3,778 research outputs found
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK : Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa ketunanetraan yang dialami oleh ibu diakibatkan oleh rusaknya syaraf pada mata. Ibu hanya bisa berkomunikasi secara verbal dan tidak dapat menerima komunikasi nonverbal karena hilangnya kemampuan melihat yang dimiliki. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan anaknya. Anaknya merupakan seorang tunarungu ringan yang mengalami ketunarunguan sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang sehingga ia kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal. Sisa pendengaran yang dimiliki oleh anak memungkinkan untuk mendengar ketika ibunya berbicara, namun ia kesulitan ketika akan mengungkapkan sesuatu karena minimnya perbendaharaan serta pemahaman kata yang dimiliki. Selain itu suara yang dihasilkan oleh anaknya terdengar kecil dan tidak jelas. Walaupun adanya hambatan yang dimiliki, komunikasi yang terjadi antara ibu anak ini tetap menggunakan komunikasi verbal yang tidak sempurna. Komunikasi yang berlangsung di antara keduanya hanya sebatas tanya jawab dan tidak berkembang ke arah percakapan yang lebih aktif. Baik ibu maupun anak hanya memberikan respon tanpa memberikan umpan balik ketika ditanya dan berbicara ketika ada yang ingin disampaikan. Komunikasi yang demikian termasuk ke dalam pola komunikasi satu arah di mana proses penyampaian pesan, baik itu dari ibu kepada anak atau sebaliknya, tanpa ada umpan balik yang diberikan.
Kata Kunci : Pola Komunikasi, Tunanetra, Tunarungu
This research was conducted to obtain an overview of applied communication patterns between parents with children with visual impairment who experience hearing impairment. The method employed in this research is a description method with qualitative approach using observation, interview and documentation study as data collection techniques. From the research that has been done, it is known that the visual impairment experienced by the mother caused by nerves damage in the eye. The mother could only communicate verbally and unable to accept non-verbal communication because of the loss of the ability to see who is owned. This condition is very contrary to the child. The child is a mild hearing impairment who experiences hearing impairment before speech and language abilities develop, so the child is difficult to communicate verbally. The rest of the hearing owned by the child enables to hear when the mother talked, but the child had trouble to reveal anything because of the lack of understanding of the word repertory and owned. Besides the sound produced the child sounded small and unclear. Despite the obstacles those are owned, the communication that occurs between the child’s mothers is still using imperfect verbal communication. Communication that took place between them was limited to the question and answer, and does not develops toward a more active conversation. Both mother and child just respond without giving feedback when asked and talked there is to be delivered. Such communications are included in the pattern of one-way communication where the process of delivering a message, whether it comes from the mother to the child or vice versa, without any feedback provided.
Keywords: Communication Patterns, Visual Impairment, Hearing Impairmen
Pengaruh Guru Pendidikan Agama Islam Tersertifikasi terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada SMP Negeri di Luwu Timur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI sebelum tersertifikasi memiliki rerata adalah 39,40, dengan interpretasi rendah. Sedangkan setelah tersertifikasi memiliki nilai mean adalah 42,10, dengan interpretasi sedang. Dapat disimpulkan bahwa profesionalime guru PAI setelah tersertifikasi meningkat dari rendah menjadi sedang. Pengaruh guru PAI tersertifikasi terhadap prestasi belajar siswa memberi arti 0,287 atau 28,70% terhadap prestasi belajar peserta didik pada SMP Negeri di Luwu Timur. Persamaan regresi sederhana yang terbentuk adalah: Y = 0,287 X yang yang berarti jika guru PAI tersertifikasi semakin baik maka prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru PAI tersertifikasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah: 1) penguasaan terhadap bahan ajar; 2) memperbaiki manajemen kelas; 3) penggunaan media atau alat pembelajaran; 4) penilaian pembelajaran PAI untuk kepentingan pengajaran; 5) meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan penyuluhan
Penambahan Zat Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) untuk Peningkatan Kestabilan Biodiesel dari Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera)
Penelitian ini menghasilkan nilai konversi biodiesel sebesar 82.53%. Biodiesel ditambahkan antioksidan alami dari ekstrak etanol daun sirsak dengan variasi konsentrasi sebesar 0.01%; 0.02%; 0.03%; 0.04% dan 0.05% b/v serta antioksidan sintetik TBHQ sebagai kontrol positif. Biodiesel tersebut dianalisis tingkat kestabilannya setelah disimpan selama 14 hari. Zat antioksidan alami pada konsentrasi 0.01% paling efektif meningkatkan kestabilan biodiesel dengan bilangan peroksida sebesar 23.3399 meq peroksida/100 g biodiesel, kadar FFA sebesar 0.22% dan angka asam sebesar 0.4811 mg-KOH/g minyak. Angka asam tersebut telah memenuhi syarat SNI 7182:2015
