2 research outputs found

    Efisiensi Penambahan Bahan Bakar Wood Pellet di Rotary Kiln pada Pabrik Semen

    Get PDF
    Industri semen merupakan salah satu industri yang berkembang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Meningkatnya permintaan semen terhadap pembangunan mempengaruhi meningkatkan permintaaan kapasitas produksi yang dihasilkan industri semen. Penambahan kapasitas produsksi berdampak terhadap pada ketersediaan bahan baku semen diantaranya batu kapur (limestone), tanah liat (clay), pasir besi (iron sand), dan pasir silika (silika sand). Dalam hal ini, Wonogiri memiliki sumber ketersediaan batu kapur yang tinggi terutama pada daerah Baturetno. Kapasitas produksi pabrik Semen yang akan didirikan yaitu 2.200.000 ton/tahun akan beroperasi secara kontinyu selama 24 jam/hari dan 300 hari/tahun. Proses pembuatan semen yang dipilih adalah proses kering. Proses kering meliputi proses persiapan bahan baku batu kapur dan tanah liat di crusher lalu dipecah oleh hammer dan melewati clay cutter sehingga terjadi size reduction. Selanjutnya tahap penggilingan awal yaitu bahan baku digiling dan dikeringkan dengan raw mill lalu lanjut ke tahap pembakaran dengan raw meal dialirkan ke preheater untuk melakukan kalsinasi, lalu diumpan ke proses pembakaran di kiln sehingga menghasilkan senyawa clinker yang kemudian didinginkan didalam clinker cooler. Tahap terakhir yaitu pengiilingan akhir diumpan kedalam ball mill dengan bahan tambahan gypsum dan fly ash menjadi semen yang berukuran 325 mesh. Efisiensi yang dilakukan yaitu bahan bakar batubara disubtitusikan dengan bahan bakar biomassa wood pellet pada proses pembakaran di rotary kiln sehingga dapat membandingkan 2 kasus penurunan emisi CO2 dan penurunan dampak pemanasan global: (1) penggunaan bahan bakar 100% batubara dan (2) penggunaan bahan bakar 60% batubara dan 40% wood pellet, serta untuk mengetahui perbandingan cost yang dibutuhkan untuk bahan bakar. Hasil analisa dampak penurunan emisi CO2 dan pemanasan global pada kasus (2) mengalami penurunan sebesar 0,2290 ton CO2-eq dan 0,0449 ton CO2/TJ per hari. sedangkan hasil analisa cost bahan bakar yang dibutuhkan pada kasus (1) dan (2) terjadi penghematan sebesar Rp. 636.241.487 per hari

    Efisiensi Penambahan Bahan Bakar Wood Pellet Di Rotary Kiln Pada Pabrik Semen

    Full text link
    Industri semen merupakan salah satu industri yang berkembang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Meningkatnya permintaan semen terhadap pembangunan mempengaruhi meningkatkan permintaaan kapasitas produksi yang dihasilkan industri semen. Penambahan kapasitas produsksi berdampak terhadap pada ketersediaan bahan baku semen diantaranya batu kapur (limestone), tanah liat (clay), pasir besi (iron sand), dan pasir silika (silika sand). Proses semen meliputi proses persiapan bahan baku batu kapur dan tanah liat di crusher lalu dipecah oleh hammer dan melewati clay cutter sehingga terjadi size reduction. Selanjutnya tahap penggilingan awal yaitu bahan baku digiling dan dikeringkan dengan raw mill lalu lanjut ke tahap pembakaran dengan raw meal dialirkan ke preheater untuk melakukan kalsinasi, lalu diumpan ke proses pembakaran di kiln sehingga menghasilkan senyawa clinker yang kemudian didinginkan didalam clinker cooler. Tahap terakhir yaitu pengiilingan akhir diumpan kedalam ball mill dengan bahan tambahan gypsum dan fly ash menjadi semen yang berukuran 325 mesh. Efisiensi yang dilakukan yaitu bahan bakar batubara disubtitusikan dengan bahan bakar biomassa wood pellet pada proses pembakaran di rotary kiln sehingga dapat membandingkan 2 kasus penurunan emisi CO2 dan penurunan dampak pemanasan global: (1) penggunaan bahan bakar 100% batubara dan (2) penggunaan bahan bakar 60% batubara dan 40% wood pellet, serta untuk mengetahui perbandingan cost yang dibutuhkan untuk bahan bakar. Hasil analisa dampak penurunan emisi CO2 dan pemanasan global pada kasus (2) mengalami penurunan sebesar 0,2290 ton CO2-eq dan 0,0449 ton CO2/TJ per hari. sedangkan hasil analisa cost bahan bakar yang dibutuhkan pada kasus (1) dan (2) terjadi penghematan sebesar Rp. 636.241.487 per hari
    corecore