29 research outputs found

    Interpretation of Bouguer Anomaly to Determine Fault and Subsurface Structure at Blawan-ijen Geothermal Area

    Full text link
    Gravity survey has been acquired by Gravimeter Lacoste & Romberg G-1035 at Blawan-Ijen geothermal area. It was a focusing study from previous research. The residual Bouguer anomaly data was obtain after applying gravity data reduction, reduction to horizontal plane, and upward continuation. Result of Bouguer anomaly interpretation shows occurrence of new faults and their relative movement. Blawan fault (F1), F2, F3, and F6 are normal fault. Blawan fault is main fault controlling hot springs at Blawan-Ijen geothermal area. F4 and F5 are oblique fault and forming a graben at Banyupahit River. F7 is reverse fault. Subsurface model shows that Blawan-Ijen geothermal area was dominated by the Ijen caldera forming ignimbrite (ρ1=2.670 g/cm3), embedded shale and sand (ρ2=2.644 g/cm3) as Blawan lake sediments, magma intrusion (ρ3=2.814 g/cm3 & ρ7=2.821 g/cm3), andesite rock (ρ4=2.448 g/cm3) as geothermal reservoir, pyroclastic air fall deposits (ρ5=2.613 g/cm3) from Mt. Blau, and lava flow (ρ6=2.890 g/cm3)

    Hypocenter Determination and Clustering of Volcano-tectonic Earthquakes in Gede Volcano 2015

    Full text link
    Gede volcano is an active volcano in West Java, Indonesia. Research about determination the volcano-tectonic earthquake source positions has given results using volcano-tectonic earthquakes data from January until November 2015. Volcano-tectonic earthquakes contained deep (VT-A) have frequency (maximum amplitude) range 5 – 15 Hz. Furthermore, they contain shallow earthquake, VT-B have range 3-5 Hz and LF have range 1-3 Hz. Geiger's Adaptive Damping (GAD) methods used for determining the hypocenter of these volcano-tectonic (VT) events. Hypocenter distribution divided into 4 clusters. Cluster I located in the crater of Gede volcano dominated by VT-B earthquakes their depth range 2 km below MSL to 2 km above MSL including the VT-B swarm. The seismic sources in cluster I indicated dominant due to the volcanic fluid or gas filled in conduit pipes. Cluster II located at the west of Gede volcano caused by Gede-Pangrango fault-line dominated by VT-A earthquakes with depths range 1.5 km below MSL to 700 m above MSL. Cluster III located in the North of Gede volcano dominated by VT-A events there caused by graben fault area with those depths range 7.5 – 1.65 km below MSL. Cluster IV located in South West of Gede volcano contained VT-A earthquakes with depth range at 10 km below MSL and VT-B earthquakes this depth 2 km below MSL. Due to magma intrusion filled into fractures of the fault in the West of Gede volcano this shallow magma filling-fractures and degassing in subsurface assumed dominates the volcano-tectonic events from January to November 2015 due to faults extends from North to South occured in the West of Gede volcano

    Analisis Komponen Volatil Dan Laju Alir Lava Pada Erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur

    Full text link
    Gunung Semeru merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia dan telah mengalami Perubahan tipe erupsi sejak tahun 1967. Sehingga penting untuk dilakukan penelitian mengenai analisis erupsi berdasarkan komponen volatil dan penentuan laju alir lava Gunung Semeru dengan tujuan untuk memperkirakan mekanisme sifat erupsi pada masa sekarang dan untuk mengetahui potensi daerah berbahaya aliran lava G. Semeru bila terjadi letusan eksplosif.Analisis erupsi didasarkan pada parameter fisika terhadap analisis geokimia batuan sedangkan laju alir lava didasarkan pada kemiringan topografi yang dilaluinya. Hasil penelitian menunjukkan berkurangnya tekanan akan mengakibatkan lepasnya gas dari magma dengan cepat, Hal ini memicu terjadinya sifat hembusan. Daerah yang memiliki laju alir lava G. Semeru paling cepat adalah Desa Oro oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang

    Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Memetakan Pola Sebaran Permukaan Tanah Di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang

    Full text link
    Telah dilakukan aplikasi metode geolistrik resistivitas konfigurasi wenner untuk memetakan pola Perubahan tanah di desa Jombok, kecamatan Ngantang, kabupaten Malang (49 M 652221 9136440 UTM; 700 mdpl). Fokus penelitian ditekankan pada analisis pola sebaran permukaan tanah daerah tersebut dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner. Tahap pertama dimulai dengan pembuatan desain survei daerah penelitian untuk mencari resistivitas batuan dan dilakukan interpretasi data untuk mendapatkan litologi batuan. Selanjutnya membandingkan data yang diperoleh dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan di lokasi longsoran dan sekitarnya didominasi oleh tuf, tuf pasir, lempung, dan lempung-pasiran. Perbedaan kedalaman longsoran sebelum (2010) dan sesudah penelitian (2014) berkisar di angka setengah meter. Material longsor dapat terlongsorkan karena bidang gelincirnya memiliki sifat bantalan yang mudah bergeser dan jumlahnya diperkirakan sebanyak 90.292 meter3. Bidang gelincir diperkirakan sebanyak 168.148 meter3 yang terdiri atas lempung, lempung-pasiran, dan batuan lain yang tidak dominan. Longsoran tersebut diperkirakan akan terus bergerak dari timur menuju barat

    Identifikasi Kantung Magma Gunung Bromo Berdasarkan Analisa Sebaran Hiposenter Gempa VTA

