9 research outputs found
Students’ Writing Anxiety, Reading Motivation and Writing Achievement during Covid-19 Pandemic
A high level of students’ anxiety in writing is one of the factors behind unsatisfactory writing performances. It influenced the students to refrain from participating in any writing activities to reduce negative impressions from their classmates about their ability. It also led the students to avoid writing in the target language, and thus this can directly affect their writing performance. Moreover, the students with high levels of anxiety were less confident and did not enjoy writing-demanding situations. Thirty-three students were participating in this research. They were in the fifth semester of the English Education Department in one private university in Jakarta. The findings of this study showed that the higher the level of writing anxiety, the worse the writing ability, meanwhile the higher the level of reading motivation, the better the writing ability. These factors are essential, especially in teaching writing, to facilitate better students’ learning process during the Covid-19 pandemic
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Autistik Berat dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Keterbatasan kemampuan komunikasi menjadi salah satu hambatan bagi penyandang autisme dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Khususnya dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis tulis pada pada siswa autistik berat dalam menyelesaikan soal matematika. Subjek penelitian adalah dua siswa autistik berat di salah satu rumah belajar khusus autistik. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Instrumen penelitian terdiri dari observasi, lembar tes soal matematika dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan kedua subjek pada penelitian ini memiliki perbedaan kemampuan komunikasi matematis tulis. Subjek pertama memiliki kategori kemampuan komunikasi matematis tulis tinggi sedangkan subjek kedua memiliki kemampuan komunikasi matematis tulis sangat rendah. Kemampuan komunikasi matematis tulis pada tiap siswa autistik berbeda tergantung masing-masing kemampuan yang dimilikinya. Peran guru pendamping sangat dibutuhkan siswa autistik dalam memahami soal matematika
ANALISIS KESULITAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR (Penelitian Deskriptif Kualitatif Faktor Penghambat dalam Pembelajaran Membaca Permulaan pada Siswa Kelas III di SDN Tugu Utara 07)
Membaca permulaan adalah salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa sekolah dasar khususnya kelas rendah. Kemampuan membaca diperlukan siswa dalam pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang diberikan dari guru, buku pelajaran maupun media lainnya yang digunakan dalam pembelajaran. Pada tahap awal penelitian ditemukan lima siswa SDN 07 Tugu Utara yang masih mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa, hambatan yang mereka hadapi, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk membantu mereka. Peneliti menggunakan model deskriptif dengan metode kualitatif. Lima siswa berpartisipasi dalam subjek penelitian. Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan siswa diantaranya faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan, dan faktor psikologis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memotivasi siswa, penggunaan media pembelajaran yang menarik dan variatif, pembiasaan kegiatan membaca kepada siswa, dan melakukan diskusi antara orang tua dan guru terkait kesulitan yang dihadapi siswa, karakteristik dan kebiasaan di rumah, serta penyesuaian metode pembelajaran
-----
Beginning reading is one of the skills that must be mastered by elementary school students, especially lower grades. The ability to read is needed by students in learning to get information provided from teachers, textbooks and other media used in learning. In the early stages of the study, it was found that five students at SDN 07 Tugu Utara still had difficulties in beginning reading. The purpose of this research is to find out students' beginning reading ability, the obstacles they face, and what efforts can be made to help them. Researchers use a descriptive model with qualitative methods. Five students participated in the research subject. Factors that influence students' initial reading ability include physiological factors, intellectual factors, environmental factors, and psychological factors. The results of the study showed that the five students still had obstacles in beginning reading including only being able to read with two syllables, still having difficulty distinguishing letters, not being able to distinguish between vowels and consonants, not being able to and knowing reading aloud and comprehension. Efforts were made to overcome these obstacles by motivating students, using interesting and varied learning media, getting used to reading activities for students, and holding discussions between parents and teachers regarding the difficulties faced by students, characteristics and habits at home, and adjusting learning method
EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING SISWA (Penelitian Pre-Eksperimental di SMA Negeri 1 Kalijati Subang Tahun Pelajaran 2019/2020)
Bullying merupakan salah satu permasalahan yang menjadi perhatian global yang harus
ditanggulangi, setelah memberikan banyak dampak negatif pada setiap aspek peran yang
terlibat dalam tindakannya. Salah satu upaya menanggulangi perilaku bullying siswa
melalui teknik sosiodrama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama untuk mengurangi perilaku bullying
siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode preeksperimen
desain one group pre-test post-test. Populasi penelitian adalah seluruh
perilaku bullying siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Kalijati Subang. Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini
merupakan sebagian siswa yang berada pada kategori tinggi pada peran pelaku, korban
dan penonton bullying yang berjumlah 39 siswa. Pengumpulan data mengunakan
instrumen perilaku bullying. Teknik analisis data yang digunakan adalah Sample Paired t-
Test. Hasil penelitian menunjukkan: 1) profil perilaku bullying siswa pada peran pelaku,
korban dan penonton ada pada kategori sedang; 2) program bimbingan kelompok melalui
teknik sosiodrama dikembangkan dengan komponen yang terdiri dari: rasional, deskripsi
kebutuhan, tujuan, asumsi dasar, mekanisme pelaksanaan intervensi, rencana operasional
(action plan), kompetensi konselor, evaluasi dan SKLBK; 3) secara keseluruhan program
bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama signifikan efektif untuk mengurangi
perilaku bullying siswa peran pelaku, dan cukup efektif bagi peran korban dan penonton
bullying. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yaitu melakukan penelitian pada siswa
yang berada pada jenjang pendidikan SD dan SMP dan perilaku bullying dilihat dari
aspek perbedaan etnis dan pola asuh orang tua.;
Bullying has become one of the problems of global concern that must be addressed, after
having had many negative impacts on every aspect of the role involved in its actions. One
of the efforts to overcome bullying behaviors in students is using sociodrama techniques.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of group guidance through
sociodrama techniques to reduce bullying behaviors in students. The research approach
used is quantitative with the pre-experimental method one group pretest pottest design.
