18 research outputs found
Identifikasi Senyawa Aromatik Hasil Delignifikasi Limbah Kulit Kakao Dan Bagasse Oleh Phlebia Sp. Mg-60 Dengan Penambahan MnSO
Kandungan lignin pada limbah kulit kakao dan bagasse dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kimia bernilai tinggi melalui proses degradasi
lignoselulosa. Phlebia sp. MG-60 merupakan salah satu jenis jamur pelapuk yang
menghasilkan enzim mangan peroksidase (MnP) untuk mendegradasi lignin.
Akan tetapi, untuk meningkatkan aktivitas enzim MnP dibutuhkan induser seperti
MnSO4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis biomassa,
konsentrasi MnSO4, dan lama waktu delignifikasi terhadap aktivitas enzim MnP
jamur Phlebia sp. MG-60 selama proses delignifikasi. MnSO4 dengan konsentrasi
0 mM; 0.1 mM; dan 0.5 mM ditambahkan pada substrat kulit kakao dan bagasse
yang telah diinokulasi dengan Phlebia sp. MG-60 kemudian diinkubasi selama 14
hari dan 28 hari. Hasil kemudian diekstrak dan diuji kadar lignin, selulosa, dan
hemiselulosa sebelum dan sesudah perlakuan serta aktivitas enzim MnP yang di
hasilkan pada hari ke 14 dan 28 menggunakan spektofotometri. Hasil
menunjukkan Penambahan 0.1 mM MnSO4 pada bagasse dan kulit kakao
masing-masing diketahui mampu menurunkan kadar lignin mencapai 22,20%
pada kulit kakao dan 14,59% pada bagasse dan menurunkan kadar selulosa
hingga mencapai 27,20% pada kulit kakao dan 26,24% pada bagasse serta
menurunkan kadar hemiselulosa mencapai 16,65% pada kulit kakao dan 26,82%
pada bagasse. Aktivitas enzim MnP menunjukkan aktivitas terbesar yaitu
sebesar 0,605 IU/mL pada kulit coklat pada hari ke-14. Hasil terbaik diperoleh
pada perlakuan penambahan 0,1 mM MnSO4 dengan substrat kulit kakao. Hasil
analisa LCMS/MS pada kulit kakao pada hari ke 28 dengan penambahan 0,1 mM
MnSO4 menunjukkan senyawa dengan nilai m/z 182, 166, 205, 274, 144, dan
219 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari bahan baku kulit kakao
Effect of Brine Time on Quality of Wet-Salted Fish
Stingrays or Dasyatis sp. was one kind of fishery commodities. This product was perishable, so it required careful handling through the handling process. Fish preservation was an alternative that can be applied. This study aimed to protect the fresh fish quality throughout the handling process before it was processed further. This research method used the wet-salting method. The principle of this method was to keep the product for a long time in brine for 0h (control/fresh fish), 1h, 2h, and 3h. The analysis achieve was TVB-N, TMA, TPC, total crude protein, and pH. The effect of time in brine on the result showed significant variation with p-value < 0.05. pH value was significantly correlated with TVB-N and total protein, while, TPC was significantly correlated with total crude protein. These conclusions, the fish product for 1h in brine was the best treatment
IDENTIFIKASI PROFIL ASAM AMINO DAN LEMAK BLACK SOLDIER FLY LARVAE MENGGUNAKAN PAKAN BUNGKIL DAN SISA MAKANAN
As the world's largest palm oil producer, Indonesia has enormous potential for producing palm kernel expeller waste. Only 7% of Indonesia's palm kernel expeller (PKE) is processed into animal feed. It is necessary to utilize both wastes from palm oil processing and the workers' environment to support certification in palm oil plantations. This research aims to identify amino acid and lipid profile, total protein, fat, feeding rate, and survival rate BSFL using a palm kernel expeller for feed. The feed experiment in this research was PKE, fermented PKE, PKE with food waste, and fermented PKE with food waste as a control. The optimum result was fermented PKE with food waste with a protein total of 51.45%. Using BSFL for feed should have high protein content and low fat. The fat of BSFL fermented PKE with food waste is lower than BSFL with food waste. The feeding rate, survival rate, and BSFL mass are lower than BSFL with food waste. BSFL has the potential to reduce PKE waste and domestic food waste. The amino acid profile of BSFL PKE with household food waste consists of L-Glutamic Acid, L-Leucine, L-Arginine, L-Tyrosine, L-Valine, and L-Phenylalanine. L-Glutamic acid was the highest amino Acid in BSFL (36.396 g/kg). The type of amino Acid in BSFL is suitable for animal feed. The lipids in BSFL PKE with household food waste are lauric acid, oleic acid, unsaturated fat, monounsaturated fat, palmitic acid, myristic acid, and linoleic acid. The highest content of lipids is lauric acid (12.126%). The type of fat in BSFL can be used to produce biodiesel.