    Full text link
    Gunung Bromo merupakan salah satu dari serangkaian gunungapi aktif di Indonesia yang terletak di dalam kaldera Tengger, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dalam sejarahnya, tercatat bahwa Gunung Bromo telah mengalami lebih dari 50 kali erupsi sejak tahun 1775. Penellitian guna mengetahui geometri dari kantung magma Gunung Bromo telah dilakukan dengan menganalisa sebaran hiposenter gempa vulkanik dalam (VTA). Gempa VTA merupakan gempa yang terjadi di gunungapi yang disebabkan oleh proses pergerakan magma di kantung magma. Penelitian dilakukan terhadap data rekaman seismik Bromo pada bulan Februari – Maret 2014. Penentuan posisi hiposenter dilakukan dengan metode GAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hiposenter gempa VTA tersebar di bawah kawah Bromo dengan kedalaman ± 2 km – 15 km dari puncak kawah Bromo. Selain itu, titik episenter tersebar dengan radius ± 25 m dari pusat kawah pada arah Timur Laut-Baratdaya. Posisi hiposenter gempa mengindikasikan bahwa Gunung Bromo memiliki 2 (dua) buah kantung magma dengan ukuran berbeda. Kantung magma dangkal dengan ukuran lebih kecil berada di kedalaman sekitar 2 km hingga 5 km dari puncak yang ditunjukkan oleh sebaran hiposenter yang rapat. Sedangkan kantung magma yang lebih besar berada di kedalaman sekitar 7 km hingga 15 km dari puncak Bromo

    Identifikasi Litologi Daerah Panasbumi Tiris Probolinggo Berdasarkan Metode Magnetik

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian di daerah panas bumi Tiris, Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan metode magnetik. Penelitian ini bertujuan menentukan nilai anomali magnetik dan menentukan litologi batuan di daerah panasbumi Tiris. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari dengan luas area 1 km x 1 km dan spasi 50 m menggunakan alat Proton Precision Magnetometer (PPM). Pengolahan data dilakukan dengan koreksi diurnal, koreksi IGRF, kontinuasi ke atas, dan reduksi ke kutub. Interpretasi data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan menganalisa anomali residual yang telah direduksi ke kutub sedangkan interpretasi kuantitatif dilakukan dengan menganalisa pola anomali residual yang telah dimodelkan dengan menggunakan software Mag2DC. Hasil interpretasi kuantitatif, nilai anomali medan magnetik reduksi ke kutub berada pada -900 nT sampai 800 nT sedangkan hasil interpretasi kualitatif pemodelan AA', BB' dan CC' menunjukkan adanya batuan shale, breksi vulkanik, lava dan basalt

    Analisa Penyebaran Litologi Sandstone Dengan Menggunakan Inversi Impedansi Elastik Pada Lapangan Kalimaya Formasi Talang Akar Cekungan Jawa Barat Utara

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian mengenai inversi Impedansi Elastik untuk mengetahui penyebaran litologi batu pasir (sandstone) di lapangan KALIMAYA Formasi Talang Akar Cekungan Jawa Barat Utara pada lapisan TAF 3.1 – BTM TAF 3.3. Sudut 30o merupakan sudut yang paling sensitif dalam membedakan litologi batu pasir dan shale dalam inversi yang dilakukan. Hasil dari inversi AVO menujukkan bahwa lapisan TAF 3.1 – BTM TAF 3.3 masuk ke dalam AVO kelas I yang menunjukkan reservoir high impedance gas sand. AVO kelas ini seringkali berkorelasi dengan reservoir yang tight dengan tingkat sementasi tinggi. Hasil analisa pemetaan Impedansi Elastik 30o memperlihatkan daerah penyebaran batupasir kearah barat daya – timur laut dengan range nilai impedansi 24.000-29.000 ((m/s)2*(gr/cc))

    Analisa Performa Steam Jet Ejector Pltp Skala Kecil Pada Kondisi Operasi Berbeda

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian ejector untuk proses ekstraksi Non Condensable Gas (NCG) dengan menggunakan steam yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Pada penelitian ini dilakukan variasi tekanan kondenser untuk mengetahui performa ejector pada kondisi operasi tekanan kondenser yang berbeda. Performa ejector dapat dilihat dari entrainment ratio yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi operasi berbeda akan menghasilkan entrainment ratio yang berbeda. Nilai entrainment ratio menunjukkan kondisi desain ejector dan pada penelitian ini didapatkan kondisi operasi ejector on-design dan off-desig

    Penentuan Sebaran Endapan Vulkanik Gunung Ijen Banyuwangi Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Dipole – Dipole

    Full text link
    Telah dilaksanakan penelitian dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole – dipole untuk menentukan struktur bawah permukaan dan pola sebaran endapann vulkanik di sekitar lereng Gunung Ijen, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.Pengukuran dilaksanakan sebanyak 3 lintasan berbeda dengan panjang lintasan masing – masing 200 meter dengan jarak antar elektroda sejauh 10 meter untuk semua lintasan. Dari hasil pengolahan, pemodelan dan interpretasi nilai resistivitas batuan bawah permukaan di lintasan 1 berkisar antara 1114 Ωm sampai 34736 Ωm dengan identifikasi litologi bawah permukaan adalah pasir tuffan, tuff dan lava. Pada lintasan 2 berkisar antara 588 Ωm sampai 11657 Ωm dengan identifikasi litologi bawah permmukaan adalah lapili, tuff dan lava. Dan pada lintasan 3 berkisar antara 1519 Ωm sampai 15257 Ωm dengan identifikasi litologi bawah permmukaan adalah pasir tuffan, tuff dan lava
    corecore