2 research outputs found

    Characteristics of lower extremity ulcers among patients treated at Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah General Hospital, Denpasar, Bali

    No full text
    Lower extremity ulcers are one of the ulcers that are difficult to heal. This condition causes significant morbidity, mortality, costs, and reduces the quality of life. Epidemiological studies in Indonesia often focus on diabetic foot ulcers, so a general description of lower extremity ulcers is still lacking. This study aimed to determine the characteristics of lower extremity ulcers in outpatients at the Dermatology and Venereology Outpatient Polyclinic, Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah General Hospital, Denpasar, Bali. The data were taken retrospectively from medical records from January 2018 until December 2021. A total of 15 subjects were enrolled in this study. Among the subjects, 8 (53.3%) were male and 7 (46.6%) were female. The age group of 40 yo and over dominated this study (60%). The common ulcer predilection was on the cruris (42.1%) and the wound culture results were dominated by Staphylococcus aureus (40%). Comorbidities were found in 7 subjects (46.7%) and the majority was hypertension (42.8%). Several subjects also had additional diagnoses at the time of the visit, including Morbus Hansen (60%), deep vein thrombosis (10%), cellulitis (10%), pyoderma gangrenosum (10%), and systemic lupus erythematosus (10%). In conclusion, the most characteristics of lower extremity ulcer patients at Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah General Hospital  are males, age group > 40 yr, with cruris as a predilection, and hypertension as the most common comorbid

    PREVALENSI MASALAH EMOSI DAN PRILAKU PADA ANAK PRASEKOLAH DI DUSUN PANDE, KECAMATAN DENPASAR TIMUR

    No full text
    Anak-anak merupakan penerus suatu bangsa. Kualitas hidup anak sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa. Kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh kesehatan baik fisik maupun mental. Kesehatan mental berkaitan dengan masalah emosi dan prilaku pada anak.   Adanya gangguan terhadap hal ini dapat menurunkan fungsi mereka dalam kehidupan sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi adanya kelainan emosi dan tingkah laku pada anak sejak dini sebelum anak memasuki masa sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi masalah emosi dan prilaku pada anak prasekolah di Dusun Pande, Kecamatan Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif cross sectional, dilakukan pada bulan November 2014 di Dusun Pande, Kecamatan Denpasar Timur. Sample adalah semua populasi anak usia pra sekolah di Dusun Pande, sejumlah 51 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang didapat dari pengisian kuisoner karakteristik responden dan kuisioner SDQ oleh orang tua. Hasil penelitian mendapatkan bahwa nilai abnormal pada skala emosional terbanyak pada kelompok usia 6 tahun (83.3%). Begitupula pada skala hiperaktivitas (100%) dan hubungan dengan teman sebaya (75%). Total nilai kesulitan baik pada perempuan maupun laki-laki sebagian besar berada dalam rentang normal. Apabila dilihat dari skala kesulitan, nilai abnormal pada skala emosional didapatkan lebih banyak pada perempuan (66.8%), sedangkan pada skala tingkah laku, nilai abnormal lebih banyak terdapat pada laki-laki (75%). Berdasarkan pola asuh orang tua, nilai abnormal pada skala emosional dan tingkah laku sebagian besar dari pola asuh otoriter (66.7%) dan (75%). Semua resonden dengan nilai abnormal memiliki penghasilan 1.000.000-3.000.000 rupiah setiap bulan. Dapat disimpulkan bahwa total nilai kesulitan abnormal terbanyak terdapat pada kelompok usia 6 tahun, jenis kelamin perempuan dan pada anak dengan pola asuh otoriter, sedangkan hasil yang berbeda terlihat pada masing-masing skala penilaian kuisioner SDQ.    </p
    corecore