6 research outputs found

    Model persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling

    No full text
    Pada suatu proses sedimentasi, data hubungan antara waktu pengendapan (θ) dengan kecepatan pengendapan (dZ/dθ) dapat diubah kedalam bentuk persamaan matematika. Menurut kecepatan pengendapannya, proses sedimentasi dibagi menjadi 2 kondisi, yaitu kondisi free settling dan kondisi hindered settling. Sampai saat ini baru ada persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi free settling diantaranya persamaan Stoke-Newton, Farag, Ferguson- Church dan Gibb-Mathew-Link. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian guna memperoleh persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan persamaan sedimentasi pada kondisi hindered settling dengan variabel densitas padatan (ρs) serta fraksi padatan (Cu). Bahan yang digunakan adalah tepung gaplek, tepung terigu, tepung beras, dan tepung jagung. Beragam jenis tepung tersebut merupakan variabel bebas pada percobaan ini. Selain itu juga dilakukan variasi konsentrasi slurry sebesar 3%, 5%, dan 7%. Variabel tetapnya meliputi tinggi slurry mula- mula di tabung sedimentasi, diameter tabung sedimentasi dan diameter partikel. Prinsip kerja penelitian ini yaitu dengan mengukur tinggi lapisan endapan setiap menit. Data ini digunakan untuk menentukan nilai ralat pada setiap persamaan. Persamaan dengan nilai ralat yang paling kecil merupakan persamaan yang paling tepat untuk digunakan sebagai persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling. Persamaan empiris kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling dari perhitungan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : dZ/dθ =9,705.〖10〗^(-0,69).(ρ_s/ρ_l )^(-0,121).((μ.)/(ρ_l.D_p ))^(-0,715).(C_u/ρ_l )^(-0,105).(g.D_p )^(-0,8397).(D_p/θ)^1,012 Sedangkan ralat rata-rata dari jenis tepung yang digunakan adalah sebagai berikut : Ralat rata-rata tepung gaplek = 42,7973% Ralat rata-rata tepung terigu = 19,9712% Ralat rata-rata tepung beras = 28,7716

    Model persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling

    Get PDF
    Pada suatu proses sedimentasi, data hubungan antara waktu pengendapan (θ) dengan kecepatan pengendapan (dZ/dθ) dapat diubah kedalam bentuk persamaan matematika. Menurut kecepatan pengendapannya, proses sedimentasi dibagi menjadi 2 kondisi, yaitu kondisi free settling dan kondisi hindered settling. Sampai saat ini baru ada persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi free settling diantaranya persamaan Stoke-Newton, Farag, Ferguson- Church dan Gibb-Mathew-Link. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian guna memperoleh persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan persamaan sedimentasi pada kondisi hindered settling dengan variabel densitas padatan (ρs) serta fraksi padatan (Cu). Bahan yang digunakan adalah tepung gaplek, tepung terigu, tepung beras, dan tepung jagung. Beragam jenis tepung tersebut merupakan variabel bebas pada percobaan ini. Selain itu juga dilakukan variasi konsentrasi slurry sebesar 3%, 5%, dan 7%. Variabel tetapnya meliputi tinggi slurry mula- mula di tabung sedimentasi, diameter tabung sedimentasi dan diameter partikel. Prinsip kerja penelitian ini yaitu dengan mengukur tinggi lapisan endapan setiap menit. Data ini digunakan untuk menentukan nilai ralat pada setiap persamaan. Persamaan dengan nilai ralat yang paling kecil merupakan persamaan yang paling tepat untuk digunakan sebagai persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling. Persamaan empiris kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling dari perhitungan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : dZ/dθ =9,705.〖10〗^(-0,69).(ρ_s/ρ_l )^(-0,121).((μ.)/(ρ_l.D_p ))^(-0,715).(C_u/ρ_l )^(-0,105).(g.D_p )^(-0,8397).(D_p/θ)^1,012 Sedangkan ralat rata-rata dari jenis tepung yang digunakan adalah sebagai berikut : Ralat rata-rata tepung gaplek = 42,7973% Ralat rata-rata tepung terigu = 19,9712% Ralat rata-rata tepung beras = 28,7716

