213 research outputs found
THE FINANCIAL PERFORMANCE AND MACROECONOMIC FACTORS IN FORMING STOCK RETURN
This research focuses on fundamental and macroeconomic conditions in the formation of stock returns as an empirical test on signaling theory, capital structure theory, and prospect theory. The research sample is companies listed on the BEI property sector with a total of 17 companies that meet the criteria of purposive sampling. The analysis technique uses panel data regression with random effects. The results showed simultaneously that financial performance and macroeconomic factors affect stock returns. The partial test shows that profitability and capital structure do not affect stock returns, while PBV and macroeconomic factors have a positive effect on stock returns. In addition, GDP is the dominant factor affecting stock returns. The implications of this study refer to investors in determining investment strategies, for management in managing companies and for regulators in making economic policy decisions.
Keywords: Stock Return, Financial Performance, Macroeconomic, Property Sector
 
PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI WILAYAH PERAIRAN KOTA BATAM
Execution of a defensible turn of events and normal controlled utilization of assets is the goal of ecological administration. Ecological administration problems can be considered as one of the main drivers of the destruction of nature. The estuary of all natural problems is progress made without regard to the ecological balance factor which will thus cause damage and pollution of nature. The area of Batam city has a very wide water area which does not escape from waste pollution and must be a concern of the local government. There are several agencies that can protect, supervise and enforce the law so that the environment remains good for the survival of human life. The Batam City Environmental Service is a very vital agency in protecting the environment according to its duties and functions. Because along with the increasing pollution of household waste in water areas. This paper aims to explain the role of the Department of the Environment in supervising and taking action against perpetrators of household waste pollution. This paper uses role theory, law enforcement theory and the theory of criminal acts to explain how to supervise and enforce the law in the territorial waters of the city of Batam. The results of the analysis show that law enforcement of the Environmental Service has effective functions and duties in taking action against perpetrators of polluting household waste into the sea. However, there are several obstacles in carrying out the role of the Batam City Environmental Service in environmental protection.Execution of a defensible turn of events and normal controlled utilization of assets is the goal of ecological administration. Ecological administration problems can be considered as one of the main drivers of the destruction of nature. The estuary of all natural problems is progress made without regard to the ecological balance factor which will thus cause damage and pollution of nature. The area of Batam city has a very wide water area which does not escape from waste pollution and must be a concern of the local government. There are several agencies that can protect, supervise and enforce the law so that the environment remains good for the survival of human life. The Batam City Environmental Service is a very vital agency in protecting the environment according to its duties and functions. Because along with the increasing pollution of household waste in water areas. This paper aims to explain the role of the Department of the Environment in supervising and taking action against perpetrators of household waste pollution. This paper uses role theory, law enforcement theory and the theory of criminal acts to explain how to supervise and enforce the law in the territorial waters of the city of Batam. The results of the analysis show that law enforcement of the Environmental Service has effective functions and duties in taking action against perpetrators of polluting household waste into the sea. However, there are several obstacles in carrying out the role of the Batam City Environmental Service in environmental protection
KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I MENGGUNAKAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran praktikum fisika dasar I menggunakan modul elektronik petunjuk praktikum berbasis pendekatan saintifik. Metode penelitian yang digunakan adalah one shot case study. Sebanyak 20 mahasiswa menggunakan modul elektronik untuk 4 kali praktikum dan selanjutnya diberikan tes KPS. KPS yang diujikan terdiri dari 9 indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator mengajukan pertanyaan terkait hipotesis percobaan adalah 8,25, indikator menentukan alat dan bahan yang digunakan serta fungsinya 5,95, indikator menentukan langkah kerja 8,25, indikator menggambar grafik dan menyusun tabel adalah 8,80, indikator untuk menginterpretasikan variabel yang digunakan berpengaruh dalam percobaan adalah 9,00, indikator untuk menghubungkan hasil percobaan dengan teori adalah 6,60, indikator untuk membuat kesimpulan dari percobaan yang dilakukan adalah 10,00, indikator untuk mengungkapkan pengamatan yang mungkin terjadi jika variabel yang berubah adalah 9,50, dan indikator untuk menggunakan konsep yang benar untuk menjelaskan hal-hal yang terjadi adalah 9,20. Berdasarkan hasil tersebut, nilai rata-rata keterampilan proses sains adalah 83,94 dengan kategori ‘Terampil’.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Praktikum Fisika Dasar I, Modul Elektronik, Pendekatan Saintifik
ABSTRACT
This study aims to describe students' science skills after using the e-module of first basic physics practicum guide based on a scientific approach. This research method was one shot case study. A total of 20 students used the e-module for 4 practicums and then their science process skills were tested. The Science Process Skills tested consist of 9 indikators. The results showed that the average value of the indikator for asking questions related to the experimental hypothesis was 8.25, the indikator for determining the tools and materials used and their functions was 5.95, the indikator for determining the work steps was 8.25, the indikator for drawing graphs and compiling tables was 8.80, the indikator for interpreting the variables used influential in an experiment was 9.00, indikator for connecting experimental results with theory was 6.60, indikator for making conclusions from experiments carried out was 10.00, indikator for expressing observations that might occur if the variable changed was 9.50, and indikator for using the correct concept to explain things what happened was 9.20. Based on these results, the average value of science process skills was 83.94 in the category of ‘Skilled’
Keywords: Science Process Skill, First Basic Physics, E-Module, Scientific Approac
Analisis Unjuk Kerja Alat Penukar Kalor Pelat Kapasitas 2400 Kw dengan Aliran Berlawanan (Counterflow)
Analisa unjuk kerja alat penukar kalor pelat aliran berlawanan (Counterflow) dimana kedua aliran fluida mengalir tetapi berbeda arah merupakan penghasil efisiensi terbanyak dari semua susunan aliran untuk satu lintasan dengan parameter dan spesifikasi yang sama, merupakan aliran Turbulen pada kedua aliran panas dan dingin, dengan suhu air panas masuk 15,40oC , dan suhu air dingin keluar sebesar 13,40oC. Sebuah Alat Penukar Kalor Pelat adalah suatu Alat penukar kalor yang terdiri dari beberapa lembar (plate) baja tahan karat tipis untuk menukar panas pada kedua fluida, sepanjang waktu kedua aliran tersebut dipisahkan dengan dua buah paking, antara saluran dan aliran berlawanan yang terjadi menghasilkan kemungkinan efisiensi yang tertinggi. Penelitian Secara Kualitatif pada Alat Penukar kalor pelat ini digunakan sebagai pendingin unit-unit mesin seperti AHU, FCU , Kolam Renang , Menara pendingin dan lain-lain, dengan menggunakan air laut yang telah diproses sebelumnya sebagai media fluida pendinginnya. Metode yang digunakan adalah metode LTMD (Log Mean Difference) dalam menganalisa distribusi suhudengan nilai 1,95oC sehingga menghasilkan rasio perbandingan kalor 1 dengan efektifitas thermal 80%, sehingga mendekati keseimbangan thermal dan metode NTU-effectifitas dimana Co>Ch sehingga menghasilkan nilai 82% pada alat penukar kalor pelat. Penelitian secara Kuantitatif diperoleh hasil nilai koefisien pada alat penukar kalor ini sebesar 5606 W/m2 oC mendekati nilai asumsi 5000 W/m2 oC, pendinginan yang dibutuhkan 7138 KW maka diperlukan tiga buah unit sehingga menghasilkan pendinginan sebesar7236 KW dengan nilai keefektifan sebesar 82 %
PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
