25 research outputs found
PENYULUHAN PRODUKSI MASSAL BENIH KERANG LOLA DAN UPAYA KONSERVASI DI KAWASAN TERUMBU KARANG PULAU BARRANG LOMPO
Lola clam (Trochus niloticus) is a fishery commodity with high economic value. Its value lies in its shell for the button and paint industries. Lola clams are mollusks from the Gastropod class that live on flat coral reefs. These clams have ecological benefits in coral reef ecosystems as herbivores that control macroalgae populations. This activity aims to increase the knowledge and skills of mass production and conservation of mussels in the coral reef area of Barrang Lompo Island for the target audience, namely fishermen from Barrang Lompo Island. The dedication method used is active and demonstrative counseling. Evaluation of success used the pre-test and post-test. The results of the outreach activities show an increase in the knowledge and skills of the target audience in applying the technology of mass production and conservation of shellfish in non-productive coral reef areas. --- Kerang Lola (Trochus niloticus) merupakan komoditi perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Nilainya terletak pada cangkangnya untuk industri kancing dan cat. Kerang lola merupakan hewan moluska dari kelas Gastropoda yang hidup di rataan terumbu karang. Kerang ini memiliki manfaat ekologis di ekosistem terumbu karang sebagai herbivora yang mengontrol populasi makroalga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan produksi massal dan konservasi kerang lola di kawasan terumbu karang Pulau Barrang Lompo bagi khalayak sasaran yaitu nelayan Pulau Barrang Lompo. Metode pengabdian yang digunakan adalah penyuluhan aktif dan demonstratif. Evaluasi keberhasilan digunakan uji pre test dan post test. Hasil kegiatan penyuluhan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran dalam mengaplikasikan teknologi produksi massal dan konservasi kerang lola di kawasan terumbu karang non produktif
PEMBERDAYAAN ISTRI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DENGAN PENGEMBANGAN PRODUK FILLET
Abstract. The high production of patin fish in South Kalimantan causes the marketing of this fish to have been very tight competition. Under normal conditions, the price of fresh patin fish in traditional markets ranges from IDR 32.000-35,000 per kilogram, but at certain times when production is abundant, the price of patin fish drops drastically to Rp. 12,000 per kilogram. This condition causes some farmers to a decrease in income and even experience a loss. Most of the patin fish production in Banjar Regency is marketed in fresh form in the traditional markets of Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin and other traditional markets in South Kalimantan to Central Kalimantan. The activity aims to increase the knowledge and skills of the target audience in producing and packaging patin fish fillets. The methods used in this service activity are counseling, demonstrating, and providing assistance until the activity is complete. The results of this service have shown a significant increase in the knowledge and skills of the target audience in processing and packaging patin fish fillets and have been able to produce fish fillet products that are ready to be sold to the market.
Abstrak. Tingginya produksi ikan patin di Kalimantan Selatan menyebabkan pemasaran ikan ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Jika pada kondisi normal harga ikan patin segar di pasar tradisional berkisar Rp 32.000 - 35.000 per kilogram, namun pada waktu-waktu tertentu ketika produksi melimpah harga ikan patin menurun drastis hingga mencapai Rp 12.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan beberapa petani mengalami penurunan pendapatan bahkan mengalami kerugian. Sebagian besar produksi patin di Kabupaten Banjar dipasarkan dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin, dan pasar-pasar taradisional lainnya di Kalimantan Selatan hingga ke Kalimantan Tengah. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran dalam melakukan produksi dan pengemasan fillet ikan patin. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan, demonstrasi, dan pendampingan hingga kegiatan berakhir. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran yang signifikan dalam melakukan pengolahan dan pengemasan fillet ikan patin dan mampu memproduksi produk fillet ikan yang siap dijual ke pasar.
