68 research outputs found
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH KEBANGSAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR SEJARAH TERHADAP SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2017/2018
ABSTRAK Endra Kusuma. K4413023. HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH KEBANGSAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR SEJARAH TERHADAP SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2017/2018. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Hubungan antara pemahaman sejarah kebangsaan dan sikap cinta tanah air siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo. 2) Hubungan antara pemanfaatan sumber belajar sejarah dan sikap cinta tanah air siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo. 3) Hubungan antara pemahaman sejarah kebangsaan dan pemanfaatan sumber belajar sejarah secara bersama-sama terhadap sikap cinta tanah air siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 125 siswa. Sampel diambil sebanyak 95 siswa dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda, uji t, uji F, R2, dan sumbangan relatif dan efektif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) ada hubungan yang positif antara pemahaman sejarah kebangsaan dan sikap cinta tanah air pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo. Hal ini berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 2,092 > 1,665 dan nilai signifikansi ttabel yaitu 9,545 > 1,665 dan nilai signifikansi Ftabel yaitu 48,960 > 2,70 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,516 menunjukkan bahwa hubungan yang diberikan oleh variabel pemahaman sejarah kebangsaan dan pemanfaatan sumber belajar sejarah secara bersama-sama terhadap sikap cinta tanah air pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukoharjo adalah sebesar 51,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: Pemahaman Sejarah Kebangsaan, Pemanfaatan Sumber Belajar Sejarah, Sikap Cinta Tanah Air
Effect of Work Environment Factors on Willingness to Stay Level
The quality of a workspace is influenced by the surrounding environment, called the work environment. A good work environment has a positive influence on comfort and willingness to stay. A comfortable workspace can improve performance and productivity. This study looked at the effect of work environment factors, both physical and non-physical, on someone’s willingness to stay while working in a workspace. This research used qualitative-quantitative methods. Explorative-qualitative methods were used to collect data about the work environment factors. Explanatory quantitative methods were used to see how these work environment factors influence the respondent’s willingness to stay level. Data collection in both stages of the study used an online questionnaire that was distributed freely (non-random sampling). From this study, 11 work environment factors that affect someone’s willingness to stay and intention to move were identified: social interaction, quality of visual interior, natural environment, spaciousness, artificial ventilation, glare, crowd, natural air, facility, air temperature, and humidity. The result of the analysis revealed that there were factors that strongly affect someone’s willingness to stay, factors that weakly affect someone’s willingness to stay, and factors that strongly affect someone’s intention to move
Campus Informal Learning Spaces for Reading Activities and Their Relation to Undergraduates Responses
Potential of informal learning spaces (ILS) in promoting reading activities are one of a theme of space that can be explored in higher education. This explanatory study conducted in Institut Teknologi Bandung (ITB) and was aimed at identifying ILS which preferred by students as reading space and their relation to students‟ responses. Students tend to choose library ILS but non-library ILS also have potential in supporting the responses to be achieved. Students were found to have better comprehension, a good mood, and to read longer in library ILS. Meanwhile, students found it easier to pay attention and felt an increased desire to engage in discussions in non-library ILS, and tended to visit these more often. At this case study, library ILS tends to be used for individual activities, while non library ILS are used for collaborative or group activities. Adapting function and type of space between ILS categories can be part of efforts to create learning engagement and to support both individual and collaborative work
Strategi perencanaan produk perumahan: pemetaan preferensi terhadap desain rumah tinggal
Kesan visual suatu produk mempengaruhi kredibilitas dan keputusan akuisisi produk tersebut. Produk rumah tinggal dengan kualitas desain visual seperti apakah yang akan memiliki preferensi tinggi dan akan cepat diserap oleh pasar? Penelitian ini menjawab pertanyaan tersebut. Data dikumpulkan dengan metode survei dan dianalisis dengan analisis faktor dan pemetaan preferensi. Analisis faktor mengungkap empat dimensi, preferensi, keteraturan, kabaruan dan kompleksitas. Pemetaan preferensi memetakan penyebaran posisi produk terhadap empat dimensi tersebut dan menggambarkan hubungan antar dimensi. Dari peta preferensi dapat diidentifikasi rumah tinggal yang secara perseptual dianggap memiliki keteraturan, kebaruan pada tingkat tertentu dan tingkat kompleksitas sedang, cenderung memiliki preferensi tinggi. Rumah tinggal tersebut juga memiliki karakteristik penggunaan warna dan material alami, warna senada tetapi berbeda gelap/terang, ruang transisi di bagian depan, dan penempatan elemen repetitif dan fokus.Kata kunci : kualitas desain visual rumah tinggal, karakteristik rumah tinggal, analisis faktor, pemetaan preferen
STRATEGI PERTAHANAN SEMESTA MENJAGA IDENTITAS NASIONAL MENDUKUNG INDONESIA POROS MARITIM DUNIA
Visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah salah satu bentuk implementasi mempertahankan kedaulatan negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang telah diperjuangkan dengan deklarasi Djuanda pada tahun 1957 hingga mendapatkan pengakuan dunia internasional melalui UNClOS 1982. Indonesia pernah mencapai kejayaannya sebagai bangsa maritim pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Bangsa maritim Indonesia ini juga menjadi bagian integral dari identitas nasional Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk dapat menjaga identitas nasional sebagai bangsa maritim yang dapat dijadikan sebagai pijakan pembangunan kembali budaya maritim yang pernah ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan strategi yang tepat menjaga identitas nasional Indonesia sebagai negara maritim untuk mendukung visi Poros Maritim Dunia. Teori yang digunakan dalam analisis adalah teori konsep pertahanan semesta, teori Sea Power dan teori identitas nasional. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif meggunakan data sekunder dan selanjutnya menggunakan teori untuk menganalisa dari fenomena yang penulis teliti. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pertahanan semesta menjaga identitas nasional mendukung Indonesia poros maritim dunia menghasilkan tiga strategi turunan yaitu strategi menjaga kedaulatan teritorial, strategi pembangunan budaya maritim dan strategi penguatan diplomasi pertahanan
Investigasi Perilaku Spontan Individu Saat Bencana Alam: Dalam dan Luar Bangunan
Indonesia is prone to natural disasters that can occur unexpectedly and gradually. Natural disasters implement surprising impacts due to a lack of awareness and preparedness in facing the threats. One of the reasons caused by such a disaster that can be seen is through human behaviour. Human behaviour is challenging to predict in an emergency, stressful and chaotic. Spontaneous behaviour is distinguished by location factors, indoor or outdoor, with indoor, divided by Home and Public Building. This research aims to reveal spontaneous human behaviour during natural disasters while inside and outside the building. This research was conducted with a qualitative exploratory method. Data were collected using an online questionnaire with open-ended questions and distributed freely. The findings show tendencies to withstand when in the public building while going to distance themselves from building while at home, as for those outdoor opt to surrender as not to do anything
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam, baik bencana yang dapat terjadi secara tiba-tiba maupun perlahan. Bencana alam yang terjadi dapat memberikan dampak kejutan akibat kurangnya kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi ancaman. Salah satu respons yang terlihat dari dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut adalah pada pola perilaku manusia. Perilaku manusia sangat sulit untuk diprediksi saat berada di keadaan darurat yang menegangkan dan kacau balau tersebut. Perilaku spontan yang terjadi dipengaruhi faktor lokasi keberadaan, yaitu saat berada di dalam bangunan seperti dalam bangunan tempat tinggal dan bangunan umum lainnya, atau di luar bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap perilaku spontan manusia yang dilakukan saat terjadi bencana alam saat berada di dalam dan luar bangunan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner daring dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) dan dibagikan secara bebas. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam merespons kejadian bencana alam, terdapat kecenderungan manusia untuk tetap bertahan saat berada di bangunan umum dan memilih untuk menjauhi bangunan saat berada di tempat tinggal. Sedangkan individu yang sedang berada di luar bangunan, mereka akan cenderung memilih untuk tidak bertindak sama sekali
RE-EVALUATING USER MOTIVATION IN USING ARCHITECTURAL SOFTWARE IN EACH DESIGN PHASE IN INDONESIA
Abstract: Digitalized era has caused design software to develop so rapidly. As a result, architects and designers are offered various choices of design software to choose from, and sometimes designers use different software on different design phases. However, the motivation of choosing a specific software in specific phases is still unknown. Therefore, this paper aims to investigate the frequencies of certain architectural software usage in different design phases, along with the user's motivation in choosing the software. Qualitative method with grounded theory approach are used in the study. Data is then analysed with directed content analysis extracted from software external and internal quality in ISO/IEC 25010:2011. The result of this study reveals that in earlier (exploratory) design phases, media with high efficiency (such as SketchUp) are preferred, and later phases show a significant increase in the need for precision. Efficiency and output suitability are highly valued in architectural visualisation and presentation needs.Abstrak: Era digitalisasi telah menyebabkan software desain berkembang sangat pesat. Akibatnya, arsitek dan desainer disuguhkan dengan berbagai pilihan software desain dan seringkali desainer menggunakan software yang berbeda pada setiap fase desain. Namun, alasan memilih software tertentu dalam fase tertentu masih belum jelas diketahui. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk meneliti frekuensi penggunaan software arsitektur dalam fase desain yang berbeda, sekaligus alasan pengguna dalam memilih software tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Data yang didapat dianalisis dengan directed content analysis dari ISO/IEC 25010:2011. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pada fase desain awal (eksplorasi), media dengan efisiensi tinggi lebih disukai. Sedangkan fase akhir menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kebutuhan kepresisian. Efisiensi dan kesesuaian outputjuga sangat dicari dalam fase visualisasi dan presentasi arsitektur
- …