ABSTRAK Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk dan mengetahui kelayakan LKPD berbasis Project Based Learning untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis pada materi induksi elektromagnetik. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model pengembangan 4D yang dimodifikasi menjadi 3D yaitu define, design, dan development. Pada tahap define dilakukan perancangan instrumen untuk tahap define, analisis RPP dan analisis kebutuhan pengembangan. Tahap design terdiri atas rancangan LKPD dan rancangan instrumen untuk mengevaluasi LKPD. Tahap development terdiri atas pengembangan instrumen untuk mengevaluasi LKPD, validasi ahli serta revisi berdasarkan hasil validasi ahli dan uji keterbacaan produk. Berdasarkan hasil validasi ahli, diperoleh persentase skor rata-rata pada aspek kelayakan isi adalah 93% dengan kategori sangat layak, aspek penggunaan bahasa sebesar 92% kategori sangat layak, aspek penyajian sebesar 92% kategori sangat layak, aspek kegrafisan sebesar 88% kategori sangat layak, aspek model Project Based Learning sebesar 94% kategori sangat layak dan aspek keterampilan berpikir kritis sebesar 88% kategori sangat layak. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai rata-rata keseluruhan sebesar 91% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil uji keterbacaan produk, diperoleh persentase skor rata-rata pada aspek isi adalah 86% kategori sangat layak, aspek kebahasaan 95% kategori sangat layak, aspek penyajian 90% kategori sangat layak dan aspek kegrafikan sebesar 77% dengan kategori layak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD yang dikembangkan sudah “sangat layak” untuk dilanjutkan pada tahap uji coba lapangan. Kata kunci: Penelitian dan Pengembangan, LKPD, Project Based Learning, Keterampilan Berpikir Kritis. ABSTRACT This research and development which aimed to produce a product and determined the validity of LKPD based on Project Based Learning to facilitate critical thinking skills on topic electromagnetic induction. The development model used is a 4D development model that is modified into 3D, namely define, design, and development. The define stage consisted of designing an instrument for the define stage, RPP analysis, and needs assesment. The design stage consisted of the LKPD design and the design of the instrument evaluating the LKPD. The development stage consisted of developing instruments to evaluate LKPD, expert validation and revision based on validation and readability test results. Based on the validation results, obtained the avarege score percentage in the aspect of content validity is 93% very suitable category, aspect of linguistic is 92% very suitable category, aspect of presentation is 92% very suitable category, aspect of graphic is 88% very suitable category, aspect of the Project Based Learning model is 94% very suitable category and aspect of the critical thinking skills is 88% very suitable category, overall average value of 91% very suitable category. Based on the result of product readability test, obtained the avarege score percentage in the aspect of content validity is 86% very suitable category, aspect of linguistic is 95% very suitable category, aspect of presentation is 90% very suitable category and aspect of graphic is 77% suitable category. Based on the results, the develop LKPD is very suitable to be tested. Keywords: Reseach and Development, LKPD, Project Based Learning, Critical Thinking skills
IMPLEMENTASI MODUL IPA BERBASIS ETNOSAINS MASYARAKAT BENGKULU MATERI PENGUKURAN MELALUI DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA
ABSTRAK Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengimplementasikan modul IPA berbasis etnosains masyarakat Bengkulu melalui Discovery Learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Bengkulu yang mengambil mata kuliah IPA 1. Kegiatan penelitian ini dilakukan dua siklus dengan dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat langkah penelitian yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perangkat pembelajaran terdiri dari (1) RPP model Discovery Learning; (2) Modul IPA berbasis etnosains Masyarakat Bengkulu materi Pengukuran; (3) LKPD; (4) instrumen penilaian Aktivitas dan Keterampilan Berpikir Kritis. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa melalui pre test dan post test. Pada siklus I, rata-rata pretes adalah sebesar 71,92 dengan standar deviasi sebesar 6,01 dan postes sebesar 75,77 dengan standar deviasi sebesar 4,75. Pada siklus II, rata-rata pretes adalah sebesar 80,19 dengan standar deviasi sebesar 4,75 dan rata-rata postes sebesar 83,85 dengan standar deviasi sebesar 4,83. Dari hasil tersebut dapat dibandingkan bahwa peningkatan siklus II lebih besar dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada siklus I sebesar 58,69 dan siklus II sebesar 63,45. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan Modul IPA Berbasis Etnosains Masyarakat Bengkulu melalui Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. Kata kunci: Classroom Action Research, Modul, Etnosains, Discovery Learning, Kemampuan Berpikir Kritis. ABSTRACT A Classroom Action Research has been carried out to implement a science module based on the ethnoscience of the Bengkulu people through discovery learning to improve the critical thinking skills of students of the Program Studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Bengkulu who take the IPA 1 course. This research activity was carried out in two cycles with two meetings. Each cycle consists of four research steps, namely planning, acting, observing, and reflecting. The learning tools consist of (1) RPP Discovery Learning model; (2) Science module based on Bengkulu Community ethnoscience measurement material; (3) LKPD; (4) assessment instruments for Critical Thinking Skills and Activities. The data analysis technique used descriptive analysis. The results obtained were an increase in students' critical thinking skills through the pretest and posttest. In the first cycle, the average pretest was 71.92 with a standard deviation of 6.01 and post-test was 75.77 with a standard deviation of 4.75. In cycle II, the average pretest was 80.19 with a standard deviation of 4.75 and the average post-test was 83.85 with a standard deviation of 4.83. From these results it can be compared that the increase in cycle II is greater than that of cycle I. The increase in students' critical thinking skills in cycle I is 58.69 and cycle II is 63.45. Based on these results, it can be concluded that the application of the Bengkulu Community Ethnoscience-Based Science Module through discovery learning can improve students' critical thinking skills. Keywords: Classroom Action Research, Module, Ethnoscience, Discovery Learning, Critical Thinking Skills.
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS MAHASISWA PENDIDIKAN IPA
ABSTRAK Dilakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan penerapan model Project Based Learning (PjBL) di Program Studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020 pada mata kuliah IPA-3. Penelitian ini secara umum bertujuan meningkatkan literasi sains mahasiswa calon guru IPA. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk (1) menghasilkan perangkat pembelajaran dengan Project Based Learning (PjBL) berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dilengkapi instrumen tes literasi sains (2) mendeskripsikan peningkatan literasi sains mahasiswa dengan Pembelajaran Berbasis Proyek (3) mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dengan Pembelajaran Berbasis Proyek. Penelitian ini merupakan penelitian Classroom Action Research (penelitian tindakan kelas/PTK) dengan 4 siklus yaitu perencanaan (planning), Tindakan (Acting), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap perencanaan (planning), dilakukan beberapa kegiatan sebagai perancangan produk awal, yaitu: (1) pengembangan perangkat pembelajaran yaitu (a) RPP (b) bahan ajar (c) LKPD (d) Instrumen tes Literasi Sains. (2) Validasi ahli (content validity) perangkat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran valid. (a) aktivitas mahasiswa menunjukkan peningkatan yakni dari 3,62 pada siklus I menjadi 3,74 pada siklus II. (b) Literasi sains mahasiswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemampuan literasi sains mahasiswa baik pada 3 aspek literasi sains yaitu aspek konten (53,80%), aspek proses (44,038%) dan aspek konteks (35,088%). Kata Kunci : Model Project Based Learning, Literasi Sains ABSTRACT Classroom Action Research was carried out by applying the Project Based Learning (PjBL) model in the Science Education Study Program FKIP Bengkulu University in 2020 in the IPA-3 course. This research generally aimed to improve the science literacy of science teacher student candidates. While the specific objectives were (1) to produce learning tools with Project Based Learning (PjBL) in the form of a learning implementation plan (RPP) and student activity sheets (LKPD) equipped with scientific literacy test instruments (2) to describe the increase in student scientific literacy with Project Based Learning (PjBL). (3) describes an increase in student learning activities with Project Based Learning (PjBL). This research was a Classroom Action Research (classroom action research / CAR) with 4 cycles, namely planning (planning), action (acting), observation (observation), and reflection (reflection). At the planning stage, several