Alih Teknologi Produksi Benih Anemon Laut secara Aseksual
Teknologi reproduksi aseksual anemon merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi benih anemon laut secara buatan untuk kepentingan marikultur anemon laut di perairan alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok nelayan Sipatuo Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya alternatif usaha selain sebagai nelayan
APLIKASI WIND POWERED COMPOSTER DI KAWASAN PESISIR KELURAHAN CAMBAYYA KOTA MAKASSAR
Application of Wind Powered Composter in the Coastal Area of Cambayya Village, Makassar CityAbstract. Cambayya Village is one of the coastal areas of Makassar City which has a very complex waste condition, which is garbage from the people who live and carry out activities in the coastal area, garbage sent from land area that flows from rivers or gutters that flow into the coast. The Community Service Program aims to conduct activities in the form of training, practice and assistance in processing organic waste into compost using Wind Powered Composter technology located in the RT A community group of Cambayya Village. The problem by partners is the large amount of garbage generated in the coastal settlements of Cambayya Village, residents do not yet know how to process organic waste, and there is no practical application of renewable technology that is acceptable to the community in environmental management. The technology applied is Wind Powered Composter Technology which is an organic waste processing technology using wind power as an energy source to produce compost that can be useful for greening and economic value. This method is contained from a few stages: Preparation stage, namely processing permits, socializing activities to partners, and preparing training materials, Implementation stage conducting motivational training in processing waste, training on organic waste sorting, making composter equipment, making use of SOP training, the practice of composting, harvest compost and compost packaging, The evaluation stage by providing assistance and periodic checking of the composting process. The results of the implementation of this activity are the reduction in the volume of 60 kg of organic waste in each composting process, increased knowledge of citizens about organic waste processing, and the application of appropriate technology in coastal areas.Keywords: Organic waste, composter, wind poweredAbstrak. Kelurahan Cambayya merupakan salah satu wilayah pesisir Kota Makassar yang memiliki kondisi sampah yang sangat kompleks yaitu sampah dari masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di wilayah pesisir, sampah kiriman dari wilayah daratan atas yang mengalir dari sungai atau selokan yang bermuara ke pesisir. Adanya program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan melakukan kegiatan dalam bentuk pelatihan, praktek dan pendampingan dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan teknologi Wind Powered Composter yang berlokasi di kelompok warga RT A Kelurahan Cambayya. Masalah yang dihadapi mitra adalah banyaknya timbulan sampah yang dihasilkan di permukiman pesisir Kelurahan Cambayya, warga belum mengetahui cara mengolah sampah organik, dan belum ada penerapan teknologi terbarukan yang praktis dan mampu diterima masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Teknologi yang diterapkan adalah Teknologi Wind Powered Composter yang merupakan teknologi pengolahan sampah organik menggunakan tenaga angin sebagai sumber energi menghasilkan kompos yang dapat bermanfaat untuk penghijauan dan bernilai ekonomi. Metode kegiatan ini diantaranya: Tahap persiapan yaitu pengurusan surat izin, sosialisasi kegiatan ke mitra, dan persiapan materi pelatihan, Tahap pelaksanaan melakukan pelatihan motivasi dalam mengolah sampah, pelatihan pemilahan sampah organik, pembuatan alat komposter, pelatihan SOP penggunaan alat, praktek pembuatan kompos, panen kompos, dan pengemasan kompos, Tahap evaluasi dengan melakukan pendampingan dan pengecekan berkala terhadap proses pembuatan kompos. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah berkurangnya volume sampah organik maksimal 60 kg dalam setiap proses pengomposan, meningkatnya pengetahuan warga tentang pengolahan sampah organik, dan telah diterapkannya teknologi tepat guna di kawasan pesisir.Kata Kunci: Sampah organik, komposter, tenaga Angin
APLIKASI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF DI PULAU BARRANG LOMPO MAKASSAR, SULAWESI SELATAN
Abstract.
The technology for sustainable ornamental coral aquaculture is very simple and easy for fishing communities to understand. The technology of sustainable ornamental corals is very low. The Coral Export Market Paradigm is very interested in corals aquaculture products because of the product diversification of many variations so that it can meet the export market into opportunities to carry out business activities that can increase the level of fishermen community welfare, regional income, and foreign exchange. This program aims to obtain a planned amount of product, type, and improvement in a planned quality that can ensure the sustainability of ornamental coral business without dependence on natural products. The method used is the fragmentation of the colony taken from the parent of certain colonies by being taped by artificial substrates placed on construction and environmentally friendly desk rack designs in the sea which can form rock buds. The technology developed is Eco-technology oriented agribusiness through the sea farming program or a model of sustainable management efforts based on society and tourism. Improvement of the quality of ornamental coral products innovatively diversification of products on the inventory system with the application of decorative corals of ammonia (protein skimmer) technology at the harvest and maintained in the aquarium before being exported.
