10 research outputs found
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS MANGKUPALAS SAMARINDA
DHS data on breastfeeding in 2016 showed that 32% of infants under 6 months exclusively breastfed, while exclusive breastfeeding in East Borneo coverage by 60.06% and in Samarinda by 63%. Mangkupalas health centre attainment of exclusive breastfeeding for 52.5%, still less than the minimum target of 90%. Still a social custom to give additional food to infants before the age of four months. The research was carried out in the working area Mangkupalas health centre Samarinda in order to determine whether there is a relationship between the socio-cultural with breastfeeding infants in the region of Samarinda. The design of this study was an observational analytic supported with quantitative and qualitative data. This study is cross sectional. The population was all mothers who have babies born in January up to April 2016 in the working area Mangkupalas health centre Samarinda, as many as 282 people. Systematic sampling with sampling methods, and Bivariate Data were analyzed statistically using the product moment correlation test, with significance level of p <0.05. The results showed no significant relationship (p <0.05) between the social culture with breastfeeding in the work area Mangkupalas health centre. Based on the results of the study suggested the need for family support both husbands, parents / in-law, shamans and other community so that mothers exclusively breast feed the baby. Health care workers should be able to dig up the existing socio-cultural approach to society through religious leaders, community leaders, traditional birth and other community so as to assist the implementation of exclusive breastfeeding in infants
Pengaruh Edukasi D3 Pada Ibu Postpartum Di Klinik Bersalin Aminah Amin Samarinda
Postpartum depression is depression experienced by mothers during childbirth which begins with fatigue, rest or sleep disturbances, a feeling of not being able to take care of their babies, a feeling of excessive joy due to a baby being born and stress symptoms. One of the efforts to reduce it is educational intervention for early detection of postpartum depression (D3). This study used a Quasi Experiment with a pre and posttest approach with control group. Researchers used an untreated control group as a comparison to determine whether the differences in postpartum depression in the intervention group with the control group were caused by the treatment given D3 intervention. The population in this study were all 110 mothers who had given birth at Aminah Amin's Maternity Clinic. The sample of this study was 60 respondents respectively 30 control group respondents and 30 treatment group respondents. The results showed that there were 48.4% of mothers suffering from postpartum depression after the D3 education intervention there was a decrease in postpartum depression by 65%. The result of the Pair-Test test shows that there is a difference in postpartum depression in mothers with D3 educational interventions with mothers who are not given D3 educational interventions with a sig.0.011 (p˂0.05) value and based on the Logistic Regression Test shows there is no relationship between age and work towards depression. postpartum and there was a significant influence on maternal education (p = 0.003), maternal parity (p = 0.016) and husband support (p = 0.000) on postpartum depression. The need to increase health education for postpartum mothers and provide education on early detection of depression (D3) to husbands and families as companions for the mother during childbirth until the postpartum perio
HUBUNGAN MOBILISASI DENGAN PERCEPATAN KALA I PADA PRIMIGRAVIDA DI BIDAN PRAKTEK SWASTA GUSTIANA SAMARINDA TAHUN 2017
Mobilisasi bagi ibu hamil dalam kala I sangat penting sehingga mengurangi durasi persalinan. Terjadinyaketerlambatan dalam proses persalinan dapat berdampak kurang baik pada ibu dan janin yang akan yangdilahirkan yaitu meningkatkan resiko infeksi, perdarahan postpartum, meningkatkan rasa nyeri, meningkatkansectio cesaria, semakin meningkat kecemasan ibu. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui HubunganMobilisasi dengan Percepatan Kala I pada Ibu Primigravida di Bidan Praktek Swasta Gustiana Samarinda.Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Crosectional karena kedua variabel diambilpada saat yang bersamaan. Sehingga mengapa fenomena kesehatan itu terjadi khususnya untuk mengetahuihubungan apa saja yang mempengaruhi mobilisasi dengan percepatan kala I pada ibu primigravida di BidanPraktek Swasta Gustiana Samarinda tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,terdapat hubungan mobilisasi terhadap percepatan kala I pada ibu primigravida di Bidan praktek SwastaGustiana Samarinda Tahun 2017 yaitu P value < α = 0,0
Pengaruh Edukasi D3 Pada Ibu Postpartum Di Klinik Bersalin Aminah Amin Samarinda
Postpartum depression is depression experienced by mothers during childbirth which begins with fatigue, rest or sleep disturbances, a feeling of not being able to take care of their babies, a feeling of excessive joy due to a baby being born and stress symptoms. One of the efforts to reduce it is educational intervention for early detection of postpartum depression (D3). This study used a Quasi Experiment with a pre and posttest approach with control group. Researchers used an untreated control group as a comparison to determine whether the differences in postpartum depression in the intervention group with the control group were caused by the treatment given D3 intervention. The population in this study were all 110 mothers who had given birth at Aminah Amin's Maternity Clinic. The sample of this study was 60 respondents respectively 30 control group respondents and 30 treatment group respondents. The results showed that there were 48.4% of mothers suffering from postpartum depression after the D3 education intervention there was a decrease in postpartum depression by 65%. The result of the Pair-Test test shows that there is a difference in postpartum depression in mothers with D3 educational interventions with mothers who are not given D3 educational interventions with a sig.0.011 (p˂0.05) value and based on the Logistic Regression Test shows there is no relationship between age and work towards depression. postpartum and there was a significant influence on maternal education (p = 0.003), maternal parity (p = 0.016) and husband support (p = 0.000) on postpartum depression. The need to increase health education for postpartum mothers and provide education on early detection of depression (D3) to husbands and families as companions for the mother during childbirth until the postpartum perio
