Institutional factors and conditional conservatism in Malaysia: Does international financial reporting standards convergence matter?

We examine the impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) convergence on conditional conservatism in Malaysia. In addition, we examine the influence of various institutional factors, namely, political connections, Bumiputras directors, family firms and richest-men connections on conservatism. Prior literature presents evidence of IFRS convergence on conservatism, but limited evidence exists on the role of institutional factors on conservatism. Using a sample of 1760 firm-year observations from 2004 to 2008, we provide evidence that IFRS enhances conservatism. Firms with Bumiputras directors and family firms are more conservative post-IFRS convergence, whereas the reverse behaviour results for firms with richest-men connections. We find no evidence of politically connected firms being more conservative post-IFRS convergence. Our study provides knowledge on the role of IFRS in conditional conservatism and the role of institutional factors in this relationship

Guru pembelajar modul Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K): kelompok kompetensi C profesional implementasi konsep dasar PPKn dan pedagogik konsep dasar pembelajaran saintifik

Tujuan adanya buku ini untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melaui pola tatap muka, daring (on line), dan campuran (blended) tatap muka dengan daring

Modul pelatihan guru mata pelajaran ppkn sma/smk : kelompok kompetensi f (pelaksanaan nilai, norma dan moral dalam ppkn, penyusunan instrumen penilaian autentik)

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting bagi kunci keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi gur

Guru Pembelajar modul pelatihan guru mata pelajaran PPKn SMA/K kelompok kompetensi E

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS) merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pelatihan Guru Pembelajar, khususnya modul untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masingmasing modul Mata Pelajaran disusun dalam Kelompok Kompetensi A sampai dengan J. Dengan selesainya penyusunan modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi Guru Pembelajar baik yang dilaksanakan dengan moda Tatap Muka, Daring (Dalam Jaringan) Murni maupun Daring Kombinasi bisa mengacu dari modulmodul yang telah disusun ini

Diagrammatic Reasoning Meets Medical Risk Communication

Abstract Informed consent for medical procedures requires that patients understand risks associated with diagnostic and treatment options. Similar to performance for diagrammatic reasoning and system dynamics, patients, physicians and medical students are reported to perform poorly on understanding medical risk-related information. At the same time, different presentation formats seem to support different kind of conclusions across domains. In this research, we investigated different formats of presenting risk information related to a treatment scenario with 22 medical and 50 nonmedical students. As expected, medical students performed better than non-medical students for all versions of the problem, while non-medical students could partially compensate missing medical knowledge with displays that reduce complexity and allow reducing cognitive load. This implies that it is possible to support patients' decision making, but also highlights the need to educate patients on potential risks and benefits