14 research outputs found

    HUBUNGAN NILAI ESTIMASI LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK NON DIALISIS DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON PERIODE JANUARI 2019-MEI 2020

    Get PDF
    Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi beragam selama lebih dari 3 bulan yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Pada pasien PGK ekskresi asam urat menurun  seiring dengan memburuk fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus (eLFG) dengan kadar asam urat serum pada pasien PGK non dialisis di RSUD Dr. M. Haulussy, Ambon. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Terdapat 64 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diambil dari data rekam medis pasien PGK non dialisis di  RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dari Januari 2019 sampai Mei 2020.  Data di analisis dengan menggunakan uji Spearmen. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin penderita PGK non dialisis yang paling banyak adalah laki-laki (60,9%). Kelompok usia mayoritas adalah 56-65 tahun yaitu sebanyak 27 orang (42,2%). Pada penelitian ini di dapatkan distribusi kadar asam urat serum berdasarkan eLFGCKD-EPI yang paling banyak mengalami hiperurisemia berada pada derajat V (<15 ml/min/1,73m2) dengan total 44 sampel (68,8%) dan nilai median kadar asam urat yaitu 5,8 mg/dl. Hasil analisis menunjukan adanya yang bermakna antara nilai estimasi laju filtrasi glomerulus dengan asam urat pada pasien PGK non dialisis (p=<0,001) dengan arah korelasi negatif dan kekuatan korelasi kuat (r=-0,750). Jadi, dapat disimpulkan adanya hubungan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus dengan kadar asam urat serum pada pasien penyakit ginjal kronik non dialisis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dari Januari 2019 sampai mei 2020

    EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN TANAMAN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP KADAR GULA DARAH MENCIT

    Get PDF
    Hiperglikemik adalah suatu kondisi medik dimana terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi batas normal. Hiperglikemik yang berlangsung kronik mengakibatkan glukotoksisitas pada sel-sel β pankreas yang menyebabkan disfungsi dan perubahan massa sel β pankreas, sehingga terjadi penurunan sekresi insulin. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik dengan tanda khas hiperglikemik yang terjadi akibat gangguan sekresi, kerja insulin atau keduanya. Tanaman kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman berkayu lunak yang digunakan sebagai bahan pengobatan tradisonal dan mudah tumbuh pada daerah tropis, daun tanaman kelor mengandung senyawa metabolit yang mampu menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari ekstrak daun tanaman kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar gula darah mencit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only group design. Mencit sebanyak 25 ekor di bagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu kontrol normal (KN), kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), ekstrak daun kelor konsentrasi 20% (P1), dan konsentrasi 40% (P2) diberi induksi streptozotocin selama 3 hari. Kemudian, pada kelompok K+ diberi obat metformin dosis 0,2 ml, P1 diberi ekstrak daun kelor konsentrasi 20% dan P2 diberi daun kelor konsentrasi 40% dengan dosis 0,2 ml, dengan pemberian dilakukan selama 7 hari. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan SPSS dengan uji ANOVA. Hasil penelitian terlihat bahwa pemberian ekstrak daun kelor berpengaruh signifikan dalam menurunkan kadar gula darah mencit (p>0,05). Rata-rata penurunan kadar gula darah mencit pada kelompok P1 sebesar 115,80 mg/dl dan P2 sebesar 109 mg/dl. Penurunan kadar gula darah disebabkan karena adanya senyawa bioaktif yang diduga memiliki efek antihiperglikmik

    KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN MULTIDRUG-RESISTANT (TB MDR) DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014-2018

