527 research outputs found

    AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN KAYU BULAN (Pisonia alba)

    Get PDF
    ABSTRACT Kayu bulan (Pisonia alba) is a plant native to Indonesia, Generally this plant is only used as an ornamental plant are unwittingly have a high enough potential in curing various diseases. The potential can be partially attributed to the antioxidant activity of existing plants. The purpose of this study was to test the antioxidant activity of the leaf extract of kayu bulan (Pisonia alba). The method of extraction in this study using maceration with ethanol 80%, 60% and 40%. The extract obtained is determined phenolic content and antioxidant activity assay with DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Based on the results obtained in leaf of kayu bulan has a total phenolic content of 28.67 (mg / kg), 16:22 (mg / kg), 12:45 (mg / kg) to extract 80%, 60% and 40%. Based on the results of the calculation of IC50 showed that extract 80%, 60%, 40% had IC 50 values ​​respectively are 236.50 ppm, 478.12 ppm and 544.44 ppm.   Key words : leaf of kayu bulan, test phytochemicals, antioxidants, DPPH       ABSTRAK Kayu bulan (Pisonia alba) merupakan tanaman asli Indonesia, Umumnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman hias saja yang tanpa disadari memiliki potensi yang cukup tinggi dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit. Potensi tersebut diduga karena aktivitas antioksidan yang ada pada tumbuhan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kayu bulan (Pisonia alba). Metode yang ekstraksi dalam penelitian ini menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 80%, 60% dan 40%. Ekstrak yang diperoleh ditentukan kandungan fenolik dan diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Berdasarkan hasil yang didapat daun kayu bulan memiliki kandungan total fenolik 28.67 (mg/kg), 16.22 (mg/kg), 12.45(mg/kg)  untuk ekstrak 80%, 60% dan 40%. Berdasarkan hasil perhitungan IC50 menunjukan bahwa ekstrak 80%, 60%, 40%  memiliki nilai IC50 berturut-turut yaitu 236.50 ppm, 478.12 ppm, dan 544.44 ppm.   Kata kunci : daun kayu bulan, uji fitokimia, antioksidan, DPPH    

    Artistes plastiques catalans Ă  l'Expo 92

    Get PDF

    ADLAN us interessa, ADLAN us crida

    Get PDF

    Jaume Mercadé i Queralt

    Get PDF

    PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN DAN PENDETEKSI GETARAN TURBIN ANGIN PADA PLTB”

    Get PDF
    ABSTRAK Perancangan alat pengukur kecepatan dan pendeteksi getaran ini dikontrol oleh Mikrokontroller (Arduino). Alat ini dirancang untuk mengukur kecepatan putaran dan mendeteksi getaran agar memaksimalkan dalam proses bekerjanya turbin angin. Alat diletakkan pada sisi kanan,kiri,atas dan tiang pada turbin angin sehingga proses pengukuran kecepatan dan pendeteksian getaran pada turbin angin dapat menghasilkan data pengukuran yang akurat. Pada saat terdeteksi adanya angin yang berhembus kencang dan dapat menimbulkan putaran yang cepat sehingga terjadi getaran, alat ini secara otomatis akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler dan secara otomatis akan dihitung dan hasilnya akan ditampilkan langsung melalui komputer atau laptop. Kata kunci : Alat pengukur kecepatan, Pendeteksi Getaran, Mikrokontroller (Arduino) ABSTRACT The design of this speed measuring and vibration detector is controlled by a microcontroller (Arduino). This tool is designed to measure rotational speed and detect vibrations in order to maximize the working process of the wind turbine. The tools are placed on the right, left, top and pole of the wind turbine so that the process of measuring speed and detecting vibrations in the wind turbine can produce accurate measurement data. When a strong wind is detected and can cause a fast rotation resulting in vibration, this tool will automatically send a signal to the microcontroller and it will automatically be calculated and the results will be displayed directly via a computer or laptop. Keywords: Speed measuring device, Vibration Detector, Microcontroller (Arduino

    KEDUDUKAN HARTA BENDA DALAM PERKAWINAN YANG TELAH DIPUTUS KARENA PERCERAIAN MENURUT KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aturan hukum tentang alasan melakukan perceraian bagi suami istri dan bagaimana kedudukan harta benda dalam perkawinan yang telah diputus karena perceraian menurut KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Secara hukum untuk melakukan suatu perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami dan isteri tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri, dan yang dapat dijadikan alasan perceraian dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat apabila salah satu pihak berbuat zinah atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain-lain sebagainya yang sukar disembuhkan, meninggalkan yang lainnya selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemauannya, mendapat hukuman penjara selama 5 tahun, atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung, melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan terhadap pihak lain, mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan tugasnya atau kewajibannya sebagai suami isteri, antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun dalam rumah tangga. 2. Kedudukan Harta benda/harta bersama suami isteri yang bercerai diatur secara tegas di dalam KUHPerdata (BW), Undang-Undang Perkawinan, Hukum Adat dan Hukum Islam. KUHPerdata menganut asas percampuran bulat atau harta persatuan perkawinan dan tidak mengenal harta bawaan. Harta persatuan menjadi harta kekayaan bersama dan bila terjadi perceraian meskipun baru menikah satu bulan, harta persatuan ini harus dibagi dua.Kata kunci: Kedudukan Harta benda, Perkawinan, Perceraian

    Artistas plásticos catalanes en la Expo 92

    Get PDF

    Une visite Ă  la Fondation d'art graphique Tharrats

    Get PDF

    Pheromone-induced polarization is dependent on the Fus3p MAPK acting through the formin Bni1p

    Get PDF
    During mating, budding yeast cells reorient growth toward the highest concentration of pheromone. Bni1p, a formin homologue, is required for this polarized growth by facilitating cortical actin cable assembly. Fus3p, a pheromone-activated MAP kinase, is required for pheromone signaling and cell fusion. We show that Fus3p phosphorylates Bni1p in vitro, and phosphorylation of Bni1p in vivo during the pheromone response is dependent on Fus3p. fus3 mutants exhibited multiple phenotypes similar to bni1 mutants, including defects in actin and cell polarization, as well as Kar9p and cytoplasmic microtubule localization. Disruption of the interaction between Fus3p and the receptor-associated Gα subunit caused similar mutant phenotypes. After pheromone treatment, Bni1p-GFP and Spa2p failed to localize to the cortex of fus3 mutants, and cell wall growth became completely unpolarized. Bni1p overexpression suppressed the actin assembly, cell polarization, and cell fusion defects. These data suggest a model wherein activated Fus3p is recruited back to the cortex, where it activates Bni1p to promote polarization and cell fusion.</jats:p
    • …
    corecore