32 research outputs found

    EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN HELVETIA KOTA MEDAN

    Get PDF
    Kondisi drainase primer dan sekunder yang berada di Kawasan Helvetia sebagian dari saluran yang ada tidak lagi sesuai dengan fungsinya, dimensi penampang yang tidak beraturan, kurangnya perawatan maupun sistem pengaliran dan pembuangan yang tidak sesuai lagi dengan lingkungan. Mengingat begitu banyaknya kerugian yang ditimbulkan oleh banjir atau genangan, maka perlu direncanakan dengan cermat penanganan kelebihan air pada daerah tersebut, hal ini merupakan alasan mendasar untuk menganalisis kapasitas dan sistem drainase pada kawasan Helvetia. Adapun lokasi yang diambil pada kawasan Drainase Helvetia Kota Medan yang dipusatkan di Kecamatan Medan Helvetia dikarenakan di wilayah ini rawan terjadi genangan. Data mengenai curah hujan harian maksimum wilayah kecamatan Medan Helvetia didapat melalui Stasiun Klimatologi Sampali Medan. Luas total area wilayah Medan Helvetia adalah 1.316 Ha. Dengan luas area genangan sebesar 1,46 km² = 146 Ha apakah masih mencukupi untuk mengalirkan serta membuang air yang berasal dari daerah tangkapan air tersebut  disepanjang drainase primer dan sekunder pada saat banjir (curah hujan tinggi). Berdasarkan hasil analisa hidrologi dan uji sebaran distribusi, digunakan distribusi Log Person type III sehingga di dapat intensitas curah hujan maksimum (I maks)= 14,644 mm/jam, debit banjir rencana maksimum (Q)= 5,646 m³/det dan waktu konsentrasi (tc)= 1,087 jam. Dari hasil Q analisis rancangan dan Q analisis kapasitas  saluran di atas dibuat perbandingan hasil perhitungan untuk mengetahui kondisi drainase primer kawasan Medan Helvetia dari analisa didapat Drainase Primer sebesar 1,7188  m3/det pada Q Eksisting Saluran. Untuk  Q Rancangan didapat sebesar 0,5646 m3/det pada kondisi 10 tahun

    PENELUSURAN KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASAHAN

    Get PDF
    Kawasan danau toba merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Indonesia yang terletak diprovinsi Sumatra Utara. Luas keseluruhan Danau Toba sendiri sekitar 372.681 hektar meliputi 259.721 hektar daratan dan 112.960 hektar perairan (tubuh air). Selain fungsi pariwisata kawasan danau toba berperan penting bagi kehidupan Propinsi Suamatera Utara, terdapat 19 sungai yang mengalirkan airnya dari daerah tangkapan air sekitar danau ke dalam badan air danau toba dengan hanya satu sungai yang merupakan pelepasan air dari danau ini yaitu sungai Asahan yang bermuara di pantai timur sumatera utara, Air sungai asahan ini dimanfaatkan untuk PLTA ASAHAN yang merupakan salah satu penyuplai listrik diprofinsi sumatera utara di samping itu Danau Toba berperan sebagai penyedia air berbagai aktifitas masyarakat Sumatera Utara. Sungai Asahan dengan bendungan Sigura-gura membuat aliran airnya teratur dan karenanya memiliki waterflow konstan yang tidak biasa. Sungai ini terletak di salah satu lembah paling liar dari Indonesia dengan air terjun yang tercurah ratusan meter ke bawah dari dinding ngarai curam vertikal. Sumatera Utara menderita kekurangan listrik terus menerus  karena selain menghidupi propinsinya, Sumatera Utara juga harus membaginya dengan Aceh atau Riau  sehingga ada desakan untuk proyek tersebut.  Kunci keberhasilan Proyek Asahan adalah terjaganya daya dukung ekosistem yang menjamin tersedianya debit air yang cukup dari Sungai Asahan/Danau Toba untuk dapat menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan dan mengoperasikan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) di Kuala Tanjung/Batubara