    Kerja Praktek PT Avia Avian Sidoarjo

    No full text
    PT Avia Avian merupakan produsen cat yang didirikan oleh Bapak Soetikno Tanoko pada tahun 1978 di Sidoarjo. Avian menerapkan sistem terintegrasi dalam setiap tahap produksinya dengan membangun pabrik resin dan pabrik kaleng serta mendirikan pabrik mortar untuk memperluas jenis produk yang dihasilkan. Selain itu, diciptakan pabrik kemasan (PT Mitra Mulia Makmur), kalsium karbonat (PT Panca Kalsiumindo Perkasa), dan pigmen (PT Kasakata Kimia) untuk mempermudah proses produksi cat. Jenis cat yang diproduksi oleh PT Avia Avian sangat beragam, seperti cat tembok, cat kayu dan besi, cat otomotif, dan cat pelapis anti bocor. Hingga saat ini, PT Avia Avian memiliki tiga pabrik cat yang berada di Sidoarjo, Serang, dan Medan dengan total kapasitas produksi sebesar 150.000.000 kg/tahun. Proses produksi cat dibagi menjadi dua bagian yaitu cat water based dan cat solvent based. Terdapat tiga tahapan utama untuk memproduksi kedua jenis cat yaitu pembuatan pasta, pencampuran, dan pengemasan. Bahan baku yang digunakan dalam produksi cat antara lain resin, pewarna, solvent, bahan pengisi, dan zat aditif. Untuk menjaga kualitas cat yang dihasilkan, dilakukan pengendalian kualitas mulai dari incoming process berupa bahan baku, inprocess product (pasta), serta outgoing product sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. PT Avia Avian menggunakan sarana utilitas meliputi air, air pendingin, udara bertekanan, listrik, bahan bakar, dan pemadam kebakaran. Limbah cair B3 diolah di Wastewater Treatment Plant dan dicek BOD dan COD nya setiap hari sebelum dibuang menuju lingkungan. Untuk pemasaran produk, PT Avia Avian mendirikan PT Tirtakencana Tatawarna yang membangun jaringan distribusi melalui 67 kantor pemasaran di Indonesia

    Prarencana Pabrik methyltetrahydrofuran dari furfural

    Get PDF
    MTHF tergolong sebagai salah satu senyawa dengan kereaktifan reaksi yang tinggi serta dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. MTHF dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar melalui pencampuran dengan gasoline hingga 70% tanpa adanya modifikasi mesin. Selain sebagai bahan bakar alternatif, MTHF juga dapat digunakan sebagai green solvent dalam industri farmasi karena MTHF memiliki sifat yang mudah terdegradasi oleh udara dan cahaya matahari. Pada prarencana pabrik MTHF dengan bahan baku furfural ini, digunakan proses pembuatan MTHF secara langsung dengan menggunakan katalis Cu-Fe pada suhu 200°C dan tekanan 60 bar serta proses pembuatan MTHF melalui pembentukan Furfuryl Alcohol (FA). Proses ini dipilih karena sederhana dan hanya membutuhkan satu reaktor dan satu jenis katalis sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Prarencana pabrik MTHF dari Furfural ini memiliki rincian sebagai berikut: Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) Produksi : 2-Methyltetrahydrofuran Kapasitas produksi : 70.000 ton/tahun Waktu operasi : 330 hari/tahun Masa konstuksi : 2 tahun Waktu mulai beroperasi : 2019 Bahan baku : Furfural Kapasitas bahan baku : Furfural sebanyak 268.211,28 kg/hari Utilitas : Air pendingin sebesar 18.005,44 m3/hari, air sanitasi sebesar 6,831 m3/hari,air umpan boiler sebesar 216,45 m3/hari, steam sebesar 364.628.291,9 kJ/hari, listrik sebesar 863,89 kW, IDO sebesar 4,56 m3/tahun, dan batu bara sebesar 6.616.625,4 kg/tahun. Jumlah tenaga kerja : 107 orang Lokasi pabrik : Jalan Punggur, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Analisa ekonomi Modal tetap (FCI) : Rp 486.540.648.160 Modal Kerja (WCI) : Rp 12.108.464.159 Biaya Produksi Total (TPC) : Rp 207.750.293.255 Rate of Return Investment (ROR) sebelum pajak : 41,03% Rate of Return Imvestment (ROR) sesudah pajak : 32,22% Rate of Equity (ROE) sebelum pajak : 81,62% Rate of Equity (ROE) sesudah pajak : 54,36% Pay Out Time (POT) sebelum pajak : 4 tahun 1 bulan 4 hari Pay Out Time (POT) setelah pajak : 7 tahun 10 bulan 18 hari Break Even Point (BEP) : 24,57% Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Prarencana Pabrik Methyltetrahydrofuran (MTHF) dari Furfural ini layak untuk dilanjutkan ke tahap perencanaan, baik dari segi teknis maupun ekonomis