Pengembangan Model Supervisi Akademik Teknik Mentoring dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil penilaian kinerja guru TK di Wilayah Binaan Gugus 1 TK Kecamatan Panumbangan pada tahun 2019 yang dikategorikan cukup. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran?; 2) untuk mengetahui hambatan-hambatan pengawas dalam pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran?; 3) untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan pengawas dalam pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data melalui observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif melalui proses reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan pengambilan keputusan (verification). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengawas telah berperan dalam pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. 2) Adanya hambatan pengawas dalam pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran. 3) Adanya upaya dalam mengatasi hambatan pengawas dalam pengembangan model supervisi akademik teknik mentoring dalam peningkatan mutu pembelajaran
Penemuan Dini Kusta pada Anak Sekolah Dasar
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular. Kurangnya pengetahuan sehingga adanya pemahaman yang salah terhadap penyakit kusta di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi perilaku guru terhadap upaya penemuan dini kusta pada anak sekolah dasar terkait pengetahuan, sikap dan tindakan guru terhadap kusta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah informan 8 orang. Pengumpulan data dengan melakukanwawancara mendalam dan observasi, keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi metode. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis interaktif dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian mengungkapkan perilaku informan pada pengetahuan dan sikap tentang penyakit kusta adalah penyakit kelainan pada kulit akibat makanan, penyakit yang ditakuti dan sangat menular serta penyakit keturunan. Sikap negatif informan pada penyakit kusta merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan sangat menular sehingga memberikan batasan terhadap penderita kusta. Adapun tindakan guru terhadap upaya penemuan dini kusta pada anak sekolah dasar yaitu sebagian besar guru tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap penderita kusta di lingkungan sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah informan masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai penyakit kusta dan memahaminya sebagai penyakit kulit akibat makanan serta adanya stigma negatif yang memandang kusta sebagai penyakit yang sangat menular dan ditakuti sehingga tidak ada upaya penemuan dini yang dilakukan terhadap penderita kusta di lingkungan sekolah
PENEMUAN DINI KUSTA PADA ANAK SEKOLAH DASAR
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular. Kurangnya pengetahuan sehingga adanya pemahaman yang salah terhadap penyakit kusta di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi perilaku guru terhadap upaya penemuan dini kusta pada anak sekolah dasar terkait pengetahuan, sikap dan tindakan guru terhadap kusta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah informan 8 orang. Pengumpulan data dengan melakukanwawancara mendalam dan observasi, keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi metode. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis interaktif dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian mengungkapkan perilaku informan pada pengetahuan dan sikap tentang penyakit kusta adalah penyakit kelainan pada kulit akibat makanan, penyakit yang ditakuti dan sangat menular serta penyakit keturunan. Sikap negatif informan pada penyakit kusta merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan sangat menular sehingga memberikan batasan terhadap penderita kusta. Adapun tindakan guru terhadap upaya penemuan dini kusta pada anak sekolah dasar yaitu sebagian besar guru tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap penderita kusta di lingkungan sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah informan masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai penyakit kusta dan memahaminya sebagai penyakit kulit akibat makanan serta adanya stigma negatif yang memandang kusta sebagai penyakit yang sangat menular dan ditakuti sehingga tidak ada upaya penemuan dini yang dilakukan terhadap penderita kusta di lingkungan sekolah
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MELALUI METODE CERAMAH PADA SISWA SD INPRES TA’BINJAI KABUPATEN GOWA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (a) Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani bagi siswa dengan diterapkannya metode ceramah, (b) Pengaruh metode ceramah terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas kelas III. Dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi. Dari hasil analisa didapat bahwa rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (68%), siklus II (76%) untuk ranah psikomotorik, siklus I dan siklus II yakni (81%) dan (100%). Siklus I (75%) dan siklus II (100%) untuk ranah afktif, peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (62%) dan siklus II (100%).Kata kunci: Hasil Belajar, Ceramah, Jasmani
Lenalidomide reduces microglial activation and behavioral deficits in a transgenic model of Parkinson's disease.
