604 research outputs found
Syahwat Management, Tabarroja, Leadership Ethics Education In Islamic Perspectives
Syahwat (lust) can be interpreted as the tendency of the soul to what it wants; nuzu’annafs ila ma turiduhu. In the Qur’an, the word syahwat (lust) is sometimes intended for the desired object, but in another verse it is used to refer to the potential of human desire comprehensively. If the impulse of syahwat is followed by paying attention to moral values, so it will change into a destructive impulse of lust. Therefore the role and function of ethics education in leadership is expected to be able to control negative things or abnormal desires that must be controlled by each individual, through common sense which is more rational. Tabarroja is a fi'tsulatsi mazid with the addition of two letters, the origin is ba-ro-ja. In Arobiya's speech, Ibn Madzur said: everything that looks clear and prominent, it is predicated as baroja. That is why the splendors made are more highlighted through the desire that can be called burujun because of its prominence, the clarity and height. The role of ethics education is very important. In islamic view, leadership is seen as a mandate that must be carried out according to norms and ethics that we believe to be the center of self-control, so the leader will be able to leave negative things. A national leader is essentially carrying out the mandate of Allah SWT, as well as the mandate of the people or society. Taking amanah means taking the consequences of managing responsibly according to expectations and needs. The role of ethics education in Islamic leadership is always improved in a sustainably way, while the leadership of someone who is given a mandate is not property rights, which it can be enjoyed by the one who hold it. Therefore in islamic views, there are two dimensions of leadership perspective. These are upholding religion and taking care of world affairs. Keywords: Syahwat Management, Ethics Education, Leadership Islamic Perspectiv
The investigation of avalanche patterns on railroad tracks with steep slopes
This study aims to investigate the pattern of landslides on the cliffs forming the railway with steep slopes. This research was conducted at Rejosari Natar Station, South Lampung Regency, Lampung Province. The point of observation is at STA 30 + 250. The data in this study were divided into primary and secondary data. Primary data is the data that is directly obtained in the field by taking soil samples which are then processed in the laboratory. The secondary data is the soil characteristics data of the railroad structure starting from the rail load, rail bearings, ballast layers, sub-ballast layers, and sub-grade. These will be used as input in conducting railroad analysis using Plaxis modelling. Plaxis modeling requires these variables and parameters to be analyzed based on the amount of vertical settlement, total stress, and safety factor values that occur due to rail loads. Reserach found that the value of the soil safety factor was <1.25. This means that the soil condition is in a critical condition for collapse and the ground will experience landslides which can endanger the safety of the passing trains. For this reason, improvements are needed in the soil that will experience landslide
ANALISIS DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 30 METER TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 5 BIROMARU
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Daya Ledak Tungkai danKecepatan Lari 30 meter terhadap Kemampuan Melakukan Lompat Jauh Siswa putra SMPNegeri 5 Biromaru ? penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui Daya LedakTungkai dan Kecepatan Lari 30 meter terhadap Kemampuan melakukan Lompat Jauh Siswaputra SMP Negeri 5 Biromaru : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknikkorelasional dalam bentuk kontribusi, memberikan gambaran umum tentang variabel-variabelyang diteliti, melalui nilai kontribusi antara variabel bebas dengan variabel terikat, populasiadalah keseluruhan individu atau objek yang ingin diteliti. Olehnya itu yangmenjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putera SMP Negeri 5Biromaru, dengan jumlah 274 orang, dengan rincian siswa puteri 141 orang dan putera 133orang. Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Zuriah (2005:122), Bahwa “teknikrandom sampling, didefinisikan sebagai pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakildari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi”. maka sampel merupakansebagian jumlah populasi yang diambil secara acak karena populasi mempunyai sifathomogen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra SMP Negeri 5 biromaru sebanyak20 orang.Dari hasil analisis data yang telah dilakukan terbukti ada kontribusi daya ledak tungkaidan kecepatan lari 30 meter terhadap kemampuan lompat jauh siswa putra SMP Negeri 5Biromaru. Hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa daya ledak tungkai dan kecepatan lari30 meter dapat menjelaskan kemampuan lompat jauh, dimana 35,6% kemampuan lompatjauh dapat ditentukan oleh daya ledak tungkai dan kecepatan lari 30 meter. Hal tersebutapabila dikaitkan dengan kajian teori yang mendasari pada dasarnya hasil penelitian inimendukung teori yang ada. Hal ini membuktikan bahwa daya ledak tungkai dan kecepatanlari 30 meter merupakan unsur kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam meningkatkankeberhasilan dalam melakukan lompat jauh, terutama menentukan baiknya proses dan hasilpelaksanaan lompat jauh
Tradisi Mappatamma’ Mangaji pada Masyarakat di Desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
Skripsi ini adalah studi tentang tradisi Mappatamma’ mangaji pada
masyarakat di desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar.