    Get PDF
    Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Beberapa dekade terakhir muncul permasalahan lain yang berkaitan dengan TBC yaitu TB MDR (Tuberkulosis dengan multidrug-resistant) yang sangat meluas. Pengobatan TB MDR membutuhkan waktu 2 tahun dan dengan obat yang 100 kali lebih mahal jika dibandingkan pengobatan lini pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien tuberkulosis paru dengan multidrug-resistant (TB MDR) di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2014-2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 113 orang. Data rekam medik paseisn TB MDR yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan microsoft excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada RSUD Dr. M. Haulussy Ambon penderita TB MDR paling banyak terdapat pada usia dewasa 26 – 45 tahun yaitu 61 kasus (54%), pasien TB MDR berjenis kelamin laki-laki yaitu 69 kasus (61%), tipe pasien kambuh sebanyak 67 kasus (59%), 39 kasus (34,51%) dengan lama pengobatan 0-5, pasien resisten rifampisin sebanyak 79 kasus (69,9%), pasien yang meninggal sebanyak 32 kasus (28,3%) dan terdapat 8 kasus (7,1%) pasien TB MDR positif HIV

    HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN PASIEN INFEKSI DENGUE DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON PERIODE 2019

    Get PDF
    Infeksi dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina spesies aedes aegypti. Trombosit dan hematokrit adalah parameter penting dalam penanganan pasien infeksi dengue. Diagnosis yang tepat terhadap stadium dan kondisi penderita infeksi dengue penting untuk menentukan prognosisnya. Pemeriksaan trombosit dan hematokrit untuk setiap derajat klinik infeksi dengue diharapkan dapat membantu dalam mengelompokkan dan mengelola pasien berdasarkan derajat kliniknya. Penelitan ini bertujuan untuk melihat hubungan hasil pemeriksaan trombosit dan hematokrit dengan derajat klinik DBD berdasarkan criteria WHO. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan jumlah hematokrit dan trombosit dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue di rsud dr. m. haulussy ambon periode 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan data sekunder. Pengumpulan data menggunakan teknik total sampling pada seluruh pasien infeksi dengue periode 2019. Sampel dalam penelitin ini berjumlah 92 orang. Uji hipotesis menggunakan analisis bivariat dengan uji hipotesis nonparametrik Spearman dengan software SPSS. Hasil penelitian ditemukan wanita 51 orang (55.4%) lebih banyak dari laki-laki 41 orang (44.6%). Hasil analisis dengan uji korelasi Spearman pada sampel gabungan dan setelah dipisahkan untuk sampel wanita didapatkan trombosit berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue. Hematokrit berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue. Pada sampel laki-laki didapatkan trombosit tidak berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue. Hematokrit tidak berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue

    HUBUNGAN KOMORBID DENGAN DURASI PERAWATAN PASIEN COVID-19 PADA RS BAYANGKARA DAN RS TK. II PROF. DR. JA. LATUMETEN DI KOTA AMBON TAHUN 2020

    Get PDF
    Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 pada akhir tahun 2019 mulai menjadi sorotan masalah kesehatan dunia. Penularan virus ini terjadi dengan sangat cepat melalui droplet dan kontak erat antar manusia hingga menyebabkan tingginya kasus COVID-19 secara global. Kelompok orang yang memiliki komorbid (DM tipe 2, hipertensi, hiperurisemia, penyakit kardiovaskular, asma, PPOK, TB, Hepatitis, dan gagal ginjal kronik) diketahui rentan terinfeksi COVID-19 dan dapat memperberat derajat keparahan penyakit serta memperpanjang durasi perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komorbid dengan durasi perawatan pasien COVID-19 pada dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020. Manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada tenaga kesehatan mengenai hubungan komorbid dengan durasi perawatan pasien COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional dan sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 109 sampel, sebanyak 61 orang (56%) memiliki komorbid dan sebanyak 82 orang (75,2%) memiliki durasi perawatan lebih dari 14 hari. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara komorbid dengan durasi perawatan pasien COVID-19. Kata kunci : COVID-19, Komorbid, Durasi Perawata

    PENGARUH STRES TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRI DI POLRES PULAU BURU

