8 research outputs found
Verba Perfektum dan Verba Imperfektum dalam Bahasa Arab
โ Dalam literatur tata bahasa Arab, ada tiga jenis verba (An Nahwul Wadih, tt), (Qawa\u27idul Lughatil Arabiyyah Al Muyassarah, 1982), (Mulakhos Qawaidul lughah, tt), (Jami\u27ud Durusil Lughatil Arabiyyah, 1999), yaitu verba madi, verba mudari\u27, dan verba amr. Verba ma:di adalah verba yang menyatakan suatu tindakan pada saat sebelum berbicara; verba muda:ri\u27 adalah verba yang menggambarkan tindakan pada saat berbicara dan akan datang, dan verba amr adalah verba yang memerintahkan orang lain untuk melakukan sesuatu di masa depan. Penjelasan in didasarkan pada temporalitas peristiwa atau perbuatan dilihat dari pusat deiktis saat pengujaran. Jika kita mencoba untuk menganalisis secara mendalam dari paradigma ahli bahasa barat, kita akan mendapatkan pandangan lain tentang verba ini. Mereka menyimpulkan bahwa dua bentuk verba dalam bahasa Arab, yaitu ma: di dan muda: ri\u27 mengacu pada aspektualitas, yang berfokus pada faktor non-deictic. Pada aspektualitas, yang dilihat adalah tindakan yang sempurna atau tidak sempurna bergantung waktu saat berbicara. Kedua pendapat yang berbeda tentang verba dalam tata bahasa Arab itulah yang akan menjadi masalah dasar untuk dikomparasikan dalam penelitian ini. Penelitian akan menyajikan data dari berbagai jenis teks; dan akan menjadi bukti masing-masing paradigma
Masalah Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah di Jakarta
- Bahasa Arab diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran penting di Madrasah Aliyah dalam struktur kurikulum studi keislaman. Meskipun penting, bahasa Arab hanya diajarkan dalam jumlah jam yang terbatas dan banyak memiliki permasalahan. Penelitian deskriptif ini bertujuan memetakan masalah pengajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah di wilayah Jakarta. Permasalahan pengajaran bahasa Arab berkisar pada masalah motivasi dan minat siswa dalam mempelajari bahasa Arab. Kondisi itu ditambah dengan perbedaan pengetahuan dan pengalaman belajar mereka karena latar pendidikan mereka yang berbeda pula. Masalah lain yang muncul adalah ketersediaan sarana penunjang belajar bahasa Arab dan pemanfaatannya. Di samping itu, kompetensi guru yang tidak seragam dan tidak standar menjadi kendala pula dalam proses pengajaran. Itu kemudian berdampak pada kemampuan metodologis mereka dalam mengajar bahasa Arab di kelas. Di sisi lain, minimnya waktu belajar di sekolah membuat sulitnya pengembangan pengajaran bahasa Arab secara lebih luas, ditambah lagi dengan sulitnya penciptaan lingkungan berbahasa yang kuat di sekolah. Semua permasalahan itu bertalian satu sama lain dan membutuhkan penyelesaian yang komprehensif dan berkelanjutan
Pendapatan Orang Tua terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Sastra Arab Universitas Al-Azhar Indonesia
Si - Penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh fakta empiris tentang pendapatan keluarga dan kaitannya dengan prestasi akademik mahasiswa, khususnya pada mahasiswa sastra Arab UAI. Prestasi akademik merujuk pada indeks prestasi kumulatif per semester atau pertahun. Secara teoritis prestasi akademik dipandang sebagai output dari koleksi investasi dalam pendidikan. Namun, Meskipun prestasi akademik siswa dianggap sebagai output langsung dari input alokasi investasi dalam pendidikan yang diusahakan oleh orang tua, tingkat keberhasilannya dianggap bergantung pada sejumlah faktor eksogen yang melekat pada siswa, keluarga, atau sekolah. Faktor-faktor eksogen ini antara lain adalah kumpulan karakteristik anak atau siswa, seperti jenis kelamin, usia dan kemampuan bawaan. Dengan menggunakan analisa deskriptif dan analisa inference, diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa prestasi akademik mahasiswa menurut kelompok pendapatan orang tua, tidak bisa terlihat secara nyata, pada masing-masing tahun masuk atau angkatan di UAI. Hal yang sama juga ditemukan pada analisa perbedaan prestasi akademik mahasiswa menurut kelompok pendapatan orang tua, pada masing-masing kelompok jenis kelamin, status beasiswa, dan pendidikan terakhir sebelum memasuki UAI. Ini menunjukkan bahwa karakteristik siswa belum cukup kuat untuk mendukung kita membedakan perbedaan prestasi akademik mahasiswa berdasarkan pendapatan orang tua mereka
Productivity and Blocking Dalam Sistem Morfologi Bahasa Arab
