26 research outputs found

    ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE EARNED VALUE (STUDI KASUS: PROYEK PERUMAHAN PENAJAM PASER UTARA)

    Get PDF
    Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa besar persentase kemajuan fisik dari proyek. Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Perumahan Penajam Paser Utara. Proyek yang dilaksanakan pada bulan April – November 2018 ini memiliki anggaran sebesar Rp 5.746.122.000,00. (termasuk Ppn) selama 210 hari kerja.Metode nilai hasil atau Earned Value dapat digunakan sebagai tolok ukur kinerja proyek secara terpadu antara biaya dan waktu.. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis konsep nilai hasil pada kinerja biaya dan waktu, perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan langkah yang diambil akibat adanya penyimpangan.Hasil penelitian menunjukan bahwa informasi yang didapat pada saat peninjauan minggu ke-18 adalah nilai Planned Value (BCWS) sebesar Rp 4.027.348.719,70, nilai Earned Value (BCWP) sebesar Rp 2.921.787.526,15 dan nilai Actual Cost (ACWP) sebesar Rp 3.040.032.518,10. Pada saat peninjauan minggu ke-18 proyek mengalami kerugian Cost Variance sebesar Rp -(118.244.992) dan nilai Cost Performance Index = 0,96. Schedule Variance sebesar Rp -(1.105.561.194) dan nilai Schedule Performance Index = 0,73. Perkiraan penyelesaian proyek membutuhkan waktu selama 242 hari kerja. Perkiraan biaya sisa untuk menyelesaikan proyek sebesar Rp 2.395.960.248,88  sehingga yang diperlukan untuk menyelesaikan total proyek adalah sebesar Rp 5.957.527.520,78. Perhitungan Cost Slope hasil analisis dengan jam lembur 1 jam tersebut menghasilkan optimalisasi biaya sebesar Rp 5.763.048.908,68 dan durasi pekerjaan optimal dengan 208 hari dari 210 hari yang direncanaka

    ANALISIS PENGGUNAAN MATERIAL TANAH DAN MATERIAL PASIR LAUT PADA BEBAN PRELOADING TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN DAN BIAYA

    Get PDF
    Dalam dunia proyek, waktu dan biaya merupakan tolak ukur keberhasilan suatu proyek. Semakin singkatpenyelesaian suatu proyek dan semakin murah biaya yang dikeluarkan, tanpa memperburuk mutu dankualitas hasil dari pekerjaan proyek, maka semakin berhasil proyek tersebut terjalankan. Namun padakenyataan di lapangan saat ini, banyak proyek – proyek konstruksi yang menjadi tidak menguntungkankarena berbagai macam faktor. Pada studi kasus pekerjaan proyek yang diambil kali ini terdapat beberapahal yang dirasa menarik mulai dari Manajemen Proyek hingga penggunakan material pada prosespreloading itu sendiri yang pada perencanaannya menggunakan material dari laut (pasir laut). Penelitianini bertujuaan untuk mengetahui perbedaan waktu dan biaya pada penggunaan material tanah dan pasir laut.Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan terhadap material tanah dan pasir laut padapelaksanaan proyek. Durasi waktu pelaksanaan timbunan material tanah dengan volume pekerjaan76.432,72 m3 adalah 100 hari sedangkan durasi waktu pelaksanaan timbunan material pasir laut denganvolume pekerjaan 69.229,64 m3 adalah 91 hari. Sehingga perbedaan selisih waktu pada material tanah danpasir laut adalah selama 9 hari atau 9,00%. Biaya pelaksanaan timbunan dengan material tanah adalahRp.11.413.706.749,00 sedangkan biaya pelaksanaan timbunan dengan material pasir laut adalahRp.11.391.072.018,00. Sehingga perbedaan selisih biaya pada material tanah dan pasir laut adalahRp.22.634.731. atau 0,19%

    OPTIMALISASI BIAYA & WAKTU PEKERJAAN PADA SALURAN PELIMPAH (SPILLWAY) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS

    Get PDF
    Setiap proyek memiliki resiko keterlambatan dari waktu rencana, hal tersebut dapat dilihat dari masalah-masalah yang terjadi. Agar tidak terjadi kegagalan dalam suatu proyek maka diperlukan pengelolaan manajemen proyek yang sistematis sehingga dihasilkan waktu dan biaya proyek yang optimal. Untuk mengoptimalisasikan waktu dan biaya proyek dapat dilakukan dengan mempercepat waktu, antara lain dengan analisis crashing. Penelitian ini menggunakan data dari proyek Pembangunan Bendungan Tapin Kalimantan Selatan. Alternatif percepatan yang digunakan yaitu penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja (lembur), dari 1 jam lembur hingga 3 jam lembur. Perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan Microsoft Project 2019, dan diagram CPM. Kemudian dilakukan crashing untuk mendapatkan cost slope kegiatan yang berada pada lintasan kritis, selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan biaya dan waktu yang optimum. Dari hasil analisis diperoleh waktu dan biaya optimum pada penambahan jumlah tenaga kerja yaitu 922 hari dengan biaya total Rp. 123.787.319.959,04. Sehingga, persentase percepatan waktu penyelesaian proyek adalah 15,49% dan persentase pengurangan biaya adalah 0,78%