    Get PDF
    Setiap orang pernah mengalami perasaan tertekan atau stres. Stres dapat timbul dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah tuntutan. Tuntutan terhadap pekerjaan bisa merupakan sumber stres yang potensial. Sumber stres yang potensial memicu timbulnya stres yang berhubungan dengan peristiwa kinerja maupun psikologis dari pegawai. Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui apakah ada pengaruh stres terhadap kinerja anggota polri di polres pulau Buru. Penelitian ini adalah penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian berjumlah 85 orang yang dipilih menggunakan simple random sampling. Analisis yang di gunakan pada penelitiaan ini adalah uji chi square, dengan variabel yang diteliti adalah stres dan kinerja anggota polri. Hasil penelitiaan didapatkan tingkat stres pada anggota polisi paling besar pada kategori sering mengalami stres sebesar 54,1% dan kategori jarang mengalami stres sebanyak 45,9% , sedengkan kinerja anggota polisi dengan persentase terbesar adalah pada kategori  cukup baik sebesar 49,4%, diikuti kinerja baik sebesar 28,2%, dan kinerja kurang baik sebesar 22,4%.  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara stres terhadap kinerja anggota polri di polres pulau buru (p=0,014)

    GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN DAN INDEKS ERITROSIT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON PERIODE JANUARI 2017 – APRIL 2018

    Get PDF
    Pulmonary tuberculosis (TB) is an infection disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Pulmonary TB remain a major health problem and the most common cause of death in the world especially in developing countries. Pulmonary TB infection could cause clinical manifestation, which is haematology disorders like anemia. Many studies has reported anemia as a common complication in patients with pulmonary TB. This research aims to determine haemoglobin levels and erythrocytes index of patients with pulmonary TB at RSUD Dr. M. Haulussy Ambon in the periods from January 2017 - April 2018. This research uses a descriptive study by using medical records of patients with pulmonary TB. Among 65 patients with pulmonary TB, number of patients with anemia are 44 cases (67,7%) and 21 cases (32,3%) are not anemia. Pulmonary TB with anemia most suffered by male as much 24 cases (72,7%). The age group suffered most is 18-30 years old as much 23 cases (69,7%), but the age group suffered most according to percentage is 51-60 years old as much 80%. The most common types of anemia is hipocromic micrositer as much 23 cases (52,3%). Haemoglobin levels in patients with pulmonary TB are found most below the normal value or anemia and the most common types of anemia is hipocromic micrositer. Needs to be done more research on the analysis of the relation between anemia with pulmonary TB. Keywords: pulmonary tuberculosis, haemoglobin, erythrocytes inde

    HUBUNGAN IMUNOGLOBULIN M (IgM) DAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) DENGAN DERAJAT KEPARAHAN INFEKSI DENGUE DI RSUD Dr. M. HAULUSSY DAN RS SUMBER HIDUP AMBON PERIODE 2018

    Get PDF
    The dengue virus that has been injected through the bite of the Aedes mosquito will spread through the blood and cause primary viremia. This situation will stimulate the body's immune system to eliminate dengue infection, including the secretion of immunoglobulin M (IgM) and immunoglobulin G (IgG). Different immune system mechanisms will have an impact on the severity of dengue infection. This study aims to determine the relationship between IgM and IgG with the severity of dengue infection patients in RSUD. Dr. M. Haulussy and RS. Sumber Hidup Ambon in 2018. This research is an analytic cross-sectional approach that uses secondary data. The number of samples was 26 patients with purposive sampling. The result showed primary infections were at mild severity, while the secondary infection was found all severity. The analytic concluded there is no relation between IgM and IgG with the severity of dengue infection (p=0,237).Virus dengue yang telah diinjeksi melalui gigitan nyamuk Aedes akan menyebar melalui darah dan menyebabkan keadaan viremia primer. Keadaan ini akan merangsang sistem imun tubuh untuk mengeliminasi infeksi dengue, termasuk sekresi imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G (IgG). Mekanisme sistem imun yang berbeda-beda akan berdampak pada derajat keparahan infeksi dengue. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan IgM dan IgG dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue di RSUD. Dr. M. Haulussy dan RS. Sumber Hidup Ambon periode 2018. Penelitian ini merupakan penelitian analitik pendekatan cross-sectional yang menggunakan data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 pasien yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan infeksi primer terdapat pada derajat keparahan ringan, sedangkan pasien dengan infeksi sekunder didapatkan pada semua derajat keparahan. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara IgM dan IgG dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue (p=0,237)

    HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN POLA PENYAKIT PADA NELAYAN TRADISIONAL DI DESA LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE KOTA AMBON TAHUN 2023

    Get PDF
    Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang Sebagian besar luas wilayahnya adalah perairan. Dengan demikian Sebagian besar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai bekerja sebagai nelayan. Pekerjaan sebagai nelayan memiliki berbagai macam risiko mulai dari kecelakan akibat kerja hingga terpapar suatu penyakit akibat bekerja. penggunaan alat pelindung diri (APD) masih kurang digunakan oleh nelayan saat bekerja yang menjadi salah satu faktor utama sehingga terjadinya kecelakaan maupun terpapar suatu penyakit. Pola penyakit yang dihadapi oleh nelayan tradisional mulai dari gangguan mata, gangguan pendengaran hingga gangguan kulit, gigitan hewan atau biota yang ada di laut, lamanya bekerja di lautan dang kurangnya kesadaran penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui distribusi frekuensi penggunaan alat pelindung diri dan hubungan penggunaan alat pelindung diri dengan pola penyakit pada nelayan tradisional di Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon tahun 2023, dengan desain penelitian cross sectional dan metode analitik observasional. Penelitian ini dilakukan pada nelayan tradisional di pesisir Pulau Ambon Kecamatan Nusaniwe, pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan total sampel 90 responden. Data diambil menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari 14 pertanyaan. Hasil yang didapatkan menunjukan persentase pada nelayan tradisional kota Ambon Kecamatan Nusaniwe pola penyakit yang sering menyerang nelayan adalah dermatitis kontak dan vulnus/luka (85,6%) Persentase lainnya yaitu  dari variabel penggunaan alat pelindung diri (APD), nelayan sering memakai APD kepala berupa topi (64,4%), diikuti oleh kacamata (46,7%). Ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan pola penyakit pada nelayan tradisional. Disarankan nelayan harus patuh menggunakan alat pelindung diri guna unutk mencegah dari paparan penyakit,kecacatan hingga kematian

    JENIS LEUKOSIT MENCIT (Mus musculus) PASCA STRES AKUT DENGAN PERLAKUAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (Myristica fragrans Houtt)

    Get PDF
    Glukokortikoid merupakan salah satu jenis hormon stres yang akan menekan respons imun normal dengan jalan memblokade program sel T helper satu yang merupakan penghasil interferon gamma. Glukokortikoid dapat memberikan dampak terhadap penurunan bobot badan, penurunan sistem imunitas tubuh, dan perubahan diferensiasi leukosit. Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman tradisional Maluku dan mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat bersifat sebagai imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis leukosit mencit yang diinduksi stres dan diberi ekstrak etanol biji pala. Penelitian ini merupakan eksperimen murni dengan desain post test only control group design. Mencit sebanyak 30 ekor di bagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol normal (KN), kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), ekstrak etanol biji pala konsentrasi 4% (P1) dan 16% (P2). Pada K-, K+, P1 dan P2 diberi perlakuan stres dengan metode FST (Forced Swim Test) selama enam menit. Kemudian, pada kelompok K+ diberi obat alprazolam dosis 0,2 ml, P1 dan P2 diberi ekstrak etanol biji pala sebanyak 0.5 ml. Perlakuan diberikan selama 7 hari dan pada hari ke-8 dilakukan koleksi darah mencit intrakardial. Data hasil pengamatan dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan kelompok P1 dapat menurunkan persentase neutrofil, meningkatkan persentase monosit dan limfosit, sedangkan pada P2 dapat menurunkan persentase neutrofil dan monosit, meningkatkan persentase limfosit dan tidak berpengaruh terhadap persentase eosinofil dan basofil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ektsrak etanol biji pala tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata persentase neutrofil, monosit, limfosit, eosinofil dan basofil (p>0,05)
    corecore