5 research outputs found

    Perubahan Sikap Selama Transisi Pembelajaran: Studi Eksploratif pada Pendidikan Vokasional

    Get PDF
    Transisi pembelajaran dari daring menjadi luring pascapandemi Covid-19 mengungkap permasalahan pada sikap belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sikap belajar siswa yang terungkap pada masa transisi pembelajaran pada pendidikan vokasional, yang meliputi aspek menerima, menanggapi, menghargai, dan bertanggung jawab. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Sejumlah 233 siswa dan 127 guru pada pendidikan vokasional di Indonesia  dilibatkan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan instrumen angket Likert berskala 4. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji paired sample t-test dengan perbandingan antara periode pandemi dengan periode pascapandemi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap perubahan sikap pembelajaran pada aspek menerima. Hal ini disebabkan perubahan situasi belajar dan menghargai karena pengaruh perubahan lingkungan belajar di sekolah. Aspek bertanggung jawab tidak menunjukkan perubahan sikap yang signifikan karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membentuk kembali sikap ini. Aspek menanggapi menunjukkan hasil perbedaan cara pandang antara guru dan siswa karena kurangnya pengawasan pada saat pembelajaran daring berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dan praktisi pendidikan kejuruan dapat mengambil peran untuk memulihkan dan membentuk kembali sikap belajar, khususnya tanggung jawab dan menanggapi dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif.Transisi pembelajaran dari daring menjadi luring pascapandemi Covid-19 mengungkap permasalahan pada sikap belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sikap belajar siswa yang terungkap pada masa transisi pembelajaran pada pendidikan vokasional, yang meliputi aspek menerima, menanggapi, menghargai, dan bertanggung jawab. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Sejumlah 233 siswa dan 127 guru pada pendidikan vokasional di Indonesia  dilibatkan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan instrumen angket Likert berskala 4. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji paired sample t-test dengan perbandingan antara periode pandemi dengan periode pascapandemi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap perubahan sikap pembelajaran pada aspek menerima. Hal ini disebabkan perubahan situasi belajar dan menghargai karena pengaruh perubahan lingkungan belajar di sekolah. Aspek bertanggung jawab tidak menunjukkan perubahan sikap yang signifikan karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membentuk kembali sikap ini. Aspek menanggapi menunjukkan hasil perbedaan cara pandang antara guru dan siswa karena kurangnya pengawasan pada saat pembelajaran daring berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dan praktisi pendidikan kejuruan dapat mengambil peran untuk memulihkan dan membentuk kembali sikap belajar, khususnya tanggung jawab dan menanggapi dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif

    TINGKAT KEMATANGAN GURU DAN SISWA PENDIDIKAN VOKASIONAL DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN ABAD 21

    Get PDF
    Until now, the maturity level of teachers and students in vocational education in applying 21st century skills in learning is still a prolonged polemic. This study aims to: (1) analyze the maturity level of teachers and students in applying 21st century skills; (2) analyze the difference in the maturity level of 21st century skills between teachers and students in implementing vocational learning. The research uses an exploratory descriptive method with a quantitative approach adopting the Hoy and Adam design. This study involved 598 samples which were divided into teacher and student subjects. Collecting data using a closed questionnaire technique with a 4-point Likert scale. Data were analyzed descriptively quantitatively to describe the percentage of maturity level and independent sample t-test to determine the difference in maturity between teachers and students. The results showed: (1) all 21st century skills consisting of problem solving, critical thinking, creativity, collaboration, communication, and digital literacy were at a low level of maturity; (2) the difference in the level of maturity experienced by teachers and students is quite significant in all competencies. Currently, 21st century skills in managing and following learning in vocational education must be strengthened again. Various training and mentoring for teachers and students should also be improved

    AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

    Get PDF
    Audit sistem informasi Digilib XYZ dilakukan karena : belum tercapainya tujuan pengadaan sistem, kurangnya fasilitas seperti  download  bahan pustaka, dan Digilib XYZ yang belum memenuhi kriteria dari definisi DIGILIB itu sendiri. Audit sistem informasi dilakukan dengan harapan dapat memberikan pandangan kepada pimpinan perpustakaan tentang kekurangan yang ada pada Digilib XYZ. Audit dilakukan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.0 dengan domain DS  (Delivery and Support) melibatkan proses DS3 (pengelolaan kinerja dan kapasitas) dan DS11 (pengelolaan data).Proses pra-audit adalah membuat dan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari : kuesioner I kondisi  existing  untuk  merepresentasikan kondisi Digilib XYZ, kuesioner II management awareness  untuk  merepresentasikan kepedulian manajemen perpustakaan terhadap Digilib XYZ, dan kuesioner III maturity level  untuk merepresentasikan tingkat kematangan Digilib XYZ saat ini dan harapan di masa yang akan datang. Tahapan yang digunakan dalam proses audit  yakni tahap analisa kondisi  existing,  tahap penentuan tingkat resiko, tahap penentuan tingkat kematangan, penyusunan rekomendasi, pengujian rekomendasi, dan pembuatan model tata kelola.Hasil audit menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan yang ditemukan pada Digilib XYZ. Kekurangan tersebut kemudian dijadikan acuan membuat rekomendasi yang berisi laporan hasil audit, usulan perbaikan  berdasarkan tingkat kematangan dan model tata kelola  baru. Hasil rekomendasi dinyatakan sudah sesuai dengan harapan pengelola Digilib XYZ.Kata Kunci: Audit Sistem Infomasi, COBIT, Delivery and Support, DIGILIB Audit Sistem Infomasi, COBIT, Delivery and Support, DIGILI