    TINJAUAN KAPASITAS BENDUNGAN LAU SIMEME KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Bendungan Lau Simeme direncanakan dibangun untuk mengatasi permasalahan kota Medan seperti banjir, memberi suplai air baku dan PLTA. Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 2018, Tipe bendungan zonal dengan timbunan batu, yang mana  memiliki panjang 960.00 m, lebar 11.00 m, tinggi dari pondasi 77.00 m dan tinggi dari sungai 69.50 m. Volume tubuh sebesar 1,23 juta m3. Sumber airnya berasala dari sungai Percut. Penelitian ini meninjau berapa sanggup bendungan dalam memenuhi kebutuhan air yang telah direncanakan seperti, kebutuhan air untuk pengoprasian PLTA 2.8 MW butuh debit sebesar 6.47 m3/detik, dan memberikan suplai air baku ke daerah kota Medan sebesar 3000 liter/detik atau sama dengan 3 m3/detik. Lokasi penelitian adalah di Kabupaten Deli Serdang. Dari hasil perhitungan curah hujan Stasiun Tuntungan tahun 1991-2015 dengan menggunakan metode  Distibusi Log Pearson Tipe III yang mana didapatkan nilai rata-rata  = 2,6975 mm, nilai standar deviasi (Sd) =  mm, dan nilai koefisien skewness (Cs) =  mm. Setelah itu kita menghitung intensitas curah hujan dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun menggunakan metode Mononobe, yang didapatkan hasil (I) = 149,2615 mm/jam, (I5) = 153,4574 mm/jam, (I10) = 155,6758 mm/jam, (I25) = 158,3111 mm/jam, (I50) = 159.6633 mm/jam. Kemudian kita menghitung  debit pada sungai Percut menggunakan metode Rasional yang mana hasilnya didapatkan Q2 = 862,9168 m3/detik, Q5 = 887,1742 m3/detik, Q10 = 899,9995 m3/detik, Q25  = 915,2350 m3/detik, Q50 = 923,0521 m3/detik. Jadi sungai Percut ini debit terbesarnya tedapat pada periode ulang 50 tahun sebesar Q50 = 923,0521 m3/detik, dengan itu Bendungan ini mampu memenuhui kebutuhan air, baik itu untuk pengoprasian PLTA 2.8 MW dan memberi suplai air baku ke daerah kota Medan. penelitian ini juga akan memberikan gambaran bagi masyarakat akan potensi bendungan Lau Simeme bagi kehidupan, sehingga dapat memicu masyarakat dalam menjaga dan melestarikan keberadaan bendungan ini, dan sebagai referensi peneliti sejenisny

    ANALISIS MANAJEMEN PROYEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GUDANG ARSIP DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pekerjaan yang mengalami keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gudang Arsip Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Pada pelaksanaan proyek, semua item pekerjaan mengalami keterlambatan. Item pekerjaan yang akan dianalisis untuk percepatan adalah pekerjaan galian dan tanah pondasi diberi kode (A), dan pekerjaan struktur beton bertulang lantai 1 diberi kode (B). Untuk mengetahui lintasan kritis pekerjaan digunakan metode Critical Path Method (CPM) dengan menganalisis time schedule menggunakan network planning. Microsoft Project 2013 merupakan faktor pendukung dalam membuat diagram balok dan gantt chart sebagai tampilan grafis untuk mempermudah pembacaan network planning. Hasil penelitian menunjukkan lintasan kritis berada pada semua pekerjaan. Dimana pekerjaan bored pile dan pekerjaan pembesian bored pile , yang semula 21 hari dipercepat menjadi 14 hari, dan pekerjaan cor pelat lantai dasar tebal 12 cm yang awalnya 7 hari menjadi 5 hari. Adapun total hasil biaya pekerjaan proyek setelah dilakukan percepatan durasi sebesar Rp5.278.529.000,0

    ANALISIS KINERJA DAN MANAJEMEN LALU LINTAS JALAN BRIG JEND. ZEIN HAMID (KOTA MEDAN) JALAN BESAR DELITUA (DELI SERDANG)

    Get PDF
    Kota Medan merupakan kota dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi. Kemacetan lalu lintas di beberapa tempat dapat menurunkan tingkat pelayanann ruas jalan tersebut, maka  perlu dilakukan  kajian mengenaii masalah lalu lintas, sehingga masalah yang berbeda dapat ditemukan untuk diketahui jalan keluarnya. tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja ruas jalan menetapkan tingkat pelayanan jalan. Derajat kejenuhan (DS) tertinggi dari semua segmen pada hariI kerja dan hari libur yaitu pada segmen 2 sebesar 0,50 dengan indikator tingkat pelayanan C, adalah arus stabil, tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan. Derajat. kejenuhan (DS) tertinggi dari semua segmen pada hariI kerja dan hari libur  kondisi 5 tahun akan datang  yaitu pada segmen 2 sebesar 0,69 dengan indikator tingkat pelayanan C yakni arus stabil, tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan. Derajat. kejenuhan (DS) tertinggi dari semua segmen pada hariI kerja dan hari libur  kondisi 10 tahun akan datang yaitu pada segmen 2 sebesar 0,97 dengan indikator tingkat pelayanan E yaitu mendekatii arus tidak stabil, kecepatan rendah. Maka  perlu dilakukan penanganan berupa manejemen lalu lintas seperti pelebar jalan, pemasangan rambu lalu lintas seperti rambu  larangan. parkir, rambu larangann berhenti, perbaikan marka jalan, pemasangan cermin tikunga