activities were carried out as the initial product design, namely: (1) developing learning tools, namely (a) RPP (b) teaching materials (c) LKPD (d) Scientific Literacy test instruments. (2) Expert validation (content validity) of learning tools. The results showed that the learning device was valid. Student activity showed an increase, from 3.62 in the first cycle to 3.74 in the second cycle. Student science literacy showed that the average percentage of students' scientific literacy skills was good in 3 aspects of scientific literacy, namely the content aspect (53.80%), the process aspect (44.038%) and the context aspect (35.088%). Keywords : Project Based Learning, Science Literac
PENGARUH JARAK ANODA KATODA DAN WAKTU PENCELUPAN PADA PROSES PELAPISAN NIKEL–KROM TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN PERMUKAAN KNALPOT SEPEDA MOTOR
Elektroplating merupakan pelapisan logam dengan bantuan arus listrik melalui elektrolit dengan tujuan memindahkan partikel logam pelapis ke logam yang dilapisi. Tujuan pada penelitian ini 1) untuk mengetahui pengaruh jarak anoda katoda dan waktu pelapisan nikel-krom terhadap ketebalan lapisan permukaan knalpot sepeda motor. 2) untuk mengetahui pengaruh jarak anoda katoda dan waktu pelapisan nikel-krom terhadap kekerasan lapisan permukaan knalpot sepeda motor. Proses elektroplating mengunakan variasi jarak anoda katoda 20 cm, 25 cm, dan 30 cm, dengan waktu pencelupan 20 menit, 30 menit, dan 40 menit. Pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian ketebalan lapisan dan kekerasan Rockwell. Hasil penelitian ketebalan lapisan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat pada variasi jarak anoda katoda dan waktu pelapisan nikel-krom terhadap ketebalan lapisan permukaan knalpot sepeda motor. Hal ini disebabkan karena semakin dekat jarak anoda katoda maka semakin cepat proses oksidasi reduksinya. Waktu pencelupan juga mempengaruhi ketebalan lapisan, semakin lama waktu yang dipakai maka deposit logam yang menempel pada spesimen semakin banyak. Nilai ketebalan lapisan terendah sebesar 16,2 µm pada jarak anoda katoda 30 cm dengan waktu pencelupan 20 menit. Nilai ketebalan lapisan tertinggi sebesar 20,5 µm pada jarak anoda katoda 20 cm dengan waktu pencelupan 40 menit. Hasil penelitian kekerasan lapisan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sedang dan rendah untuk penggunaan variasi jarak anoda katoda dan waktu pelapisan nikel-krom terhadap kekerasan lapisan permukaan knalpot sepeda motor. Nilai kekerasan permukaan terendah sebesar 82,9 HRB pada jarak anoda katoda 30 cm dengan waktu pencelupan 20 menit. Nilai kekerasan permukaan tertinggi sebesar 87,1 HRB pada jarak anoda katoda 20 cm dengan waktu pencelupan 40 menit. Kata kunci: Elektroplating, Jarak Anoda Katoda, Waktu Pencelupan, Ketebalan Lapisan, Kekerasan Permukaan
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL DALAM EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL ASHLEY SABANG
Salah satu upaya pemerintah pusat dalam mengatasi keterbatasan lahan di wilayah DKI Jakarta yang semakin sempit untuk hunian bagi wisatawan, pengusaha, pebisnis baik warga luar Jakarta maupun wisatawan mancanegara, maka pemerintah memberikan izin kepada setiap pengusaha untuk mendirikan hunian vertikal atau hotel. Pada setiap proyek konstruksi pembangunan hotel harus tetap memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi penentu proyek tersebut efektivitas atau tidak dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal penentu efektivitas pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Ashley Sabang. Yang menjadi sampel penelitian dalam tesis ini adalah kontraktor struktur dan arsitektur, kontraktor mekanikal, elektrikal dan plumbing, dan kontraktor interior di proyek Hotel Ashley Sabang sebagai objek penelitian, dengan metode sampling purposive. Metode analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas data, analisis karakteristik responden dan analisis relative importance index (RII). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat faktor eksternal penentu efektivitas pelaksanaan proyek yang meliputi, penggunaan internet untuk mencari sumber informasi, pemakaian media e-mail sebagai alat komunikasi surat menyurat dan selalu menyelesaikan masalah dengan masyarakat jika ada perselisihan. Sedangkan faktor internal penentu efektivitas pelaksanaan proyek yaitu, komitmen yang sudah dibuat antara owner dan kontraktor tepat waktu, membuat hasil kerja lebih berkualitas dan produktivitas dan mampu bersama-sama memecahkan konflik di proyek
- …