    ANALISIS PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA ANTARA ATAP BETON KONVENSIONAL DENGAN SANDWICH PANEL PADA PERLUASAN BANDARA PATTIMURA AMBON

    Get PDF
    Bandara merupakan suatu bangunan kompleks yang harus selalu terhubung satu sama lain sehingga diperlukan usaha yang ekstra dalam pekerjaan renovasi gedungnya. Kordinasi dengan beberapa pihak terkait sangat diperlukan agar fungsi dari bangunan tersebut tidak mengalami gangguan. Sudah menjadi tugas dari Project Manager untuk memantau dan memilih metode apa yang tepat dalam mempercepat perluasan Bandara Pattimura, Ambon. Salah satu cara yang bisa digunakan yaitu mengganti material rencana dengan material yang baru tanpa mengubah fungsi dan kegunaan material tersebut.Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method (CPM), proses ini dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan program Microsoft Project 2013. Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah material pekerjaan yang akan diganti termasuk dalam jalur kritis atau tidak. Data yang diperlukan adalah RAB, daftar analisa harga satuan pekerjaan, jadwal waktu pelaksanaan, laporan mingguan, gambar shop drawing, gaji pegawai dan data biaya tak langsung. Pekerjaan yang diubah yaitu pekerjaan pada area atap. Pada rencana awal atap yang digunakan merupakan atap plat dak beton. Namun karena proses pengerjaannya cukup rumit maka atap tersebut diubah menggunakan atap dengan material Sandwich Panel.Berdasarkan data serta hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pekerjaan atap termasuk dalam jalur kritis. Durasi pekerjaan atap beton memerlukan waktu selama 173 hari dan atap Sandwich Panel memerlukan waktu 139 hari. Pergantian model atap dari atap beton menjadi atap Sandwich Panel mampu mempercepat proyek selama 34 hari dibandingkan atap beton. Biaya yang dibutuhkan jika menggunakan atap beton sebesar Rp. 4.120.167.070,77 dan biaya atap Sandwich Panel sebesar Rp. 3.985.580.141,75. Biaya penghematan upah pekerja terhadap percepatan waktu sebesar Rp. 44.450.000,00. Jadi biaya atap dengan menggunakan Sandwich Panel lebih murah dengan selisih biaya sebesar Rp. 179.036.929,02

    PEMANFAATAN ABU KELAPA SAWIT DAN SERAT PLASTIK JENIS PET SEBAGAI BAHAN CAMPURAN DALAM PEMBUATAN BATA BETON (PAVING BLOCK)

    Get PDF
    Berbagai penelitian dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi konstruksi yang kuat, hemat, dan secara tidak langsung ikut serta dalam upaya penyelematan lingkungan, termasuk di antaranya penelitian mengenai inovasi bata beton (paving block Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas bata beton (paving block) adalah dengan menambahkan bahan tambah. Salah satu alternative penyelamatan lingkungan adalah menggunakan abu kelapa sawit (palm oil fuel ash) dan serat plastik PET (Polyethylene terephthalate) sebagai bahan tambah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adanya penambahan bahan tambah campuran dengan menggunakan abu kelapa sawit dan serat pelastik PET terhadap kuat tekan. Dalam penelitian ini perbandingan semen dan pasir adalah 1:4 dan komposisi plastik plastic PET adalah 0,2% dari volume pasir serta komposisi dari abu kelapa sawit adalah 3%, 6%, 9% dari volume semen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada SNI 03-0691-1996 tentang Bata Beton..Hasil uji nilai kuat tekan rata-rata dengan penambahan serat plastik PET (Polyethylene terephthalate) sebanyak 0% dan 0,2% serta abu kelapa sawit masing-masing dengan penambahan 0% 3%, 6%, 9% berturut-turut ialah 14,77 Mpa, 16,1 Mpa, 16,63 Mpa, 17,6 Mpa. Berdasarkan hasil tersebut maka paving block dengan adanya penambahan plastik jenis PET dan Abu Kelapa Sawit termasuk klasifikasi mutu C yang dapat digunakan untuk Pejalan Kak

    ANALISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN TEMPURUNG KELAPA PADA CAMPURAN BETON DENGANSIKAFUMESEBAGAI BAHAN TAMBAH

