45 research outputs found

    MODEL KINETIKA ADSORPSI LOGAM BERAT Cu MENGGUNAKAN SELULOSA DAUN NANAS

    Get PDF
    Limbah industri tekstil yang cukup berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan adalah logam berat Cu. Salah satu cara pengolahan logam berat Cu mengunakan metode adsorpsi. Pemilihan adsorben yang tepat pada proses adsorpsi mampu memberikan efisiensi pengolahan yang tinggi. Adsorben yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa daun nanas. Alasan pemilihan adsorben ini karena limbah daun nanas ketersediaannya melimpah di Indonesia sehingga cukup mudah didapatkan, selain itu daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu sekitar (69,5-71,5)%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika proses adsorpsi logam berat Cu menggunakan adsorben selulosa daun nanas. Proses adsorbsi logam Cu menggunakan pengadukan dengan kecepatan 90 rpm selama 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu kontak proses adsorpsi maka persen removalnya semakin tinggi. Proses adsorpsi pada penelitian ini berlangsung optimum pada waktu kontak 90 menit. Setelah itu proses adsorpsi dievaluasi menggunakan Isoterm Freundlich dan Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan proses adsorpsi logam berat Cu mengikuti model isotherm Freundlich dengan nilai N dan Kf masing-masing sebesar -0,81826 dan 13,614. Model isoterm Freundlich digunakan untuk menentukan kinetika adsorpsi logam Cu dengan membandingkan persamaan orde nol, orde satu, orde dua, dan orde tiga. Kinetika adsorpsi penelitian ini mengikuti kinetika orde tiga dengan nilai k3 sebesar 0,00004

    Variasi Penambahan Asam Sulfat terhadap Kualitas Pelumas Hasil Pemurnian menggunakan Metode Acid-Clay Treatment

    Get PDF
    Industri galangan kapal merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah pelumas. Galangan kapal yang ada di Lamongan menghasilkan limbah pelumas sebesar ±64.800 liter per tahun. Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 limbah pelumas bekas termasuk limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 diharuskan untuk mengelola limbah tersebut. Pemurnian merupakan salah satu solusi untuk memurnikan pelumas agar dapat dimanfaatkan kembali. Penelitian ini menggunakan metode acid-clay treatment dengan asam sulfat sebagai asam kuat dan bentonit sebagai adsorben. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsentrasi optimum asam sulfat dengan konsentrasi 5%wt, 8%wt dan 10%wt. Clay treatment dilakukan dengan menggunakan konsentrasi bentonit 50%. Parameter yang digunakan sebagai indikator kualitas yaitu densitas, viskositas kinematik dan warna Didapatkan hasil optimum dengan variasi asam sulfat 10%. Hasil penelitian menghasilkan pelumas dengan densitas 0,8546 g/ml, viskositas kinematik 147,3713 cSt dan warna 6,0. Pelumas hasil pemurnian hanya memenuhi standar untuk parameter viskositas kinematik, belum memenuhi standar untuk parameter densitas dan warna

    Perencanaan Tempat Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS Limbah B3) di Pelabuhan Tanjung Perak

    Get PDF
    Pelabuhan Tanjung Perak memiliki fasilitas untuk proses bongkar muat kapal. Saat melakukkan aktivitas bongkar muat dibutuhkan alat bantu operasional seperti: mobil pick up, forklift, ekskavator, dan alat berat lainnya. Alat bantu operasional tersebut memerlukan perawatan rutin dan selama proses perawatan terdapat limbah B3 yang dihasilkan. TPS limbah B3 adalah bangunan untuk menyimpan Limbah B3 oleh penghasil limbah B3. Perencanaan TPS limbah B3 ini bertujuan untuk menentukan karakteristik dan desain bangunan. Perencanaan TPS limbah B3 berlokasi pada daerah bebas bencana. Blok limbah B3 direncanakan untuk limbah B3 yang memiliki karakteristik sama. Luasan TPS limbah B3 yang didapat sebesar 1200 cm2. Limbah B3 yang terdapat pada Pelabuhan Tanjung Perak memiliki karakteristik berbahaya terhadap lingkungan. Limbah B3 oli bekas memiliki karakteristik lain seperti cairan mudah terbakar dan beracun. Kain majun dan filter oli bekas memiliki karakteristik lain seperti padatan mudah terbakar. Accu bekas memiliki karakteristik lain seperti beracun dan cairan mudah korosif. Bangunan TPS limbah B3 mempunyai dimensi 12 m x 10 m dengan total luas area 120 m2

