77 research outputs found

    PENGARUH PENGAPLIKASIAN MASKER “ACTIVATED CHARCOAL” UNTUK MENGURANGI KADAR SEBUM PADA KULIT WAJAH BERMINYAK

    Get PDF
    Abstrak Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang memiliki banyak manfaat. Masker alami berbahan dasar arang aktif atau ‘Activated Charcoal’ bermanfaat untuk mengatasi permasalahan kulit seperti mengurangi minyak, kotoran di wajah serta mengatasi kulit wajah berjerawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian masker “activated charcoal” untuk mengurangi kadar sebum pada jenis kulit wajah berminyak. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaplikasian masker arang aktif “activated charcoal” dengan perlakuan X1(satu kali treatment dalam satu minggu), X2(dua kali treatment dalam satu minggu), dan X3(tiga kali treatment dalam satu minggu). Variabel terikat dari penelitian ini adalah reaksi kulit, kelembutan/kehalusan kulit, kondisi kulit, penurunan kadar minyak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yang melibatkan 15 orang responden. Analisis data penelitian ini menggunakan Anava one way yang dilanjutkan dengan Uji Duncan menggunakan program SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker yang memiliki pengaruh terbaik adalah masker X3 dengan proporsi 6 gram bubuk masker “activated charcoal” dengan pengaruh pada wajah yaitu 1) kadar sebum pada kulit wajah berminyak mengalami penurunan, 2) kondisi kulit wajah mengalami perubahan menjadi lebih lembab dan halus. Kata Kunci: perawatan kulit, kulit berminyak, “activated charcoal

    PENGARUH PROPORSI WORTEL (DAUCUS CAROTA) DAN BUNGA MELATI (JASMINE) TERHADAP MASA SIMPAN LULUR TRADISIONAL

    Get PDF
    Abstrak Lulur tradisional merupakan lulur yang terbuat dari bahan rempah-rempah dan tepung yang teksturnya kasar, digunakan dengan cara dioleskan atau digosok perlahan-lahan keseluruh tubuh untuk membersihkan badan dari kotoran serta mengangkat sel kulit mati sehingga tampak bersih dan halus.Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) produk tepung X2, dengan proporsi (10gram tepung wortel, 5gram tepung bunga melati dan 10gram tepung beras) merupakan produk lulur tradisional terbaik dengan kriteria warna cream muda, cukup beraroma khas bunga melati, tekstur cukup kasar, dan cukup lekat apabila di aplikasikan pada kulit tubuh. Terdapat pengaruh interaksi proporsi tepung wortel dan tepung bunga melati pada sifat organoleptik lulur tradisional yang meliputi warna, aroma, tekstur dan daya lekat. Berdasarkan hasil uji mikrobiologi lulur wortel dan bunga melati memiliki jumlah perkembangan bakteri dan jamur di bawah 105, sehingga lulur wortel dan bunga melati sampai hari ke-10 masih dapat digunakan dan masih dibawah syarat berdasarkan batas standar yang telah ditetapkan oleh Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Republik Indonesia Nomor. HK.00.06.4.02894 dengan angka lempeng total maksimal 105.Kata kunci : lulur tradisional, masa simpan AbstractTraditional lulur is a scrub made from spices and flour which is coarse texture, used by means of being applied or rubbed slowly throughout the body to cleanse the body of dirt and lift dead skin cells so that they look clean and smooth. This type of research is experimental. The technique of collecting data uses an observation sheet conducted by 30 people. The results of this study show that 1) flour X2 products, with proportions (10grams of carrot flour, 5grams of jasmine flour and 10gram of rice flour) are the best traditional scrub products with the criteria of young cream color, quite flavorful typical of jasmine flowers, quite rough and sufficient texture sticky when applied to the skin of the body. There is an interaction effect on the proportion of carrot flour and jasmine flour on the organoleptic properties of traditional scrubs which include color, aroma, texture and stickiness. Based on the results of microbiological test carrot scrubs and jasmine flowers have a number of bacterial and fungal growth below 105, so that carrot scrubs and jasmine flowers until the 10th day can still be used and are still under the requirements based on the standard limits set by the Director General of Drug and Food Control Department of the Republic of Indonesia Number. HK.00.06.4.02894 with a maximum plate number of maximum 105. Keywords: Traditional Scrub, Shelf lif

    KAJIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARARAN KOOPERATIF TIPE TRUE OR FALSE PADA KOMPETENSI DASAR KELAINAN DAN PENYAKIT KULIT

    Get PDF
    Pembelajaran kooperatif tipe True Or False adalah salah satu tipe pembelajaran yang pembelajarannya dengan cara membagikan kartu yang berisi pernyataan benar dan salah yang diberikan kepada masing-masing siswa untuk dijawabnya. . Tujuan kajian ini untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe True Or False pada kompetensi dasar kelainan dan penyakit kulit 2) keaktifan siswa selama proses pembelajaran,3) peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran tipe True Or False pada pengetauan kelainan dan penyakit kulit, 4) respon siswa setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Kajian ini adalah untuk mengkaji literatur tentang model pembelajaran kooperatif tipe True Or False pada kompetensi dasar kelainan dan penyakit kulit. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan buku – buku dan jurnal – jurnal terkait untuk kemudian dibaca dan dikaji. Setelah data terkumpul, dilakukan pengujian dan perbandingan data yang ditemukan. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan pengutipan pendapat – pendapat yang sesuai. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe True or False merupakan model yang sangat baik digunakan dalam kompetensi dasar kelainan dan penyakit kulit merupakan model yang sangat baik digunakan. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif tipe True Or False, Kompetensi Dasar Kelainan dan Penyakit Kulit Abstract Cooperative learning model type True Or False is one type of cooperative learning that learning by using cards that contain true and false statements given to each student to be answered. . The study of this is to find out: 1) the implementation of the True Or False cooperative learning model on the basic competencies of disorders and skin diseases 2) the activeness of students during the learning process, 3) the improvement of student learning outcomes after participating in True Or False type learning in identifying abnormalities and skin diseases , 4) student responses after the implementation of the learning process. This study result is to examine the literature on True Or False cooperative learning models on the basic competencies of disorders and skin diseases. Data collection is done by collecting books and related journals for later reading and review. After the data has been collected, testing and comparison of the data found. The data analysis technique was carried out qualitatively by citing appropriate opinions. The results showed that the application of the True or False type of cooperative learning model is an excellent model used in the basic competencies of disorders and skin diseases is a very good model to use. Keywords: True or False type Cooperative Learning Model, Basic Competencies of Disorders and Skin Disease

    Hasil Tata Rias Wajah Pesta Menggunakan Higlighter Powder dan Higlighter Airbrush

