7 research outputs found
Optimasi Ac-Di-Sol sebagai disintegran dan PVP K-30 sebagai pengikat pada tablet sublingual propanolol HCL
Propranolol HCl merupakan obat anti hipertensi dimana dapat diabsorpsi
dengan baik (> 90%) di saluran cerna, tetapi bioavailabilitasnya rendah
(tidak lebih dari 50%). Oleh karena itu sediaan sublingual merupakan salah
satu alternatif untuk meningkatkan bioavaibilitas propranolol HCl karena
tidak mengalami first pass metabolisme. Disamping itu dalam penelitian ini
juga menggunakan Ac-Di-Sol 1% dan 5% sebagai disintegrant dan PVP K-
30 1% dan 5% sebagai pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Ac-Di-Sol dan PVP K-30 terhadap mutu fisik dan disolusi tablet
sublingual propranolol HCl dan juga untuk mengetahui komposisi Ac-Di-
Sol dan PVP K-30 yang memberikan mutu fisik dan disolusi yang optimum
terhadap tablet sublingual propranolol HCl. Formula-formula ini dioptimasi
dengan menggunakan metode desain-expert, dan respon yang diamati
adalah kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet, dan disolusi
tablet pada t = 15 menit.
Berdasarkan penelitian didapatkan Ac-Di-Sol dan PVP K-30 berpengaruh
secara signifikan terhadap kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur
tablet dan persen obat terlarut pada t = 15 menit. Berdasarkan program
optimasi Design-Expert diperoleh tablet sublingual propranolol HCl dengan
mutu fisik yang optimum yaitu dengan kombinasi Ac-Di-Sol 1% dan PVP
K-30 1% dengan kekerasan 5,01333 Kp, kerapuhan 0,536667 %, waktu
hancur 2 menit dan persen obat terlarut dalam waktu 15 menit 95,3633 %
Profile of Nasopharyngeal Carcinoma in Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, 2010
Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is the most common head and neck malignancy in Indonesia. NPCpresents numerous challenges from non-specific signs and symptoms until lack of awareness from generalpractitioners (GP), which lead to late or missed diagnosis. Early diagnosis and prevention are proposedas the best solutions for this problem. In order to do that, we need a complete and well-managed patients’data. This study aims to reveal the demographic, clinical and histopathologic characteristics of NPC inIndonesia. A cross-sectional study was conducted by collecting medical records of all NPC patients in 2010from Otorhinolaryngology Department of Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital. The extracted datawere then analyzed to describe the problem of NPC in Indonesia. Out of 167 patients, 68.3% of the patientsare male and most of them are Sundanese and Javanese. Palpable lump in the neck is the most commoncomplaint in presentation (58.1%), followed by nasal congestion (49.1%). Salted fish consumption was themost prevalent risk factor (29.9%). Based on the histopathologic findings, 75.4% of the cases were classifiedas WHO-3 and around half of the patients (51%) were in stage IV upon diagnosis. Studying demographic andclinical characteristics of NPC patients is the first step to overcome problems caused by NPC in Indonesia