    Get PDF
    Perkembangan teknologi di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan, halini tidak lepas dari tuntutan dankebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastrukturyang semakin maju, maka kebutuhan berbagai material yangalami maupun buatan menjadi meningkat. Sehingga diperlukan suatu solusi atau terobosan yang dapat mengatasipeningkatan tersebut dengan menggunakan tempurung kelapa sebagai penambahan agregat kasar dalampembuatan betonTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan beton campuran beton dengan tempurung kelapadengan persentase variasi0%, 3%, 6%, 9%, dan 12%, 15% dan 8%sika fumesebagai bahan tambah pada umur28 hari.Benda uji yang digunakan adalah berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm. Setiap variasi terdapat3 buah benda uji, sehingga total dari 6 variasi adalah 18 buah. Dan umur rencana28 hari.Hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari didapat beton 0% tempurung kelapa 12,83 MPa, beton 3%tempurung kelapa 11,64 MPa, beton 6% tempurung kelapa 10,84 MPa, beton 9% tempurung kelapa 8,72 MPa,beton 12% tempurung kelapa 7,14 MPa dan beton 15% tempurung kelapa sebesar 7,12 MPa.Hal ini menunjukkanbahwa semakin tinggipersentase penggunaan tempurung kelapayang digunakan maka semakin kecil nilai kuattekan yang didapat.Kata kunci:Tempurung Kelapa,Kuat Tekan,Sika Fum

    PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) & CPM (CRITICAL PATH METHOD)

    Get PDF
    Dewasa ini sering kita temukan proyek konstruksi yang memiliki pekerjaan – pekerjaan yang sama dan berkelanjutan pada suatu proyek sehingga kebutuhan akan pemakaian sumber daya juga berkelanjutan, seperti pembangunan rumah – rumah pada proyek – proyek perumahan, ruas – ruas jalan pada proyek jalan raya, proyek pemasangan pipa dan sebagainya. Proyek ini digolongkan sebagai pekerjaan – pekerjaan yang berulang (repetitif). Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center merupakan proyek konstruksi lanjutan dari infrastruktur bangunan yang sempat terhenti pekerjaannya, kemudian Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center merupakan proyek repetitif (pekerjaan berulang) hal ini terlihat dari beberapa item pekerjaannya yang relatif sama antar tiap lantai bangunan. Metode yang dikenal efektif untuk perencanaan penjadwalan proyek dengan pekerjaan berulang (repetitif) adalah metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM). Pada Penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode penjadwalan proyek dengan metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM), serta mengetahui perbandingan antar metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM) pada penjadwalan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center SamarindaProses Penjadwalan dengan metode PDM dan CPM dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Project 2019 dan secara Manual di Microsoft Excel 2019, diawali dengan menentukan keterkaitan hubungan tiap item pekerjaan (Predecessor), kemudian melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur untuk memperoleh nilai Total Float agar dapat mengetahui item pekerjaan kritis.Hasil analisis penjadwalan proyek dengan menggunakan metode PDM didapat durasi pekerjaan total selama 175 hari selesai pada 13 desember 2019 serta terdapat 26 item pekerjaan kritis, kemudian dengan metode CPM diperoleh total durasi pekerjaan proyek 190 hari selesai pada 29 desember 2019 dengan 18 item pekerjaan kritis. Perbandingan metode PDM dengan metode CPM terdapat beberapa hal yang menjadi perbedaan diantaranya ialah tampilan informasi yang disajikan sebagai bentuk penjadwalan, pada PDM terdapat 4 konstrain pekerjaan yaitu Early Start (ES), Early Finish (EF), Late Start (LS) dan Late Finish (LF), CPM terdapat item pekerjaan Semu/Khayal

    ANALISIS ELEMEN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM BETON BERTULANG (STUDI KASUS GEDUNG DEALER HONDA ASTRA KOTA SAMARINDA)

    Get PDF
    Perencanaan struktur merupakan hal yang penting dalam suatu konstruksi bangunan ditinjau dari segi kekuatan, keamanan dan keekonomiannya. Struktur bangunan secara keseluruhan terdiri dari struktur atas berupa lantai, balok, kolom, dinding dan atap; sedangkan struktur bawah terdiri dari pondasi dan balok sloof. Elemen struktur terpenting dalam struktur adalah kolom dan balok sehingga dimensi yang direncanakan dan penggunaan tulangan pada kolom dan balok perlu diketahui agar sesuai dengan persyaratan dalam kategori aman. Studi yang dilakukan dengan menganalisis tulangan balok dan kolom menurut SNI-2847-2019 berdasarkan persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Kesimpulan dari penelitian yaitu tulangan utama pada balok dengan dimensi penampang 600 x 300 (tulangan atas 7D19; tulangan bawah 4D19) dan kolom dimensi 600 x 600 (tulangan utama 20D19) telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Adapun tulangan geser pada balok dimensi 600 x 300 (sengkang tumpuan D10-100 dan sengkang lapangan D10-150) dan kolom dengan dimensi 600 x 600 (tumpuan sengkang D10-100 dan sengkang lapangan D10-150) serta pengait D10-300 telah memenuhi persyaratan yang ditentukan

