5 research outputs found

    Relevansi dan Implementasi Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an Mahasiswa (Analisis pada Jurusan PAI dan UPI IAIN Metro)

    Get PDF
    Al-Qur’an adalah salah satu fondasi keimanan yang tidak bisa ditawar[1] dan merupakan kitab suci yang sakral. Untuk dapat memahami al-Qur’an dengan baik, mahasiswa harus mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid dan memahami artinya Untuk itu, Jurusan PAI telah melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa  dengan pemberian mata kuliah kependidikan secara umum maupun keagamaan, salah satunya mata kuliah baca tulis al-Qur’an.   Selain kegiatan baca tulis al-Qur’an di Jurusan PAI, mahasiswa juga diberikan pembinaan baca tulis al-Qur’an di unit pengembangan ke-Islaman (UPI) selama 2 semester. Tujuanya untuk membina mahasiswa agar mampu membaca al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Fenomena yang terjadi di Jurusan PAI, masih terdapat mahasiswa semester akhir yang belum mampu membaca Al-Qur’an dan menulis ayat-ayat pendek dengan benar. Hal ini berdasar pada hasil evaluasi  ujian komprehensif dan skripsi. Berdasarkan latar belakang masalah  di atas, maka penelitian ini dipandang sangat  penting  dilaksanakan sebagai bentuk  evaluasi kegiatan pembinaan baca tulis Al-Qur’an baik pada Jurusan PAI maupun UPI dan sebagai refleksi dalam peningkatan kemampuan membaca dan  menulis Al-Qur’an Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro Jenis penelitian ini penelitian  kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud  untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sifat penelitian dan pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Jika ditinjau dari karakteristiknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Dari penelitian ini akan dideskripsikan relevansi dan implementasi pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an pada Jurusan PAI dan UPI IAIN Metro, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanannya. Adapun relevansi pembinaan baca tulis al-Qur’an pada Jurusan PAI maupun UPI terletak pada materi yang disampaikan dan tujuan pembinaan yang sama, yaitu sama-sama membimbing mahasiswa agar mampu membaca al-Qur’an yang baik, benar dan lancar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan juga bertujuan agar mahasiswa dapat menuliskan ayat-ayat al-Qur’an, baik dengan cara menyalin maupun dengan cara imla’, serta mahasiswa dapat menghafal beberapa  surat al-Qur’an (khususnya surat-surat pada juz 30). Selain relevan pada materi dan tujuan, kerelevanan juga terdapat pada metode yang digunakan dalam pembinaan baca tulis al-Qur’an. Metode yang digunakan sangat menentukan keberhasilan dalam pembinaan BTQ. Hal ini didasarkan interview pada beberapa informan dan dokumentasi yang telah disebutkan pada hasil temuan sebelumnya. Adanya relevansi materi, tujuan dan metode yang relatif sama pada kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an Jurusan PAI dan UPI, ini akan dapat menunjang mahasiswa dalam menguasai ilmu baca tulis al-Qur’an secara baik, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Berdasar pada pengumpulan data yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa faktor pendukung dalam pembinaan BTQ baik pada Jurusan Pendidikan Agama Islam maupun Unit Pembina ke-Islaman antara lain: Tersedianya tenaga dosen di Jurusan PAI yang ahli dibidangnya (Qiratul Sab’ah), Tersedianya Tutor BTQ (UPI) yang ahli dibidangnya, Tersedianya sarana prasarana pembelajaran yang memadai sehingga dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an, Dukungan lembaga melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki prestasi dalam bidang tahfidz Qur’an, Dukungan lembaga dalam mendelegasikan Qiroatul Qur’an maupun Sab’ah serta   tahfdz Qur’an dalam MTQ , Di dalam mata kuliah BTQ diajari menulis kaligrafi, membaca bersama-sama hafalan, dan dapat memahami tentang ilmu tajwid, Mahasiswa yang tidak pernah menghafal Al Quran jadi terpaksa menghafal, ditambah lagi mahasiswa jadi lebih mengerti tentang hafalan shalat. Adapun faktor penghambat