The study population were all students of class X and XI of SMA Negeri 1 Kalijati
Subang. The sampling technique used was purposive sampling, and the sample in this
study were some students who were in the high category in the roles of bullies, victims
and bystanders of bullying, amounting to 39 students. Data was collected using bullying
behavior instruments. The data analysis technique used was the Sample Paired t-Test.
The results showed that: 1) the profile bullying behaviors in students in the role of
bullies,, victims and bystanders were in the medium category; 2) a group guidance
program through sociodrama techniques was developed with components consisting of
rationales, descriptions of needs, objectives, basic assumptions, mechanisms for
implementing intervention, operational plans (action plans), competence of counselors,
evaluation and Counseling Guidance Service Activity Unit; 3) Overall, the group
guidance program through sociodrama techniques was significantly effective in reducing
student bullying behavior of bullies, and quite effective for the roles of victims and
bystander of bullying. It is recommended that further research should be conducted on
students who are at the elementary and junior high school education levels and bullying
behaviors should be seen from the aspect of ethnic differences and parenting styles
Layanan Bimbingan Keagamaan dalam Setting Pondok Pesantren untuk Meningkatkan Kemampuan Beragama Snatri: Penelitian di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jl. Cibiru Hilir no. 23 Kab. Bandung
Pondok Pesantren merupakan tempat untuk tinggal dan belajar para santri, yang didirikan untuk memberikan ilmu kepada santri yang menetap disana. Adanya bimbingan di pondok pesantren bertujuan khusus untuk meningkatkan kemampuan beragama santri yang diberikan langsung oleh pimpinan dan pembimbing pondok. Adapun tujuan umumnya yaitu membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui 1) kondisi kemampuan beragama santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jl. Cibiru Hilir No. 23 Cileunyi, Kabupaten Bandung; 2) layanan bimbingan keagamaan di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jl. Cibiru Hilir No. 23 Cileunyi, Kabupaten Bandung; 3) kondisi kemampuan beragama santri setelah mengikuti bimbingan keagamaan di Pondok Pesantren Al-Ihsan Jl. Cibiru Hilir No. 23 Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data berupa observasi, analisis dan wawancara langsung dengan beberapa santri, pimpinan pondok dan pembimbing pondok, juga memberikan gambaran sesuai fakta lapangan mengenai layanan bimbingan keagamaan untuk meningkatkan kemampuan beragama santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi kemampuan beragama santri masih kurang baik jika dilihat dari segi akidah, ibadah dan akhlak. Layanan bimbingan keagamaan yang diberikan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, juga bimbingan kelompok yang digunakan dalam pembagian kelas dalam pengajian (ta’lim). Hasil dari layanan bimbingan keagamaan dalam setting pondok pesantren untuk meningkatkan kemampuan beragama santri yaitu adanya peningkatan kemampuan beragama santri. Dalam aspek keimanan, santri mampu memandang islam secara menyeluruh, tidak fanatik terhadap faham islam yang dianutnya. Dalam aspek ibadah, santri mampu menjalankan ibadah wajib seperti sholat dengan tepat waktu, mampu menjalankan ibadah sunnah tanpa ada paksaan. Dalam aspek akhlak, santri mampu berkomunikasi dengan baik terhadap lingkungannya, lebih termotivasi untuk senantiasa berbuat baik tanpa mengharapkan penilaian orang lain, adanya keinginan untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, santri mampu mengamalkan serta menyebarluaskan ilmu yang didapat di pondok pesantren di masyarakat kelak
REVIEW ARTIKEL: Terapi Antikoagulan Pada Penderita Angina Pektoris
