5 research outputs found

    KORELASI ANTARA KADAR GULA DARAH DENGAN KADAR ASAM URAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

    Get PDF
    ABSTRAKKadar asam urat memiliki peningkatan yang signifikan pada pasien prediabetes. Peningkatan kadar asam urat berhubungan dengan hiperinsulinemia pada pasien DM tipe 2 yang dapat memicu timbulnya komplikasi hiperurisemia serta penyakit kardiovaskuler lainnya sehingga dibutuhkan pengetahuan tentang efek peningkatan kadar asam urat terhadap tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadargula darah (KGD) dengan asam urat pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif pada 27 pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poliklinik Endokrinologi RSUZA Banda Aceh. Pasien yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pemeriksaan kadar asam urat, KGD puasa dan 2 jam pascaprandial. Untuk menentukan korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) digunakan uji korelasi Pearson serta uji regresi linier. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 55,5% berjenis kelamin perempuan dengan rerata usia 54,7±9,3 tahun. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan adanya korelasi positif antara kadar asam urat dan KGD puasa sebesar r=0,652 (p0,0001), namun kadar asam urat tidak berkorelasi dengan KGD2pp (r=0,313, p=0,112). Variasi kadar asam urat dipengaruhi oleh KGDpuasa (R2 0,425; IK95% 0,013-0,036; p0,0001).Kata Kunci: diabetes melitus tipe 2, kadar asam urat, kadar gula darah.ABSTRACTUric acid level raises significantly in prediabetes patient. This condition is associated with hyperinsulinemia in type 2 diabetes mellitus (DM) that can emerge hyperuricemia complications and other cardiovasculardiseases. Then it is needed to know the effect of uric acid level raising in the body. The aims of this study is to know the correlation between blood glucose and uric acid level in type 2 DM. This study is corelativeanalytic study in 27 patients at endocrinology outpatient clinic RSUZA Banda Aceh. The patients in this research were examined uric acid level, fasting and 2- hours postprandial plasma blood glucose (FPG and2hPPG). We determined the correlation (r) and coefficient determination (R2) by using Pearson and linier regression analyzes. According to this study, the result showed the female gender was the commonest population (55.5%) and average age was 54.7±9.3 years. Pearson analyzes result showed uric acid level had a significant positive correlation with FPG (r=0.652, p0.0001), but no correlation with 2hPPG (r=0.313, p=0.112). The variation of uric acid level was affected by FPG (R2 0.425, CI95% 0.013-0.036, p0.0001).Keywords: type 2 diabetes mellitus, serum uric acid, plasma blood glucos

    Faktor risiko malnutrisi pada penderita kanker kepala dan leher di RSUD Dr. Zainael Abidin Banda Aceh

    No full text
    45,hlm.: Tab .;29cm

    Analisis Pelaksanaan Program Prolanis Di Puskesmas Rawat Inap Biha Kabupaten Pesisir Barat

    No full text
    Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang paling banyak mendapat perhatian dunia. Hipertensi dan diabetes mellitus dijuluki sebagai silent killer karena sering muncul tanpa keluhan, akibatnya banyak penderita terlambat untuk mendapatkan penanganan yang memadai. Menurut Kemenkes RI tahun 2017 hanya 36,8% penderita hipertensi yang tercakup oleh tenaga kesehatan sementara penderita diabetes mellitus hanya 30,4%. (Kemenkes RI, 2017). Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan penderita penyakit kronis untuk meraih kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Tujuan dalam penelitian untuk menganalisis pelaksanaan prolanis di Puskesmas Biha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan metode pengumpulan data survey bersifat cross sectional dengan jenis rancangan deskriptif. Informan berjumlah 8 orang dan instrumen yaitu pedoman wawancara mendalam, daftar tilik observasi dan daftar tilik telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan prolanis masih belum maksimal, hal ini ditandai dengan pelaksanaan edukasi belum maksimal, masih banyak peserta yang kurang pengetahuan tentang penyakitnya. Saran kepada puskesmas agar petugas membuat jadwal pasti pelaksanaan edukasi tentang hipertensi dan dm serta membuat inovasi agar peserta dapat antusias mengikuti kegiatan tersebut

    A case report of a successful alternative regiment therapy for toxoplasma encephalitis in AIDS patients

    No full text
    Introduction: AIDS patients are more susceptible to opportunistic diseases, such as toxoplasma encephalitis, because of weakened immune systems. Toxoplasma encephalitis manifests as a severe neurological crisis in HIV patients. The standard initial treatments are sulfadiazine and pyrimethamine. This case presents an HIV patient treated with an alternative regimen for toxoplasma encephalitis. Case description: A young Acehnese man, 32 years old, arrived at the emergency unit after complaining of a general seizure 2 hours before arrival. He has a history of a two-week fever and white patches on his tongue and oral cavity. The result of the HIV test was positive, and after a thorough examination, he was diagnosed with toxoplasma encephalitis. The patient was given cotrimoxazole 960 mg twice daily and clindamycin 600 mg four times daily as an alternative treatment. Clinical improvement was reported after six weeks of therapy. Conclusion: A case of toxoplasma encephalitis was reported. The first-line treatment for toxoplasma encephalitis is pyrimethamine and sulfadiazine; however, the patient was treated with cotrimoxazole and clindamycin as an alternative treatment. Clinical improvement was used to assess the success of therapy. Cotrimoxazole and clindamycin can be utilized as alternative regiment therapy if the first-line treatment option is unavailable
    corecore