Conclusion: Intervention model that conducted by nurses is the best model. It is recommended that this model can be used as a model for primary prevention of sexual abuse against primary school age children