Keywords: black soldier fly larvae, palm kernel expeller, amino acid profile, fat profile, household food wast
The potential source of natural antioxidant agent of Casia alata microgreen
Commonly, plant was cultivated by microgreen have potentially source of natural antioxidant agents. This study was conducted to utilize Cassia alata (C. alata) as a microgreen and evaluated the potential of Microgreen gelinggang as the source of natural antioxidant agents. The seed of Cassia alata was cultivated in Rockwool at room temperature (27±1oC). At the appearance of the first true leaves, about 21 days, microgreens were harvested from a triplicate of trays with sterilized scissors. The antioxidant activity assay using the DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) radical scavenging activity method. It was analyzed using spectrophotometry UV-VIS. The result showed that the IC50 values of Microgreen gelinggang were 1.789x103 ±0.0 µg/mL. It was a weak category antioxidant. This study indicated that the extract of Microgreen gelinggang has a potential source of natural antioxidant agents
IDENTIFIKASI PROFIL ASAM AMINO DAN LEMAK BLACK SOLDIER FLY LARVAE MENGGUNAKAN PAKAN BUNGKIL DAN SISA MAKANAN
As the world's largest palm oil producer, Indonesia has enormous potential for producing palm kernel expeller waste. Only 7% of Indonesia's palm kernel expeller (PKE) is processed into animal feed. It is necessary to utilize both wastes from palm oil processing and the workers' environment to support certification in palm oil plantations. This research aims to identify amino acid and lipid profile, total protein, fat, feeding rate, and survival rate BSFL using a palm kernel expeller for feed. The feed experiment in this research was PKE, fermented PKE, PKE with food waste, and fermented PKE with food waste as a control. The optimum result was fermented PKE with food waste with a protein total of 51.45%. Using BSFL for feed should have high protein content and low fat. The fat of BSFL fermented PKE with food waste is lower than BSFL with food waste. The feeding rate, survival rate, and BSFL mass are lower than BSFL with food waste. BSFL has the potential to reduce PKE waste and domestic food waste. The amino acid profile of BSFL PKE with household food waste consists of L-Glutamic Acid, L-Leucine, L-Arginine, L-Tyrosine, L-Valine, and L-Phenylalanine. L-Glutamic acid was the highest amino Acid in BSFL (36.396 g/kg). The type of amino Acid in BSFL is suitable for animal feed. The lipids in BSFL PKE with household food waste are lauric acid, oleic acid, unsaturated fat, monounsaturated fat, palmitic acid, myristic acid, and linoleic acid. The highest content of lipids is lauric acid (12.126%). The type of fat in BSFL can be used to produce biodiesel.