    Pengaruh Waktu Delignifikasi terhadap Karakteristik Selulosa dari Daun Nanas dan Jerami

    Get PDF
    Selulosa merupakan senyawa dominan penyusun struktur dari tumbuhan seperti yang ditemukan di dalam daun nanas dan jerami. Selulosa memiliki gugus fungsi hidroksil dan karboksil yang berpotensi untuk menyerap logam berat. Untuk memecah ikatan antara lignin dan selulosa maka diperlukan proses delignifikasi. Pada umumnya proses delignifikasi atau penghilangan lignin dilakukan dengan larutan alkali. Proses ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik selulosa dari daun nanas dan jerami. Proses delignifikasi dilakukan menggunakan NaOH 9% dengan variasi waktu 70 menit dan 90 menit. Daun nanas dan jerami sebelum dan sesudah delignifikasi dianalisis dengan menggunakan metode chesson, SEM, dan XRD. Hasil analisis metode chesson menunjukkan bahwa kandungan selulosa tertinggi daun nanas dan jerami dihasilkan dari proses delignifikasi selama 70 menit. Kadar selulosa daun nanas dan jerami sebesar 59,12% dan 57,78% dengan kandungan lignin sebesar 10,78% dan 8,28%. Hasil analisis SEM menunjukkan daun nanas dan jerami sebelum mengalami delignifikasi memiliki morfologi permukaan yang halus, padat, dan rapat, setelah mengalami proses delignifikasi morfologi permukaan menjadi kasar dan renggang. Hasil analisis XRD menunjukkan puncak pada 2q sekitar 18° dan 23°. Kristalinitas tertinggi daun nanas dan jerami pada proses delignifikasi selama 90 menit, sebesar 65,97% dan 71,77% dengan kadar lignin turun hingga mencapai 16,25% dan 31,77%

    Penurunan Kadar Fluoride dan COD pada Industri Asam Fosfat Menggunakan Kombinasi Metode Presipitasi Elektrokoagulasi dengan Elektroda Alumunium

    Get PDF
    Proses pembuatan asam fosfat akan menghasilkan air limbah yang perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Air limbah atau yang disebut dengan Acid Water (AW) dihasilkan dari blowdown proses SWC (Shutdown Water Cleaning) di unit Phosporic Acid Plant (PA) dan kondensat steam di unit Sulfuric Acid Plant (SA). Proses pengolahan limbah menggunakan bahan kimia, membutuhkan perlengkapan mekanik serta biaya yang cukup besar. Teknologi pengolahan air limbah yang lain dibutuhkan sebagai alternatif pengolahan yang lebih efisien yaitu meggunakan kombinasi metode presipitasi elektrokoagulasi. Kombinasi metode presipitasi elektrokoagulasi merupakan metode pengolahan air limbah yang dapat meminimalisir bahan kimia dan biaya yang lebih murah, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian tentang pengolahan air limbah fluoride industri asam fosfat menggunakan kombinasi metode presipitasi elektrokoagulasi. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor presipitasi dan elektrokoagulasi, menggunakan presipitan Ca(OH)2, serta pelat elektroda alumunium dengan ukuran 10 cm x 20 cm. Air limbah fluoride yang digunakan berasal dari industri asam fosfat dengan volume sebesar 10 liter diolah secara batch dengan tahapan pengolahan presipitasi kemudian elektrokoagulasi lalu diukur konsentrasi dari COD dan fluoride. Hasil pengukuran kandungan COD dan fluoride dianalisis berdasarkan pengaruh dari nilai tegangan yang digunakan yakni 17 Volt, 22 Volt, dan 27 Volt. Nilai tegangan listrik yang semakin meningkat, didukung dengan kondisi pH 9 dan waktu kontak selama 60 menit, maka penurunan konsentrasi fluoride dan COD meningkat semakin baik. Penurunan terbesar fluoride adalah 99,96% dengan konsentrasi 0,58 mg/L dan COD 65,24 % dengan konsentrasi 8,87 mg/L dengan menggunakan tegangan listrik sebesar 27 V