- Bahasa Arab adalah bahasa yang produktif, berdasarkan pada akar dan pola, dan sistem kata dan paradigma. Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap produktivitas formasi kata baru dalam bahasa Arab. Namun, dalam menggambarkan produktivitas, ada faktor pemblokiran yang berfungsi sebagai penghalang produktivitas. Penelitian ini menjelaskan dan menjelaskan bentuk atau pola yang keberadaannya diblokir oleh bentuk lain yang tidak mengikuti pola standar.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif digunakan dalam analisis data. Temuan dianalisis berdasarkan teori yang relevan. Ringkasan dari temuan tersebut adalah tujuan penelitian ini. Teori tentang qawaidul I\u27lal dari Al Ghulayaini (1994) dan Sulaiman (1995), di nahwu al asri, digunakan sebagai teori referensi dalam penelitian ini, sedangkan data diambil dari majalah Alo Indonesia edisi 104.Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa Arab memiliki 7 jenis bentuk atau Perubahan pola yang melanggar aturan wazan. Perubahan pola semacam ini menjadi faktor pembatas bagi generasi pola sebenarnya. Memang, pola ini adalah pola yang sering digunakan secara produktif. Dalam istilah bahasa Arab, pola tersebut dikenal sebagai qawa idul I\u27lal. Mereka adalah (1) i`la: l bi al-qalb, ada dalam 124 kata, (2) i`la: l bi al-hadf, ada dalam 56 kata, (3) i\u27la: l bi al-taskin adalah dalam 9 kata, (4) i`la: l bi al-naql ada dalam 21 kata, (5) i`la: l bi al-naql wa al-qalb ada dalam 27 kata, dan (6) i`la : l bi al-naql wa al-hadf, ada dalam 10 kata, dan juga (7) \u27i`la: l bi al-naql wa al-qalb wa al-hadf ada dalam 1 kata. Kata Kunci โ Kata dan Paradigma, Morfologi, Produktivitas, Pemblokiran, I\u27la
Efektifitas Papan Petunjuk Berbahasa Arab
โ Saat ini, signage-signage di Indonesia, terutama di bandara ditulis dalam empat bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan bahasa Arab. Fenomena penambahan bahasa Arab pada signage adalah sesuatu yang menarik untuk diamati lebih jauh, mengingat ada cukup banyak wisatawan yang berasal dari negeri Arab yang datang ke Indonesia. Penelitian ini diupayakan untuk dapat menjawab seputar penggunaan bahasa Arab pada papan petunjuk itu, antara lain; mengkaji keberterimaan penggunaan bahasa Arab tersebut oleh para wisatawan baik dari segi diksi, maupun kaidah gramatikalnya, dan mendeskripsikan aspek sintak-semantis bahasa Arab pada papan petunjuk itu. Melalui pendekatan kualitatif dan metode analisis yang deskrptif, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa signage yang berupa kata atau frasa, pada tataran struktur lahir (surface structure) adalah sebuah kalimat minor yang unsur subjeknya dilesapkan guna efisiensi dan efektifitas, serta readibilitas sebuah signage. Kalimat yang lengkap, yang ada unsur subjek dan predikatnya justru muncul pada struktur batin (deep structure)nya. Unsur subjek yang dilesapkan tersebut adalah pronomina demonstrativa. Pada signage yang berupa kalimat, jika ditinjau dari struktur lahir dan struktur batin, tidak mengalami perbedaan seperti pada signage kata atau frasa. Dari sudut pandang semantis, makna yang muncul pada setiap signage adalah makna denotatif, Adapun dari analisis kesalahan penulisan dan ketepatan pemilihan kata, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian signage sudah benar penulisannya dan sudah tepat pilihan katanya. Namun, ada sebuah kesalahan gramatika dan pemilihan diksi, yang ditemukan pada signage 2; dan ada pula penyampaian sebuah bentuk larangan yang menurut responden kurang tepat secara kultural
Arabic Learners' Corpora in Pesantrens for Developing Arabic Language Researches in Indonesia
Arabic corpora in the Middle Eastern countries have showed a considerable increase in availability and quantity. Unfortunately, Arabic corpora outside Arabian peninsula have still been deemed something new. Existence of a rich variety of linguistic products of Arabic language in Indonesia has the potential for the birth of, among others, Arabic learners' corpora. The corpora will provide concrete evidence of abundance and continuity of the Arabic learners' corpora and will lay a sound foundation for future Arabic language research and teaching. This study aims at identifying existence of Arabic learning and teaching products as useful raw materials for creating Arabic corpora in Indonesia. Methods employed in this study are conducting surveys to three pesantrens (modern Islamic boarding schools) located in Jakarta, Central Java, and East Java, distributing questionnaires, and carrying out interviews. As for interviews and questionnaires, they are carried out in order to mine substantial data out of the teachers as respondents chosen at random. The study concludes that activities that produce the Arabic learning and teaching products can be categorised into three categories; formal activities in the form of class instructions, non-formal and informal activities in the form of trainings of Arabic mastery. The products of Arabic learning activities vary accordingly, such as the teachers' works, the students' works, and popular works. The Arabic linguistic products are commonly identified as hand-written texts, which still must be processed digitally in order to be corpora materials, due to lackness of Arabic linguistic products that had been digitalized.
Keywords: Arabic learners' corpora, Arabic corpora in Indonesia, Arabic research and teaching, Arabic language in pesantre