Keywords: black soldier fly larvae, palm kernel expeller, amino acid profile, fat profile, household food wast
Studi Komparatif Sosial Lembaga Pada Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari Kabupaten Sleman Sebagai Penggerak Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif
Kota Yogyakarta terkenal dengan jenis wisata yang khas, yaitu jenis wisata budaya sebagai cagar budaya Jawa. Dewasa ini para wisatawan mulai menggemari tempat wisata yang tidak hanya sekedar menyajikan keindahan alamnya saja tetapi lebih kepada interaksi masyarakat. Oleh karena itu mulai berkembang jenis wisata minat khusus, yaitu wisata alternatif yang disebut desa wisata. Desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman berkembang sangat dinamis dan mampu menggerakkan sektor pariwisata di Kabupaten Sleman. Desa wisata Gamplong termasuk dalam sektor ekonomi kreatif bidang kerajinan (handycraft), sedangkan Desa Wisata Pulesari mengusung konsep Go Green and Back to Nature dengan permainan interaktifnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis proses sosial lembaga yang tedapat pada Desa Wisata Gamplong dan Desa Wisata Pulesari untuk dijadikan sebagai acuan desa wisata lain mengembangkan potensi yang dimiliki dari segi ekonomi kreatif yang berbeda. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan Desa Wisata Pulesari dan Desa Wisata Gamplong melalui beberapa tahap perkembangan kelompok dimana tahap dependency and inclusion yang terjadi di Desa Wisata Pulesari aktor yang berperan untuk menggerakkan masyarakat adalah Bapak Amin Sarjana sedangkan pada Desa Wisata Gamplong adalah masyakat pengrajin tenun dan serat alam. Tahap counterdependency and fight yang ada pada kedua desa wisata terletak pada sumber daya manusia yang sebagian masyarakat belum memahami hakikat akan pentingnya wisata dan potensi wisata yang dimiliki. Kemudian tahap trust and structure dimana kedua desa wisata masing-masing telah memiliki struktur organisasi yang dibangun bersama setelah melewati konflik yang terjadi sebelumnya. Tahap work pada kedua desa wisata telah berjalan dengan adanya pembagian kinerja pada struktur organisasi dan adanya rencana program jangka menengah serta kerjasama dan pelatihan dengan pihak terkait yang telah dilaksanakan. Tahap termination yang dilakukan pada kedua desa wisata masing-masing dengan mengadakan rapat evaluasi kinerja setiap bulan.
Kata Kunci: desa wisata, ekonomi kreatif, proses sosial lembaga, studi komparatif, Yogyakart
SUPPLIER SELECTION FOR IMPROVING SUPPLY CHAIN PERFORMANCE
Supplier selection played a role in developing industry performance. It was one of the critical issues in supply chain management. This study illustrated applying a decision-making procedure for supplier selection on KUD Dau Batu by ANP and fuzzy TOPSIS. Four suppliers (Princi, Gading Kulon, Petung Sewu, and Kucur) thought qualified for procuring milk. The first step determined the weight of criteria and sub-criteria that impacted strategic supplier selection by ANP. This approach in a KUD Dau Batu showed that cost was the top priority. The next step was to defuzzification of criteria and ranking the four suppliers by fuzzy TOPSIS. The supplier from Kucur was the best milk supplier compared to other supplier
The Potential Source of Natural Antioxidant Agent of Cassia alata Microgreen
This study aimed to utilize Cassia alata (C. alata) as a microgreen and evaluate its potential as a source of natural antioxidant agents. The seeds of Cassia alata were cultivated in Rockwool at room temperature (27±1oC). Uppon the appearance of the first true leaves, approximately 21 days after planting, microgreens were harvested from triplicate trays using sterilized scissors. The antioxidant activity was assessed using the DPPH radical scavenging activity method and analyzed via UV-VIS spectrophotometry. The results showed that the IC50 values of C. alata microgreens was 1.789x103 µg/mL, categorizing it as a weak antioxidant. This study indicates that the extract of C. alata microgreens has the potential to be a natural source of antioxidant agents
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MEMBUAT BIOCHAR DAN KOMPOS DARI BIOMASSA TANAMAN PADI