    Audit Sistem Informasi pada Digilib Universitas Xyz Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.0

    Get PDF
    Audit sistem informasi Digilib XYZ dilakukan karena : belum tercapainya tujuan pengadaan sistem, kurangnya fasilitas seperti download bahan pustaka, dan Digilib XYZ yang belum memenuhi kriteria dari definisi DIGILIB itu sendiri. Audit sistem informasi dilakukan dengan harapan dapat memberikan pandangan kepada pimpinan perpustakaan tentang kekurangan yang ada pada Digilib XYZ. Audit dilakukan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.0 dengan domain DS (Delivery and Support) melibatkan proses DS3 (pengelolaan kinerja dan kapasitas) dan DS11 (pengelolaan data).Proses pra-audit adalah membuat dan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari : kuesioner I kondisi existing untuk merepresentasikan kondisi Digilib XYZ, kuesioner II management awareness untuk merepresentasikan kepedulian manajemen perpustakaan terhadap Digilib XYZ, dan kuesioner III maturity level untuk merepresentasikan tingkat kematangan Digilib XYZ saat ini dan harapan di masa yang akan datang. Tahapan yang digunakan dalam proses audit yakni tahap analisa kondisi existing, tahap penentuan tingkat resiko, tahap penentuan tingkat kematangan, penyusunan rekomendasi, pengujian rekomendasi, dan pembuatan model tata kelola.Hasil audit menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan yang ditemukan pada Digilib XYZ. Kekurangan tersebut kemudian dijadikan acuan membuat rekomendasi yang berisi laporan hasil audit, usulan perbaikan berdasarkan tingkat kematangan dan model tata kelola baru. Hasil rekomendasi dinyatakan sudah sesuai dengan harapan pengelola Digilib XYZ

    Dampak Pandemi terhadap Kompetensi Digital Guru SMK Program Keahlian Teknik Otomotif

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan: (1) mengungkap tingkat penguasaan kompetensi digital guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian teknik otomotif sebelum dan setelah pandemi Covid-19 menggunakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh European Commission, dan (2) membandingkan tingkat penguasaan tersebut dengan menggunakan uji parametrik pada dua data berpasangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis ex post facto dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di SMK yang memiliki bidang keahlian Teknik Otomotif di kabupaten Bantul. Subjek penelitian adalah 113 guru SMK yang mengampu mata pelajaran vokasi bidang keahlian Teknik Otomotif. Pengumpulan data menggunakan angket yang merujuk pada kerangka kerja Digcompedu. Variabel yang diteliti yaitu: (1) keterlibatan profesional, (2) sumber daya digital, (3) pengajaran dan pembelajaran, (4) penilaian, (5) pemberdayaan peserta didik, dan (6) fasilitasi kompetensi digital peserta didik. Validitas instrumen diperoleh melalui expert judgement dan Exploratory Factor Analysis (EFA) sedangkan reliabilitas diperoleh dengan metode Cronbach’s Alpha. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Data terdistribusi normal sehingga dapat dilakukan analisis deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan karakteristik data. Uji hipotesis menggunakan uji parametrik pada dua data berpasangan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tingkat penguasaan kompetensi digital guru SMK program keahlian teknik otomotif sebelum pandemi berada pada kategori rendah (65,49%) dan setelah pandemi berada pada kategori sedang (70,80%), dan (2) Ada perbedaan yang signifikan (t=13,3553) dengan persentase kenaikan sebesar 52,81% pada tingkat penguasaan kompetensi digital guru akibat pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19, yang awalnya menghadirkan tantangan, ternyata berdampak positif pada peningkatan kompetensi digital guru sehingga mendorong percepatan transformasi digital dalam bidang pendidikan. Peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melaksanakan penelitian kompetensi digital guru dengan terlebih dahulu mengembangkan kerangka kerja kompetensi digital yang sesuai dengan lingkungan pembelajaran di Indonesia
    corecore