3 research outputs found

    MAKING OF IRON NUGGET FROM CONCENTRATED IRON SAND USING MINI-SIZED ROTARY KILN

    Get PDF
    The availability of energy becomes a major problem in the construction of iron mineral-based smelter to produce ferrous metals in the form of pig iron. Therefore, it is necessary to develop the Krupp-Renn technology that based on coal as a reducing agent to produce pig iron in the form of nuggets. Such a technology employs a rotary kiln that consumes less energy than other furnaces. In this study, reduction process of iron sand concentrates with coal as the reductant was accomplished in a mini-sized rotary kiln (0.6 m diameter and 6 m length). The process of iron nugget making from iron sand concentrate was conducted in two (2) stages, namely oxidation and reduction processes. The former was accomplished at a temperature above 800°C for 2 (two) hours to produce hematite phase. While the later was carried out at 1250-1300°C for 6-8 hours. Both processes produced iron nuggets that contained more than 90% Fe. The highest Fe content reached 96.49% Fe. Such a nugget could meet the requirement for steel making

    PELINDIAN ALUMINA DAN BESI OKSIDA BIJIH BAUKSIT KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE PELINDIAN ASAM KLORIDA

    Get PDF
    Pada umumnya industri alumina menggunakan proses Bayer untuk mengekstraksi alumina bijih bauksit. Namun proses ini menghasilkan limbah red mud yang sangat besar jumlahnya, sehingga diperlukan teknologi alternatif untuk mengekstraksi bijih bauksit tersebut. Pelindian dengan asam dapat mengekstraksi berbagai jenis mineral bauksit dan tidak menghasilkan red mud. Serangkaian percobaan dan analisis dilakukan untuk mempelajari perilaku pelindian bijih bauksit Tayan, Kalimantan Barat menggunakan asam klorida tanpa melakukan proses pemanggangan atau roasting bauksit terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh variasi ukuran partikel bauksit, konsentrasi asam klorida, suhu pelindian dan persen padatan pada proses pelindian terhadap persen ekstraksi Al dan Fe. Persen ekstraksi Al dapat mencapai 90,26% dan Fe 98,95% pada kondisi suhu pelindian 100°C, konsentrasi asam klorida 15%, persen padatan 10% dan ukuran partikel -270 mesh

    IDENTIFIKASI KETERDAPATAN UNSUR LOGAM TANAH JARANG DALAM ABU BATUBARA PUSAT LISTRIK TENAGA UAP OMBILIN, SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Logam Tanah Jarang (LTJ) merupakan sumber material penting dari abad ke-21, banyak digunakan sebagai penunjang kehidupan modern seperti mobil listrik, perangkat identifikasi kesehatan (MRI, X-ray, Scanner, contrast agent, dll), LCD, hard drive komputer, pembangkit listrik tenaga angin, teknologi hijau, perangkat night vision, sistem radar dan peralatan militer. Unsur LTJ antara lain terdapat pada abu hasil pembakaran batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Potensi produksi abu batubara dari PLTU di Indonesia mencapai 10 juta ton per tahun dan merupakan potensi sumber unsur LTJ yang bernilai tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterdapatan unsur LTJ dalam abu batubara dari PLTU Ombilin dan proses peningkatan kadarnya. Identifikasi dilakukan dengan analisis percontoh abu batubara menggunakan XRD, XRF, ICP dan SEM. Hasil analisis menunjukkan abu batubara PLTU Ombilin mengandung Cerium, Neodimium, Lantanum, Ittrium dan Samarium meskipun kadar unsur tersebut relatif rendah, yaitu kurang dari 100 ppm. Upaya peningkatan kadar melalui benefisiasi abu terbang telah dapat meningkatan kandungan unsur Sm dari 2 ppm menjadi 9,3267 ppm pada middling, dan pada ampas meningkat dari 2 ppm menjadi 3,9429 ppm. Kandungan unsur LTJ pada abu terbang lebih tinggi dibandingkan pada abu dasar, maka upaya ekstraksi akan lebih ekonomis dilakukan terhadap abu terbang dan seyogyanya disetarakan sebagai bahan baku atau sumber senyawa LTJ. Pemanfaatan abu terbang sebaiknya didahului oleh ekstraksi unsur-unsur LTJnya, selanjutnya digunakan sebagai bahan bangunan maupun peruntukkan lain seperti yang telah berlangsung saat ini
    corecore