Abstrak: Biomassa tanaman Padi manjadi masalah dalam sanitasi lahan rawa pasca panen, meskipun biomassa ini dapat digunakan untuk pembanah tanah dengan pemanfaatannya belum optimal. Kearifan lokal masyarakat suku Banjar yang sudah mulai ditinggalkan diduga menjadi penyebab masalah tersebut. Kearifan lokal ini mendorong penggunaan biomassa Padi secara optimal untuk membenahi tanah sub-optimal pada tanah-tanah di lahan rawa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan biomassa Padi menjadi pembenah tanah dengan konsep kearifan lokal tajak-puntal-balik-hambur yang dikemas dalam teknologi sederhana berbentuk biochar dan kompos berbahan biomassa Padi. Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa pelatihan pada 36 orang masyarakat kecamatan Alalak yang pada akhir pelatihan dievaluasi pengetahuannya menggunakan formulir berisi pilihan ganda dengan pertanyaan sederhana terkait minat, kebermanfaatan dan materi pelatihan ini. Hasil menunjukkan bahwa 89% terbentuknya pemahaman baru tentang fungsi, cara pembuatan dan manfaat biochar dan kompos sehingga konsep kearifan lokal masyarakat Banjar tetap dilakukan dalam model yang baru. Pembuatan biochar dan kompos dapat mengurangi masalah sanitasi lahan pada lahan budidaya Padi dan menurunkan masalah tanah di lahan sub-optimal.Abstract: Paddy's biomass is a problem in post-harvest swampland sanitation. Even though this biomass can be used for various types of soil amendment, its utilization is not yet optimal. The local wisdom of the Banjarase that has begun to be abandoned is suspected to be the cause of the problem. This local wisdom encourages the optimal use of Paddy biomass to repair on swampy soils. This activity aims to increase knowledge on the manufacture to be soil amendment with the local wisdom concept as name tajak-puntal-balik-hambur which is packaged in a simple technology in the form of biochar and compost made from rice biomass. The method used in this activity was in the form of training for the community of Alalak sub-district as many as 36 people whose knowledge was evaluated using a form containing multiple choices with simple questions related to interest, usefulness, and training of this materials. The results of the activity show that 89% new understandings emerge on the function, manufacture and benefits of biochar and compost from rice biomass so that the concept of local wisdom Banjarase is still carried out in a new model. Making biochar and compost can reduce land sanitation problems in Paddy cultivation land and reduce soil problems in sub-optimal lan
Identifikasi Senyawa Aromatik Hasil Delignifikasi Limbah Kulit Kakao Dan Bagasse Oleh Phlebia Sp. Mg-60 Dengan Penambahan MnSO4
Kandungan lignin pada limbah kulit kakao dan bagasse dapat dimanfaatkan sebagai bahan kimia bernilai tinggi melalui proses degradasi lignoselulosa. Phlebia sp. MG-60 merupakan salah satu jenis jamur pelapuk yang menghasilkan enzim mangan peroksidase (MnP) untuk mendegradasi lignin. Akan tetapi, untuk meningkatkan aktivitas enzim MnP dibutuhkan induser seperti MnSO4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis biomassa, konsentrasi MnSO4, dan lama waktu delignifikasi terhadap aktivitas enzim MnP jamur Phlebia sp. MG-60 selama proses delignifikasi. MnSO4 dengan konsentrasi 0 mM; 0.1 mM; dan 0.5 mM ditambahkan pada substrat kulit kakao dan bagasse yang telah diinokulasi dengan Phlebia sp. MG-60 kemudian diinkubasi selama 14 hari dan 28 hari. Hasil kemudian diekstrak dan diuji kadar lignin, selulosa, dan hemiselulosa sebelum dan sesudah perlakuan serta aktivitas enzim MnP yang di hasilkan pada hari ke 14 dan 28 menggunakan spektofotometri. Hasil menunjukkan Penambahan 0.1 mM MnSO4 pada bagasse dan kulit kakao masing-masing diketahui mampu menurunkan kadar lignin mencapai 22,20% pada kulit kakao dan 14,59% pada bagasse dan menurunkan kadar selulosa hingga mencapai 27,20% pada kulit kakao dan 26,24% pada bagasse serta menurunkan kadar hemiselulosa mencapai 16,65% pada kulit kakao dan 26,82% pada bagasse. Aktivitas enzim MnP menunjukkan aktivitas terbesar yaitu sebesar 0,605 IU/mL pada kulit coklat pada hari ke-14. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan 0,1 mM MnSO4 dengan substrat kulit kakao. Hasil analisa LCMS/MS pada kulit kakao pada hari ke 28 dengan penambahan 0,1 mM MnSO4 menunjukkan senyawa dengan nilai m/z 182, 166, 205, 274, 144, dan 219 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari bahan baku kulit kakao