    Get PDF
    Abstrak Highlighter powder memiliki tekstur padat sehingga mudah hilang saat tergeser dan terkena air mata atau keringat, dibanding highlighter airbrush yang mempunyai tekstur cair dan disemprotkan dengan alat kompresor sehingga partikelnya lebih kecil dan lebih tahan lama karena meresap kedalam pori -pori wajah. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan hasil antara tata rias wajah pesta menggunakan highlighter powder dengan highlighter airbrush. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Metode pengumpulan data menggunakan angket online yang disebarkan melalui google form. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis uji beda dengan terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas data serta melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian hasil tata rias wajah pesta menggunakan highlighter powder dan highlighter airbrush menunjukkan nilai sig. 0,000 < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima bahwa hasil tata rias wajah pesta menggunakan highlighter airbrush berbeda dengan highlighter powder. Kesimpulan dalam penelitian ini hasil tata rias wajah pesta menggunakan highlighter airbrush lebih baik digunakan dibanding menggunakan highlighter powder.Hal tersebut dapat diketahui dari skor rata-rata hasil angket observasi dari pengamat yang menunjukkan skor rata-rata highlighter airbrush lebih tinggi dibandingkan skor rata highlighter airbrush. Highlighter airbrush mendapatkan skor rata-rata sebesar 18,11 sedangkan skor rata-rata highlighter powder sebesar 11,00. Sehingga berdasarkan aspek kilauan, kehalusan, hasil tata rias wajah, ketahanan, dan tingkat kesukaan, Hasil Tata Rias Wajah Pesta Menggunakan Highlighter Airbrush lebih baik daripada dengan Highlighter Powder. Kata Kunci: Tata Rias Wajah Pesta, Highlighter Powder, Highlighter Airbrush Abstract Highlighter powder has a dense texture so it is easily lost when displaced and exposed to tears or sweat, compared to highlighter airbrush which has a liquid texture and is sprayed with an airbrush so that the particles are smaller and more durable because it seeps into the pores of the face. The purpose of this study is to prove whether or not there are differences in results between Party Face Makeup using Highlighter Powder and Highlighter Airbrush. This type of research is experimental. Data collection uses an online questionnaire distributed via Google form. The data analysis technique was performed by analyzing different tests by first testing the validity and reliability of the data and testing the assumptions of normality and homogeneity. The results of the party makeup results using a highlighter powder and highlighter airbrush showed sig values. 0,000 <0.05, thus Ho was rejected and Ha accepted that the results of the party makeup using the airbrush highlighter were different from the highlighter powder. The conclusion in this study about party facial makeup using a highlighter airbrush is better used than using a highlighter powder. This can be learned from the average score of the Highlighter airbrush questionnaire getting an average score of 18.11. Based on the aspects of luster, smoothness, makeup make-up, durability, and liking. The results of Party Face Makeup Using a Highlighter Airbrush is better than with Highlighter Powder and Highlighter Airbrush Keywords: Party Face Makeup, Highlighter Powder, Highlighter Airbrus

    Tata Laksana Upacara Pernikahan Adat Suku Osing Di Desa Kemiren Banyuwangi

    Get PDF
    Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Trib

    MANAJEMEN PERENCANAAN USAHA PADA PELAYANAN DI PUTRY WEDDING ORGANIZER

    Get PDF
    Wedding Organizer (WO) pada abad ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dan diminati para pelaku usaha karena memiliki peluang yang cukup menjanjikan termasuk di kota-kota besar seperti Surabaya. Putry Wedding merupakan sebuah usaha jasa yang bergerak di bidang tata rias, persewaan busana, dan pembuatan busana gaun pengantin. Hingga saat ini Putry Wedding Organizer dapat menerima 15-27 client rias pengantin dalam satu bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui manajemen perencanaan usaha dengan menggunakan pisau analisis konseptual Fungsi Manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2010:9). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diketahui manajemen perencanaan usaha pada pelayanan di Putry Wedding Organizer dapat dilihat pada beberapa proses mulai dari manajemen perencanaan yaitu membuat perincian harga paket, menentukan tema pernikahan, memilih tema prewedding, melakukan fitting baju, penyusunan rundown acara, pengorganisasian karyawan berdasarkan jobdesk, pelaksanaan akad sampai resepsi, pengawasan kerja tim dekorasi, fotografer, tim make up pengantin dan among tamu serta tim crew lainya. Kata kunci: Wedding Organizer, Manajemen, Perencanaan Usaha Abstract Wedding Organizer (WO) in this century experienced a fairly rapid development and demanded by businesses because it has quite promising opportunities, including in big cities like Surabaya. Putry Wedding is a service business that is engaged in cosmetology, fashion rental, wedding dress fashion making. Putry Wedding Organizer can accept 15-27 bridal makeup clients in one month. The purpose of this study was to determine the management of business planning by using a conceptual analysis knife of Management Functions proposed by Terry (2010: 9). The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques are done using interviews, observation and documentation. The results of this study note that business planning management in services at the Putry Wedding Organizer can be seen in several processes ranging from planning management that is making package price details, determining wedding themes, choosing prewedding themes, fitting clothes, arranging event rundowns, organizing employees based on jobdesk, implementing the contract until the reception, the supervision of the work of the decoration team, the photographer, the bridal make-up team and the guests and other crew teams. Keywords: Wedding Organizer, Management, Business Plannin