BackgroundParkinson's disease (PD) is one of the most common causes of dementia and motor deficits in the elderly. PD is characterized by the abnormal accumulation of the synaptic protein alpha-synuclein (α-syn) and degeneration of dopaminergic neurons in substantia nigra, which leads to neurodegeneration and neuroinflammation. Currently, there are no disease modifying alternatives for PD; however, targeting neuroinflammation might be a viable option for reducing motor deficits and neurodegeneration. Lenalidomide is a thalidomide derivative designed for reduced toxicity and increased immunomodulatory properties. Lenalidomide has shown protective effects in an animal model of amyotrophic lateral sclerosis, and its mechanism of action involves modulation of cytokine production and inhibition of NF-κB signaling.MethodsIn order to assess the effect of lenalidomide in an animal model of PD, mThy1-α-syn transgenic mice were treated with lenalidomide or the parent molecule thalidomide at 100 mg/kg for 4 weeks.ResultsLenalidomide reduced motor behavioral deficits and ameliorated dopaminergic fiber loss in the striatum. This protective action was accompanied by a reduction in microgliosis both in striatum and hippocampus. Central expression of pro-inflammatory cytokines was diminished in lenalidomide-treated transgenic animals, together with reduction in NF-κB activation.ConclusionThese results support the therapeutic potential of lenalidomide for reducing maladaptive neuroinflammation in PD and related neuropathologies
Monoacylated Cellular Prion Proteins Reduce Amyloid-beta-Induced Activation of Cytoplasmic Phospholipase A2 and Synapse Damage
Alzheimer’s disease (AD) is a progressive neurodegenerative disease characterized by the accumulation of amyloid-β (Aβ) and the loss of synapses. Aggregation of the cellular prion protein (PrPC) by Aβ oligomers induced synapse damage in cultured neurons. PrPC is attached to membranes via a glycosylphosphatidylinositol (GPI) anchor, the composition of which affects protein targeting and cell signaling. Monoacylated PrPC incorporated into neurons bound “natural Aβ”, sequestering Aβ outside lipid rafts and preventing its accumulation at synapses. The presence of monoacylated PrPC reduced the Aβ-induced activation of cytoplasmic phospholipase A2 (cPLA2) and Aβ-induced synapse damage. This protective effect was stimulus specific, as treated neurons remained sensitive to α-synuclein, a protein associated with synapse damage in Parkinson’s disease. In synaptosomes, the aggregation of PrPC by Aβ oligomers triggered the formation of a signaling complex containing the cPLA2.a process, disrupted by monoacylated PrPC. We propose that monoacylated PrPC acts as a molecular sponge, binding Aβ oligomers at the neuronal perikarya without activating cPLA2 or triggering synapse damage
RNA recognition by double-stranded RNA binding domains: a matter of shape and sequence
The double-stranded RNA binding domain (dsRBD) is a small protein domain of 65-70 amino acids adopting an αβββα fold, whose central property is to bind to double-stranded RNA (dsRNA). This domain is present in proteins implicated in many aspects of cellular life, including antiviral response, RNA editing, RNA processing, RNA transport and, last but not least, RNA silencing. Even though proteins containing dsRBDs can bind to very specific dsRNA targets in vivo, the binding of dsRBDs to dsRNA is commonly believed to be shape-dependent rather than sequence-specific. Interestingly, recent structural information on dsRNA recognition by dsRBDs opens the possibility that this domain performs a direct readout of RNA sequence in the minor groove, allowing a global reconsideration of the principles describing dsRNA recognition by dsRBDs. We review in this article the current structural and molecular knowledge on dsRBDs, emphasizing the intricate relationship between the amino acid sequence, the structure of the domain and its RNA recognition capacity. We especially focus on the molecular determinants of dsRNA recognition and describe how sequence discrimination can be achieved by this type of domai
- …