    Kerja Praktek PT Avia Avian Sidoarjo

    Get PDF
    PT Avia Avian merupakan produsen cat yang didirikan oleh Bapak Soetikno Tanoko pada tahun 1978 di Sidoarjo. Avian menerapkan sistem terintegrasi dalam setiap tahap produksinya dengan membangun pabrik resin dan pabrik kaleng serta mendirikan pabrik mortar untuk memperluas jenis produk yang dihasilkan. Selain itu, diciptakan pabrik kemasan (PT Mitra Mulia Makmur), kalsium karbonat (PT Panca Kalsiumindo Perkasa), dan pigmen (PT Kasakata Kimia) untuk mempermudah proses produksi cat. Jenis cat yang diproduksi oleh PT Avia Avian sangat beragam, seperti cat tembok, cat kayu dan besi, cat otomotif, dan cat pelapis anti bocor. Hingga saat ini, PT Avia Avian memiliki tiga pabrik cat yang berada di Sidoarjo, Serang, dan Medan dengan total kapasitas produksi sebesar 150.000.000 kg/tahun. Proses produksi cat dibagi menjadi dua bagian yaitu cat water based dan cat solvent based. Terdapat tiga tahapan utama untuk memproduksi kedua jenis cat yaitu pembuatan pasta, pencampuran, dan pengemasan. Bahan baku yang digunakan dalam produksi cat antara lain resin, pewarna, solvent, bahan pengisi, dan zat aditif. Untuk menjaga kualitas cat yang dihasilkan, dilakukan pengendalian kualitas mulai dari incoming process berupa bahan baku, inprocess product (pasta), serta outgoing product sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. PT Avia Avian menggunakan sarana utilitas meliputi air, air pendingin, udara bertekanan, listrik, bahan bakar, dan pemadam kebakaran. Limbah cair B3 diolah di Wastewater Treatment Plant dan dicek BOD dan COD nya setiap hari sebelum dibuang menuju lingkungan. Untuk pemasaran produk, PT Avia Avian mendirikan PT Tirtakencana Tatawarna yang membangun jaringan distribusi melalui 67 kantor pemasaran di Indonesia

    Prarencana Pabrik methyltetrahydrofuran dari furfural

    No full text
    MTHF tergolong sebagai salah satu senyawa dengan kereaktifan reaksi yang tinggi serta dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. MTHF dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar melalui pencampuran dengan gasoline hingga 70% tanpa adanya modifikasi mesin. Selain sebagai bahan bakar alternatif, MTHF juga dapat digunakan sebagai green solvent dalam industri farmasi karena MTHF memiliki sifat yang mudah terdegradasi oleh udara dan cahaya matahari. Pada prarencana pabrik MTHF dengan bahan baku furfural ini, digunakan proses pembuatan MTHF secara langsung dengan menggunakan katalis Cu-Fe pada suhu 200°C dan tekanan 60 bar serta proses pembuatan MTHF melalui pembentukan Furfuryl Alcohol (FA). Proses ini dipilih karena sederhana dan hanya membutuhkan satu reaktor dan satu jenis katalis sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Prarencana pabrik MTHF dari Furfural ini memiliki rincian sebagai berikut: Bentuk perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) Produksi : 2-Methyltetrahydrofuran Kapasitas produksi : 70.000 ton/tahun Waktu operasi : 330 hari/tahun Masa konstuksi : 2 tahun Waktu mulai beroperasi : 2019 Bahan baku : Furfural Kapasitas bahan baku : Furfural sebanyak 268.211,28 kg/hari Utilitas : Air pendingin sebesar 18.005,44 m3/hari, air sanitasi sebesar 6,831 m3/hari,air umpan boiler sebesar 216,45 m3/hari, steam sebesar 364.628.291,9 kJ/hari, listrik sebesar 863,89 kW, IDO sebesar 4,56 m3/tahun, dan batu bara sebesar 6.616.625,4 kg/tahun. Jumlah tenaga kerja : 107 orang Lokasi pabrik : Jalan Punggur, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Analisa ekonomi Modal tetap (FCI) : Rp 486.540.648.160 Modal Kerja (WCI) : Rp 12.108.464.159 Biaya Produksi Total (TPC) : Rp 207.750.293.255 Rate of Return Investment (ROR) sebelum pajak : 41,03% Rate of Return Imvestment (ROR) sesudah pajak : 32,22% Rate of Equity (ROE) sebelum pajak : 81,62% Rate of Equity (ROE) sesudah pajak : 54,36% Pay Out Time (POT) sebelum pajak : 4 tahun 1 bulan 4 hari Pay Out Time (POT) setelah pajak : 7 tahun 10 bulan 18 hari Break Even Point (BEP) : 24,57% Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Prarencana Pabrik Methyltetrahydrofuran (MTHF) dari Furfural ini layak untuk dilanjutkan ke tahap perencanaan, baik dari segi teknis maupun ekonomis
    corecore