Abstrak
Teknologi budidaya karang hias lestari sangat sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat nelayan. Paradigma pasar ekspor koral sangat tertarik produk koral hasil budidaya karena diversifikasi produksi banyak variasinya sehingga dapat memenuhi pasar ekspor menjadi peluang melakukan kegiatan usaha yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan, pendapatan regional dan devisa negara. Tujuan Program ini adalah untuk memperoleh jumlah produk, jenis dan peningkatan kualitas secara terencana yang dapat menjamin keberlanjutan usaha karang hias tanpa ketergantungan dari produk alam. Metode digunakan adalah fragmentasi karang berupa potongan karang dengan ukuran tertentu yang siap untuk budidaya yang diambil dari induk dari alam atau hasil budidaya dan ditempel pada substrat buatan yang dietakkan diatas konstruksi dan desain rak meja ramah lingkungan di laut yang dapat membentuk tunas karang. Teknologi yang dikembangkan adalah eco-teknologi berorientasi agribisnis melalui program seafarming atau model upaya pemanfaatkan secara pengelolaan lestari berbasis pada masyarakat dan pariwisata. Perbaikan kualiatas produk karang hias secara inovatif diversifikasi produk pada sistem inventory dengan penerapan teknologi peralatan penghilang kadar amoniak (protein skimmer) karang hias yang dipelihara di dalam akuarium sebelum diekspor
TRANSFER TEKNOLOGI PENGOLAHAN SOSIS IKAN PATIN (Pangasius sp) BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DAN KELUARGANYA
South Kalimantan is one of the largest silver catfish production centers in Indonesia. The high production of silver catfish from pond culture has a high potential as a raw material for making fish sausages. In addition, silver catfish has several advantages, including having a protein content of 16.1% and fat 5.7%, so that a silver catfish is a group of fish that has high protein and moderate fat. Program partners are the Cindai Alus Silver Catfish Farming Group located in Cindai Alus Village, Banjar Regency, South Kalimantan Province, and their families. The program method consists of counseling and technical guidance on sausage processing technology made from catfish. Participants were actively involved during the activity. The results of the program show that there has been a significant increase in knowledge and skills and has reached the indicators that have been set. Participants have the knowledge, skills, and interest to apply silver catfish sausage processing and packaging technology. --- Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra penghasil ikan patin terbesar di Indonesia. Tingginya produksi ikan patin dari hasil budidaya kolam menjadi potensi yang sangat besar sebagai bahan baku pembuatan sosis ikan. Selain itu, ikan patin memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki kandungan protein 16,1% dan lemak 5,7%. Ikan patin termasuk golongan ikan yang berprotein tinggi dan berlemak sedang. Mitra kegiatan adalah Kelompok Pembudidaya Ikan Patin Cindai Alus yang berlokasi di Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dan keluarganya. Metode kegiatan terdiri atas penyuluhan dan bimbingan teknis teknologi pengolahan sosis berbahan baku ikan patin. Peserta dilibatkan secara aktif selama kegiatan berlangsung. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan dan mencapai indikator yang telah ditetapkan. Peserta telah memiliki mengetahui, keterampilan, dan minat untuk menerapkan pengolahan sosis berbahan baku ikan patin dan teknologi pengemasannya
MACROALGAE DIVERSITY IN CORAL REEFS AT THE WATERS OF TELUK TAMIANG VILLAGE, KOTABARU
The purpose of this study was to map the distribution of macroalgae at the waters of Teluk Tamiang Village, Kotabaru, South Kalimantan. The results showed that there were 8 species of macroalgae living in coral reef ecosystems. They originated from 7 order, 8 family, 8 genera, consisting of Acanthopora muscoides, Gracilaria coronopifolia, Amphiroa fragillissima Chlorodesmis sp., Halimeda macroloba, Enteromorpha sp., Turbinaria conoides, and Dictyota pinnatifida. The diversity index of two stations observed in this study was low
Alih Teknologi Produksi Benih Anemon Laut secara Aseksual
Teknologi reproduksi aseksual anemon merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi benih anemon laut secara buatan untuk kepentingan marikultur anemon laut di perairan alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok nelayan Sipatuo Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya alternatif USAha selain sebagai nelayan
PENGEMBANGAN FILLET IKAN PATIN MENJADI BAKSO UNTUK MEMBERDAYAKAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR
One of the production centers of aquacultured catfish in South Kalimantan Province is Banjar Regency, so Banjar Regency has the potential as a significant supplier of raw materials for various processed catfish such as sausages and fish balls. Catfish have a high protein and moderate fat content, namely protein reaching 16.1%, and fat, reaching 5.7%. Fish meatballs are various preparations made from fish meat, which are crushed and mixed with other ingredients, formed into spheres or desired shapes, and then boiled. The service activity was transferring technology for processing catfish meatballs and packaging with counseling and mentoring methods. The service results show that the target audience has increased their knowledge and skills in processing catfish-based meatballs and how to package them. --- Salah satu pusat produksi ikan patin hasil budidaya di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Banjar sehingga Kabupaten Banjar berpotensi sebagai pemasok utama bahan baku aneka olahan ikan patin seperti sosis dan bakso ikan. Ikan patin memiliki kandungan kandungan protein yang tinggi dan kandungan lemak yang sedang, yaitu protein mencapai 16,1% dan lemak mencapai 5,7%. Bakso ikan adalah aneka olahan berbahan utama daging ikan yang dilumatkan dan dicampur bahan lain, kemudian dibentuk menjadi bulatan atau bentuk lainya yang diinginkan, dan selanjutnya direbus. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan adalah alih teknologi pengolahan bakso ikan patin dan pengemasannya dengan metode penyuluhan dan pendampingan. Hasil pengabdian menunjukkan khalayak sasaran telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam mengolah bakso berbahan dasar ikan patin dan cara mengemasnya
IbM KELOMPOK USAHA BANDENG SEGAR TANPA DURI DI KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN
Teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri merupakan salah satu teknologi untuk menghilangkan tulang duri ikan bandeng sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumsi jenis ikan bandeng. Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok UD. Usaha Bandeng Segeri Makmur dan kelompok isteri-isteri pembudidaya ikan bandeng Sejahtera di kelurahan Pundatabaji Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual ikan bandeng dan memberdayakan masyarakat Kabupaten Pangkep khususnya para ibu nelayan atau ibu petambak yang dapat bekerja mengisi kekosongan waktu setelah pekerjaan rumah selesa