    Pemanfaatan Abu Insinerator Rumah Sakit dengan Campuran Serbuk Cangkang Bekicot sebagai Material Agregat Halus terhadap Kuat Tekan Paving Block

    Get PDF
    Fasilitas kesehatan menghasilkan limbah yang bersifat infeksius dan berbahaya bagi lingkungan, hasil pembakaran limbah infeksius dengan insinerator di RSUD Dr Soetomo Surabaya dilakukan 4 kali sehari dan didapatkan hasil abu dari pembakaran insinerator sebesar 0,0161 m3/hari dengan mengandung kontaminan logam berat. Pemanfaatan cangkang bekicot yang belum maksimal, mulai dari bekicot hanya dimanfaatkan sebagai kuliner dan sebagian besar cangkangnya dibuang ke sungai. Penelitian ini berupaya untuk memanfaatkan abu hasil pembakaran insinerator rumah sakit dan serbuk cangkang bekicot sebagai material agregat halus yang digunakan sebagai paving block. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh uji kuat tekan paving block. Analisa penelitian yang dilakukan berupa pengujian kuat tekan pada paving block dengan komposisi campuran abu insinerator rumah sakit dan ditambahkan serbuk cangkang bekicot dengan substitusi agregat halus sebesar 0%+0%, 2%+0%, dan 4%+3% untuk umur beton 28 hari dengan faktor air semen 0,40. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kuat tekan paving block tertinggi pada variasi komposisi abu insinerator 2% yaitu sebesar 39,36 MPa memiliki mutu B sesuai dengan standar SNI. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak substitusi abu insinerator rumah sakit dengan campuran serbuk cangkang bekicot yang digunakan, dapat mempengaruhi penurunan nilai kuat tekan pada pavingblock

    Sintesis dan Karakterisasi TiO2-Karbon Aktif Tempurung Kelapa sebagai Photocatalyst Agent dalam Pengolahan Limbah Cair Batik

    Get PDF
    Produksi industri batik banyak menggunakan bahan kimia dan pewarna sintetis dalam proses produksinya. Limbah cair yang dihasilkan, apabila tidak diolah akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu metode alternatif dalam pengolahan limbah cair batik yaitu metode fotokatalis. Kelebihan metode fotokatalis yaitu dapat mendegradasi bahan anorganik dan bahan organik, biaya operasi yang rendah dan ramah lingkungan. Penelitihan ini bertujuan sintesis dan karakterisasi TiO2/C sebagai photocatalyst agent dalam pengolahan limbah cair batik. Karakterisasi yang digunakan meliputi pengujian kualitas arang aktif teknis, FTIR, dan XRD. Kualitas karbon aktif telah memenuhi (SNI) 06-3730-1995 tentang syarat mutu karbon aktif teknis powder. Pengujian XRD dari hasil sintesis didapatkan TiO2 tipe anatase. Hasil pengujian FTIR karbon aktif terbaca gugus fungsi O-H, C=C, C-O dan gugus C-C. FTIR TiO2 dan sintesis TiO2/C terbaca gugus Ti-O-C dan Ti-O-Ti

    Analisis Pengaruh Waktu Deasetilasi terhadap Karakteristik Kitosan dari Cangkang Kepiting