    ANALISIS BANGKITAN PERJALANAN DAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR KENDARAAN PADA KAWASAN RUKO ALAYA JUNCTION SAMARINDA,KALIMANTAN TIMUR

    Get PDF
    Ruko Alaya Junction merupakan pusat pertokoan yang dapat menimbulkan bangkitan perjalanan dari suatuzona. Sejalan dengan keberadaan Ruko Alaya Junction tersebut, maka aktivitas pergerakan masyarakat kotaSamarinda semakin meningkat dalam pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan tingginya jumlahpergerakan zona terhadap kawasan ini. Selain itu, seiring meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotordan meningkatnya jumlah pengunjung maka kebutuhan parkir di Ruko Alaya Junction menjadi sangatpenting.Pada penelitian ini digunakan metode survei kuesioner dan survei lalu lintas harian untuk mengetahuikarakteristik dan jumlah bangkitan perjalanan dari suatu zona. Penyebaran kuesioner dilakukan secaralangsung di lokasi dan melalui internet. Analisis yang digunakan untuk menghitung jumlah bangkitanperjalanan yaitu analisis regresi linier berganda. Pada penelitian parkir, metode yang digunakan ialahmetode survei dengan titik akses tertentu yaitu dengan menempatkan surveyor di setiap blok. Pengambilandata parkirdilakukan selama 8 jam berturut-turut selama 5 hari. Data-data tersebut digunakan sebagai bahandalam menganalisis karakteristik dan kebutuhan ruang parkir kendaraan.Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan pada kawasan RukoAlaya Junction ialah jumlah anggota keluarga. Jumlah bangkitan perjalanan berdasarkan model terpilihdidapatkan pada tahun 2021 sebesar 1547perjalanan/hari dan estimasi pada tahun 2026 sebesar 1710perjalanan/hari. Nilai akumulasi parkir parkir tertinggi untuk sepeda motor yaitu sebesar 135 kendaraan(<170 SRP) dan mobil sebesar 113 kendaraan (<237 SRP). Nilai indeks parkir kendaraan tertinggi yaituuntuk sepeda motor sebesar 79,4% (<100%) dan mobil sebesar 47,7% (<100%). Dan untuk kebutuhanruang parkir didapatkan nilai tertinggi untuk sepeda motor sebesar 84 SRP (<170 SRP) dan mobil sebesar74 SRP (<237 SRP). Dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa saat ini kebutuhan ruang parkir diRuko Alaya Junction masih mencukupi.Kata Kunci :Bangkitan Perjalanan, AnalisisRegresi Linier Berganda, Karakteristik Parkir, KebutuhanRuang Parki

    ANALISA KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN METODE COMPRESSION TEST DAN HAMMER TEST MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS PASIR TENGGARONG

    Get PDF
    Beton merupakan suatu bahan komposit yang dihasilkan dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar, air, semen atau bahan lain yang berfungsi sebagai bahan pengikat hidrolis, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan dari metode compression test dan hammer test menggunakan agregat halus Pasir Tenggarong. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini ada 2 jenis yaitu silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, kubus berukuran 15 cm X 15 cm X 15 cm dengan total 16 buah sampel benda uji yang dibagi menjadi 8 sampel untuk silinder dan 8 sampel untuk kubus, dengan sampel direndam/curing selama 28 hari. Hasil penelitian yang didapat untuk metode compression test benda uji kubus nilai tertingginya yaitu 307,73 kg/cm2 dan nilai terendahnya yaitu 269,20 kg/cm2 sedangkan untuk benda uji silinder nilai tertingginya yaitu 293,28 kg/cm2 dan nilai terendahnya yaitu 253,26 kg/cm2. Lalu untuk metode hammer test benda uji kubus nilai tertingginya yaitu 193,74 kg/cm2 dan nilai terendahnya yaitu 142,76 kg/cm2 sedangkan untuk benda uji silinder nilai tertingginya yaitu 203,94 kg/cm2 dan nilai terendahnya yaitu 122,36 kg/cm2. Yang terakhir nilai persentase hammer test terhadap compression test untuk benda uji kubus nilai tertingginya 70,08% dan terendahnya 51,55% sedangkan benda uji silinder nilai tertingginya 69,54% dan terendahnya 46,48%
    corecore