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SALASIAH GUN KECAMATAN PALARAN SAMARINDA TAHUN 2017
Angka kematian bayi yang cukup tinggi di dunia dapat dihindari dengan pemberian air susu ibu, pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan yang berperan penting dalam pemelitharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif disebabkan oleh karakteristik ibu diantaranya umur ibu yang terlalu muda sehingga tidak mengerti akan kebutuhan bayi, pendidikan yang tidak memadai, pertama kali melahirkan sehingga tidak tahu pentingnya ASI eksklusif, pekerjaan, mementingkan keindahan tubuh pasca persalinan, atau juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu disebabkan ibu tidak mendapatkan informasi dari pihak kesehatan, keluarga dan masyarakat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di bidan praktik Salasiah Gun Kecamatan Palaran Samarinda tahun 2017. metode atau teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability sampling tipe (quota sampling). teknik Quaota sampling yaitu pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. dalam menentukan besarnya sampel,apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. dalam hal ini peneliti mengambil sampel 20% dari populasi yang ada. sehingga dapat diketahui jumlah sampel adalah 195 orang x 20% = 39 orang. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Bidan Praktik Salasiah Gun Kecamatan Palaran Tahun 2017, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif masih kurang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SALASIAH GUN KECAMATAN PALARAN SAMARINDA TAHUN 2017
Angka kematian bayi yang cukup tinggi di dunia dapat dihindari dengan pemberian air susu ibu, pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan yang berperan penting dalam pemelitharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif disebabkan oleh karakteristik ibu diantaranya umur ibu yang terlalu muda sehingga tidak mengerti akan kebutuhan bayi, pendidikan yang tidak memadai, pertama kali melahirkan sehingga tidak tahu pentingnya ASI eksklusif, pekerjaan, mementingkan keindahan tubuh pasca persalinan, atau juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu disebabkan ibu tidak mendapatkan informasi dari pihak kesehatan, keluarga dan masyarakat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di bidan praktik Salasiah Gun Kecamatan Palaran Samarinda tahun 2017. metode atau teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability sampling tipe (quota sampling). teknik Quaota sampling yaitu pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. dalam menentukan besarnya sampel,apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. dalam hal ini peneliti mengambil sampel 20% dari populasi yang ada. sehingga dapat diketahui jumlah sampel adalah 195 orang x 20% = 39 orang. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Bidan Praktik Salasiah Gun Kecamatan Palaran Tahun 2017, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif masih kurang
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSI PADA BBL DI RSUD A.W. SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2016
Asfiksia adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan, teratur dan adekuat. Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu penyebab langsung dalam persalinan yang mempunyai dampak terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan terjadinya ketuban pecah dini (KPD) pada saat persalinan dengan kejadiannya asfiksia pada BBL di RSUD A.W. Sjahranie bulan September-Mei. Metode penelitian menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan waktu retrospektif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 38, yang terdiri dari 21 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 17 bayi dengan jenis kelamin perempuan, dengan karakteristik ibu yang mengalmi Ketuban Pecah Dini (KPD) saat persalinan sebanyak 24, dan yang tidak mengalami Ketuabn Pecah Dini saat persalinan sebanyak 14. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan menggunakan lembar pedoman dokumentasi, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan chi kuadrat, didapatkan x2 hitung 18,643 sementara dengan db = 2 didapatkan x2 tabel 5,991. Ternyata x2 hitung lebih besar daripada x2 tabel, yang berarti bahwa ada hubungan terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) pada saat persalinan dengan terjadinya asfiksia pada Bayi Baru Lahir (BBL) di RSU A.W. Sjahranie bulan Sptember-Mei
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSI PADA BBL DI RSUD A.W. SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2016
Asfiksia adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan, teratur dan adekuat. Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu penyebab langsung dalam persalinan yang mempunyai dampak terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan terjadinya ketuban pecah dini (KPD) pada saat persalinan dengan kejadiannya asfiksia pada BBL di RSUD A.W. Sjahranie bulan September-Mei. Metode penelitian menggunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan waktu retrospektif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 38, yang terdiri dari 21 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 17 bayi dengan jenis kelamin perempuan, dengan karakteristik ibu yang mengalmi Ketuban Pecah Dini (KPD) saat persalinan sebanyak 24, dan yang tidak mengalami Ketuabn Pecah Dini saat persalinan sebanyak 14. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan menggunakan lembar pedoman dokumentasi, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan chi kuadrat, didapatkan x2 hitung 18,643 sementara dengan db = 2 didapatkan x2 tabel 5,991. Ternyata x2 hitung lebih besar daripada x2 tabel, yang berarti bahwa ada hubungan terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) pada saat persalinan dengan terjadinya asfiksia pada Bayi Baru Lahir (BBL) di RSU A.W. Sjahranie bulan Sptember-Mei