Angina pektoris adalah suatu gejala dari penyakit jantung koroner dengan ditandai nyeri dada dan sesak napas karena adanya penggumpalan darah atau aterosklerosis. Mengobati angina pektoris dengan terapi antikoagulan yang mana terapi tersebut menggunakan obat yg dapat mencegah penggumpalan dalam pembuluh darah. Tujuannya mengetahui lebih spesifik penggunaan obat antikoagulan dalam mengobati angina pektoris. Pada review artikel ini berisi tinjauan beberapa artikel yang telah publikasikan. Dalam pencariannya bersumber dari beberapa review artikel dengan mengumpulkan data-data dari berbagai macam, salah satunya mengambil data melalui Google Scholar. Kemudian dipilihnya lebih dari 10 artikel. hasil penelitian dari terapi farmakologi obat antikoagulan pada pasien penderita angina pektoris mampu menurunkan gejala dan mampu mencegah pengumpalan darah dalam pembuluh darah. Kesimpulan yang didapat dari hasil pengamatan dan pemahaman dari beberapa artikel di atas adalah penggunaan aspirin, nitran, fondaparinux, oksigen dan perlakuan terapi hipertensi dapat menurunkan NRS. Menurunkan dengan keluhan utama nyeri dada bisa juga di kombinasi dengan melakukan terapi relaksasi benson yang berguna menurunkan rasa sakit
Pengaruh Self-efficacy, Dukungan Sosial, dan Empati Pada Guru Motivasi Mengajar Guru ABK di Jakarta Selatan
Penelitian ini dilakukan mengajar menentukan efek self-efficacy, sosial
dukungan, dan empati terhadap motivasi para guru untuk mengajar untuk kebutuhan khusus
anak-anak di Jakarta Selatan. Penulis berteori bahwa self-efficacy, dukungan sosial
(dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan dari
pertemanan), dan empati (fantasi, pengambilan perspektif, perhatian empatik, dan
kesusahan pribadi) mempengaruhi motivasi guru untuk mengajar kru. Ini
Penelitian menggunakan pendekatan metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda.
Sampel berjumlah 200 guru yang mengajar di Jakarta Selatan diambil oleh
teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala
Pengukuran Skala Motivasi Tugas Kerja untuk Guru (instrumen
motivasi untuk mengajar), Skala Baru Self-Efficacy (instrumen self-efficacy),)
Indeks Interpersonal Reaktivitas (instrumen empati), dan
penulis membuat skala untuk dukungan sosial berdasarkan dimensi yang diusulkan
oleh Sarafino.
Hasilnya menunjukkan bahwa mengajar adalah efek signifikan dari self-efficacy,
dukungan sosial, dan empati terhadap motivasi guru untuk mengajar empati
anak-anak berkebutuhan khusus. Hasil uji hipotesis yang menguji pengaruh
dukungan sosial kecil hanya empat dimensi dukungan emosional untuk
motivasi guru dan empati kru juga hanya dimensi empatik
kekhawatiran tentang motivasi guru untuk mengajar kru. Sedangkan di selfefficacy
tidak berpengaruh pada motivasi guru untuk mengajar. Penulis berharap
bahwa implikasi dari hasil ini dapat ditinjau dan dapat dikembangkan di
penelitian lebih lanjut. Misalnya, dengan menambahkan variabel lain yang terkait dengan
motivasi mengajar yang dapat dianalisis sebagai IV yang mungkin memiliki major
pengaruh pada motivasi guru untuk mengajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMK
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan menuangkan, menyatakan, menerjemahkan, mengungkapkan, atau membuat model dari ide-ide atau konsep matematika, diantaranya ke dalam bentuk matematis baru yang beragam. Bentuk representasi matematis dapat berupa diagram, grafik, tabel, ekspresi atau notasi matematika serta menulis dengan bahasa sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi matematis menggunakan model PBL dengan berbantuan Geogebra. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X (sepuluh) di SMK Bina Warga tahun ajaran 2018-2019. Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas X PM 1 sebagai kelas kontrol dan X PM 2 sebagai kelas eksperimen. Sampel tersebut dipilih secara purposive sampling. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tipe uraian berupa soal-soal kemampuan representasi matematis tertulis serta instrumen nontes yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas proses pembelajaran untuk guru dan siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 22 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa; 1) terdapat peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra; serta 2) peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Dengan demikian, pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantuan Geogebra dapat dijadikan sebagai variasi model dalam proses pembelajaran