Pokok permasalahan adalah yaitu: Bagaimana sejarah awal tradisi Mappatamma’ ?,
Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi Mappatamma’ mangaji pada masyarakat di
desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar ?, dan apa makna
simbolis dari tradisi Mappatamma’ mangaji pada masyarakat di desa Lapeo
Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar ?.
Oleh karena jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau Field Researct
maka peneliti menggunakan metode yang bersifat deskriptif-kualitatif dalam
menggungkapkan fakta tentang tradisi mappatamma’ mangaji pada masyarakat di
desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Untuk
menganalisis fakta tersebut peneliti menggunakan pendekatan sejarah, sosiologi,
antropologi, dan agama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya mappatamma’ di daerah ini
bermula pada masa masa puang I Joleng yang menjadi kadi pertama di kerajaan
Balanipa Mandar sekitar abad ke XVII M. Tradisi ini awalnya dirayakan bertepatan
dengan maulid Nabi Muhammad Saw yaitu pada tanggal 12 rabiul awal dan
perayaannya bisa dilakukan di masjid maupun di rumah masing-masing. Seiring
berjalannya waktu, perayaan ini bisa dilaksanakan kapanpun. Tergantung kepada
kesiapan masyarakat khususnya bagi mereka yang telah menamatkan Al-Qurannya
(anak yang khatam Al-Quran).
Tujuan dari perayaan ini adalah untuk memberikan motivasi dan spirit kepada
generasi muda untuk senantiasa mengamalkan dan mempelajari ayat ayat suci AlQuran dan menjadi salah satu implementasi bentuk syiar Islam pada zaman kerajaan.
Mappatamma` bentuk apresiasi budaya masyarakat Mandar yang tinggi terhadap
nilai-nilai ke-Islaman dan cermin betapa masyarakat kita arif dan santun
mempertemukan dengan apik antara agama dan tradisi.