    Get PDF
    Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin yang merupakan polimer rantai panjang glukosamin (b-1,4-2 amino-2-dioksi-D-Glukosa). Kitosan terbentuk pada proses penghilangan gugus asetil yang dilakukan setelah tahap demineralisasi dan deproteinasi. Kitosan memiliki banyak kegunaan, seperti sebagai koagulan dalam pengolahan limbah cair. Sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan biasanya digunakan limbah berupa cangkang dari hewan crustacea seperti kepiting. Salah satu parameter penting dalam mengetahui karakteristik kitosan yaitu derajat deasetilasi. Derajat deasetilasi (DD) menentukan seberapa besar persentase penghilangan gugus asetil yang diubah menjadi NH2 (amina). Pada penelitian ini, nilai derajat deasetilasi dioptimalkan dengan menggunakan variasi waktu kontak (4 jam, 5 jam, 6 jam) dengan suhu 125 °C pada tahap deasetilasi. Berdasarkan hasil analisa FT-IR (Fourier Transform Infra-Red) dengan menggunakan Baseline Method pada kitosan cangkang kepiting dapat diketahui nilai DD meliputi 62,4%, 72,2% dan 76,1%. Peningkatan nilai DD ini seiring dengan peningkatan waktu deasetilasi

    Penggunaan Air Laut dan Air Tawar sebagai Media Curing Terhadap Kuat Tekan Beton Pemanfaatan Copper Slag sebagai Substitusi Semen

    Get PDF
    Industri pemurnian dan peleburan tembaga menghasilkan limbah berupa copper slag yang menurut PP 22 Tahun 2021 dikategorikan sebagai limbah B3. pada tahun 2021 copper slag yang dihasilkan oleh PT. Smelting Gresik sebanyak 655.000 Ton per-tahun yang belum optimal pemanfaatannya. Penelitian ini dilakukan pemanfaatan limbah copper slag sebagai bahan substitusi semen pada beton. Terdapat kemiripan karakteristik antara copper slag dan semen, yaitu pada oksida yang terkandung serta bentuk dan struktur baik dari copper slag dan semen. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan substitusi limbah sebesar 0%, 15%, 20%, dan 25% terhadap berat semen. Perencanaan mix desain menggunakan SNI 03-2834-2000 dengan faktor air semen sebesar 0,45 dan dilakukan curing dengan media air tawar dan air laut. Kuat tekan beton subtitusi copper slag pada umur 7 hari sebesar 20,00 MPa; 20,24 MPa; 19,04 MPa; dan 17,18 MPa pada curing air tawar dan 19,47 MPa; 19,39 MPa; 17,14 MPa; dan 16,22 MPa pada curing air laut

    Life Cycle Assessment (LCA) pada Proses Pengolahan Sampah di TPA Karangdiyeng Kabupaten Mojokerto

    Get PDF
    Kondisi eksisting di TPA Karangdiyeng saat ini menggunakan metode pengolahan sanitary landfill, metodesanitary landfill merupakan metode konvensional yang membutuhkan lahan yang cukup luas serta memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar berupa pencemaran dari produksi air lindi dan gas landfill. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak lingkungan pada proses pengolahan sampah dan menentukan alternatif mitigasi terbaik untuk mereduksi dampak. Penilaian dampak menggunakan pendekatan metode Life Cycle Assessment (LCA), dengan software SimaPro 9.0.3.0 dan menggunakan metode EDIP 2003. Hasil analisis LCA menunjukkan kontribusi dampak Global Warming 100a sebesar 12,1 kPt, Ozone Formotion (Vegetation) sebesar 21 kPt, Ozone Formotion (Human) sebesar 35,5 kPt, Acidification sebesar 1,43 kPt, Terrestrial eutrophication sebesar 0,963 kPt, Aquatic eutrophication EP(N) sebesar 0,716 kPt, Human toxicity air sebesar 0,0459 kPt, dan Human toxicity water sebesar 0,348 kPt..Hasil analisis hotspot menunjukkan Ozone Formotion (Human) sebagai dampak terbesar dengan nilai 35,5 kPt (49,21065%)
    corecore