dalam pembinaan BTQ baik pada Jurusan Pendidikan Agama Islam maupun Unit Pembina ke-Islaman antara lain: Jumlah pertemuan pembinaan baca tulis al-Qur’an sangat minim, yakni hanya 16 kali pertemuan dengan durasi yang sangat pendek (90 menit pembinaan di UPI dan 100 menit pembinaan BTQ di jurusan PAI), Belum adanya silabus UPI yang dibagikan ke mahasiswa dan mahasiswa hanya dikasih secara lisan target yang harus dicapai dari UPI, Pelatihan tutor terlalu singkat yaitu hanya 1 hari sehingga metode yang dipelajari menjadi kurang dan pelatihan mulai jam 07.30 sampai jam 17.30 wib, Masih rendahnya SDM mahasiswa (faktor input) dalam baca tulis al-Qur’an, Kurang selektifnya penjaringan calon mahasiswa  dalam program penerimaan mahasiswa baru, terlebih program SPAN-PTIKN yang tidak mensyaratkan kemampuan BTQ dalam persyaratannya, Adanya perbedaan cara dan materi pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing dosen pengampu mata kuliah BTQ pada jurusan PAI antar kelas sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal, Kurang disiplinnya mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an, Belum ada pembinaan lanjutan Qiro’a dan Qiroatul Sab’ah bagi yang sudah bisa membaca al Qur’an, Belum ada pembinaan lanjutan bagai mahasiswa dalam menulis ayat- ayat pendek maupun Kaligrafi.  Berdasar pada data yang peneliti peroleh di lapangan dan pada analisis yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa: Terdapat relevansi materi antara pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an pada Jurusan PAI dan UPI hal ini terlihat dari materi tajwid yang diajarkan terdapat pada silabus, Implementasi Pembinaan  Baca Tulis Al-Qur’an pada Jurusan PAI dilaksanakan pada semester 2, sedangkan pada UPI dilaksanakan pada semester 1 dan 2 dengan jumlah tatap muka sebanyak 16 kali pertemuan dengan durasi pertemuan 100 menit untuk BTQ di Jurusan PAI dan 90 menit untuk BTQ pada UPI, Faktor pendukung kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an meliputi; a) Tersedianya tenaga dosen di Jurusan PAI yang ahli dibidangnya (Qiratul Sab’ah). b) Tersedianya Tutor BTQ (UPI) yang ahli dibidangnya. c)Tersedianya sarana prasarana pembelajaran yang memadai sehingga dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an. d) Dukungan lembaga melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki prestasi dalam bidang tahfidz Qur’an. e) Dukungan lembaga dalam mendelegasikan Qiroatul Qur’an maupun Sab’ah serta tahfdz Qur’an dalam MTQ. f) Di dalam mata kuliah BTQ diajari menulis kaligrafi, membaca bersama-sama hafalan, dan dapat memahami tentang ilmu tajwid. g) Mahasiswa yang tidak pernah menghafal Al Quran jadi terpaksa menghafal, ditambah lagi mahasiswa jadi lebih mengerti tentang hafalan shalat, Sedangkan faktor penghambatnya; a) jumlah tatap muka dan durasi pembinaan sangat minim, Jumlah pertemuan pembinaan baca tulis al-Qur’an sangat minim, yakni hanya 16 kali pertemuan dengan durasi yang sangat pendek (90 menit pembinaan di UPI dan 100 menit pembinaan BTQ di jurusan PAI). b) Belum adanya silabus UPI yang dibagikan ke mahasiswa dan mahasiswa hanya dikasih secara lisan target yang harus dicapai dari UPI. c)Pelatihan tutor terlalu singkat yaitu hanya 1 hari sehingga metode yang dipelajari menjadi kurang dan pelatihan mulai jam 07.30 sampai jam 17.30 wib. d) Masih rendahnya SDM mahasiswa (faktor input) dalam baca tulis al-Qur’an. e) Kurang selektifnya penjaringan calon mahasiswa  dalam program penerimaan mahasiswa baru, terlebih program SPAN-PTIKN yang tidak mensyaratkan kemampuan BTQ dalam persyaratannya. f) Adanya perbedaan cara dan materi pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing dosen pengampu mata kuliah BTQ pada jurusan PAI antar kelas sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. g)Kurang disiplinnya mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembinaan baca tulis al-Qur’an. h) Belum ada pembinaan lanjutan Qiro’a dan Qiroatul Sab’ah bagi yang sudah bisa membaca al Qur’an. I)Belum ada pembinaan lanjutan bagai mahasiswa dalam menulis ayat- ayat pendek maupun Kaligrafi.  &nbsp