Pearayaan ini berlangsung pada pagi hingga sore hari. Malam sebelumnya,
rumah-rumah warga, yang putranya mengikuti acara khatam, sudah diramaikan suara
orang-orang yang membacakan ayat-ayat suci Al Quran, lagu-lagu kasidah, dan
tetabuhan rebana. Alunan syahdu itu terdengar sejak waktu shalat isya hingga
menjelang pagi
Audiovisual Media Assisted Guided Inquiry Model in Improving Learning Results
This study proved that audio-visual media assisted inquiry model can improve Learning Outcomes. The objective of this research was to improve the learning outcomes of science material on the Change of Surface Appearance of Earth and Celestial Objects through a guided inquiry model assisted by audio visual media in fourth grade students of SD Perguruan Rakyat 3, East Jakarta. This study used a Classroom Action Research design consisting of two cycles. Each cycle consists of 4 (four) stages. These are planning, implementing, observing and reflecting. The subject of this research was the fourth grade students of SD Perguruan Rakyat 3, East Jakarta. The results showed: (1) students’s activity in first cycle got a score 18.6 which it means sufficient qualification but had not yet reached the success level of learning and the second cycle increased with a score of 25.9 which it means good qualifications and reached the level of learning success. (2) the classical learning completeness of students in the first cycle was 48%, then increased in the second cycle was up to 92%. The conclusion of this study is the application of guided inquiry models can improve science learning outcomes included students’ learning activities and student’s learning outcomes. Based on these conclusions, it can be judge that the audiovisual assisted guided inquiry model can facilitate students to learn independently and attract students' attention through an attractive display design so that it is very good if applied in science learning. Keywords: inquiry, audio-visual, learning outcomes
Perbandingan antara Campuran Pasir Baik dengan Pasir Buruk pada Perbaikan Tanah Dasar Jalan Terhadap Daya Dukung Setelah Dilakukan dan Tidak Dilakukannya Swelling Potential Ditinjau Terhadap Tebal Perkerasan Jalan
Swelling of clay soil has an impact on building construction. The problem that occurs in Marga Kaya Village, in the rainy season the soil is mushy and the carrying capacity becomes low so that the road is bumpy and the road body decreases. This study uses good sand stabilization material and bad sand with a mixture variation of 5%, 10% and 15% This study aims to find out the thick decrease in road pavement from each addition of mixed variations. Cbr results unsoaked and soaked maximum good sand occurs in a mixture of sand 15% with a value of 14.2% and 3.2%. The thickness of pavement on CBR unsoaked and soaked sand is well efficient on a mixture of sand 15% with a thickness of D1 = 2.25 cm, D2 = 20 cm and D3 = 10 cm, and soaked D1 = 8.75 cm, D2 = 20 cm and D3 = 10cm. Cbr unsoaked and soaked maximum value of bad sand occurs in 15% sand mixture with values of 13.9% and 2.6%. Thickness of pavement on CBR unsoaked and soaked bad sand maximum on the sand mixture 15% with thickness D1 = 2.5 cm, D2 = 20 cm and D3 = 10 cm, and soaked with thickness D1 = 9.25 cm, D2 = 20 cm and D3 = 10 cm. The value of swelling decreased from 11.4% to 5.7% and 8% in the addition of sand 15%
ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN FONDASI BORED PILE MENGGUNAKAN METODE TEORITIS, METODE ELEMEN HINGGA DENGAN UJI TEST PDA (PILE DRIVING ANALYZER) (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG B RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH METRO)
Pada umumnya perencanaan suatu bangunan meliputi perencanaan bangunan atas (upper structure) dan perencanaan bangunan bawah (sub structure). Fondasi merupakan bagian bangunan bawah (sub structure) yang berhubungan langsung dengan tanah mempunyai peranan penting memikul seluruh beban bangunan lain di atasnya, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan daya dukung serta penurunan yang akan terjadi di dalam perencanaan desain dan juga pengujian setelah pelaksanaan pekerjaan fondasi. Pada pembangunan gedung B RSU Muhammadiyah menggunakan tipe fondasi bored pile. Ditinjau dari penyelidikan jenis tanah, beban struktur, lingkungan sekitar proyek, dan pengujian lapangan dengan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung daya dukung dan penurunan fondasi bored pile dengan cara static (menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah) menggunakan metode teoritis, metode elemen hingga, dan