    PENERAPAN PROGRAM BANTU EPASWMM 5.1 UNTUK MENGEVALUASI SALURAN DRAINASE JALAN SEMPURNA KECAMATAN MEDAN KOTA

    Get PDF
    Kondisi kota Medan yang padat penduduk dan topografi lahan yang relatif datar menyebabkan kota Medan memiliki potensi yang besar terjadi banjir. Khususnya dikawasan jalan sempurna kecamatan Medan Kota yang merupakan daerah padat pemukiman dan perkotaan adalah salah satu kawasan yang sering terjadi banjir disaat intensitas hujan tinggi. Dikarenakan hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi saluran drainase dikawasan jalan sempurna untuk mengetahui kondisi saluran eksisting saat terjadi hujan dan solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitian ini, dilakukan evaluasi dengan menggunakan program bantu EPASWMM 5.1 pada saluran dikawasan jalan sempurna. Data yang digunakan adalah data intensitas curah hujan yang diperoleh dengan menggunakan metode log person III dan rumus mononobe, geometri saluran eksisting melalui pengukuran langsung dilapangan, elevasi saluran dan tata guna lahan. Hasil evaluasi menunjukkan titik banjir yang terjadi pada saluran yang disimulasi dengan EPASWMM 5.1 adalah saluran c3, c4, c7 dan c8. Debit maksimal yang didapat adalah 0,370 m³/s untuk saluran yang terjadi peluapan. Dimensi baru saluran yang direncanakan disimulasi ulang dengan program EPASWMM 5.1 dan menunjukkan bahwa saluran tersebut sudah mampu untuk menerima debit yang diberikan. Dari hasil evaluasi tersebut, direncanakan dimensi baru saluran yang optimal agar dapat menampung debit yang diberikan kepada saluran. Perencanaan dimensi baru saluran dilakukan dengan menggunakan metode rasional dengan hasil saluran c3 b=0,6m h=0,8m, saluran c4 b=0,74 h=0,54m, saluran c7 b=0,75m h=0,55m dan saluran c8 b=0,74m h=0,54m

    ANALISIS KINERJA PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN PROYEK PADA REHABILITASI JARINGAN IRIGASI SETIA BUDI KECAMATAN SETIA JANJI KABUPATEN ASAHAN

    Get PDF
    Proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Setia Budi, Kecamatan Setia Janji, Kabupaten Asahan direncanakan selesai selama kurang lebih 120 hari (20 minggu hari kerja) dari jadwal pelaksanaan pembangunan dengan sumber daya dan anggaran yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan dari segi biaya dan waktu yang terjadi antara rencana terhadap realisasi pada pelaksanaan sistem pengendalian proyek, mengetahui kegiatan kritis pada proyek sistem pengendalian proyek dengan menggunakan metode jalur kritis atau Critical Path Method (CPM) dan mengetahui durasi total setelah menggunakan metode jalur kritis atau CPM pada proyek sistem pengendalian proyek rehabilitasi jaringan irigasi Setia Budi. Deskriptif analisis adalah teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan. Data sekunder digunakan sebagai sumber data. Setelah mengumpulkan data dan melakukan studi literatur, penting untuk melakukan langkah-langkah dalam proses penulisan, termasuk menganalisis curah hujan, menganalisis fase kerja proyek, melakukan analisis kinerja biaya berdasarkan rencana proyek dan kurva S dan melakukan analisis pengendalian waktu dengan menggunakan metode CPM (Critical Path Method). Hasil penelitian proyek rehabilitasi jaringan irigasi Setia Budi adalah kenaikan progress aktual atau progress realisasi mengalami kenaikan biaya tertinggi pada minggu ke 11 yaitu sebesar 9,66% dari progress. Sedangkan progress aktual atau progress realisasi mengalami kekurangan biaya tertinggi terjadi pada minggu ke 18 yaitu sebesar -1,36% dari progress rencana. Proyek rehabilitasi jaringan irigasi Setia Budi yang menggunakan metode critical path method diperoleh jalur kritis dengan kode A,C,D,E,F dan J. Adapun durasi total setelah menggunakan metode jalur kritis atau CPM pada pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi Setia Budi adalah 20 minggu (hari kerja)

    ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI SALURAN SEKUNDER 5 DENGAN LUAS AREAL 584 Ha DAERAH IRIGASI SEI ULAR WILAYAH BULUH DESA SEI BULUH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

    Get PDF
    Daerah irigasi Sei Ular, Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, dan Kabupaten Serdang Bedagai adalah tempat dimana saluran sekunder 5 dapat ditemukan. Saluran sekunder 5 memiliki panjang total 960 meter. Dengan debit 639,1 liter/detik, saluransekunder 5 yang saatinidialiri air dengan luas 584 Ha. Penelitian ini dilakukan guna untuk menentukan besarnya ketersediaan dan kebutuhan air di saluran sekunder 5 Daerah Irigasi Sei Ular Wilayah Buluh Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan pengelolaan dokumen. Jenis dan sumber data adalah data sekunder. Data-data dianalisis dengan memanfaatkan metode F.J. Mock digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan ketersediaan dan kebutuhan air irigasi berupa data curah hujan dengan pendekatan neraca air (water balance). Sementara pendekatan FAO Modified  Penman digunakan untuk memeriksa data iklim. Persiapan lahan, penggunaan konsumtif, rembesan dan perkolasi, pergantian lapisan air, dan curah hujan efektif adalah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan untuk irigasi.Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakkukan maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air irigasi yang didapatkan adalah sebesar 639 liter/detik.Kebutuhan Air Irigasi (KAI) di saluran sekunder 5 terbagi atas tiga pola tanam yaitu padi I – padi II – palawijaya. Kebutuhan Air Irigasi (KAI) pada pola tanam padi I sebesar 484,9 liter/detik, pada pola tanam padi II sebesar 485,7 liter/detik dan pada polatanam pala wijaya sebesar 609,4 liter/detik. Ketika tanaman padi membutuhkan air paling banyak (selama persiapan lahan), perencanaan irigasi untuk kebutuhan air dapat dibuat, dan tanaman palawija dibuat ketika membutuhkan air paling sedikit

    ANALISIS PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK PDAM TIRTANADI CABANG CEMARA

    Get PDF
    Air merupakan material kehidupan yang terjadi di bumi. Air limbah domestik adalah limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, perkantoran, rumah peribadatan, dan lain – lain. PDAM Tirtanadi Cabang Cemara yang bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan dan unit – unit pengolahan air limbah domestik di Instalasi Pengolahan Air Limbah Cemara. Proses yang digunakan pengolahan air limbah adalah proses pengendapan, proses biologis, proses kimiawi dan proses lanjutan. Studi pendahuluan dilakukan terlebih dahulu dengan melakukakan studi pustaka yang berasal dari buku, jurnal dan catatan kuliah dijadikan dasar dalam penelitian,pengumpulan data primer berupa dokumentasi lokasi penelitian, kemudian data sekunder berupa data jumlah penduduk, data fasilitas kota (fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan), data pelanggan dan data kapasitas produksi air bersih PDAM Tirtanadi. Berdasarkan hasil analisa unit- unit perlu diadakan perbaikan di beberapa alat demi mendukungnya pengolahan yang baik.

    ANALISA DEBIT AIR UNTUK KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEUSANGAN I TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

    Get PDF
    PLTA adalah pembangkit listrik yang mengubah energi potensial dan energi kinetik yang berasal dari air untuk menghasilkan energi listrik. Secara umum pembangkit listrik tenaga air adalah suatu bangunan yang terdiri dari bendung pengatur (regulating weir), bendung pengalih (diversion weir), pipa pengalir air (tailrace tunnel), pipa pesat(penstock), rumah turbin dan generator (power house) dan switchyard. PLTAtidak selamanya bekerja dengan maksimal dalam menghasilkan energi listrik. Hal tersebutdipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar PLTA. Kondisi diantaranya adalah debit air pada sungai yang tidak stabil, sehingga kapasitas listrik yang dihasilkan tidak terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui debit air untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga air terhadap energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Peusangan. Metode yang digunakan dalam menganalisa debit air pada penelitian ini menggunakan metode F. J. Mock dimana dalam proses perhitungan metode F. J. Mock terdapat proses perhitungan evapotranspirasi. Evapotranspirasi dalam penelitian ini menggunakan metode Penman. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 bulan debit air yang memenuhi untuk kebutuhan PLTA yaitu pada bulan Mei sebesar 27,54 m3/dtk, Oktober sebesar 25,23 m3/dtk, dan bulan Desember sebesar 25,65 m3/dtk sedangkan kebutuhan untuk PLTA Peusangan sendiri sebesar 25,0 m3/dtk
    corecore