    MODEL KOOPERATIF TIPE SNH UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR DI SDN 1 BATANGHARJO

    No full text
    Faktor yang menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan memilih metode yang tepat, sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hubungan tidak selaras antara guru, siswa dan metode menyebabkan terjadinya masalah dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan aktifitas belajar siswa menurun dan hasil belajar relatif rendah. Rumusan masalahnya apakah dengan menggunakan model Kooperatif  tipe SNH  dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 1 Batangharjo? Adapun tujuan penelitian Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa setelah mengikuti model pembelajaran Kooperatif tipe SNH. Pengumpulan data melalui tes dan lembar observasi. Analisis data menggunakan rumus rata-rata. Dilihat dari rata-rata persentase hasil postes terjadi peningkatan 12,8%, yaitu pada siklus I adalah 61,4% dan pada siklus II adalah 74,2%. Berdasarkan dari data aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,22%, yaitu pada siklus I adalah 53,34% dan pada siklus II 75,56%. Factors determine success in the learning process by choosing the right method, so that students can be actively involved in the process of teaching and learning activities. Misaligned relationships between teachers, students and methods cause problems in the learning process. This results in decreased student learning activity and relatively low learning outcomes. The formula is whether by using the Cooperative model type SNH can improve the activity and learning results of mathematics students class V SDN 1 Batangharjo. Data analysis using the average formula. Judging from the average percentage of posttest results there was an increase of 12.8%, namely in the first cycle it was 61.4% and in the second cycle it was 74.2%. Based on the data on student learning activities, there was an increase of 22.22%, namely in the first cycle it was 53.34% and in the second cycle it was 75.56%

    TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SDN 2 TAMAN CARI KECAMATAN PURBOLINGGO

    No full text
    Suatu proses yang mengandung kegiatan antara guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ukuran berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dilihat dari aktivitas dan hasil belajar setelah mengikuti model pembelajaran yang digunakan guru. Sehingga apakah pembelajaran model cooperative tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar dengan rumus rata-rata dan analisis kualitatif sebagai pendukung kegiatan belajar siswa dengan rumus persentase. Hasil pada siklus I aktivitas siswa mencapai ketuntasan 55%,pada siklus II mencapai 78,74%. Siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 23,74%. Pada siklus I hasil belajar siswa mencapai 60%, pada siklus II mencapai 75%. Siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 15%.A process that contains activities between teachers and students on the basis of reciprocalrelationships to achieve learning goals. The measure of success or not of the teaching and learning process is seen from the activities and learning outcomes after following the learning model used by the teacher. So that learning cooperative model type TPS can increase the activity and learning outcomes of IPA. Data analysis techniques by using quantitative analysis to find out learning outcomes with average formulas and qualitative analysis as supporters of student learning activities with percentage formulas.the results in cycle I of student activity reached a completion of 55%, in cycle II reached 78.74%. Cycle I and cycle II increased by 23.74%. In cycle I student learning outcomes reached 60%, in cycle II reached 75%. Cycle I and cycle II increased by 15%.   
    corecore