cara (dinamic) menggunakan metode experimental dengan uji lapangan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP serta dapat menginterpetasikan hasil data PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan daya dukung hasil perbandingan selisih terkecil pengujian static menggunakan metode L. Decourt terhadap hasil pengujian dinamic hasil CAPWAP pada kedua titik uji dengan nilai 4,06% pada titik BH-01 dan -9,29% pada BH-02 dan hasil selisih terkecil pada metode elemen hingga dengan hasil CAPWAP ada pada titik BH-01 yaitu -9,8%. Hasil selisih perbandingan terkecil penurunan adalah menggunakan metode Paulus&Davis terhadap hasil CAPWAP pada BH-01 yaitu -13% dan BH-02 yaitu -23%. Hasil PDA Test pada tiang No.1 terjadi overstressed karena nilai CSX lebih tinggi dari tegangan ijin tekan, untuk EMX tiang No.2 melebihi efisiensi hammer yang disarankan, pada laporan hasil CAPWAP tidak terdapat keterangan dari CAPWAP match quality dan terdapat data yang belum lengkap diberikan dalam laporan, seperti persentase kerusakan fondasi (BTA) dan tinggi jatuh hammer test (STK).Pada umumnya perencanaan suatu bangunan meliputi perencanaan bangunan atas (upper structure) dan perencanaan bangunan bawah (sub structure). Fondasi merupakan bagian bangunan bawah (sub structure) yang berhubungan langsung dengan tanah mempunyai peranan penting memikul seluruh beban bangunan lain di atasnya, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan daya dukung serta penurunan yang akan terjadi di dalam perencanaan desain dan juga pengujian setelah pelaksanaan pekerjaan fondasi. Pada pembangunan gedung B RSU Muhammadiyah menggunakan tipe fondasi bored pile. Ditinjau dari penyelidikan jenis tanah, beban struktur, lingkungan sekitar proyek, dan pengujian lapangan dengan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung daya dukung dan penurunan fondasi bored pile dengan cara static (menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah) menggunakan metode teoritis, metode elemen hingga, dan cara (dinamic) menggunakan metode experimental dengan uji lapangan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP serta dapat menginterpetasikan hasil data PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan daya dukung hasil perbandingan selisih terkecil pengujian static menggunakan metode L. Decourt terhadap hasil pengujian dinamic hasil CAPWAP pada kedua titik uji dengan nilai 4,06% pada titik BH-01 dan -9,29% pada BH-02 dan hasil selisih terkecil pada metode elemen hingga dengan hasil CAPWAP ada pada titik BH-01 yaitu -9,8%. Hasil selisih perbandingan terkecil penurunan adalah menggunakan metode Paulus&Davis terhadap hasil CAPWAP pada BH-01 yaitu -13% dan BH-02 yaitu -23%. Hasil PDA Test pada tiang No.1 terjadi overstressed karena nilai CSX lebih tinggi dari tegangan ijin tekan, untuk EMX tiang No.2 melebihi efisiensi hammer yang disarankan, pada laporan hasil CAPWAP tidak terdapat keterangan dari CAPWAP match quality dan terdapat data yang belum lengkap diberikan dalam laporan, seperti persentase kerusakan fondasi (BTA) dan tinggi jatuh hammer test (STK)
Perubahan Nilai Daya Dukung Tanah Lempung Lunak Akibat Stabilisasi Tanah menggunkaan Metode Deep Soil Mixing Pola Panels dengan Kapur 8%
Palembapang, South Lampung requires proper road construction for public transportation needs. However, the road conditions in the village were found heavily damaged because of poor soil conditions. Therefore, soil stabilization must be carried out. The method of this study is deep soil mixing (DSM), which is soil improvement method by mixing additional materials in the field (in-site). This method is more affordable because they use their soil as theiraggregate and reduce the transportation budget because of stuff supply.The purpose of this study is to determine the change of soil load-bearing capacity due to the variation of distance and the diameter of the DSM stabilization column on soft clay soil and soft clay soil with 8% lime. This study shows that the stabilization of soft clay soil with 8% lime has increased its load-bearing capacity (qu) from 10.368 kg/cm2to 14.69 kg/cm2. The increase of soil load-bearing capacity with the stabilization of the DSM column is proportional to the volume of soil improvement. The largest increase of the soil load-bearing capacity occurred in 1D columns range and 3.75 cm diameter. The distance variation also gives a more significant change compared to the variation of diameter. The most efficient distance and diameter are at the variation of the distance of 1.25D columns range and 2.5 cm diameter
- …