    MANAJEMEN PERENCANAAN USAHA PADA PELAYANAN DI PUTRY WEDDING ORGANIZER

    Get PDF
    Wedding Organizer (WO) pada abad ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dan diminati para pelaku usaha karena memiliki peluang yang cukup menjanjikan termasuk di kota-kota besar seperti Surabaya. Putry Wedding merupakan sebuah usaha jasa yang bergerak di bidang tata rias, persewaan busana, dan pembuatan busana gaun pengantin. Hingga saat ini Putry Wedding Organizer dapat menerima 15-27 client rias pengantin dalam satu bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui manajemen perencanaan usaha dengan menggunakan pisau analisis konseptual Fungsi Manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2010:9). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diketahui manajemen perencanaan usaha pada pelayanan di Putry Wedding Organizer dapat dilihat pada beberapa proses mulai dari manajemen perencanaan yaitu membuat perincian harga paket, menentukan tema pernikahan, memilih tema prewedding, melakukan fitting baju, penyusunan rundown acara, pengorganisasian karyawan berdasarkan jobdesk, pelaksanaan akad sampai resepsi, pengawasan kerja tim dekorasi, fotografer, tim make up pengantin dan among tamu serta tim crew lainya. Kata kunci: Wedding Organizer, Manajemen, Perencanaan Usaha Abstract Wedding Organizer (WO) in this century experienced a fairly rapid development and demanded by businesses because it has quite promising opportunities, including in big cities like Surabaya. Putry Wedding is a service business that is engaged in cosmetology, fashion rental, wedding dress fashion making. Putry Wedding Organizer can accept 15-27 bridal makeup clients in one month. The purpose of this study was to determine the management of business planning by using a conceptual analysis knife of Management Functions proposed by Terry (2010: 9). The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques are done using interviews, observation and documentation. The results of this study note that business planning management in services at the Putry Wedding Organizer can be seen in several processes ranging from planning management that is making package price details, determining wedding themes, choosing prewedding themes, fitting clothes, arranging event rundowns, organizing employees based on jobdesk, implementing the contract until the reception, the supervision of the work of the decoration team, the photographer, the bridal make-up team and the guests and other crew teams. Keywords: Wedding Organizer, Management, Business Plannin

    Tata Laksana Upacara Pernikahan Adat Suku Osing Di Desa Kemiren Banyuwangi

    Get PDF
    Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Trib

    KAJIAN PERANAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KEMAMPUAN PEMANGKASAN RAMBUT DENGAN TEKNIK BABER

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penulisan  ini adalah untuk mengetahi  1) keaktifan siswa selama proses pembelajaran, 2) penguasaan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran model problem based learning pada kompetensi dasar pemangkasan rambut dengan teknik barber. Penulisan artikel  ini mengkaji literatur tentang model pembelajaran problem based learning pada kompetensi dasar pemangkasan barber. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan kajian literatur dan jurnal terkait untuk kemudian dikaji. Setelah data terkumpul dilakukan pengujian perbandingan data yang ditemukan. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan mengutip pendapat yang sesuai. Hasil kajian menunjukkan bahwa ativitas siswa baik pada saat proses pembelajaran dan  model problem based learning berperan sangat baik terhadap penguasaan kemampuan siswa dalam pemangkasan barber.  Kata kunci: Problem Based Learning, pemangkasan barbe

    Tata Laksana Upacara Pernikahan Adat Suku Osing Di Desa Kemiren Banyuwangi

    Get PDF
    Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Trib
    corecore