3 research outputs found

    Criminal Accountability for Actors and Legal Protection for Online Cat Calling Criminal Victims

    Get PDF
    The crime of sexual harassment is divided into 2 (two), namely verbal harassment and non-verbal harassment. One form of verbal sexual harassment is known as Cat Calling, which means harassment in a public space by giving obscene words related to sexuality where many of the victims are women. The increase in online internet-based technology and information has made cat calling sexual harassment common in the form of comments, photos and videos circulating on online social media. Criminal law in Indonesia which contains acts that can be categorized as sexual harassment is generally regulated in the Criminal Code (KUHP) with the addition of Law Number 19 of 2016 concerning Amendments to Law Number 11 of 2008 concerning Information and Transactions Electronically (UU ITE) when done online. Most recently, sexual harassment or sexual violence or sexual violence is regulated in Law Number 12 of 2022 concerning Crimes of Sexual Violence. Cat Calling perpetrators can be held criminally responsible in accordance with applicable laws and regulations accompanied by strict sanctions in an effort to prevent and eradicate criminal acts of online Cat Calling sexual harassment and legal protection for victims of Cat Calling online is absolutely necessary to repair the trauma experienced by victim

    Analisis pengaruh motivasi terhadap keputusan konsumen dalam mengikuti pendidikan komputer pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) IMKI di Metro

    No full text
    Jurusan : Manajemen *** Skripsi (Sarjana Ekonomi). -- Unila, Bandar Lampung, 2010 *** Bibliografi hlm. 89ix, 89 hlm. :il. ;28 cm. . --Lamp. (23 lembar

    Implementasi Teknologi Produksi dan Kemasan pada Usaha Kemplang Ikan di Pulau Panjang, Bangka Selatan

    No full text
    Panjang Island, one of the islands in the Bangka Belitung Archipelago Province, has a significant capture fishery potential. The fishermen's wives manage by-products from fish catches as raw materials for fish kemplang production. However, the development of the kemplang fish business has not been optimal with various obstacles. University of Bangka Belitung team is trying to help kemplang processors on Panjang Island improve the production and packaging. Empowerment is carried out through socialization and training. Socialization was carried out to convey good manufacturing practice (GMP) and sanitation in kemplang production, while training was conducted on the use of cutting tools and packaging of kemplang products. The kemplang cutter can adjust the thickness and uniformity of the kemplang slices. Standing pouch packaging and using a sealer can increase the quality of kemplang's shelf life and provide an attractive appearance. Implementing production and packaging technology can be accepted by business actors making fish kemplang on Panjang Island.Pulau Panjang, salah satu pulau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memiliki potensi perikanan tangkap yang besar. Hasil samping tangkapan ikan dikelola istri nelayan untuk bahan baku produksi kemplang ikan. Namun perkembangan usaha kemplang ikan belum optimal dengan berbagai kendalanya. Tim pengabdian Universitas Bangka Belitung berupaya membantu pengolah kemplang di Pulau Panjang memperbaiki produksi dan kemasan. Pengabdian dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan. Sosialisasi terlaksana untuk menyampaikan good manufacturing practice (GMP) dan sanitasi dalam produksi kemplang, sementara pelatihan dilakukan pada penggunaan alat potong dan pengemasan produk kemplang. Alat pemotong kemplang dapat mengatur ketebalan dan menyeragamkan irisan kemplang. Pengemasan standing pouch dan penggunaan sealer dapat meningkatkan daya simpan kualitas kemplang dan memberikan tampilan yang menarik. Implementasi teknologi produksi dan pengemasan dapat diterima oleh pelaku usaha pembuatan kemplang ikan di Pulau Panjang
    corecore